Senin, 26 Maret 2018

Penderitaan Veirin si Amoy Menyedihkan 07

Chapter7:  Tuan yang Baru

“Ayo cepet turun !” bi Ani menarik putingku sambil menutup hidungnya degan tangan kirinya. Bi Ani menarikku dengan kasar keluar dari bagasi mobil dan menghempasku.
Dari pintu belakang kulihat para penyiksaku turun dengan santai. Zia, Safira, Jessie, dan kak Sierra dengan anggunnya turun. Mereka hanya melihatku dengan jijik sekaligus pandangan kasihan.

“Oi budak,” ujar kak Sierra sekenanya. “Kami akan mandi air panas dan beristirahat. Loe akan segera dimandikan dan cuci bersih mobil ini. Setelah itu bantu bi Ani membersihkan rumah...”
Aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Seluruh tubuhku sakit dan letih. Aku ingin memohon untuk boleh beristirahat karena aku sangat capek, sakit, dan menyedihkan tapi aku tahu aku hanya akan semakin disiksa. Bi Ani langsung menyemprotku dengan selang pembersih mobil dan menyuruhku menyabuni diriku dengan sabun.

Sebuah mobil hitam lain masuk dan parkir di belakang camry kak Sierra. Pintu belakangnya terbuka dan anjing golden yang mengencingiku turun dari pintu belakang dibawa oleh seorang Bouncer.
“Oh aku lupa bilang, mulai hari ini tuanmu Brutus akan tinggal di kamarmu. Kamu akan sering melayani tuanmu yang kamu cintai Vei...” ejek kak Sierra.
“Setelah cuci mobil, mandikan tuanmu dan ajak dia untuk beristirahat ya di kamarmu” ejek Safira.
“Aku gak menyangka, primadona kita sekarang hidup lebih rendah dari anjing. Anjing ini akan tidur di kamarmu kak Vei. Dan kamu tidur di lantai sebagai peliharaaannya anjing. ” ujar Jessie tertawa dengan wajah bahagia.

Kemudian keempat gadis kejam itu masuk ke dalam rumah. Anjing golden bernama Brutus tetap diikat di samping keran dan dibiarkan menonton aku dimandikan. Sementara aku dimandikan degan kasar oleh bi Ani, brutus hanya melihatku dan dengan santai rebahan di lantai. Sehabis mandi, aku kemudian mencuci mobil dan berakhir dengan diperkosa kedua supirku di semua lubang. Kedua supirku yang dari beberapa hari sudah ingin menyetbuhiku langsung dengan beringasn menusukan penis mereka ke liang vaginaku yang masih terasa sangat perih dan sakit. Aku hanya bisa pasrah ketika mereka memperkosaku di teras rumah sehabis mencuci mobil. Aku diperkosa dalam kondisi berdiri, dan cairan peju dari vaginaku mengalir turun jatuh ke lantai.

“Nah kamu belum sarapan kan….” ujar Ikhsan. “Ayo jilat ini semua cairan peju yang turun dari vagina kamu di lantai. Ayo cepet diabisin jangan ada sisa”
Aku tidak tahu lagi aku akan direndahkan serendah apa. Aku hanya berlutut memandangi tetesan-tetesan sperma yang bercampur dengan cairanku di lantai. “Cepet Jilat anjing !” Somat mendorong kepalaku ke lantai agar aku menjilati tetesan-tetesan di lantai.
Aku hanya bisa menangis, menjilati harga diriku yang hancur lebur dan rendah. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir. Diperkosa dan telanjang saja sudah sangat memalukan, kini aku harus jauh lebih rendah lagi.
“Cepet bersihkan !” bentak Ikhsan kasar.
Aku hanya pasrah menjilati semua cairan dan menelannya dan berusaha untuk tidak muntah. Setelah aku menjilati lantai, mereka kemudian mendorongku ke dekat Brutus.

“Mandikan tuanmu dan layani dia” ujar bi Ani mengambil alih penderitaanku.
Aku hanya pasrah dan hendak mengambil selang untuk memandikan Brutus. Tapi tiba-tiba sebuah gamparan mendarat di dadaku. “Kamu pikir dia budak kayak kamu mandi di sini pake air selang ?” bentak bi Ani. “bawa Brutus ke kamarmu, siapkan air hangat dan mandikan dia di sana. Kamu itu budak, dia itu tuanmu.”

Aku hanya menghela nafas menyadari bahwa kini anjing ini akan ada untuk terus menyiksaku.
“beri salam dulu pada tuanmu dengan mencium penisnya !” ujar bi Ani memelintir salah satu putingku.
Aku segera turun merangkak dan mencium penis anjing bernama Brutus. Setelah menciumi penis anjing itu, “Tuan ijinkan saya membawa anda dan melayani anda. ” Ujarku sambil menyembah anjing itu. Anjing itu hanya mengogong-gong dan menggerakan ekornya.
“Tuh Tuanmu sudah setuju, sana bawa dia dan mandiakn dia.” ujar bi Ani
Aku menggendong anjing itu ke kamarku lalu menyiapkan air panas dan memandikannya. Anjing itu tampak bahagia sementara aku yang keletihan hanya bisa melihat begitu nyamannya anjing itu. Setelah Brutus mandi, aku diminta memberikannya makanan.

“Eh kondom bekas,” ujar bi Ani padaku. “cepat beri tuanmu makan. Minta daging segar kepada Santi di dapur !”
“i-iya nyonya,” uajrku. Buru-buru aku berjalan ke dapur. Kulihat di dapur Santi sedang memasak. Ia melirikku dan melihatku dengan tatapan benci.
“Nona Santi,” ujarku segera berlutut dihadapan pembantuku. Aku menyembahnya sekali. “Bi Ani meminta kondom bekas ini meminta daging untuk tuan Brutus. ”
“Brutus ? Oh anjing itu…..” ujar Santi. “Oke tapi kamu harus mendapatkannya dengan usaha. ” ujarnya lagi. Aku tahu bahwa ia ingin menyiksa dan mepermalukanku agar aku mendapatkan daging untuk Brutus. Ia kemudian membuka freezer daging yang besar di ujung dapur. Kamu liat freezer ini udah lama gak dibersihkan. Kamu bersihkan ya setelah kamu bersihkan, kamu boleh ambil sepotong daging untuk majikanmu. Sana kerja.
“bagaimana cara saya membersihkannya nona Santi ?” tanyaku bingung.
“Aduh tuan putri tidak pernah membersihkan freezer ya. Saya lupa. Ini gunakan palu es batu ini lalu pukul bunga es disekililing freezer ini dan pindahkan bunga es dan serpihan es ini ke luar ruangan. Buang aja di halaman belakang.”
“Baik nona Santi, adakah ember yang bisa pelacur ini gunakan ?”
“Ember ?”
“iya untuk membawa bunga es dari freezer.”
“Tunggu sebentar…. Karena dingin aku akan ambilkan pakaian untukmu. Kamu mulai saja dengan merontokan es yang menempel di sisi dinding freezer” ujar Santi bergerak langsung menghilang dari dapur. Akupun segera menurut dan dalam keadaan telanjang menghantamkan palu kecil berwarna putih untuk merontokan es di dinding freezer. Udara dingin segera menyengatku dari dalam freezer yang tingginya seperutku. Yang sulit adalah merontokan freezer di bagian bawah karena aku harus membungkuk yang mengakibatkan payudarahku bergelantung bebas di wilayah dinginnya freezer.
Tak lama Santi kembali muncul memberikanku bra dan celana dalam. “Gunakan ini. Kamu akan memasukan bunga es ke dalam bra dan celana dalam ini lalu berlari ke luar dan membuangnya di luar sana. Aku mau kamu membuang es batunya di tempat paling ujung ! Mengerti budak ?”

“Mengerti nona,” ujarku pasrah. Aku tahu ini pasti akan sangat menyiksa dengan memasukan bunga-bunga es kedalam bra dan celana dalamku dan membawanya ke ruang rerumputan halaman belakang. Tapi aku hanyalah budak yang untuk disiksa, sudah seharusnya aku tersiksa menurut mereka. Jadi aku hanya menurut dan menggenakan bra dan celana dalam biru yang dibawakan kepadaku. Lalu aku mulai bekerja… memasukan bunga es ke dalam bra dan celana dalamku sangatlah menyiksa, rasa dinginnya langsung menusukku dan aku menjadi kedinginan dengan sangat cepat. Tapi aku tetap harus bekerja dan bekerja. Dalam lima menit saja aku menjadi sangat kedinginan dan mulai mengigil padahal belum banyak yang bunga es yang berpindah. Aku menyelesaikan pekerjaan melelahkan itu dalam waktu hampir 45 menit. Aku berakhir dengan kedinginan menggunakan bra dan celana dalam yang kini basah dengan bunga es. Aku mengigil kedingingan.
“Buka bra dan celana dalammu, peras dan gantungkan di belakang. Kemudian pel dulu dapur dan teras belakang yang kena rembesan bunga esmu. Gunakan lidah dan dadamu untuk mengepel. ”
“Baik nona Santi”

Setelah aku membereskan siksaanku maka aku diberikan daging untuk makan tuanku. Bi Ani menampar dadaku sepuluh kali karena aku lama dan memerintahkan aku berbaring di lantai. Ia menebarkan daging yang sudah tidak terlalu dingin di sekujur badanku dan membiarkan Brutus makan dengan aku sebagai piringnya.

