Rabu, 17 Mei 2023

Business Consultant Rendahan 21

CHAPTER XXI

"Aaaa!!!!....." aku menjerit ketika Rieska menyiramku dengan air es di subuh itu. Ia menyiramku dengan seember air bercampur es batu. Membuatku sangat kaget.

Aku terbangun dalam keadaan masih tergantung dalam kondisi terbalik. Kedua tanganku terikat disilangkan dibelakang pinggangku. Kedua putingku diberi penjepit dan dipasangkan pemberat yang menyiksa. Vaginaku dimasuki oleh sebuah  tongkat baton polisi. Oh hari ini hari selasa. Semalam Rieska menyiksaku seperti biasa dan aku kehilangan kesadaran karena siksaan yang begitu mengerikan.

Semalam perempuan sadis bernama Rieska langsung menyuruhku telanjang ketika aku masuk ke kantor polisi di sore hari. Lalu aku harus melayani dan menghisap semua penis dari semua orang yang ada di kantor itu mulai dari 6 petugas, seorang bapak tua tukang parkir, 3 orang yang ditahan di kantor polisi, 2 orang bapak yang membuat laporan, semua yang ada di sana malam itu mendapatkan blowjob dariku dan aku harus menelan semua sperma mereka. Kemudian jam sembilan malam, aku digiring ke dungeon bawah tanah dan Rieska bermain dengan menyiksaku. Rieska menggantungku bertumpu pada kedua tanganku lalu mencambukku sambil menyetrumku berkali-kali, kedua putingku dijadikan asbak untuk rokoknya. Rieska menikmati rokoknya sambil menyiksaku yang hampir 2 jam itu. Entah berapa banyak rokok yang ia hisap. tapi yang pasti kedua putingku menjadi asbaknya. Belum lagi vaginaku juga disiksanya dengan cambuk, jepitan, dan sikat botol. Ia juga mengaitkan semacam pengait di vaginaku lalu menarik talinya ke langit-langit dan menggantungkan pemberat barbel di ujung satunya sehingga vaginaku seperti ditarik dan menyiksaku sampai aku menjerit-jerit kesakitan. Belum lagi ia menggunakan stunt-gun juga untuk menyetrumku. Dua jam penyiksaan tanpa henti yang membuatku tampak sangat menyedihkan itu berakhir dengan aku pingsan saat ia untuk kesekian kalinya menembakan stunt-gunnya ke dadaku. Aku tidak tahu bagaimana akhirnya aku bisa digantung terbalik seperti sekarang ini.
 
"Selamat pagi Budak !" ujarnya. Perempuan sadis itu menurunkanku dan melepaskan ikatanku.

"Oh karena besok awal puasa, maka kamu hari ini akan mendapatkan treatmen spesial dari mistressmu. Mistress Laureen akan datang hari ini." Ia kemudian menyuruhku ke WC dan membersihkan diri. Tentunya aku membersihkan diri dengan pintu terbuka lebar. Kemudian aku kembali ke dungeon bawah tanah dan berlutut di sana dengan tangan disilangkan di punggung. Aku hanya bisa pasrah menanti apa kejutan yang akan diberikan mistressku yang kejam.

Rieska tentunya tidak puas aku hanya berlutut tanpa merasakan rasa sakit, karenanya ia memasangkan nippleclamp yang terhubung dengan rantai dan memintaku mengigitnya agar putingku tersiksa. Ia juga menebarkan beras sehingga aku harus berlutut diatas beras dan kesakitan.

Sekitar 15 menit aku menanti dalam kondisi kesakitan dan akhirnya pintu ruang bawah tanah terbuka. Misstress Laureen masuk ke dalam diikuti sekertarisnya, Shella. Ada 2 orang perempuan juga yang mengikuti Shella. Semuanya menggunakan Collar tentunya.

Budak yang belum aku kenal salah satunya bernama Kartika, seorang keturunan chinese yang dijebak oleh keluarga Laureen dan akhirnya Kartika dipaksa menjadi budak Laureen karena hutang keluarga terlalu besar. Suami Kartika lah yang berhutang sangat besar sehingga Kartika akhirnya dijual kepada Laureen. Kartika bekerja di salah satu perusahaan Laureen yang bergerak di bidang perhiasan. Kartika beperwakan cantik, tapi dia memiliki tinggi 167cm dengan berat 59kg, perawakannya cukup ideal dengan payudara kecoklatan dan kulit putih serta rambut panjang. Kartika berusia 34 tahun saat ini dan sudah menjadi budak sejak usia  tahun. Kartika merupakan budak dengan kehidupan paling baik sepertinya, ia jarang disiksa dan menempati posisi tinggi di perusahaan yang dipercayakan oleh keluarga Laureen. Kartika sendiri walaupun sudah berusia cukup dewasa tapi ia masih sangat cantik dan memiliki bodygoal. Tubuhnya masih kencang. Kartika mengenakan terusan selutut berwarna hitam dan blazer putih.

Budak yang terakhir adalah seorang perempuan chinese yang berasal dari keluarga kaya yang bangkrut, lalu terjerat hutang kepada keluarga Laureen lalu akhirnya menjadi budak. Namanya Cassey dan ia berusia 21 tahun. Cassey bekerja sebagai terapis di salah satu spa plus-plusnya Laureen. Cassey menggunakan croptop pink dan celana hotpant jeans.

Shella saat itu menggunakan kemeja putih semi transparant dengan bra pink muda. Ia menggunakan rok sepan biru muda senada dengan branya. Ketiganyamenggunakan collar hitam di leher mereka.

Ketiga perempuan itu kemudian mulai membuka pakaian mereka, ketiganya tampak takut kepada Rieska dan Laureen. Walau usia Kartika yang paling tua, tapi ia terlihat takut dan pasrah menelanjangi tubuhnya.

Aku mendengar bahwa Laureen hanya memperbudak orang-orang dari kalangan atas, ia tidak pernah memperbudak orang yang dari kalangan biasa. Orang-orang dari kalangan biasa hanya akan berakhir sebagai terapis dan pekerja klub malamnya atau sebagai influencer yang dimodali tapi tidak pernah diperbudak. Itu adalah pola bisnis kelaurga Laureen sejak dulu. Tapi seperti aku, dan ketiga budak lainnya adalah perempuan dari keluarga menengah atas yang berlebih yang dibuat  bangkrut ataupun dijebak, atau sepertiku yang mencari masalah dengan laureen dan berakhir jadi budaknya.

