Chapter2: peraturan
Keesokan paginya sebuah
siraman air dingin membangunkanku. aku tak tahu jam berapa sekarang
tapi matahari tampak belum terbit dan siraman air dingin bercampur es
batu jelas menusuk tubuhku rasanya. Bi Ani yang menyiramnya, ia
menjambak puting dadaku sampai aku berdiri lalu menyeretku ke dapur,
menyuruhku minum. setelah minum aku digeret ke halaman belakang
dimana aku disuruh kencing di sana. aku malu sekali telanjang dan
kencing di halaman depan. setelah kencing bi Ani menyuruhku
membersihkan diri dengan selang pada keran yang ada di halaman depan.
tak lama pak Ikhsan dan Pak
Somat muncul, mereka menyuruhku mencuci mobil. mereka berjanji akan
memberiku sarapan jika hasil kerjaku bagus. jika kerjaanku buruk
mereka akan memberikanku jepitan dan cambukan.
Mereka menyuruhku mencuci
mobil sedan camry, mobil sedan itu berwarna silver stone. mereka
memberiku ember dan sabun cuci tapi tidak ada lap, mereka memintaku
menggunakan dadaku sebagai sponge lapnya. mereka memberikan sebuah
sikat gigi agar aku bisa menyikat bagian bannya.
aku mencucinya dalam keadaan
telanjang, kedinginan, masih mengantuk, serta menggigil.
setelah beres mencuci mobil
camry mereka mengeluarkan penis mereka dan memaksanya memasukan ke
mulutku lalu memaksaku mengoral mereka. Somat terlebih dahulu dan
kali ini keduanya memainkan putingku selama aku melakukan oral.
mereka mengeluarkan spermanya di mulutku dan memaksaku menelannya,
setelahnya sisa sperma yang menempel pada penis mereka dipeperkan ke
wajahku dan rambutku sesuai kehendak mereka dan aku tidak boleh
menghapusnya.
"sarapan pagi penuh
protein yang lezat kan ?" ujar somat mengejekku.
"terima kasih atas
sarapan yang tuan berikan," ujarku dengan harga diri yang
diinjak.
setelah itu aku diseret oleh
Somat ke ruang makan, mereka menyiapkan nampan berisi beras dan
menyuruhku berlutut diatasnya. Santi memberikanku hadiah 4 jepit
jemuran. 2 untuk masing-masing putingku dan 2 lagi untuk sepasang
bibir vaginaku. tentunya ketika Santi menjepitkannya aku dipegangi
oleh Somat karena aku tidak bisa menahan sakitnya momen itu. setelah
itu kedua tanganku diborgol di punggungku dan mereka meninggalkanku.
hampir satu jam aku berlutut
dalam keadaan tersiksa seperti itu. bi Ani kini keluar membawa roti,
susu, serta beacon sapi dan ham. tak lupa scramble egg favoritiu juga
disajikan di atas meja makan yang terletak tak jauh dariku.
lima menit setelah sarapan
disiapkan Kak Sierra muncul dengan gaun pendek oranye dan jaket
hitam. ia tidak mempedulikanku dan segera duduk di meja untuk
sarapan. tak lama mama Jihan ikut bergabung bersama Safira. Safira
masih mengenakan piyama dan membawa boneka beruang putih. Safira
dengan kejam menghampiriku, mencabut kedua jepitan di putingku dengan
menariknya secara kasar, bukan dengan membuka capitnya sehingga aku
menjerit keras kesakitan. aku hampir terjatuh karena tidak dapat
menahan sakitnya.
"Safira, jika sudah
mengambil barang balikan ke tempatnya. ayo cepat kembalikan dan
makan," ujar Sierra. dan dengan sekejap saja Safira
mencapit kedua putingku yg sedang terasa perih dan sakit itu.
aku menemani sarapan mewah
mereka dengan keheningan dan rasa sakit pada lututku, dadaku, dan
vaginaku. mama Jihan yang lebih dulu selesai segera pergi bersama
Somat ke tempat kerjanya. Kak Sierra yang tak lama menyelesaikan
sarapannya segera mencabut semua jepit pada tubuhku. Kak Sierra
mencabut dengan membuka capitnya. walau darah yang mengalir tetap
menyiksaku dengan rasa perih yang tak tertahankan, tapi jauh lebih
mending dari pada ditarik secara kasar oleh Safira.
setelahnya kak Sierra menarik
puting kananku dengan keras keatas memaksaku berdiri. lalu ditariknya
lagi putingku dan diseretnya sampai aku ke ruang kerjanya di lantai
dua.