Setelah brutus makan, ia naik ke kasur lamaku yang empuk da tertidur dengan nyenyaknya.

Sementara aku ? Aku Kembali disiksa para pembantu dengan mencuci dan menjemur pakaian. Seperti biasa, seluruh jepitan pakaian akan menempel ditubuhku sebelum menjepit pakaian di halaman belakang.
Setelah rutinitas mengerikan itu, aku akan membersihkan seluruh kamar mandi, menyikat semua WC, terkadang menggunakan buah dadaku sebagai ganti pel dan lap. Setelah selesai membersihkan toilet, para pembantu menyuruhku menjilati toilet di semua ruangan sebagai bukti aku sudah membersihkannya dengan baik, termasuk toilet jongkok mereka. Seringkali mereka memasukan wajahku ke dalam toilet bowl untuk di flush dan dihina “Tai kayak kamu memang cocoknya di flush di toilet. Ayo bilang kalo kamu tai.”
“Saya Veirin adalah kotoran yang pantas diflush setiap saaat. Terimakasih telah membenamkan kepala kotoran ini ke tempat pembuangan yang seharusnya” ujarku lirih. Mereka semua tertawa. “Kotoran apanya…. Bilang TAI… T…. A….I…..” ujar Santi kesal karena aku memperhalus.
“S-Saya Veirin adalah tai yang pantas diflush setiap saaat. Terimakasih telah membenamkan kepala tai ini ke tempat pembuangan yang seharusnya.”
Mereka semua tertawa dan tidak lupa mengirimkan video memalukan itu kepada kawan-kawan mereka.
Setelah rutinitas menjadi kotoran, mereka akan menggiringku untuk makan siang di halaman belakang, seperti anjing dengan tangan terikat di punggungku. Aku makan sisa-sia makanan saja.
Setelah makan aku harus mencuci semua piring dan mulai menyapu dan membersihkan rumah, memotong rumput belakang rumah dan segala macam perawatan lainnya.

Ketika sore menjelang, mereka memasangkan penjepit putting di kedua putingku yang terhubung dengan rantai. Kemudian mengikatkan rantai penyambungnya ke collar brutus. Mereka membiarkan brutus bermain di halaman belakang. Melempar bola agar anjing itu berlarian ke sana kemari sementara putingku terseret dan akhu harus berlari dibelakang brutus dengan tangan diikat dipunggung. Setiap Brutus berlari, kedua putingku rasanya akan copot karena ditarik dengan kasar tapi aku tidak bisa apa-apa.

Safira dan kak Sierra merekamku sambil menikmati buah-buahan sore dan teh manis mereka. Tentunya sore mereka semakin manis dengan memandang penderitaanku. Beberapa kali aku terjatuh, dan penjepit putingku lepas karena ditarik Brutus terlalu kencang. Setiap kali penjepit itu putus, mereka akan menampar buah dadaku masing-masing 3 kali sebelum menjepitkan penjepit putting lagi dan membiarkan aku tersiksa. Aku bahkan tidak bisa mengusap buah dadaku yang sudah terbrutalisasi oleh kekejaman mereka. Aku hanya bisa menangis, berlarian dan kesakitan menikmati penderitaanku selama 1 jam di sore itu.

Setelah kengerian bermain bersama Brutus aku kembali harus mandi sore di pekarangan depan dan kemudian bekerja di dapur mempersiapkan makan malam.

Setelah makan malam dihidangkan, termasuk hidangan untuk Brutus dan para pelayan, aku hanya diam menatap mereka makan dengan lahap. Aku berlutut dengan nampan berisi beras yang menjadi alas penyiksaku. Setelah mereka selesai makan, barulah aku makan sisa-sisa makanan mereka yang ditaburkan di lantai.

Setelah selesai makan malam menyedihkan dan diakhiri dengan aku membereskan semua cucian dapur. Aku menuju ke kamar lamaku. Brutus sudah naik ke tempat tidurku dan tertidur pulas. Kak Sierra dan kedua supirku kemudian menggantungku terbalik dengan kepala di bawah dan kaki di atas, seperti ikan tuna yang siap dibantai. Mereka telah memasang semacam pengait di kamarku sebelumnya dan posisiku tergantung 60-80 cm setidaknya dari lantai. Mereka mengukur agar ketika Ikhsan dan SOmat berdiri, posisi mulutku sejajara dengan selangkangan mereka.
“Aku gak mau dadamu cepat kendur karena gravitasi, karenanya setiap malam kamu akan tidur dengan posisi terbalik agar dadamu berbalik gravitasinya.” ujar Kak Sierra. Sebelum Kak Sierra meninggalkanku, Ikhsan dan Somat dengan senang hati memasukan penis mereka ke dalam mulutku dan memaksaku meminum sperma mereka. Aku hanya menurut dan tidak berani melawan karena aku sudah sangat keletihan. Kesadaranku sudah diambang batas. mataku telah berkunang-kunang sejak permainan brutal tadi subuh bersama para tuna wisma. Aku sudah tidak kuat lagi. Yang aku ingat, setelah beberapa cambukan dan tamparan, kak Sierra menempelkan raket listrik dan menyetrumku hingga aku pingsan.

Sabtu, 03 Maret 2018

Penderitaan Veirin si Amoy Menyedihkan 06

Aku sangat keletihan dan akhirnya kehilangan kesadaran diri. Aku hanya merasakan ada yang menarik rambutku dengan kasar lalu menendang tubuhku yang sudah terasa remuk. Berikutnya aku melihat Jen mengepel tubuhku yang penuh sperma dengan alat pengepel lantai.
Aku merasa terhina tubuhku dipel dengan kain pel untuk lantai, mereka menyiramku dengan air dari ember dan aku tersentak terbangun.
Aku mendapati diriku berada di lantai kamar mandi di salah satu ruangan. Jen memegang tongkat pengepel dan dari pintu tampak kak Sierra, Safira, Jessie, dan Zia masuk satu persatu.
“Adikku yang lacur…” ujar Sierra dengan nada mencemooh, “Sungguh prihatin dirimu diperkosa menggunakan sepatu….” Ujarnya. Kemudian ia mendekatiku dan memasukan heels sepatunya dengan sadis ke vaginaku. “Kamu murahan sekali ya….. ” ujarnya lagi.

Safira kemudian menarik putingku dan menyeretku berdiri, “Berdiri !” bentaknya. “Ayo kita pergi dari sini,” ujarnya sambal menggiringku. Kami berlima turun menggunakan lift kembali ke mobil. Aku kembali disimpan di dalam bagasi mobil.
Aku sangat bersyukur Karena aku dapat tidur dan beristirahat selama dalam bagasi mobil. Air mataku tidak bisa berhenti dan perasaanku sangat terasa galau mengingat apa yang terjadi dua hari belakangan.
Aku tertidur sejenak dan mendapati mobil berhenti mendadak. Aku membuka mataku dan tak lama kap bagasi dibuka. Seorang bouncer menarikku keluar. “Ah…siapa ?” ujarku ketakutan. Aku mengenali bouncer itu salah satu bouncer yang ada di club.
Dia menarik putting dada kananku keluar dari bagasi dengan kasar. Ia menarikku agak jauh dari mobil camry dan menyuntrungkanku ke tengah jalan. Aku melihat ada 3 mobil terparkir di satu sisi jalan. Aku sendiri telanjang di bawah sebuah jembatan di tengah jalan. Tidak ada kak Sierra dan Safira ataupun Zia dan Jessie yang terlihat. Hanya ada beberapa bouncer. Salah satu bouncer memegang handicam untuk merekamku. Dan aku melihat ada beberapa pemuda gelandangan yang memandang kami dengan heran di sisi satunya.
Kaca belakang pintu mobil Camry terbuka dan Jessie ada di sana. Disebelahnya duduk Zia yang tertawa cekikin. “Anjing…. Sini !” panggilnya.
Aku meghela nafas dan melangkah mendekati ke kaca jendela mobil. Baru dua langkah aku berjalan, Zia membentakku “Mana ada anjing berjalan dengan 2 kaki !”
Aku tersentak kaget, segera aku merangkak dan berjalan seperti anjing mendekati mobil Camry. “Anjing lacur hina ini menghadap nona,” ujarku merendahkan diri.
“Kamu udah kehilangan keperawanan dengan sepatu, sekarang giliran anus kamu yang kehilangan keperawanan. Anus kamu akan dilelang ke tuna wisma. Kita liat deh kamu bisa laku berapa.” Ujar Jessie mencemoohku.
“Jangan nona…. Ampun…. Jangan…. Jangan….. mohon belas kasihan… hamba akan menjadi budak yang menurut…. Hamba akan lakukan apapun…”
“Iya kamu akan menurut dan pasrah diperkosa oleh para tuna wisma !” bentak Jessie.

Seorang bouncer botak kemudian mengikatkan tali kekang ke collarku. Kemudian menarikku. Ketika aku hendak berdiri Jessie membentakku sehingga aku kembali merangkak dan ditarik seperti anjing menyeberang jalan yang sepi di kolong jembatan. Beberapa pemuda dan ada juga perempuan muda yang melihatku dan para bouncer mendekat mulai mengamati gerak gerik kami.