"Selama bulan Ramadhan kalian para budakku akan diberikan hukuman yang menarik sesuai dengan kerjaan kalian." ujar Laureen. "Selama ramdahan, tidak ada seorangpun dari kalian ber-4 yang akan pulang ke rumah kalian masing-masing sampai lebarna tiba."

"Kartika, selama bulan puasa, kamu akan menggunakan Chasiti Belt selama satu bulan. Setiap jam berbuka, setelah maghrib kamu harus telanjang, berlutut di kantormu dan menutup matamu dengan penutup mata dan menyilangkan kedua tanganmu minimal selama satu jam baru kamu diijinkan istirahat. Jika pada waktu kamu berlutut ada yang masuk kamu harus tetap diam dan pasrah. Karena kunci dari chasiti beltmu akan aku berikan ke siapapun sekehendak hatiku dan mereka akan menghamnpirimu dan mungkin memperkosamu. Kalau kamu selama satu jam tidak terjadi apa-apa di kantormu, kamu boleh beristirahat di ruang kantormu tapi selama sebulan kamu tidak akan pulang ke rumahmu sama sekali. Kamu tidak berhak bertemu anak dan suamimu. Setiap ada yang menggunakanmu mereka akan kembali memakaikanmu chasiti beltmu dan memberikan kuncinya ke orang lain. Itu adalah hukumanmu selama satu bulan."

"Cassey, selama bulan ramadahan kedua kakimu akan diborgol dan dirantai yang tidak akan dilepas sampai Lebaran. Collarmu akan diganti dengan collar besi. Karena semua tempat hiburan ditutup selama bulan ramadhan, kamu akan bekerja di salah satu sawah yang aku punya di kampung. Selama bekerja kamu akan menggunakan baju dari kain goni dan bekerja di sawah seharian. Ketika jam berbuka kamu akan telanjang dan beristirahat di kandang. Kalo kerjamu lamban ya kamu akan dihukum oleh para petani. Kamu juga akan emlayani nafsu para petani di malam hari ketika. Mungkin kamu juga akan dipakai oleh hewan.  Kalau kamu bekerja malas-malasan aku akan mengirimmu ke tambang !" ujar Laureen. "Oh aku lupa kamu punya gelar S1 dari Universitas termahal di indonesia ya ? sayangnya kamu sudah jadi budak dan aku gakan memberikanmu kesempatan bekerja yang benar. Gunakan saja badanmu untuk bekerja sebagai budak dan ratapi kemalanganmu!"

"Shella, sama dengan Cassey, kedua kakimu akan dirantai dan collarmu akan diganti dengan collar besi yang berat. Kamu juga hanya akan menggunakan kain Goni sebagai pakaianmu selama bekerja di kantor. Setelah berbuka kamu akan dibawa pulang oleh teman-temanmu di kantor secara bergantian. Selama sebulan ini kamu akan jadi piala bergilir di kantor dimana semua orang bisa membawamu pulang bergiliran. Kamu juga tetap harus puasa dan jika bolong, kamu akan mendapatkan tambahan hukuman ! Dan sama seperti yang lain kamu tidak diijinkan pulang ke kosanmu selama sebulan."

"Nah sekarang hukuman untuk budak paling rendahan, Erva..." ia melihatku dengan tatapan penuh kebencian dan kemenangan, "Selama bulan ramadhan ini kamu akan diborgol besi di kaki, dan collarmu juga akan diganti dengan borgol besi, selama satu bulan kamu tidak akan bekerja ! Lonte rendahan kayak loe selama sebulan akan dikurung di penjara ! Setiap maghrib loe akan dikeluarkan dari penjara dan dihukum dan disiksa. Lalu saat beres sahur kamu akan dimasukan kembali ke dalam penjara ! Itulah hidup loe selama lebaran ! Aku akan bikin kamu merasa neraka selama lebaran ini !"

"t-terima k-kasih atas hukumannya mistress..." ujarku pasrah sambil menyembahnya. Aku membayangkan aku akan berada di penajra ini menjadi bahan siksaan para napi dan Rieska. Entah apakah aku akan bertahan di penjara ini ?

Lalu Rieskan memanggil beberapa pria yang membawa peralatan las dan membawa borgol besi dan rantai.

Lalu sementara Kartika menggunakan chasiti belt, Cassey, aku dan Shella diberikan borgol besi di kaki kami. Kaki Kanan dan kiriku terhubung oleh rantai besi yang berat dan mereka memakaikan sekrup di setiap pergelangan kaki dan dengan gila borgol di kaki kami dikunci dengan caara di-las sehingga tidak bisa dibuka sama sekali. Percikan api ketika borgol kami di-las membuatku ketakutan dan kenapasan. Setelah beres diborgol besi yang sangat terasa tidak nyaman, leher kami berikutnya dipasangkan borgol dan juga dikunci dengan sekrup yang mereka palu berkali-kali hingga terkunci permanen karena sekrupnya dibengkokan.

Kartika diijinkan segera pergi karena dia adalah salah satu manager penting di bisnis perhiasan milik Laureen. Tapi kami bertiga hanya diijinkan berdiri dalam keadaan telanjang. Aku berdiri dan merasakan beratnya borgol besi di leherku, di kedua pergelangan kakiku juga terdapat besi berat dan ada rantai yang menyatukan kedua pergelangan kakiku. Rantainya bila diregangkan bisa mencapai 60 cm dengan berat hampir 2kg.

Berikutnya kami bertiga dengan rantai yang berat digiring ke luar melewati kantor polisi dan di depan kantor polisi ada sebuah truk seperti truk sampah. Di dalamnya terdapat berkarung-karung pupuk. Cassey kemudian dinaikan dan diikat di paling atas dan direntangkan telentang seperti huruf X tapi tentunya kedua kakinya yang terborgol rantai hanya bisa dibuka 60cm.