Sierra membentakku untuk
berlutut di depan mejanya sementara ia duduk di kursi putarnya.
"kak Sierra aku mohon
ampuni aku," ujarku menatapnya dengan memelas.
Sierra mengambil sebuah
penggaris plastik dari mejanya lalu menghajar dadaku habis-habisan
dengan tamparan tanpa henti dari penggarisnya. seolah kedua dadaku
yang indah hanyalah samsak tak berguna.
"lu panggil gw apa ?"
bentaknya sambil memukulku bertubi-tui.
"ampun nona, hamba
bersalah... tolong berhenti nona.... ampun" ujarku memohon.
setelah beberapa saat aku
memohon barulah Kak Sierra menghentikan pukulan ke dadaku yang sudah
nemerah dan terasa sangat perih.
"pelacur, gw telah
menyiapkan surat kontrak yang harus lu tanda tangani,"ujar kak
Sierra. "lu masih mau sekolah kan?" tanyanya mengancam.
"hamba mau sekolah, nona"
ujarku.
"lu menandatangani surat
ini maka gue akan menyekolahkan lu sampai lu bergelar sarjana, dan lu
boleh bekerja di perusahaan keluarga sebagai manager setelah lulus
kuliah nanti." ujarnya.
"lu tolak menandatangani
surat yang menyatakan lu pengen dijadikan budak ini, maka lu gakan
sekolah lagi dan hidup lu cuma bakal kayak gini tiap hari."
ancamnya. "dan tentunya kalo lu nolak tanda tangan surat ini, gw
bakal beli aniing jantan buat merkosa lu tiap hari sampe lu kena aids
trus gw buang lu di tempat kumuh biar mati," ancamnya.
"jangan nona hamba akan
menuruti perintah nona," ujarku ketakutan hal itu akan terjadi.
aku tahu bahwa menjadi budak Sierra akan sama mengerikannya tapi aku
rasa aku masih mendapatkan mendapat pendidikan untuk merubah nasibku.
Kak Sierra mengambil handycam
dan meletakannya di atas sebuah tripod. diberikannya sebuah surat
perjanjian. "lu baca dan lu akan direkam ketika lu baca. abis lu
baca, lu telanjangin diri dan lu pake collar anjing ini,"
ujarnya melempar sebuah kalung anjing merah ke hadapanku. kemudian ia
membuka laci dan memberikan sebuah gaun juga kepadaku. gaun merah
seksi dengan belahan rendah.
aku hanya pasrah mendengar
perintahnya. aku mengambil nafas dan membaca surat itu.
Saya
yang bernama Vei Halim, lahir di Jakarta 12 Desember 1992 dengan ini
menyatakan bahwa saya menginginkan agar saya diperlakukan lebih
rendah dari manusia. Saya menyerahkan diri saya sebagai budak dari
Nyonya Sierra Halim sebagai penebusan bahwa ibu saya dan saya merusak
keluarga dari kakak dan ibu tiri saya. Adapun saya menyatakan ini
tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Atas kesadaran saya
akan terhinanya perbuatan saya, saya memang pantas untuk diperbudak
dan membayar semua yang akan dilakukan Sierra Halim terhadap
saya.----------------------------------------
Dengan
ini saya menyatakan bahwa saya adalah milik dari Nyonya Sierra dan
saya hanya seonggok daging yang memiliki status lebih rendah dari
benda mati. Nyonya Sierra memiliki seluruh nyawa,tubuh dan kehidupan
saya.---------------------
Dengan
surat ini saya menyatakan bahwa saya akan tunduk kepada semua
peraturan yang telah kami sepakati bersama.----
PASAL
1-----------------------------------------------------
Sebagai
budak saya tidak akan melawan apapun perintah dari nona Sierra Halim
dan siapapun yang ditunjuk oleh nona Sierra Halim. Saya akan menuruti
semua perintah tanpa ada batasan.-
PASAL
2-----------------------------------------------------
Saya
hanya diijinkan menggunakan pakaian yang bersifat profokatif.