“Malam, hanya mau bertanya. Adakah dari kalian yang ingin memperkosa anjing cina kafir ini ? Dia melakukan kesalahan dan sekarang sedang menjalani hukumannya. Semua yang ikut berbagian dalam pelelangan ini boleh memperkosanya. Penawar paling tinggi akan memerawani anusnya yang belum pernah diperkosa. Tenang saja, kami sudah membersihkan anusnya. Silahkan kalian boleh mulai memasang harga lelang kalian, tim saya akan mencatat. Angkat tangan, sebutkan nama dan angkanya. Kita mulai dari 100 rupiah !” ujar si Bouncer botak yang memegang tali kekangku.
“ Ahmed 200 !”
“Doni 300 !”
“Ujang 500 !”
“Doni 800 !” ujar Doni lagi tak mau kalah.
“Bayu 1200”
Mereka bergantian menaikan harga sedikit demi sedikit. Seratus perak demi seratus perak, kadang 500 perak. Aku semakin merasa harga diriku yang semakin tidak ada harganya. Aku mengamati dan menghitung. Ada 8 pria dan 3 wanita yang ada di sana. Para wanita tidak ikut menawar, mereka hanya memperhatikan saja.
“Tomi goceng !” ujar seseorang menaikan hargaku lagi mengalahklan penawaran Solihin di harga 4900 rupiah.
“Ini harga udah goceng, barangnya kayak gimana aja blom keliatan jelas !” ujar salah satu tuna wisma itu. Yang lain ikut membenarkan.
Bouncer botak menyuruhku berdiri dengan dua kaki dan melipat kedua tanganku di punggung serta membusungkan dadaku. Ia merapikan rambutku, menyisirnya sedikit agar wajahku terlihat lebih cantik. Kemudian ia meminta mobil Camry berisi kak Sierra, Safira, Jessie, dan Zia untuk mendekat dan menggunakan lampu mobil untuk memamerkan kemolekan tubuhku.

Baiklah, kita akan final bid. Masing,masing ke depan dan pegang serta tulis harga tawaran kalian di kertas yang kami siapkan. Yang tertinggi akan langsung mendapatkan anus perawan dan boleh memperkosanya di vagina dan mulutnya juga satu kali sebelum yang lain secara bergilir boleh menikmatinya bergantian. Setuju ?”

Aku hanya menarik nafas pasrah, kini harga diriku benar-benar sudah hancur berkeping-keping. Rasanya seminggu yang lalu aku masih hidup dalam gelimang kemewahan, berpakaian seksi untuk kesenangan dan menjadi pusat perhatian dari para cowok yang bisa kupermainkan dan kumanfaatkan. Kini aku memang menjadi pusat perhatian juga tapi dengan cara yang memalukan. Bukan lagi sebagai bunga yang tak tersentuh, melainkan seperti barang obralan murahan yang dimanfaatkan sesukanya. Apakah memang takdirku seumur hidup akan terus disiksa dan dipermainkan oleh kak Sierra, Safira, Jessie, dan Zia ? Apakah ini hukumanku karena selama ini aku hidup dalam gelimang kemewahan ? Tapi kak Sierra dan Safira juga selama ini hidup dalam kemewahan yang sama denganku. Kenapa hanya aku yang harus disiksa dan direndahkan seperti ini ?

Dalam sekejap saja para tunawisma mendekat dan memainkan tubuhku. Bau mereka cukup menyengat karena mereka mungkin belum mandi beberapa hari. Tangan dan kulit mereka kasar dan tampak sedikit lengket karena keringat ataupun yang lainnya. Dadaku mereka pegang-pegang dan ada juga yang mencubit putingku dan memelintirnya, aku hanya pasrah berdiam merasakan rasa sakitnya dan malunya. Beberapa menampar payudaraku juga untuk merasakan kekenyalannya. Beberapa bahkan mencium bibirku.
Wah cina amoi beneran”
cantik banget ya”
kulitnya ada bekas merah-merah kayak abis dipukuli, tapi sisanya oke banget nih.”
Amoi ABG ini ! Kalah taruhan ga bisa bayar kali”
Ato emang gatel aja !”
kamu suka diginiin ?”
Kamu gak lapor polisi kan nanti ?”

Dia ini hanya budak, lakukan apa yang kalian suka terhadapnya. Dia hanya boleh menurut untuk kesenangan tuan-tuan sekalian.” ujar Bouncer botak. “Iyakan ?” tanyanya padaku.

Saya Veirin Halim hanyalah budak, lakukan apa yang tuan suka terhadap saya. Saya hanya boleh menurut untuk kesenangan tuan-tuan.” ujarku mengerti apa maksud dari kata-kata bouncer Botak itu. Rasanya sangat terhina dan sedih sekali saat aku mengatakannya. Air mataku langsung turun di pipi merasakan kehinaan dan penderitaan ini.

Sudah puas ? Ayo tuliskan tawaran kalian di kertas yang dibagikan !” ujar salah seorang bouncer lain yang membagikan kertas kecil dan bolpoint. Mereka menulsikan nama mereka dan tawaran mereka di sana kemudian mengumpulkannya lagi.

Beberapa Bouncer berkumpul dan segera menghitung siapa yang berhak mendapatkan anusku untuk diperkosa.
“Yang namanya dipanggil, silahkan bawa lonte ini dan perkosa ketiga lubangnya. Tuan Gugun dengan penawaran Sembilan ribu enam ratus rupiah !” Suara gemuruh kecewa terdengar dan muncul Gugun, seorang pria tua yang giginya sudah ompong, pakaiannya compang camping sama seperti yang lainnya. Rambutnya sudah putih dan wajahnya tampak tua. Bouncer botak melepaskan tali kekangku dari collar dan mendorongku ke arah Gugun. “Tarik putingnya !” ujar si Bouncer. Gugun dengan segera menarik putingku dan menariknya ke sisi, ia menyuruhku berlutut dan melorotkan celananya. “Oral aku cina !” ujarnya kasar. Dari matanya aku melihat ada sosok kebencian yang amat sangat padaku. Aku tidak tahu kenapa tapi aku menjadi sangat ketakutan. Dengan segera aku memegang kemaluannya dan mengocoknya dengan tanganku sebelum dengan ragu-ragu aku mendekatkan wajahku menuju kemaluannya. Bau menyengat menghunus ke hidungku. Aku mengerenjit sejenak tapi aku takut menyinggungnya sehingga kupaksakan lidahku menjulur dan menjilati kemaluan pria tua itu. Rasa asin dan anyir menyiksaku, belum lagi tak lama ia menyodok mulutku sampai dalam sehingga aku hampir muntah. Aku segera memainkan lidahku untuk menyenangkannya. Berharap semua ini cepat selesai dan aku dapat istirahat.

“Perek, gimana rasa kontol gw ?”
Aku tahu bahwa aku harus membuatnya bahagia atau dia akan membuat pemerkosaan vagina dan anusku menjadi neraka. “Sungguh lonte cina lacur ini merasa sangat terhormat dapat memuja kontol agung tuan.”

“Lu kesenengan kan diginiin ? Dasar murahan”
“Iya… tuan….. mmmph…...mmmph……….hamba sungguh tidak pantas mendapatkannya……..” ujarku disela-sela emutanku terhadap kemaluannya.

Tidak lama dia meracau kenikmatan menyebutku anjing, lacur perek, cina, dan kata-kata sumpah serapah lainnya sebelum air maninya muncrat didalam mulutku. Terbiasa dipaksa meminum sperma kedua supirku aku langsung berusaha menelan spermanya juga. “Wah u doyan sperma ya perek ! Bener-bener rendahan lu !” ujar Gugun mengejekku. Sekarang giliran anus u ! sana nungging !” perintahnya. Aku sungguh ketakutan kali ini. Aku sudah dengar bahwa diperkosa di anus jauh lebih sakit daripada di vagina.

“Aaargh….” aku menjerit merasakan anusku dihunus secara kasar oleh Gugun. Tidak ada rasa enak sama sekali ketika penisnya menembus lubang anusku. Aku menjerit memohon agar penis gugun dikeluarkan “Sakit….sakit….sakit…. Tolong keluarkan…. Tolong keluarkan…. Tolong….. ampun…. Ampun…. Aku akan layani tuan tapi mohon jangan diteruskan….” aku terus memohon dan meracau walau tidak ada yang menghiraukanku. Gugun sendiri keasyikan memompa anusku smeentara kedua tangannya memainkan buah dadaku dan menarik putingku dengan kasar menambahkan penderitaanku.

Aku menjerit-jerit kesakitan hingga akhirnya aku merasakan sperma meleleh di anusku.
Gugun tampak puas.

“Eh cina, lu dah dibayar buat 3 lobang. Sana selesaiin kewajiban u.” si bouncer memerintahkanku.