Menurut Rieska truk itu akan membawa Cassey ke perkebunannya di jawa timur dan akan memakan perjalanan 1 hari lebih. Cassey akan terpajang dan kehujanan atau kepanasan selama perjalanan di atas berkarung-karung popok kompos yang baunya luar biasa. Entah kenapa aku tiba-tiba mengasihani gadis yang dengan pasrah menangis dan tak berdaya.

"Tolong antar Shella ke kantor untuk bekerja," perintah Laureen ke supirnya.
Shella dengan patuh masuk ke alphard bagian depan dan duduk di samping supir, tapi langsung Shella menunduk dan menjilati penis si supir selama perjalanan.

Sedangkan aku dimasukan ke sebuah truk lain yang tidak lama kemudian datang. Truk sampah berisi sampah-sampah plastik daur ulang. Aku kemudian diikat dan direntangkan juga sama seperti Cassey. Aku seperti tidur diatas plastik dan kaleng besi serta sampah-sampah daur ulang lainnya. Beberapa dimasukan kedalam keresek plastik tapi ada juga yang hanya dihamburkan. Botol plastik, gelas plastik bekas boba dan sirup, dan berbagai macam bekas minuman menjadi ranjangku. Beberapa terasa lengket dan mulai berbau.

Aku pikir aku akan dipenjara di sini, nampaknya aku salah penjaraku pasti di tempat lain juga sehingga aku dibawa seperti ini. Apakah aku akan masuk ke penjara dan diperkosa oleh ratusan napi di sana ? Membayangkannya saja membuatku bergidik. Bagaimana ini jika aku dimasukan ke lapas ? apakah kekuatan Rieska dan Mistress Laureen sampai seberpengaruhnya bahkan bisa memasukan aku ke lapas ?

Kemudian mobil truk berisi sampah dimana aku terikat dan direntangkan di bak  belakang ini akhirnya bergerak maju menjauh. aku tidak bisa melihat apa-apa selain laingit dari bak truk ini. Beruntung sampah daur ulang yang ada di truk tidak menggunung sehingga akan sulit melihatku dari samping. Truk ini melaju dan memilih jalur melintasi kota Jakarta, aku rasa tidak ada yang akan memperhatikanku kecuali dari gedung atau dari tempat tinggi. Semoga saja tidak ada yang memperhatikanku. Entah berapa lama perjalanan yang memalukan ini. Rasanya seperti diarak telanjang di ibukota yang macet. Truk yang kunaikan ini

Aku merasakan truk yang membawaku sengaja ke daerah perkantoran misstress Laureen dan berhenti sebentar di perukoan untuk beberapa saat. Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi mereka sepertinya berbicara dan tak lama   ketika matahari mulai terik mereka mulai memasuki kemacetan. Aku melihat gedung-gedung yang kukenali, sepertinya aku berada di S.parman dan di tengah tol truk kami melaju dengan pelan. Mungkin sekali ada orang-orang yang melihatku dari gedung. Sepertinya kami ada di tol.

Aku merasa malu sekali dan terhina, tapi aku harus sadar aku hanyalah budak rendahan yang seumur hidup akan diperlakukan sangat rendah.

Aku merasakan sepertinya truk membawaku ke dalam tol dan terus berjalan keluar kota. Ketika melintasi tol aku hanya bisa pasrah, apakah mereka akan membawaku ke jawa  sana ? atau kemana mereka akan membawaku ?

Udara di sekitarku mulai pelan-pelan menjadi lebih dingin dan aku merasa truk ini menuju ke Bandung. Aku hanya bisa merasakan tapi aku sama sekali tidak yakin. Udara semakin dingin dan tak lama kulihat hujan mulai turun membasahiku yang telanjang.

Hujan menjadi lebih besar dan bahkan sangat besar sehingga aku kedinginan dan mengigil di tol. Perjalanan juga lebih pelan karena hujan besar yang terjadi.

Sekitar setengah jam aku didera hujan dan akhirnya aku merasakan kami memasuki pinggiran kota Bandung.  Keluar dari salah satu gerbang tol dan masuk ke suatu pabrik kecil pengolahan limbah. Ketika amsuk kota hujan masih begitu lebat.

Di sana seorang kenek naik dan melepaskan ikatan yang mengikat kaki dan tanganku, kemudian ia membuka bak belakang. "Eh lonte, cepet kamu bantu bawa sampah-sampah ini dan pisahin yang bener !!" bentak si kenek sambil mencambukku dengan cambuknya.

Aku melihat pabrik daur ulang ini hanya berupa tanah luas yang berisi aspal yang sudah rusak-rusak dan dipenuhi tanah. Ada beberapa bangunan tua seperti gudang tempat mereka menyimpan mesin, tapi di luar ada beberapa gunungan sampah berbeda-beda bahan yang merupakan sampah yang belum diolah.

Tugasku adalah memisahkan sampah-sampah ini dan menyimpan sampah-sampah yang sesuai ke gunungan sampah di lapangan.

Aku hanya bisa pasrah dan mulai bekerja dibawah tengah guyuran hujan lebat. Kulihat supir, kenek dan para pekerja sedang berteduh santai-santai dibawah atap gudang. ada yang duduk merokok, ada yang bermain HP, ada juga yang ngopi.

Sedangkan aku mereka paksa untuk bekerja mensortir sampah daur ulang ini dan memisahkannya di tempat yang mereka siapkan. Aku satu-satu dalam keadaan mengigil memisahkan jenis-jenis plastik dan kaleng lalu menyimpan sampah-sampah tersebut ke daerah yang sudah mereka tentukan.

sesekali kenek yang memakai jas hujan menghampiriku dan mencabukku agar aku bekerja lebih cepat, atau hanya karena ingin menyiksaku saja. "Ctarrr!!! Cepet kerjanya Lonte !" bentak kenek ketika aku membawa sekeresek kemasan air mineral. "Ctarrr !!" ia mencambukku dua sampai tiga kali mengarah ke paha dalam dan vaginaku yang membuatku tersungkur jatuh ke tanah berlumpur. Apalagi dengan beratnya borgol di kaki dan leherku.