Profokatif
yang dinilai benar adalah :----------
-
Pakaian Dalam------------------------------------------
-
Veirin Halim tidak boleh menggunakan bra kecuali merupakan hukuman yaitu : Bra berduri, Bra dengan es batu di dalamnya, ataupun diperintahkan menggunakan bra karena satu dan lain hal oleh tuan dan nyonyanya. Adapun tujuan menggunakan bra untuk menutupi payudarah tidak diperbolehkan dalam keadaan apapun.---------------------------------------------
-
Veirin Halim tidak boleh menggunakan Celana Dalam kecuali sedang dalam masa PMS jika diijinkan. Jika Veirin Halim tidak diijinkan menggunakan celana dalam saat PMS, Veirin Halim masih dapat menggunakan tampoon dan diselotip.------------------------------
-
-
Atasan-------------------------------------------------
-
Ketika berpakaian maka sekitar bagian Payudara/ Toket/ Buah Dada yang terekspos kepada publik memiliki luas area minimal 10 cm2 atau lebih.-------
-
Pakaian bagian atas harus mengindikasikan bahwa saya tidak menggunakan Bra. Hal ini dapat ditunjukan dengan menunjukan underboobs, backless yang terlihat jelas tidak ada tali bra, bahan yang tipis sehingga putting menonjol, berkerah sangat rendah, transparan, ataupun hal lainnya.--------------------
-
Jika menggunakan Pakaian yang melanggar poin 2.1. Maka atasan tersebut harus memiliki bahan transparan ataupun dengan memiliki desain yang dengan sedikit gerakan dapat memperlihatkan payudara saya tanpa perlu usaha.----------------------------------------
-
-
Bawahan------------------------------------------------
-
Selalu menggunakan rok mini / dress dengan panjang maksimal 20 cm dari atas lutut.---------------------
-
Jika menggunakan rok lebih panjang dari poin 3.1. Maka rok tersebut harus memiliki belahan sampai ke pinggang ataupun memiliki bahan transparan ataupun dengan sedikit gerakan dapat memperlihatkan vagina saya tanpa perlu usaha.-----------------------------
-
Celana jenis apapun tidak diperbolehkan.----------
-
-
Terusan dan gaun Malam---------------------------------
-
Untuk bagian atas terusan lihat Poin 2 dan untuk bagian bawah lihat poin 3---------------------------
-
Jump-suit tidak boleh digunakan.------------------
-
-
Lingerie dan Pakaian Tidur-----------------------------
-
Saya harus selalu telanjang ketika tertidur. Satu-satunya jenis pakaian yang dapat saya gunakan saat tertidur adalah Choker / Collar Anjing dan tali bondage ataupun alat pengikat lainnya.--------------
-
Lingerie yang digunakan harus memperlihatkan buah dada saya secara nyata, baik itu berbahan transparan ataupun berlubang.----------------------------------
-
-
Keseharian di rumah.-----------------------------------
-
Jika berada di apartemen / rumah maka saya harus selalu dalam keadaan telanjang dan memakai choker / colar.----------------------------------------------
-
Jika menerima tamu di apartemen / kamar saya hanya boleh menggunakan Lingerie ataupun handuk yang memiliki panjang maksimal 3 jengkal.----------------
-
PASAL
3.----------------------------------------------------
semua
uang sekolah dan kebutuhan serta kehidupan saya akan ditanggung oleh
pekerjaan melacur yang ingin saya lakukan di pusat hiburan malam.
tentunya semua penghasilan akan saya bayarkan kepada Nyonya Sierra
karena saya tidak berhak memiliki dan menyimpan
uang.--------------------------------
PASAL
4-----------------------------------------------------
Saya
harus menderita dan mendapatkan hukuman rutin berupa cambukan atau
bentuk siksaan lain secara rutin dan berkala, minimal 1(satu) kali
dalam seminggu.------------------------
PASAL
5-----------------------------------------------------
Ketika
saya duduk, maka rok saya tidak akan menjadi alas bagi pantat saya.