“Tuan Gugun silahkan gunakan vagina saya” ujarku pelan dengan malu.
“Gak mau ah gw capek. Lunya keenakan ntar !”
“Tuan,” ujarku memanggil Bouncer, “Tuan Gugun menolak menggunakan saya.”
“Kalo dia gak mau ya rayu donk, rendahin diri u sampe tuan gugun mau pake memek perek kayak lu. Lu dah dibayar, tau diri donk. Malu kita semua dah dibayar tapi u kasih servis dikorupsi !” ujarnya sambil menampar-nampar pipiku beberapa kali. Kemudian ia meludahiku. “cuih. Kerja yang bener !” Dengan menelan harga diri yang sudah tidak ada lagi ini aku berjongkok mengankang, menyimpan kedua tanganku dibelakang kepala dan menjulurkan lidahku seperti anjing untuk merendahkan diriku. “Saya Veirin si pelacur paling hina memohon tuan Gugun untuk menggunakan vagina saya karena saya sudah dibayar lunas. Saya tidak boleh mendapatkan gratifikasi, mohon tuan gugun berbaik hati menggunakan saya semestinya. Saya akan memberikan servis yang terbaik. ”

“Kalo gw gak mau, lu mau apa ?” tanya gugun
“Tolong perintahkan hamba menggunakan apapun di memek ini supaya bayaran hamba lunas kepada tuan.”
“Ya udah lu masukin aja apa aja dari tong sampah situ buat muasin meki lu. Toh udah gw bayar ini.” ujarnya menunjukan sebuah tong sampah di ujung jalan. Mendengarnya aku sangat shock.
“cepet lu ngerangkak ke sana, cari aja benda apapun di sana buat u masukin memek lu !” ujar tuan Gugun kasar. Aku langsung menangis sejadi-jadinya, tidak bisa menerima kenyataan yang terlalu hina ini.
“Lakuin !” ujar Bouncer sambil kakinya mendorong pantatku “Sana ngerangkak, cari sampah buat dimasukin ke memek lu.”

“Eh ! Gw protes, gw giliran berikutnya ! Gw mau pake memeknya ! Nanti aja trakhir !” ujar seorang gelandangan. Gelandangan yang lain juga segera ikut memprotes karena mereka akan menggunakanku juga. Akhirnya tuan Gugun akhirnya mau menggunakanku asal nanti aku terakhir diperkosa sampah sebelum aku dilepaskan. Maka dilanjutkanlah pemerkosaanku. Tuan Gugun langsung memperkosaku vaginaku.


“Baru 1” ujar Bouncer botak tersenyum jahat padaku yang terduduk di lantai beraspal. “Masih ada 7 lagi yang akan menggunakanmu.”

“ampuni saya tuan…. Ampuni…. Jangan….jangan….” ujarku
“Kedua, Doni ! Delapan ribu rupiah, silahkan memulainya. Ayo layani tuan Doni.” ujar Boncer botak itu. “Cepet minta diperkosa layaknya pecun paling murahan,” uajrnya sambil memelintir putingku.

“Aaa….aa,….. Saya Veirin si pelacur siap melayani anda tuan Doni.” Akhirnya bouncer segera melepaskan tangannya dari putingku. Aku segera berbalik dan memberikan sujudku pada tuan Doni. “Terima kasih telah rela membuang uang tuan yang begitu berharga untuk pecun yang tidak ada harganya ini…. Mohon tuan gunakan saya sepuas tuan agar saya pantas mendapatkan nilai dari uang tuan yang begitu banyak….”

Segera saja nama berikutnya dibacakan dan ritual perkosaan di ketiga lubangku berlanjut…. Satu demi satu….. aku berusaha untuk melawan tapi aku terlalu letih sehingga aku memutuskan untuk diam dan menerima saja apapun perlakuan mereka. Setelah Doni memperkosa ketiga lubangku, maka orang ke3, orang ke4, dan orang kelima bersamaan memperkosaku karena suasana diatas jembatan sudah semakin ramai. Memang hanya ada 1-2 mobil yang melintas dibawah jembatan dan mereka segera pergi melihat bouncer-bouncer yang berpakaian seperti yakuza, tapi para bouncer mulai memburu-buru situasi karena takut terjadi masalah. Orang ke 6,7,8 juga kemudian bersamaan memperkosaku sama seperti orang ke 3,4,5. Mereka masing-masing memperkosa satu lubangku dan bergiliran rotasi.

Setelah ke delapan orang tuna wisma itu selesai memperkosaku, mereka tampak puas sementara aku terbaring di aspal, penuh bermandikan sperma. Baik mulut, dan anusku. Beberapa motor dan hiruk pikuk ibu kota sudah mulai terdengar dari atas jembatan. Jalan dibawah jembatan ini memang termasuk sepi dan baru akan ramai sekitar setengah jam lagi.

Aku sudah pasrah di aspal terkapar. Jikalau para bouncer ini tidak membantuku untuk kembali ke mobil, aku rasa aku akan tetap terbaring di sana karena aku sudah sangat keletihan. Akhirnya semua ini…..


Terdenger suara gonggongan,
Aku tersentak kaget. Kulihat salah satu pintu mobil terbuka dan seekor anjing golden, atau tepatnya anjing yang sebelumnya aku kulum ada di sana, turun dari mobil dituntun seorang bouncer berambut kriwil. Anjing itu dituntun mendekatiku dan diperintahkan untuk kencing. Anjing itu mengangkat kaki belakangnya dan mengencingi aku yang tergeletak di aspal.

Para bouncer merekam kejadian itu dengan ponsel mereka dan suara tawa terdengar. Para gelandangan juga ikut bersorak. Setelahnya Bouncer botak menarik rambutku dengan kasar agar wajahku mendekat kepada penis anjing yang sudah berhenti kencing. “Puasin dulu majikan lu baru kita bawa lu pulang.” ujar Bouncer itu.

Terdenagr suara riuh ramai para tunawisa semangat melihatku untuk melakukan aksi penuh hina itu. Aku yang sudah sangat keletiham tersiksa, kesakitan dan terhina hanya bisa menangis. Aku mendekat, aroma pesing dari kencing anjing sepertinya masih tersisa di penis merah anjing itu. Aku menutup mataku, membuka lebar mulutku selebar yang aku bisa dan satu dorongan kasar di belakang kepalaku segera membuat mulutku kemasukan penis si anjing. Aku segera merasakan harga diriku seperti sangat terhina. Tubuhku baru saja dikencingi oleh anjing dan aku sekarang menservis oral sex kepada anjing. Entah apakah ada wanita yang lebih rendah dariku saat itu. Aku hanya menangis dan menerima nasib. Aku memajukan dan memainkan lidahku untuk menservis anjing itu.

Tiba-tiba aku merasakan ada yang memasuki lubang vaginaku, kulihat tuan gugun menggunakan sarung tangan plastik memasukan jagung yang sudah sisa dari tempat sampah untuk memperkosa vaginaku. Tambah rendahlah sudah harga diriku pagi itu. Sejak saat itu aku tahu bahwa aku tidak akan bisa menikah lagi, aku akan terkena penyakit di usia muda dan mati menggenaskan dalam HIV atau penyakit lainnya. Aku menangis sejadi-jadinya dan aku tahu bahwa ini barulah awal mula dari kekejaman kak Sierra dan adikku Safira.

Ketika aku orgasme diperkosa sampah jagung, akhirnya aku tidak sadarkan diriku lagi dan yang kuingat adalah, bagasi mobil terbuka lalu bi Ani menarik putingku keluar dari mobil untuk memulai pendertiaaan selanjutnya.

“Ih Bau gini ! Kamu bener-bener kayak sampah !” ujar bi Ani.

Penderitaan Veirin si Amoy Menyedihkan 05

Chapter5: Lelang

Ketika malam menjelang keadaan klub semakin ramai dan aku berdiri di sebuah penjara berukuran 0,7x0,7 dengan tinggi 2 meter di tengah ruangan besar yang dipenuhi oleh para pengunjung club. Aku berdiri menggunakan sebuah tunik transparan yang tampaknya menutupi vagina, dan kedua buah dadaku. Tapi Karena tunik tersebut transparan, aku seperti telanjang bulat dalam balutannya.
Kedua tanganku diikat di salah satu jeruji di belakang sehingga aku sulit bergerak dan tidak bisa mengelak dari tangan-tangan yang menyentuhku dengan bebas. Beberapa pria menyentuhku dengan bebas, memainkan tangannya mencubiti pantat dan juga buah dadaku.
Tapi yang paling menyedihkan di dekat podium aku berdiri dengan pakaian yang tidak menutupi apa-apa ini adalah tulisan yang membuatku merasa terhina.

VIRGIN AUCTION. GET THIS VIRGIN SLAVE GIRL FOR THE BIGGEST SPENDER BEFORE MIDNIGHT. THE BIGGEST SPENDER WILL BE SERVED UNTIL 4AM

LELANG PERAWAN. DAPATKAN BUDAK CINA MASIH PERAWAN DENGAN MELAKUKAN TRANSAKSI PALING BESAR MALAM INI [sampai tengah malam 00:00]. TRANSAKSI DENGAN NILAI TERBESAR AKAN DILAYANI SAMPAI DENGAN PUKUL 4 PAGI OLEH BUDAK INI.

Sungguh rasanya sangat terhina ketika pelelangan keperawananmu bahkan hanya sebuah gimik bagi penjualan di cub. Siapapun yang mengeluarkan uang paling banyak sebelum jam 12 malam nanti akan menikmati tubuhku sampai jam 4 pagi.
Beberapa bouncer di club mengawasiku, sesekali mereka juga mendatangiku dan memainkan dadaku jika aku sedang tidak digunakan para pengunjung. Beberapa perempuan juga ikut mencubiti dadaku dan meremas-remas tubuhku sesuka mereka.
Mereka memainkan tubuhku seperti barang murahan yang diobral. Sedangkan kak Sierra sedang asyik merekam kehinaanku dengan ponselnya. Tak lupa Safira dan Jess juga mengabadikan ini dengan ponsel mereka. Zia sedang sibuk menari di lantai dansa.
Ketika jam 12 berdentang salah satu perempuan berpakaian minim di meja DJ menghentikan musiknya dan berteriak menarik perhatian para clubber yang sedang asyik. Mereka akan mengumumkan siapa yang akan mendapatkan keperawananku.
DJ berpakaian minim itu berbasa-basi dan menaikan suasana sebelum akhirnya mengumumkan bahwa seorang pria bernama Andi yang akan mendapatkan servisku sampai jam 4 subuh nanti.
Kemudian mami Nike memanggil Andi yang tarnyata berada di ruang VIP. Andi adalah tamu dari beberapa pelacur. Andi bertubuh agak gempal dengan kemeja rapi dan juga celana kain dan sepatu mengkilat. Kepalanya botak dan dia merangkul 2 pelacur yang berpakaian sangat seksi.
Sementara itu aku digiring dari jeruji kecil ke atas panggung dimana aku diikat menyerupai huruf X.

“Selamat tuan Andi,” ujar Mami Nike. “Tuan boleh menggunakan Vei secara gratis sampai nanti jam 4. Akan tetapi sebelum tuan Andi membawa Vei secara gratis ke ruangan yang sudah kami siapkan, silahkan tuan memilih salah satu benda yang dipersiapkan untuk memerawani Vei.”
“Maksudnya ?” tanya Andi
“Anda boleh memilih dengan alat apa Vei ini diperawani sebelum dia boleh digunakan oleh tuan Andi secara gratis. Vei ini terlalu hina untuk diperawani oleh manusia, jadi tuan Andi tinggal memilih agar Vei ini ingat bahwa dia bahkan diperawani bukan oleh manusia. Lagipula semua hadirin ini berhak melihat Vei kehilangan keperawanannya secara umum kan.”
Aku mendengar kata-kata Mami Nike langsung tersentak kaget. Bahkan pelelangan murah ini akan merendahkan aku lebih rendah lagi.
Mami Nike kemudian memberikan beberapa buah foto bergambar kepada Andi. ”Silahkan pilih benda-benda yang kami telah siapkan, atau tuan Andi punya ide lain ?” Andi kemudian melihat kartu-kartu itu lalu bergerak mendekatiku.
Kamu cantik, sayang kamu terlampau murah,” ujarnya. “Cantikan aku kan ?” ujar salah seorang pelacur yang bergelayut manja di samping Andi tidak mau kalah. Gadis itu membisikan sesuatu dengan mesra ke telinga Andi sambal cekikikan, tangannya mengarahkan tangan Andi pada payudaranya.
Iya… iya…” ujar Andi pada pelacur itu. “Kamu tetap favoritku koq. Kamu deh yang pilih kartunya. Oke Jen ?”
Pelacur yang disebut Jen segera mengambil beberapa kartu dan ia menatapku dengan pandangan benci dan cemburu. Aku tidak tahu kenapa, aku belum pernah melihat Jen sebelumnya dan aku sama sekali tidak mengenalnya, tapi detik itu aku tahu bahwa dia sangat membenciku. Jen bukanlah gadis yang sangat cantik tapi ia juga tidak buruk rupa sama sekali. Matanya yang belo dan kulitnya yang berwarna caramel dengan payudara 38B dan juga terkesan sangat eksotis. Jen kemudian meraba payudaraku dan memilin putingku dengan kasar sehingga aku teriak. “Kamu aku pastikan akan terus menderita di sini ,Cina” bisiknya kepadaku dan ini membuatku semakin ngeri.

Kemudian ia membisikan sesuatu kepada Andi. Ekspresi Andi berubah menjadi semakin terlihat mesum. Keduanya kemudian cekikan dan tak lama Andi membisikannya kepada Mami Nike.
Mami Nike terkejut tapi ia tersenyum jahat dan melihatku dengan pandangan merendahkan sekaligus kasihan. “Baiklah”
Mami Nike kemudian memberikan sebuah cambuk kepada Jen. “Silahkan Jen kamu bantu Vei untuk membuka pakaiannya. Cambuk sampai pakaiannya terkoyak seutuhnya.” Ujar mami Nike.
Jen tersenyum bahagia mengambil cambuk dari tangan mami.
Ampun mami…. Ampun…..” ujarku ketakutan. Tubuhku ini sudah merasakan cambuk dan penyiksaan lain seharian…. Bekas-bekas merah masih terlihat jelas di badanku dan tambahan cambuk di sekujur badan ini pasti akan mebuatku… “AAAAAAAAA !” aku menjerit merasakan sengatan cambuk dari Jen di payudaraku.
Proses cambuk berlangsung diiringi jeritan dan tangisan serta kata-kataku yang meminta ampun dan merendahkan diri agar mendapat belas kasihan.
Ampunn…” jeritku
tolong hentikan…. Saya lebih rendah dari pelacur. Saya hanya anjing murahan…. Ampun… tolong berhenti… saya akan melakukan appaun…. Aaaa…. Ampun….. saya akan jadi budak nyonya Jen selamanya…. Saya merendahkan diri, saya rendahan dan murahan… ampun….”
Setidaknya ada 20 kali cambukan yang mendarat dan merobek bahan tunikku yang transparan sampai akhirnya robek dan jatuh ke lantai dan menyisakan tubuhku yang penuh luka terekspos bebas di panggung.

Para hadiri, tuan Andi telah memutuskan, bahwa Vei akan kehilangan keperawanannya dengan disodok oleh hak stiletto sepatu. Akan tetapi prosesnya akan sangat menarik. Vei akan kehilangan keperawanannya sambal memberikan servis oral sex kepada seekor anjing.” Ujar Mami Nke.
Tidak !” aku menjerit ketakutan mendengarnya. Membayangkan aku harus mengulum penis anjing dan disodok oleh sepatu high heels. Itu akan sangat memalukan. Aku benar-benar bukan lagi dianggap manusia. Perasaanku sungguh kacau saat itu, rasa takut, jijik dan malu bercampur aduk.
Mami Nike memberi tanda kepada beberapa pelayan, dan tak lama Seekor Anjing Golden dibawa masuk oleh seorang pria.
Lepaskan budak itu,” ujar Mami Nike.
Dua orang Bouncer melepas ikatanku dan memaksaku kembali merangkak seperti anjing. Kemudian Mami Nike bertanya pada kerumunan, “Siapa perempuan yang menggunakan hak stiletto lebih dari 10cm dan yang mau menyodok budak ini ?”
Beberapa clubber cewek bergerak mengangkat tangan mereka. Aku melihat banyak muka2 mesum yang ingin menyodokan heels mereka untuk merebut keprawananku. Aku hanya pasrah.
Sorak sorai terdengar dan para bouncer segera membawaku ke panggung. Aku terlentang di bawah anjing yang merangkak. Penis anjing menggelantung di atas wajahku. Dua orang Bouncer memegang kakiku. Mereka membuka kakiku dan mengangkatnya sehingga hanya bahu dan kepalaku yang menyentuh lantai. Pantatku melayang dan vaginaku mengarah 45 derajat. Aku melihat seorang gadis dengan stiletto heels 12 cm mendekatiku. Mami Nike memilih gadis itu Karena menggunakan sepatu stiletto dengan kepala sepatu yang meruncing ke depan. Gadis itu tampak cantic, rambutnya kecoklatan keriting dan kulitnya sawo matang degan mata besar yang indah. Ia menggunakan gaun kuning ketat. Ia melipat kedua tangannya di dadanya dan dengan santai mengangkat kaki kanannya dan meletakan ujung stilettonya di mulut vaginaku. Aku tahu dengan sekali hempasan kaki, maka vaginaku akan dihujam oleh hak stiellot tersebut. Kemudian datang bouncer lain memegang penis si anjing golden yang ada di atas wajahku.
Aku mohon kasihani aku….” aku menggeleng-geleng dan menatap memelas pada tuan Andi. “Tuan… ampuni…. Jangan….” ujarku berharap.
Hei pelacur,” tiba-tiba suara kak Sierra terdengar. “Minta pada mereka kalo kamu pantas dan mohon agar diberikan kontol Anjing”
Entah kenapa aku seperti terhipnotis dan karena ketakutan aku berkata dengan lirih “Mohon tuan memasukan kontol anjing ini kepada mulut hina saya. Saya pantas menerima semua perlakuan ini. Sungguh cina lacur ini merasa terhormat boleh menghisap kontol anjing yang kodratnya jauh lebih mulia daripada saya.”
Para hadirin langsung tertawa bahagia.
Bilang apa juga pada stiletto yang akan memperkosamu ?” tanya Sierra
Mohon nona memasukan Hak sepatunya kedalam saya…… Vagina saya memang hanya layak diperkosa oleh sepatu,”
Tawa kembali terpecah sementara aku hanya menangis.
Buka mulutmu,” perintahnya sambal menarik dan mencubit putingku dengan kasar. Aku menjerit kesakitan. Kemudian aku melihat pantat dan penis anjing golden yang ada di depan mukaku. Penisnya diarahkan oleh seorang bouncer ke mulutku. Aku membuka mulutku selebar yang aku bisa, menutup mataku yang tidak bisa berhenti menangis. Bau menyengat menyerang hidungku dan dalam sekejap penis itu masuk menyerang mulutku. “Jilati ! Puaskan anjing ini. Sebelum kamu memuaskan anjing ini, vaginamu tidak akan berhenti disodok !” ujar Mami Nike kejam.
Tiba-tiba saja rasa sakit yang teramat hebat terasa dari vaginaku. Liangku dihujam oleh heels dengan kasar oleh perempuan asing yang tidak kukenal. Rasa sakitnya luar biasa, aku hamper saja mengigit penis anjing yang ada di dalam mulutku. Darah mengalir keluar dari vaginaku menempel pada hak sepatu milik pemerkosaku.
Aku merasakan hak sepatu yang masuk itu diputar dan dipermainkan di dalam liang vaginaku sebelum akhirnya dicabut dan dihunuskan kembali. Rasa sakitnya sangat mengerikan dan aku berusaha menjerit walau mulutku dipenuhi penis anjing.
Aku hanya berpasrah dan mulai mengulum penis anjing itu. Aku menjilatinya dan memajukan wajahku dan memundurkannya lagi. Sementara itu liang vaginaku asyik diobok-obok oleh heels. Terkadang gadis sadis yang memperkosaku akan mencabut heelsnya dari vaginaku dan menyodok vaginaku dengan ujung sepatunya yang tertutup dan lancip, walau tidak dapat dihunuskan sedalam hak, tapi ujung sepatu lebih lebar sehingga rasa sakitnya pun berbeda dan bervariasi. Aku mengalami stress dan trauma yang mengerikan, kejadian itu begitu memalukan dan mengerikan sehingga aku tidak ingat detilnya. Harga diriku sudah jauh hancur, aku kehilangan keperawananku oleh sosok yang aku tidak kenal, dan dirampas menggunakan sepatu stiletto. Sungguh terhina sekali aku diperkosa dengan cara ini.
Gimana rasanya cina ? disodok oleh sepatu di vagina ? Vaginamu itu tidak lebih dari keset. Gadis cina yang cantik kaya kamu pasti selalu merasa lebih tinggi daripada kami kan ?” Ujar gadis itu menertawakanku. Aku hanya diam tidak menjawabnya. Kemudian ia menjadi lebih kasar. Ia seperti menendang vaginaku dengan keras menggunakan ujung sepatunya yang membuatku menjerit. Kemudian ia kembali mencabutnya dan menghunuskan heels sepatunya seperti ingin menghentakan tanah ke dalam vaginaku. Heels 12 cm itu masuk menghunus vaginaku dengan cepat. “Jawab ! Kamu layak kan diperlakukan seperti ini kan ?!”
Ampun…. Nona…. Iya budak Vei lacur ini pantas. Aaaarggh….….Maaf nona….. ampun…. AAaaaarrgh…..i-i-iya budak cina ini hanya pantas untuk jadi keset pribumi,” ujarku merendahkan diriku.
Sorak-sorakan dan tawa bahagia para clubber terdengar menggema. Di sela-sela pemerkosaanku, mami Nike menginjak rambutku, ujung sepatunya membelai-belai wajahku yang sibuk dibenamkan pada penis anjing golden. Bouncer yang memegang penis anjing juga tidak mau melepaskan tangan kirinya dari memainkan putting payudaraku. Aku ingat ketika penis anjing itu mengeluarkan pejunya, aku harus menjilati dan menelannya sampai bersih.
Terdengar sorak sorai dan yang aku ingat aku dicuci bersih setelahnya dengan air dingin. Mereka memaksaku berkumur dengan liserin, lalu menggosok gigiku dan membersihkanku sebelum aku dilemparkan ke dalam ruang VIP dan diperkosa oleh Andi dan teman-temannya sampai jam 4 pagi. Tentunya ada beberapa pelacur juga yang sibuk ikut menambahkan penyiksaanku. Jen terutama memaksaku untuk mencium dan menjilati kakinya hingga menginjak wajahku dan megencingiku di toilet disela-sela pemerkosaanku yang terasa tidak pernah berakhir. Hari itu aku melayani 6 orang dan aku tidak ingat berapa kali aku diperkosa. Baik mulut, payudara, dan vaginaku terasa sangat sakit. Belum lagi sisa rasa perih dari cambuk dan penyiksaan sepanjang hari.

Penderitaan Veirin si Amoy Menyedihkan 04

Chapter4: Pekerjaan

Safira membuka bagasi dan menarikku keluar dari bagasi dengan kasar.
"Oh kalian sudah pulang ?" ujar Sierra ketika Vei menarik putingku memasuki ruang tengah. Sierra menggunakan gaun malam cantik berwarna hitam. Ia duduk sambil membaca sesuatu di iPadnya. Berbeda sekali denganku yang memakai pakaian sabrina yang kini tak menutupi dadaku sama sekali karena diangkat oleh Safira guna meanrik puting kananku. Tanganku kusilangkan dibelakang, dan sebuah kresek belanjaan bergantung di pergelangan tanganku. Isinya ? tentu saja si raket penyetrum.
"Iya Kak," ujar Safira santai. "Vei tunjukan apa yang sudah kita beli !" ujarnya antusias dengan suara sok imutnya. Ia segera melilitkan puting kananku sebelum melepasnya membuatku berteriak kesakitan.
"Hamba mengerti, nona" ujarku sambil mengaduh, tapi aku tidak berani membelai putingku yang malang walau aku sangat ingin membelainya karena terasa begitu perih. Aku menarik nafas dan menghelanya merasakan kepedihan yang sebentar lagi akan menyiksa dadaku. Aku mengeluarkan raket listrik itu.
"tunjukan untuk apa raket itu !" ujar Safira. Jess dan Zia tersenyum-senyum sendiri melihatku.
Aku menyalakan raket itu lalu setelah menguatkan mentalku aku menempelkannya ke dadaku. Aku hanya bisa menahan rasa sakitnya untuk 2 atau 3 detik lalu segera melepaskannya dan terengah-engah.
Air mataku mengalir sendiri karena rasa sakit dan rasa terhina. Aku berada di rumahku menyiksa diriku dengan raket listrik yang kutempelkan pada dadaku sendiri. rasanya nasibku sangat amat menyedihkan.
"menarik...." ujar Sierra datar. "Safira, kita harus berangkat setelah makan malam, jika temanmu mau ikut juga boleh. "
"Kemana kak ?" tanya Jess
"Pelelangan si murahan," ujar Sierra tertawa. "Kami akan mandi dan berdandan serta menyiapkan apa yang menarik."
Ketiga setan muda itu segera menghilang dari ruang tengah, menaiki tangga melingkar dalam suasana yang ceria. Sementara aku harus tahu diri kembali berlutut lalu berjalan ke salah satu nampanku berada. Aku menyimpan si raket listrik di sebelah nampanku kemudian aku menyiksa kedua lututku dengan biji beras pada nampan.
"Kau tidak telanjang ? Kau akan mendapat hukuman !" ujar Sierra santai.
"T-tapi aku tidak diminta membuka pakaianku," ujarku memprotes.
Sebuah tamparan keras mendarat dipipiku. "Berani ngomong balik ?" tanya Sierra dingin. Aku segera terdiam dan menundukan kepala. apapun yang aku katakan hanya akan menambah hukumanku.
Ia menarik sebuah kantung belanjaan yang ada di samping sofanya. Mengeluarkan sebungkus pencabit baju berwarna hitam. Ia menyuruhku tetap berlutut dan tidak bergerak. Ia melipat rok bagian depanku ke atas agar memperlihatkan kedua vaginaku. Ujung rok tersebut dicapit oleh pencapit jemuran baju berwarna hitam tersebut ke bagian perutku agar tidak turun kembali. Ia memasang 8 capitan untuk rokku. Setelah itu kedua dadaku yang terkespose karena sabrinaku dgulung diatas dadaku juga terkena hukuman. Ia memasang 8 lepitan untuk masing-masing dada. Tapi kali ini ia membuatnya di sekeliling dadaku dan sama sekali tidak menjepit putingku. Jepitan itu mengelilingi dadaku seperti ia membuat cahaya matahari. Tidak sesakit di puting tapi tetap saja menyiksa.
Ia mengeluarkan sebuah pemukul yang berbentuk single crop lalu menyuruhku mengigitnya. "Jika sampai single crop ini terjatuh, kau akan menerima 5 pukulan," ujarnya.
Aku mengigitnya, menyilangkan kedua tanganku di punggung dan diam berlutut di atas penderitaanku. Mulai dari lututku yang seperti ditusuk ribuan beras, payudaraku yang dijepit, dan rasa hina yang menggerogoti sisa-sisa kemanusiaanku.
Sierra mengambil raket listrikku dan ia duduk di sofa sebelah aku berlutut. Ia kembali sibuk membaca iPadnya. Aku hanya terdiam menikmati rasa sakit dan sunyi yang terjadi. Waktu berjalan seolah begitu lamban. Aku menutup mataku karena capek dan kesakitan. Tiba-tiba saja sengatan listrik menyiksa kedua putingku. Raket listrik yang dipegang kak Sierra digunakannya ke putingku. Rasa sakit yang tidak kusangka itu menyiksaku, dan kak Sierra sepertinya terus menempelkannya ke dadaku walau aku sudah menjerit dan terjatuh. Pantas saja ia membuat semua capitan itu menyapit posisi ke samping. Tentunya aku menjatuhkan sang single crop dalam momen itu.
"Kembali ke posisimu !" bentak Sierra. "Punguti capitan yang lepas dan kembalikan ke posisinya !"
Aku mendapati 4 capitan terlepas dari dadaku karena aku sampai terjatuh karena sengatan yang terakhir. Aku dengan air mata mengambil dan menyapitkannya kembali ke tempat sebelumnya dan menyerahkan single crop ke tangan Sierra.
"Silahkan nyonya menghukum hamba," ujarku pasrah. Sierra memainkan single cropnya untuk mengelus dagu dan dadaku sebelum ia memberi 5 pukulan di putingku. 2 Pukulan di puting kanan dan 3 pukulan di puting kiri. Rasa sakit setiap pukulan itu terasa begitu mengilukan. Aku tidak diijinkan bergerak ataupun berani untuk membelai mengasihani buah dadaku. Aku terlalu takut untuk itu sampai biar saja kunikmati setiap rasa sakit yang tak tertahankan itu. Kemudian kak Sierra menyuruhku mengigit kembali singe crop.
Satu setengah jam ke depan diisi oleh kegiatan seperti itu, ia menyetrumku sekehendak hatinya jelang waktu tertentu dan aku berusaha untuk menahan sakitnya. 3 setruman pertama gagal kutahan sehingga aku terkena hukuman, tapi tiga setruman berikutnya aku berhasil bertahan. Berikutnya ada lagi 2 setruman yang tidak dapat kutahan karena ia menyetrum terus hingga aku menjatuhkan single crop dari mulutku.
Setelah siksaan panjang itu akhirnya Bi Ani 'menyelamatkanku' untuk memperbudakku di dapur dengan persiapan makan malam. Di dapur aku hanya perlu mencuci semua cucian piring, katel kotor dan peralatan lain sementara Bi Ani sibuk memasak bersama Santi.
Saat makan malam seperti biasa aku hanya duduk bersimpuh di tempatku dalam keadaan telanjang dengan lutut diatas nampan beras. Setelah mereka selesai makan malam aku didigiring ke halaman belakang. Aku hanya makan sisa makanan dari para pembantu yang ditumpahkan dilantai halaman belakang. Bi Ani memastikan aku memakannya seperti seekor anjing, tidak menggunakan kedua tanganku yang diborgol di punggungku. Jess dan Zia tidak melewatkan kesempatan ini dengan merekam dan mengejekku sepanjang aku makan malam.
Setelah aku selesai makan, aku harus memunguti semua sisa makanan di lantai hingga bersih dengan mulutku sebelum kemudian aku harus kembali ke dapur untuk membereskan sisa-sisa makan malam sementara para pembantuku beristirahat.
Aku segera membereskan dapur secepatnya lalu berjalan menuju kamar lamaku seperti yang diminta oleh kak Sierra.
Ketika aku masuk ke kamar lamaku, baik Zia, Safira, Jess, dan kak Sierra sedang asyik berbincang-bincang mereka melirikku sejenak dan tidak memperdulikan kehadiranku. Aku tahu bahwa aku harus diam dan berlutut sampai mereka selesai.
Mereka membicarakan tentang penyiksaanku di mall tadi siang lalu merencanakan rencana kejam lainnya seperti meninggalkanku telanjang di tengah tol jakarta ke Bandung, atau mengirimku ke peternakan di kampung untuk tinggal bersama babi, ataupun merencanakan untuk menghibur para tunawisma. Mereka membicarakan hal-hal kejam seolah aku tidak ada di sana. aku hanya berharap mereka hanya bercanda dan tidak benar-benar melakukannya.
"Sudah-sudah, yang terpenting malam ini," ujar kak Sierra menenangkan ketiga gadis lainnya.
Aku yang sekarang dalam keadaan telanjang melihat keempat gadis yang ada di hadapanku berpakaian lengkap. kak Sierra menggunakan pakaian bergaya musim gugur. dengan coat abu yang hangat dan berbahan mewah. Dengan sepatu bootsnya dan dandanan elegannya. Sementara Safira memakai sekdress seksi berwarna kuning muda dengan pink yang agak seksi. Terdapat lubang di dadanya yang memperlihatkan belahan dadanya sedikit. Zia yang agak gemuk menggunakan tubedress hitam dengan tambahan bolero pink. Jess yang cantik dan putih menggunakan gaun yang dulu milikku. Gaun itu berwarna merah sensual. Gaun indah berwarna merah itu memiliki belahan dada rendah dan rok belakang yang panjang. Memperlihatkan keseksian, sensual, dan elegan dalam waktu bersama.
Keempatnya seperti gadis muda yang menikmati kemudaan dan kecantikan mereka, sedangkan aku hanya menggunakan kalung anjing merah tanpa sehelai benang di tubuhku.
"Hari ini kau boleh mandi di kamar mandi, sana mandi. Tapi tidak ada air hangat untukmu. Gunakan air yang ada di bathtub." ujar Sierra. "Biarkan pintunya terbuka, kami mau mengawasimu," ujarnya lagi.
Aku memasuki kamar mandi dan mendapati bathtub dipenuhi air dan es batu. Aku menyelupkan tanganku dan merasakan dinginnya air. Belum lagi AC kamarku disetel dengan suhu rendah.
"Sana cepat mandi, berendam sana ! Kalau kau tidak masuk, aku akan meminta Somat dan Ikhsan memandikanmu di halaman depan. Mungkin sperma mereka bisa jadi sabun untukmu !" ujar Sierra setengah meledek.
Aku segera masuk ke dalam bathub menahan rasa dinginnya air. lebih baik aku mandi di bathtub es dengan sabun daripada aku harus mandi di halaman terbuka dengan sperma sebagai sabunnya. Aku segera mandi secepat mungkin karena kedinginan.
Selama aku mandi keempat gadis muda itu asyik berbincang-bincang. Aku hanya mandi sektiar 3 menit karena tidak kuat akan dinginnya air. Putingku mengeras karena tidak tahan oleh suhu dingin yang menyiksaku. Aku keluar dari kamar mandi dengan menggigil. Mereka melempar keset di depan kamar mandiku untuk kujadikan handuk. Aku merasa terhina tapi aku tak punya pilihan, dan rasa dingin yang menderaku membuatku tidak lagi peduli. Aku segera mengelap tubuh basahku dengan keset itu.
"Sini," ujar Safira memanggilku.
Segera aku berjalan lalu berlutut di depan Safira. "Anjing pintar, malam ini kamu mau kami kawinkan ya," ujarnya dengan suara yang dibuat semanis mungkin. Aku tahu bahwa malam ini aku akan kehilangan keperawananku pada orang asing.
"Sini pakai ini !" Sierra memasangkan semacam gelang kaki berbahan leather yang menyerupai kalung anjingku. Warnanya merah. Di kedua sisi gelang tersebut terdapat lingkaran besi untuk mencantelkan sesuatu. Sierra menghubungkan gelang di kaki kanan dan kaki kiriku dengan rentai kecil sehingga aku hanya dapat melebarkan kakiku sebesar 30 cm. Kemudian Sierra memasangkan sebuah bola pada telapak kakiku, bola tersebut memiliki rantai pendek yang dikaitkannya ke masing-masing kuping di gelang kakiku. Dengan adanya bola merah keras yang sepertinya terbuat dari bahan tembaga yang dicat itu membuatku tidak bisa berdiri diatas telapak kakiku.
"Ya, hari ini kau akan bergerak seperti anjing" ujar Safira senang. Ia kemudian mengaitkan tali untuk membawa anjing ke kalung anjing di leherku. "Vei, loe akan berjalan merangkak sampai malam ini berakhir !" ujar Jess menambahkan.
Kemudian Sierra menarik tali penarikku dan aku merangkak mengikutinya keluar kamar dan menuruni tangga melingkar menuju ruang bawah. Bi Ani tidak ada karena sedang nonton sinetron di belakang rumah tempat para pembantu tapi Santi dan yanti yang sedang membereskan ruang tengah melihatku dan langsung menertawakanku dalam bisikan.
"Non, anjingnya bagus ya non," ujar Yanti
"Oh ini cuma anjing murahan koq" ujar Sierra enteng. Aku hanya terdiam menelan semua penghinaan mereka.
Mereka menarikku dan memaksaku masuk ke bagasi Camry sebelum mobil itu berangkat. Aku tak tahu berapa lama aku dalam bagasi tapi akhirnya setelah seluruh badanku pegal, tiba-tiba mobil terhenti dan mereka membuka bagasi lalu menarikku keluar. Aku melihat bahwa aku berada di basement sebuah gedung yang tidak terlalu ramai. Mereka menarikku merangkak menyusuri basement gedung. Aku takut dan malu sekali jika sampai ada orang yang melewati kami tapi keempat gadis muda yang menarikku tampak santai dan tidak peduli. Jess kali ini yang menarikku sementara kak Sierra memimpin rombongan dan mendekati sebuah lift yang lobbynya tertutup. Ia membukanya dengan meletakan sebuah kartu ID lalu menunggu lift untuk turun.

Ketika lift itu terbuka aku melihat ada seorang gadis di dalamnya. Gadis itu memakai seragam yang aneh. Aku terkejut ketika payudara gadis itu terekspose sepenuhnya. Seragam gadis itu berbentuk seperti coat hitam panjang yang menutupi bagian tubuh gadis itu kecuali buah dadanya yang dibiarkan menggelantung bebas. Desain bajunya seperti pada pelayan di hotel-hotel. rapi dan terkesan profesional kecuali buah dadanya yang diekspose. Di pundak kanannya terdapat nama gadis itu yang terukir pada semacam pelat yang menempel pada coatnya. Luna.
"Welcome," ujarnya manis sambil membungkuk memberi hormat. Aku melihat bahwa kakinya menggunakan gelang seperti milikku tapi saja warnanya hitam dan ada gembok yang mengunci rantai dari lantai lift ke kakinya. Sepertinya gadis ini bertugas menyambut tamu.
"Thank you, Luna," ujar Sierra.
Zia, Jess, dan Safira ikut masuk ke lift juga mengikuti Sierra. Jess menarik tali kendaliku agar aku segera merangkak memasuki lift itu juga.
"I rarely to see you in this condition, Luna," ujar Sierra
"I have made Mistress angry so she punish me to be a junior whore for three months. This is my second month." ujarnya.
"Do you want to touch her boobs ?" tanya Sierra pada Jess yang tertangkap memperhatikan dada Luna.
"Please touch anywhere you want miss," ujar Luna. "Im just a lower slave. You can touch or take picture or hurt me if you like."
"Can They rape you in this elevator ?" tanya Safira penasaran
"They Can't" ujar Sierra menjelaskan "Every slut with free boobs mean they are in period."
"Oh lagi dapet toh," ujar Zia berkomentar.
"We are never giving free stuff here," ujar Sierra.
Jess mencoba memainkan puting Luna. Luna hanya diam menikmati rasa geli yang diberikan oleh Jess.
"Kau juga nanti akan sesekali di sini," ujar Sierra melihatku.
Aku ngeri membayangkan akan ada banyak orang asing yang memainkan dadaku nanti saat aku di lift ini suatu hari nanti jika Sierra benar-benar melakukannya.
"Apakah anda ingin berkeliling pub dulu atau ke ruang privat ?" tanya Luna.
"Pub dulu," ujar Sierra
Ketika pintu Lift terbuka kami memasuki ruangan besar seperti diskotik yang tentunya masih tidak terlalu ramai. Tapi semua mata langsung memandang ke arahku ketika Jess menarikku masuk ke dalam ruang diskotik yang remang dan dipenuhi cahaya biru. Beberapa orang yang sedang duduk menikmati hentakan musik melihat seorang gadis telanjang yang merangkak dengan tali kekang sebagai anjing. Mungkin ini bukan pertama kali mereka melihatnya, tapi jelas kecantikan dan kemudaanku menarik perhatian mereka.
Aku sangat malu dan berusaha untuk tidak melihat ke arah mereka kecuali ke lantai tempat aku merangkak.
"Ikuti aku," kata Sierra menuntuk rombongan segera melewati pusat diskotik itu. Sierra sengaja menarikku menyebrangi lantai dansa yang masih setengah kosong. Beberapa melihatku dengan gemas ataupun jijik. Sierra tetap tenang, Jess dan Zia tampak menikmatinya. Safira tampak sudah terbiasa dan hanya berjalan dengan wajah polosnya.
Kami memasuki sebuah lorong dan sampai di salah satu ruangan. Di dalam ruangan itu ada banyak gadis-gadis berpakaian mini dress yang sedang berlutut, satu kesamaan adalah mereka semua menurunkan sekdress mereka sehingga hanya menutupi dari pinggang ke bawah. Semua mengangkat tangannya dan meletakannya di belakang kepala dan memperhatikan ke satu orang, seorang gadis muda yang tampak berusia 20an. Ia menggunakan gaun pendek yang tidak diperosotkan sampai ke pinggangnya. Dari wajahnya terlihat ia sangat tegas dan galak dengan rambut hitam dicat pirang yang agak keriting.
"Mami Nike," ujar kak Sierra menyapanya.
"Ah, Sierra manis, kau membawakan aku anjing baru ?"
"Ya Mami," ujar Sierra akrab.
sang Mami Nike melirik dan melihat kepadaku, aku merasa ia menatapku dengan tajam sehingga aku segera memalingkan wajahku.
"Biar kubereskan ini dulu," ujar Mami Nike menunjuk para gadis yang berlutut di hadapannya. Aku menghitung setidaknya ada 40 orang gadis di sana.
"Margareth, kau sebagai senior aku nobatkan menjadi koordinator untuk membagi post para junior yang sedang PMS dan bagi yang sedang bisa digunakan tolong kau atur posisi mereka. Celana dalam bergembok bisa kau minta pada Adam untuk mereka yang sedang PMS. Senior lainnya sesuai poin dan wewenang yang tadi sudah kuberitakan silahkan menghukum para junior yang boleh dihukum sebelum Margareth menggiring mereka ke post mereka. Dan tak lupa kalian juga berbaurlah dengan para pengunjung jam 10 nanti."
"Siap Mistress" ujar para gadis berbarengan. Kemudian para gadis itu bubar, mereka berdiri dan beberapa mengambil bra yang ada di hadapan mereka dan menggenakannya sebelum menaikan kembali dress mereka yang sudah dipelorotkan sampai pinggang, beberapa gadis tidak memakai bra dan langsung menaikan dress mereka. Beberapa dari mereka diseret oleh gadis lain secara kasar dan ada juga yang sibuk kembali merapikan dandanan mereka.
"Kemarilah..." ujarnya padaku. Aku merangkak mendekati ke arahnya. Nike berjongkok di hadapanku dan memegang daguku. Ia memaksa agar mataku memandang wajahnya yang terkesan galak." siapa namamu ?" tanya mami Nike dengan suara dingin.
"nama saya Vei," ujarku malu-malu.
"Kau sudah baca note yang kuserahkan padamu kan ?" tanya Sierra.
"Ya, sudah aku buatkan juga perjanjiannya. Sudah lama gak dapet gadis cina." ujarnya tenang. Vei dapat melihat bahwa mami Nike juga seorang keturunan cina. Beberapa dari gadis yang tadi ada juga orang keturunan cina.
"Di sini orang cina biasanya asli dari cina, kebanyakan mereka tidak bisa bahasa indonesia waktu pertama kali kerja," ujar Sierra. "Lu pasti akan laku karena cina indo banyak yang nanyain,"
"Biar kuperjelas dulu kontrakmu Vei," ujar Nike.
"Biar aku memberikan sedikit gambaran agar pelacur bodoh ini sedikit paham," ujar Sierra.
"Jadi mulai hari ini kau akan bekerja di sini. Setiap hari Senin dan Jumat pulang sekolah kamu akan langsung ke sini untuk bekerja. Selama Siang sampai klub buka kamu akan menjadi pembersih dan cleaning service. Setelah klub buka kamu akan menjadi budak dari budak-budak yang penjualannya tidak bagus di sini. Kamu akan dapat gaji bulanan dan hanya gaji bulanan." Ujar Sierra.
"Intinya kamu bahkan bukan pelacur di sini," ujar Nike. "Kamu adalah budaknya pelacur yang ada di sini, kamu cuma barang properti klub yang dipinjamkan agar pelacur-pelacur yang kurang laku akan mendapat bonus kamu. jadi semua tips akan masuk ke pelacur yang hari itu kebagian menjadi mistressmu," ujar Nike.
Nike menyerahkan sebuah surat kepadaku dan menyuruhku membacanya serta menandatanganinya.
Suratnya seperti ini :

Saya yang bernama Vei Halim dengan ini menyatakan bahwa saya mengisi ini tanpa paksaan dan perjanjian ini sah di atas hukum dan merupakan kesepakatan bersama.
Saya Vei Halim sesuai kesepakatan dengan PT. Gempita Malam Abadi telah mengikat kontrak kerja untuk masa 3 tahun kerja.

Posisi
Assisten Bergilir untuk Pelacur Junior

Hari dan Jam Kerja
Senin & Jumat | 14:00 - 04:00

Pendapatan Bulanan
IDR, 5,000,000

Kewajiban
  1. Menjadi petugas kebersihan di hari kerja
  2. Menjadi asisten pribadi bagi semua pelacur yang ada
  3. Mengikuti semua perintah dari misstress yang ditunjuk

Cara Kerja
Sebelum Klub dibuka maka urusan kebersihan dan kerapihan akan menjadi tanggung jawab Vei.

Pukul 19:00 Vei akan diundi dan siapapun yang mendapatkan vei akan ditunjuk menjadi Mistress Vei hari itu. Vei akan menuruti semua dan kehendak dari Mistress termasuk cara berpakaian / atau tidak berpakaian dan apa saja yang dilakukan.
Segala kesalahan yang dilakukan oleh Mistress yang mengakibatkan hukuman korporal akan ditanggung oleh Vei.


Saat PMS
Saat PMS Vei akan melayani klub dengan menjadi apapun yang dibutuhkan oleh Klub. Saat PMS Vei hanya akan menggunakan pembalut dan chasity belt hitam yang digembok. Kegiatan saat PMS antara lain :
  • Diikat di tiang X pada tengah klub untuk hiasan dan barang siksaaan pengunjung.
  • Menjadi penerima tamu di lift
  • Menjadi petugas blowjob, handjob, boobjob gratis di toilet umum pria
  • Bartender

tertanda.
Vei


###

Aku tidak punya pilihan lain selain menandatanganinya dan resmilah sekarang aku telah menjadi pelacur. Bahkan lebih rendah dari pelacur karena aku hanyalah budaknya dari pelacur.

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...