"Goblok !!!" ujarnya sambil mengambil sampah gelas yang masih berisi boba lalu menuangkan sisa boba yang juga tercampur air hujan ke kepalaku. Ia kemudian menjenggut rambutku dan menggiring kepalaku ke kakinya. "Jilat!" perintahnya. aku hanya menjilati sepatu kotornya sambil menangis sementara ia mencambuk pantatku beberapa kali. Kemudian ia menendangku dan aku berguling di lumpur sambil kesakitan. Ia kemudian menarik putingku sampai aku berdiri akrean rasa sakit dan ia mendorongku untuk segera kembali bekerja. Aku hanya mengaduh dan berusaha untuk kembali mengambil keresekku dan melanjutkan bekerja walau air mataku tidak bisa berhenti dan aku mengigil kedinginan.

Setelah sekitar satu setengah jam bekerja, kini hujan sudah mereda dan sduah banyak pegawai yang juga membantuku dan segera saja pekerjaan ini selesai.

Selesai aku bekerja mereka menyeretku dan mulai para pria itu bermasturbasi dan menyemprotkan sperma mereka semua ke mukaku. Lalu aku masukan kembali ke truk yang kini sudah kosong. Lalu truk tersebut bergerak kembali.

Aku sendiri sudah sangat dekil, dengan lumpur dan juga bekas sperma dan bekas cambukan memenuhi tubuhku. Aku mengigil kedinginan dan aku apsti bau sekali.
Aku berharap hujan kembali turun tapi sore itu hanya gerimis kecil.

Tiba-tiba mobil berhenti dan bak belakang kembali dibuka, aku sesuatu jalanan di belakangku begitu familiar. "Cepet turun !" bentak Kenek. Aku hanya menurut dan berjalan keluar dari truk, dan aku sangat kaget melihat aku turun di depan rumah orang tuaku.

Pintu rumahku terbuka dan kulihat Miss Laureen dan dua pengawalnya di sana. Aku melihat wajah ciciku membatu. Mamaku sendiri ada di sana dan melihatku dengan tatapan yang seperti kosong. Melihat aku telanjang lusuh dan diborgol di kaki seperti kriminal dengan collar besi di leherku membautnya sedih.

Ia dibantu dipapah oleh kedua bodyguard Laureen. sepertinya kakinya lemas melihat putri bungsunya pulang dalam keadaan sangat menyedihkan dan bahkan telanjang.

"Sini cepet !" Kenek menarik leashku dan menggiringku masuk ke pagar rumahku yang terbuka.

Rumahku hanya rumah sederhana di perumahan dengan lebar 10meter. bukan rumah yang sangat mewah, hanya rumah yang cukup baik dan modern dengan gaya minimalis. Aku masuk ke halaman rumahku dengan tatapan ke lantai karena sangat malu.

Ciciku kulihat dari ujung mataku mau menghampiriku tapi ditahan oleh Laureen. "jangan cici, dia kotor begitu ! biar dia dibersihkan dulu !" ujar Laureen kejam.

Kenek menggiringku ke selang yang ada di samping rumah, dan mulai menyemprotku dengan selang tersebut diamna aku disuruh mandi di halaman rumahku disaksikan cici dan mamaku yang tidak bisa apa-apa karena ditahan Laureen dan bodyguardnya.Laureen menggunakan dress hitam selutut dengan atasan yang terututp, sepato boots lancipnya dan memegang payung panjang hitam.

ciciku menggunakan rok panjang warna kelabu dan sweater biru muda. Sedangkan mamaku menggunakan Kaos dan celana panjang. Keduanya tampak ketakutan.

Sementara aku mandi, beberapa cambukan mendarat di tubuhku dari si Kenek yang kejam. Setelah aku merasa aku cukup bersih, Kenek menyeretku ke cici dan mamaku yang berdiri bersama Laureen.

"Biasa satu hari sebelum puasa, orang-orang berkumpul bersama keluarga, sebelum kamu disiksa selama bulan puasa, aku berbaik hati mau mengumpulkanmu bersama mama dan cicimu," ujar Laureen.

Aku hanya bisa menangis dan menelan semua penghinaan ini lalu berlutut dan menyembahnya, "terima kasih, mistress telah mengijinkan budak rendahan ini untuk makan malam bersama keluarga," ujarku sambil menangis dan menciumi sepatu mistressku.

Laureen menginjak kepalaku, "beri salam sama cici dan mamamu !" perintahnya.
Aku kemudian merangkak ke ciciku dan bersujud dan mencium kakinya. "Injak kepalanya, artinya kamu menerimanya.... " uajr Laureen ke ciciku.

Ciciku hanya diam.....

"Menyembah ke cici sendiri aja gak becus sampe cicimu gak mau terima sembahanmu !" Laureen dengan sadis menusukan ujung payungnya masuk ke dalam vaginaku yang sedang menungging. Aku langsung menjerit kesakitan.
"J-jangan !!!" mama dan ciciku langsung bereaksi tapi bodyguard Laureen

"Ci injak kepalku !!! injak kepalaku !" ujarku sambil memohon karena Laureen memutar-mutarkan payungnya seperti mengulek vaginaku dengan sadis.

"mana ada budak yang kasih perintah !" ujar Laureen makin marah dan makin kasar memainkan payungnya yang menancap di vaginaku.


"Ampun.... huhuhu ci... mohon belas kasihan dan injak kepala adikmu yang hina ini dan perlakukan budak ini dengan sepantasnya"

Aku merasakan akhirnya ciciku menginjak kepalaku dan Laureen mencabut kembali payungnya dari vaginaku. Setelah itu aku kembali digiring oleh Laureen ke mamaku. Ini sangat menyedihkan, pasti mamaku sangat sedih melihatku. "Budak Erva memberi salam ke mama. Mohon mama memperlakukan anak durhaka yang tidak berguna ini sebagai budaknya." ujarku.

Aku menjilati kaki mamaku dan mamaku akhirnya menginjak kepalaku akrena mungkin takut aku kembali disiksa.

"ya udah ayo makan bareng ! ini kan momen kumpul keluarga !" ujar Laureen menggiringku masuk ke rumah mamaku. Aku merangkak seperti anjing masuk ke rumah dimana aku dibesarkan. Sementara aku masuk, si kenek dan supir truk yang membawaku kini ikut turun dan masuk.

Aku tidak tahu nama mereka tapi yang jelas si kenek tampak berotot tapi mukanya buruk rupa, sedangkan si supir agak gemuk dan gempal dengan muka bloon.

Mamaku dikawal oleh bodyguard, demikian juga dengan ciciku.
Aku melihat di ruang makan keluargaku sudah ada beberapa hidangan dan ada Jessica sahabat Laureen yang sudah duduk.

Cici dan mamaku kemudian ikut duduk. Suasananya begitu tegang dan canggung. Sebagai budak aku tahu aku tidak diijinkan duduk di meja makan sehingga aku hanya berlutut di samping meja makan keluarga. Kulihat para bodyguard hanya berdiri mengitari kami. Semua bodyguardnya bepakaian serba hitam dan semuanya tampak berbadan besar dan tegap seperti tentara. Kontras dengan si supir dan kenek yang lusuh dengan kaos belel dan celana pendek selutut seadanya. Kenek dan Sopir berjalan ke arah dapur sepertinya mereka akan makan di dapur atas perintah para bodyguard.

"Nah aku sudah membawa chef untuk menyiapkan makanan yang enak untuk kita nikmati," ujar Laureen  berbangga. Ia kemudian memberikan isyarat dan 2 orang perempuan yang berpakaian rapi menyajikan makanan dan membagikan makanan pembuka yang mewah yang ada di meja. "Akan ada beberapa hidangan yang akan disajikan, dan kita akan menikmatinya. Tentunya budak Erva juga akan menerima beberapa macam hidangan juga. Cuma hidangan untuk budak ya berbeda." Ujar Laureen sinis.

"Oh kalo cici dan tante gak habis makanannya, sisa makanan kita akan diberikan ke Erva, tapi setiap 1 gram makanan sisa yang diberikan ke budak Erva, Erva akan menerima 1 hukuman entah itu dicambuk, disetrum, ditendang, atau dipukul. " jelas Laureen.

Aku hanya bisa pasrah di samping meja. "Te-terima kasih atas kebaikannya mistress," ujarku sambil kembali menyembah Laureen sekali lagi.

Makanan pertama yang disajikan adalah semacam cream soup yang disajikan dengan garlic bread yang dipotong dengan cantik. Mereka menyajikannya di meja dan aku melihat dari sudut pandangku dan membuatku yang belum makan seharian ini tambah kelaparan.

"Sebelum mulai makan, tolong buang ludah ke mangkok ini," ujar Laureen meminta mamaku membuang ludah. Kemudian cicikupun melalukan hal yang sala. Kemudian Jessica dan laureen juga melakukannya dan memberikan mangkok tersebut ke pelayan.

"Oh aku lupa, makanan buat Slave Erva mana ya ? Tolong disajikan ya," ujar Laureen dengan senyum sinisnya ke seorang perempuan yang dibawanya menjadi pramusaji di rumahku ini.

Tak lama perempuan itu membawa masuk si Kenek dan Supir. "Makanan pembuka untuk Slave Erva adalah sperma soup."

Perempuan itu menyajikan mangkuk anjing yang kini berisi cairan berbuih, yang sudah diberi rempah. Aku langsung tau ini adalah ludah yang tadi ditampung ditambah dengan sesuatu yang aku tak tahu apa.

"Kamu keluarkan sperma pa Ujang dan pa Arif pake mulut kamu, kamu gak boleh telan langsung. Kamu harus taro sperma mereka berdua di mangkokmu. Setelah kedua sperma bapak-bapak ada di sana, kami akan memasukan sisa-sisa soup pembuka kami juga dan barulah kamu diijinkan untuk mengaduknya dan memakan makanan pembukamu." perintah Laureen

"Mari makan..." Ujar Jessica. Maka Kenak dan Supir langsung menurunkan celana mereka dan aku si budak rendahan langsung mendekati kedua pria itu dan mulai menjilati penis mereka dan mengemutnya dan berusaha mengeluarkan sperma keduanya. Melayani dua penis dengan satu mulut cukup merepotkan, beruntung aku boleh menggunakan tanganku juga.

Sementara mama dan ciciku makan dengan perasaan yang entah seperti apa rasanya, aku mengemut penis kedua pria itu bergantian dan berharap agar salah satu dari mereka cepat berejakulasi.

Aku sibuk mengulum penis si Kenek dan tanganku yang lain sibuk memainkan penis si supir. Terkadang aku menggilirnya tapi si Kenek lebih suka jika aku mendeepthroatnya. Ia sering menusukan penisnya sampai seluruhnya masuk ke tenggorokanku.

Dalam beberapa menit akhirnya si Kenek berejakulasi di mulutku. Aku langsung tersedak dan segera merangkak ke mangkuk dan memuntahkan sperma di mulutku ke mangkuk tersebut. Berikutnya aku kembali ke si supir yang sudah sangat terrangsang dan tidak lama berikutnya ia juga memuntahkan spermanya di mulutku. Aku buru-buru merangkak dan memuntahkan sperma di mulutku ke mangkuk anjing yang semakin menjijikan itu.

Setelah selesai aku hanya berlutut di samping meja melipat kedua tanganku di belakang dan pasrah. Sekitar 2 menit akhirnya mereka semua selesai menyantap makanan pembuka.

Kenek dan Supir kulihat beres-beres dan mereka kelaur rumah duluan diarahkan oleh bodyguard. Seorang perempuan yang tadi menyajikan makanan mengumpulkan makanan sisa dari semua mangkuk dan dengan sebuah sendok mengumpulkan sisa remahan soup dari semua mangkuk ke sebuah mangkuk yang ada di timbangan di samping meja.

"8 gram" ujarnya. Kemudian ia menumpahkan 8 gram soup sisa tersebut ke mangkukku.

"Sebelum makan kamu akan ditendang di selangkangan sebanyak 8 kali !" ujar Laureen mengumumkan hukumanku.

"Berlutut buka pahamu !" ujar seorang bodyguard yang dengan temannya langsung sigap mengunci gerakanku.

Laureen mendekatiku dan langsung menendangku dengan kasar ke vaginaku.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrhhhhhhh !! S----sa---satu... t-terima kasih Mistress...." mataku membelak akrena rasa sakit.

"Aaaarghhhhh D-D-Dua......makasih....makasih Mistress..." ujarku algi

"Oaaaahhhhhh!!!! T-tiga...... makasih Mistres....."

"Udah cukup....cukup...... tante aja yang gantiin....cukup jangan sakiti Erva lagi...." mamaku langsung berlari berlutut di ke Laureen. "Udah jangan sakiti Erva lagi...."

Bodyguard langsung menangkap mamaku dan menjauhkannya dari Laureen. "Tante nikmatin aja, saya sedang mendisiplinkan anak tante. Udah tante duduk manis aja. Kalo tante gini lagi, nanti cici juga bakal ikut dihukum kayak Erva !" ancamnya

Mamaku langsung terisak-isak berusaha berhenti menangis dan menutup mulutnya rapat-rapat karena seorang bodyguard kini sudah berdiri di belakang ciciku.

"Cici, sebagai hukuman karena tante banyak rewel, kamu lepasin celana dalam dan Bra kamu ci !" perintah Laureen. "Kalo kamu gak nurut gw minta bodyguard nelanjangin loe biar loe telanjang juga kayak adek lonte loe ini !" ancamnya

"Ci, please... lakuin..." pintaku.

"siapa yg ijinin loe BICARA ???" Laureen mencubit dan ememlintir putingku sampai aku kesakitan.

"Maaf....maaf mistres...." ujarku dalam jeritan dan tangisanku. Laureen terus memelintir kedua putingku dan memandang ke ciciku. Ciciku segera melepaskan celana dalamnya dan ia melepas juga branya. Ia menyerahkan bra dan celana dalamnya dan menaruhnya di sampingku. Seketika Laureen melepaskan cubitannya dari putingku.

"Mungkin kamu mau Jess ? atau ada yang mau menghukum budak ini ? masih ada 5 lagi."

Kemudian Jess menedangku dua kali dan dilanjutkan dengan 3 kali lagi tendangan dari Mistressku.

"OOoooaaaaaaarghhh.....D----D---Dla-Delapan..... huhuhhu......ma-makasih....makasih...makasih Mistress..." ujarku sambil mengaduh karena Vaginaku seperti terbakar dan perih.

"Makanan pembuka kedua telah disiapkan," uajr seorang perempuan menyajikan Udang Tiger besar yang di grilled dan di tata rapi di sebuah piring kecil untuk mama, cici, Jessica, dan Mistress Laureen.

"Sana makan makanan pembukamu !" perintah Laureen. Aku kemudian merangkak dan sementara mereka makan udang mewah, aku menjilati sperma bercampur sup.

"Makanan pembuka keduamu adalah Kepala Udang saus Sperma" ujar si perempuan mengumumkan makanan keduaku setelah aku beres menjilati mangkuk anjing berisi ludah, sperma, dan soup.

Perempuan itu mengumpulkan buntut udah dan kepala udang yang ada di piring meja. Kemudian menimbangnya dan ada berat sekitar 100gram lebih.

"107 gram" ujar si perempiuan.

"Jepitkan 107 jepitan di tubuh budak Erva !" perintah Laureen.
Kemudian para bodyguard langsung mendekatiku dan mengunci gerakanku dan mereka mulai menjepitkan 107 jepitan di tubuhku, mereka berpusat di kedua payudara dan juga daerah selangkangan serta perut.

Setelah 107 jepitan menghiasi tubuhku, aku diwajibkan memilih salah satu bodyguard untuk kuminta spermanya. Aku mengocok penisnya dan mengelaurkan spermanya ke kepala dan buntut udang yang sekarang ditaruh di mangkuk anjing. kemudian aku diminta menjilati sisa-sisa kepala udang yang diberikan kepadaku dan menjilaitnya sampai bersih dari Sperma si bodyguard.

"Oh karena kepala udahnya tidak bisa dihabiskan, kurasa sambil menunggu makanan utama dihidangkan, kita biarkan semua lubangmu mengemut kepala udah !" perintah laureen.

Mendenagrnya aku langsung lemas. Sisa kepala udang dan butut udang yang ada di mangkukku mereka jejalkan ke mulutku, setelah mulutku penuh dengan 2 kepala udang dan 3 buntut udang mereka memasukan 1 kepala udang di vaginaku dan satu kepala udang dan 1 buntut di anusku. Rasanya sangat sakit karena kepala udang cukup besar dan agak tajam di beberapa tempat. Aku meraung-raung meanngis memohon ampun ketika apra bodyguard memasukan kepala udang ke vaginaku. mamaku sampai menututp kedua matanya, begitu juga dengan ciciku.

Setelah hampir 10 menit rasa mengerikan itu, akhirnya aku diijinkan melepeh udang di mulutku ke tong sampah.

Makanan selanjutnya adalah makanan utama. Kali ini Mistress berbaik hati memotongkan beberapa iris daging wagyu di mangkuk anjingku. Mama dan Ciciku mendapatkan potongan wagyu juga bersama Jessica dan Mistress Laureen. Mereka menikmati potongan daging mewah itu di piring.

Sementara aku harus memakan potongan irisan daging di mangkuk anjingku dan memakannya tanpa tangan seperti anjing. Oh kepala udang di vagina dan anusku belum dikeluarkan oleh mereka dan mereka membiarkannya di sana.

Kali ini tidak ada sisa berarti hanya ada sisa-sisa remahan sayur dari piring laureen dan Jessica dan ketika ditimbang beratnya hanya 12 gram.

"12 kali dicambuk !" perintah Laureen.
Tubuhku yang penuh dengan jepitan ini dicambuk 12 kali dan banyak jepitan baju yang lepas. Udang di kedua lubang lacurku juga dikeluarkan.

Ini adalah makan malam termengerikan yang pernah aku rasakan. Aku kemudian memakan sisa-sisa makanan mereka sambil menangis dan mengaduh akrena vagina dan pantatku kesakitan dan mungkin lecet.

Setelah aku beres memakan sisa makanan mereka. Mama dan ciciku diminta membersihkan area vagina dan anusku dengan lap. Aku hanya pasrah saja dan mearasa malu dibersihkan cici dan mamaku.

"Lecet dan sedikit berdarah... sakit ga ?" tanya ciciku sambil mengelap liang vaginaku dengan kain lembut.

Aku hanya mengangguk. "Apapun perintah Laureen.... lakukan jangan ragu ci,.. lebih baik satu orang yang jadi korban daripada kamu sama mama kena....aku udah terlanjur rusak." ujarku.

"Ini collar besi ini bikin lecet lehermu juga..... kamu bertahan ya..." uajr ciciku memelukku.

Ciciku hanya meneteskan air mata. Ciciku adalah orang yang paling kusayang, dia berasa seperti koko karena dia sangat logic dan gak gt memperlihatkan perasaan. Kadang aku merasa seperti memiliki koko. Dia gak terlalu ribet dan kebanyakan mengalah ke adiknya dari dulu. Dia juga sangat pandai dan bisa diandalkan.

Setelahnya makanan Penutup dikeluarkan. Makanan penututp adalah puding buah dengan rum vla dan moci yang dipadukan dengan sempurna di atas sebuah mangkuk cantik.

Aku hanya bisa melihat hidangan cantik itu dibagikan dan tiba-tiba saja aku ditarik oleh para bodyguard.

"Sambil kita menikmati hidangan penutup yang lezat ini, mari kita dihibur oleh budak Erva yang juga akan menikmati hidangan penutupnya. Silahkan Erva, hidangan penutupmu adalah 7 penis dari para bodyguardku. Silahkan kalian menikmari Erva sepuasnya." ujar Laureen

Aku hanya bisa pasrah dan menangis dan ketujuh pria itu segera mengelilingiku. Aku sudah sangat muak dan letih tapi aku hanyalah budak. Aku membuka mulutku lalu satu-satu mengulum penis mereka sementara mereka memainkan tubuhku sekehendak mereka.
 
Selama cici dan mamaku menikmati dessert, ketiga lubangku penuh diisi oleh penis bodyguard. Melayani 7 orang bukan sesuatu yang mudah. Ini sangat meletihkan dan memalukan apalagi ditonton oleh cici dan mama.

Mereka memperlakukanku dengan kasar dan rambutku mulai dihiasi oleh semburan sperma, begitu juga mulut dan dadaku. Mereka juga tidak ragu menampar dan memukul atau menendangku. Aku benar-benar dikasari dan dipermalukan.

Putingku berkali-kali dicubit dan aku menjerit berpuluh-puluh kali sampai hampir dari semua Bodyguard berejakulasi setidaknya 2 atau 3 kali.

Kondisiku cukup mengenaskan setelah setengah jam mengerikan itu. Seluruh tubuhku kesakitan. Vaginaku terutama merasa sangat perih karena sudah terluka lecet karena kepala udang kini diperkosa dengan brutal berkali-kali.

Aku sendiri merasa jijik dengan diriku yang terkapan berbaring di samping meja makan. Sementara mamaku sudah menangis tapi tidak berani berkata apa-apa. Ciciku sendiri berusaha tenang tapi melihat pemerkosaanku dengan pandangan seperti menonton film horor.

Ciciku mencoba memandang mataku seolah bertanya apakah aku masih hidup dan baik-baik saja. Aku hanya mengangguk kecil. Berusaha memberitahunya bahwa aku akan bertahan.

"Oh untuk minumannya kita akan tutup dengan champagne," ujar Laureen. Pelayan membagikan champagne kepada semua orang termasuk kepada para bodyguard.

"Eh lonte.... buka mulutmu !" ujar Laureen sambil sepatu heelnya dimasukan ke mulutku. "Buka mulutmu, kita mau bersulang ! kamu ahrus ikut minum juga !" ujarnya dan aku hanya pasrah membuka mulutku. "awas kalo loe gak minum champagne versi loe !"

"Bersulang bersama !" teriak Laureen. Mereka bersulang sementara para bodyguard mengelilingiku dan mulai mengencingiku sambil meminum champagne mereka.

"Iya kita minum champagne kalo budak erva minum air kencing !" ejeknya sambil aku berusaha menelan air kencing dari para bodyguard yang memandikanku.

Mama sepertinya hampir pingsan dan ciciku menangis sambil minum.
Setelah beres mereka minum, para bodyguard memakai tubuhku untuk mengepel air kencing mereka yang berceceran disekitar tubuhku. "Keluarin lidah loe ! jilat !" seorang bodyguard menggeser kepalaku ke lantai seperti sedang menyikat lantai dimana lidahku dan mulutku dipaksa untuk terus menjilati air kencing.

Ini sangat memalukan, aku sedikit mengintip ke mama dan ciciku yang berpelukan dan menangis melihatku. Kemudian setelah cukup bersih mereka menarik putingku dan menggiringku keluar rumah. Pada momen ini, aku merasa berjalan dan berdiri saja sudah sulit, apalagi beban besi borgol dan collar berat di leherku. Aku terseret menahan rasa sakit dari para bodyguard yang emanrik putingku dengan kasar memaksaku untuk menyeret kedua kakiku yang sudah lemah.

Di teras, Laureen memasukan sebuah sedotan stainless steel untuk boba ke dalam vaginaku, lalu memborgol tanganku di depan. Lalu para bodyguard menyeretku dengan menarik putingku sampai ke paagr depan.

Di depan rumah antara rumah dan jalanan ada semacam gorong-gorong selokan yang ditutup dengan besi parit. Mereka mengangkat besi paritnya dan memasukanku ke dalam selokan depan rumahku tersebut. Lalu mereka menutup besi parit sehingga aku terjebak di dalamnya. Aku melihat dari sela-sela jeruji besi parit dan merasa sangat hina sekali. aku takut tikus dan binatang yang mengkin akan melewatiku.

"Aku mohon jangan gini... aku mohon.... ampuni aku mistress....." .aku berusaha mengakat besi itu tapi terlalu berat. Butuh setidaknya 2 orang laki-laki berbadan besar untuk mengangkatnya apalagi posisiku di bawah dan terbaring. Aku benar-benar terkunci.

"Gw kasih tau loe ya !" ujar Laureen. "Selama bulan ramadhan tiap pagi loe akan dimasukin ke dalam penajra yang namanya selokan. Mungkin di bawah besi parit kantor ruko gw, ato depan gedung kantor loe, ato di pergudangan tuan F, ato dimanapun kita merasa pengen penjarain loe."

"Malem ini loe dipenjara di depan rumah loe sendiri, besok pagi loe akan dibawa ke jakarta lagi dan dimasukin ke parit depan kantor gw. malem ini loe tidur yang nyenyak ya. Ramalan cuaca sih bilang akan ujan. Oh kalo loe berani keluar dari parit ini..... mama atau cici loe bakal gw masukin. Bye-bye...."
Laureen, Jessica, dan para bodyguard meludahiku yang berada di bawah besi parit dan mereka pergi.

Tak lama cici dan mamaku menghampiri besi paritku dan berusaha mengeluarkanku.
"Jangan ma... jangan ci.... kalo kalian mengeluarkanku, entah mistress Laureen akan melakukan apa." ujarku.

"Kita keluarin loe dulu dari sini ntar besok pagi loe masuk lagi..." ujar ciciku masih berusaha mengangkat besi. "Jangan ci... udah biar aku yang tanggung hukuman dari mistress..... sudah cici dan mama ke dalem.... nanti ada tetangga liat dan penasaran gimana ? pls....." uajrku.

Ciciku akhirnya menyerah karena aku menarik terus besi parit agar lebih sulit algi untuk diangkat. Aku hanya bisa menangis ketika mereka masuk meninggalkanku. Ketakutanku langsung menyelimutiku dan aku merasa ada hewan-hewan kecil yang melintasiku. ini sungguh mengerikan. Dan tak lama hujan turun...... semoga saja aku tidak tenggelam...... Oh iya ada sedotan stainless yang jika sampai aku tenggelam setidaknya bisa aku gunakan untuk bernafas.

Dan dimulailah hujan deras di malam itu. Aku hanya bisa berpasrah dan memikirkan kenapa hidupku terus seperti ini. Air mulai naik dan mulai hampir tenggelam. Aku mengambil sedotan boba dan memasukannya ke mulutku lalu pelan-pelan menaikan ujungnya keluar dari sela-sela gorong-gorong besi. pelan-pelan air mulai menenggelamkanku, aku kesulitan untuk naik karena collar besi dan borgol besi di kakiku. Untungnya selokan ini hanya sekitar 60 cm tingginya jadi aku berusaha sekuat tenaga memegang jerujinya dan mengangkat kepalaku sampai ke menempel dengan besi parit.
Tapi pelan-pelan air makin tinggi dan aku menutup kedua mataku dan hanya bisa pasrah semoga aku tidak mati kena hipotermia karena rasa dingin yang luar biasa.

Sekitar setengah jam aku hidup dari sedotan dan air akhirnya mulai surut di tengah malam sampai aku akhirnya tertidur dalam keadan kedinginan dan badanku mulai demam.


Saat ada suara orang-orang membangunkan untuk sahur, aku merasakan aku dikelaurkan dari parit, disiram dan dibersihkan dengan kasar dalam keadaanku yang setengah sadar, lalu dibawa masuk ke dalam sebuah mobil dimana aku dimasukan di lantai mobil dan aku tertidur karena keletihan.

Selanjutnya aku kembali dilemparkan kembali ke dalam parit di depan ruko mistress Laureen dan ditutup kembali besi parit di atasku. Hari menunjukan siang dan hari dan cuaca cukup panas. Beberapa orang lalu lalang tanpa menyadari ada kehadiranku seorang perempuan terborgol dengan collar besi di dalam gorong-gorong parit. Bahkan beberapa karyawan Laureen juga kulihat melintas di atasku. Beberapa orang tentunya menyadari tapi mereka hanya bergosip apalagi setelah dilihat dan mereka mengenaliku.

Aku merasa paling nyaman ketika ada mobil yang parkir diatasku akrena membuatku teduh. Aku jadi merasakan mungkin babi suka lumpur karena sedikit dingin di tengah cuaca jakarta yang panas.  

Mereka berjanji akan mengeluarkanku saat berbuka untuk menjadi mainan para satpam dan baru akan memasukan aku lagi saat mulai puasa. Inilah kehudpanku selama bulan puasa sebagai budak.

- Fin
 



 
 

12 komentar:

  1. Nice to see you again!!
    Good story (Y)

    BalasHapus
  2. Setelah sampai ditujuan besi pada kaki dan lehernya hilang begitu saja
    Padahal harusnya bisa lebih di explore seperti kesulitan makan atau kesulitan nyepong karena erva sendiri yg menggambarkan kalau collar besi yg digunakan terlalu berat, harusnya saat masuk parit juga diberitahu kalau colar besi dileher dan kakinya membuat erva tenggelam
    Terus dikakinya juga kan dipasang besi, harusnya bisa kasih tau pembaca dibagian rumah kalau jalannya jd sulit dan bikin mis Lauren marah karenanya
    Besi 2kg itu berat loh

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih masukannya tuan, sudah ditambahkan

      Hapus
  3. cicinya di jadiin budak juga dongg

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan huhuhu kalo ciicku jadi budak ya Ervanya udah gak ada semangat hidup lagi jadinya. Kan Erva menjalani semua biar cicinya gak jadi budak.

      Hapus
  4. nice story budak.
    sedikit kecewa karena cici nya cm di suru buka bra & cd aj. kalo lebih di explore lg bisa jd lebih hot.
    anyway, looking forward for the next chapter

    BalasHapus
  5. akhirnya update jg. thanks for the update.
    scenario cap go meh dr master/mistress lainnya mana nih? ga berencana buat di up jg di blog?

    BalasHapus
  6. Bagus sih tapi kenapa lu updatenya lama

    BalasHapus
  7. Udah tamat kah??

    BalasHapus
  8. bosan sama erva terus, bikin cerita tentang ketiga budak lain ketika lagi dihukum buat selingan lah, masing-masing 1-2 chapter gpp
    bosan erva doang sampe 21 chapter sendiri

    veirin juga ga dilanjut

    BalasHapus
  9. Jujur gw penasaran kelanjutannya
    Tp kalau pun ga ada kelanjutan ya gw maklumin sih soalnya gw juga bingung kalau disuruh lanjutin

    Kalau pun mau dilanjut, gw sih pengennya ceritain pas masa ramadhan juga

    BalasHapus

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...