pantat saya harus langsung duduk di permukaan
tersebut.-----------------------------------------
PASAL
6-----------------------------------------------------
Jika
saya mengecewakan atau berbuat salah, maka nyonya Sierra Halim harus
memberikan hukuman dan menyiksa
saya.-------------------------------------------------------
PASAL
7-----------------------------------------------------
Jika
saya melanggar salah satu dari perjanjian ini, maka saya harus
membayar denda sebesar 100 juta rupiah untuk setiap
pelanggaran.-----------------------------------------
PASAL
8-----------------------------------------------------
Saya
akan menyebut diri saya dengan kata yang merendahkan diri
serendah-rendahnya.------------------------------------
Tertanda.
Veirin
Halim
###
aku menangis histeris ketika
membacanya untuk pertama kali. ketika rekaman dimulai, aku harus
mengambil adegan ini sampai 9 kali karena aku tidak bisa menahan
derai air mata ketika membacakannya di depan kamera. Ketika Kak
Sierra mengambil rekaman ke sembilan, aku membacakannya tanpa
ekspresi dan hanya berpasrah.
lengkaplah sudah bahwa
sekarang aku adalah budak hina dari kak Sierra. setelah pengambilan
adegan rekaman selesai, aku menandatanganinya di atas materai.
"gw akan pergi untuk
membeli beberapa peralatan untuk loe" ujar Sierra. "loe tau
kan harus ngapain?"
"pelacur hina ini tau apa
yang harus dilakukannya" ujarku. aku berjalan keluar, mengambil
nampan yang dipenuhi beras dan menyimpannya di ruang tengah utama.
aku berlutut diatasnya dan menunggu.
hampir setengah jam aku
menunggu dan jam menunjukan jam 10. bi Ani datang bersama yanti.
"pelacur, kami akan
menggunakanmu," ujarnya menyeret putingku ke ruang belakang.
mereka menyuruhku memindahkan ember cucian ke halaman belakang tempat
menjemur pakaian. aku menuruti perintah mereka dan mengangkat hampir
3 ember penuh pakaian dalam keadaan telanjang.
berikutnya mereka menyuruhku
menjepitkan semua jepitan baju yang ada di keranjang ke tubuhku.
"gue mau semua jepitan
itu nempel di badan lu. trus lu ke sini, gue ama santi mau jemur baju
tp kita ga mau repot bawa keranjang jepitannya. jadi lu yang harus jd
tempat jepitan berjalan,"
aku hanya bisa mengangguk dan
membayangkan rasa sakit yang akan kulami. aku bejalan dengan pelan
mengambil sebuah keranjang yang berada di dekat pintu belakang. aku
melihat isinya penuh dengan jepitan baju. mungkin ada 40 sampai 60
buah. aku menelan ludahku dengan ketakutan. membayangkan setiap jepit
itu akan menjepit sekujur tubuhku.
aku mengambil satu jepitan
dengan gemetaran dan ragu-ragu. di kejauan terdengar jeritan Santi,
"oi budak murahan, cepetan. jika kamu dalam 2 menit ga muncul di
sini kamu akan merasakan hukuman !" jeritnya.
aku yang ketakutan segera
menjepitkan jepit pertama ke kulit di tanganku sambil menutup mata.
rasa perihnya langsung berlomba menyerang otakku. segera aku ambil
jepitan kedua, jepitan ketiga, dan seterusnya. aku tahu bahwa jika
aku tidak menjepit puting dan vaginaku aku pasti akan dihukum
sehingga aku dengan merendahkan diri menyiksa vagina dan putingku
sendiri. rasa malu dan hina meliputiku sampai aku tak tahan lagi
menahan deras urai air mata kesedihan dan keterhinaan.
ketika sudah 30 jepit
menghiasi tubuhku, aku sudah merasa sangat kesakitan dan rasa
sakitnya sedikit memberikan rangsangan kebahagiaan karena terlalu
sakit. aku mengambil jepit beikutnya dengan gemetaran lalu
menjepitkannya di daerah pusarku. aku tak menangka ternyata hampir
ada 80 jepit yang ada pada tubuhku ketika aku berjalan mendekati bi
Ani dan Santi. Bi Ani langsung memborgol kedua tanganku di belakang
lalu memindahkan beberapa jepit yang dikiranya kurang menyiksaku ke
daerah yang lebih menyiksa.
sementara kedua pembantu itu
menjemur pakaian, aku berjalan di belakang mereka seperti ekor mereka
yang menyajikan jepitan baju. Terkadang bi Ani berbaik hati membuka
jepitan itu ketika digunakan tapi Santi tidak mau merepotkan dirinya
dengan membuka jepit itu, ia akan menarik jepit itu langsung dari
tubuhku dengan kasar, atau bahkan dengan tarikan perlahan agar
kulitku tercubit sampai jepitan itu terlepas. Rasanya sangat perih
sekali. Belakangan bahkan Santi hanya mau mengambil jepit dari
putingku dengan cara sadisnya. Jadi ia akan menarik jepit dari
manapun lalu memindahkannya ke putingku, baru ia akan menariknya
kembali dengan brutal sebelum menjepitkannya ke pakaian di jemuran.
Sungguh aku merasa bahwa
putingku sepertinya akan segera copot karena kesadisan Santi.
terbukti setelah acara penjemuran usai, kedua putingku lecet, dan
banyak luka juga di sekujur tubuhku. Aku kembali dibawa masuk
ke ruang tengah dan berlutut di atas nampan beras tercintaku.
Menunggu siksaan selanjutnya.
jam menunjukan pukul 12 siang
ketika mereka menyajikan makanan di lantai untuk makan siangku. Kak
Sierra belum kembali dan Safira entah kemana. Aku menjadi mainan para
pembantuku. Ternyata makanan yang mereka berikan padaku adalah sisa
makanan mereka.Kali ini ada ikan, daging ayam, sayuran dan nasi.
walaupun hanya sisa, tapi aku sangat lapar dan letih sehingga aku
tetap memakannya walaupun terasa jijik.
setelah makan aku memunguti
sisa tulang dengan mulutku dan membuangnya ke tempat sampah lalu
mencuci piring seperti biasa (payudaraku jadi pengganti sponse dan
mangkuk sabunnya kali ini berisi air hangat) tentunya dadaku terasa
perih ketika tercelup dalam air sabun hangat. lecet pada sekitar
dadaku karena kesadisan Santi saat menjemur tadi menjadi penderitaan
yang tak tertahankan untukku.
Setelah mencuci piring
penderitaanku belum berakhir. Safira menjemputku sekejap setelah aku
berlutut kembali di ruang tengah. Safira membawaku dengan menarik
putingku dan mengikatku di halaman belakang.
Safira mengikatku menggunakan
tali khusus bondage. Ia mengikat seluruh tubuhku, memaksa dadaku
menyembul dan tanganku terikat di atas kepalaku.
Tak lama setelah itu Safira
meninggalkan aku untuk sesaat. Tak lama dia muncul bersama 2 teman
wanitanya. Aku mengenali mereka, yang pertama adalah Zia seorang
cewek agak gemuk dengan kulit sawo matang yang suka berpakaian seksi
walaupun tubuhnya sangat tidak mendukungnya. Yang satu lagi adalah
Jessie, Jessie ini keturunan belanda dan jawa. Dia cantik dengan
kulit putih dan mata kebiruan. Rambutnya juga kecoklatan. Dia hanya
berbeda satu tahun denganku tapi ia sekelas dengan Safira karena
pernah tidak naik kelas satu kali. Aku menatap Jessie dengan horor.
Taun lalu aku merebut pacar Jessie dengan menggodanya terang-terangan
dan aku sempat mempermalukannya di depan umum.
Aku takut sekali, kali ini
pasti dia akan membalaskan dendamnya dan kali ini aku mungkin akan
sangat terhina.
Jessie tersenyum kaget,
senang , dan puas ketika melihatku telanjang dan terikat di halaman
belakang. Safira nampak membisikan sesuatu kepada Jessie, keduanya
cekikian. Zia juga tak mau kalah ikut cekikikan ketika ketiganya
melihatku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar