Rabu, 30 November 2022

Business Consultant Rendahan 18

 CHAPTER XVIII


Jumat 00:00
Aku mengigil kedinginan merasakan disiram oleh air dingin oleh Umet si satpam komplek pergudangan di tengah malam untuk membersihkan diriku yang penuh sampah.

Aku hanya meringkuk mengigil disemprot oleh selang karet, sementara tangan Umet sebelah kiri memegang selang, tangan kanannya memegang gagang sikat pembersih kloset.

"Buka.... !!!" bentaknya
Aku hanya pasrah dam membuka diriku, kubentangkan kedua tanganku dan aku berjongkok seperti kodok dengan kedua paha terbuka dan kedua tanganku kusilangkan di belakang kepala agar Umet bebas membersihkanku.

"Beneran dibakar pake besi panas itu ?" tanya satpam yang lain.
"Iya bro, gila ya lonte kafir cina ini. gw juga gak nyangka itu permanen..." ujar Umet sambil terus menyiramiku dengan selangnya dan tangan kanannya menyingkirkan dan menggosok-gosok badanku dengan sikat pembersih toiletnya. Aku merasa benar-benar seperti seonggok barnag yang ditemukan di tong sampah dan dibersihkan untuk digunakan sementara dan kemudian dibuang kembali.

Aku hanya pasrah, aku sudah merasa sangat letih dan mengantuk. Semua badanku sakit karena berada dalam kresek sampah bersama kulit2 durian sebelumnya. Belum lagi olah raga sebelumnya membuat seluruh badanku tersiksa.

"Eh lonte, buka lubang meki loe, mau gw bersihin," ujar Umet memerintahkanku.  

Aku menangis tapi dalam kepasrahanku, tetap tanganku membuka kedua bibir vaginaku. Selangkanganku sudah sangat sakit karena, bola berduri, durian, dildo besi penyetrum, dan siksaan lainnya, bahkan batu kerikil pun tadi sempat mengisi vaginaku. Seluruh vaginaku terasa perih tapi kini aku harus membukanya untuk dimasukan kembali sikat WC. Aku tahu betapa mengerikannya sikat WC di dalam vagina.....

"Aaaarghhhh.....!!!!" aku kembali mejerit sejadi-jadinya emrasakan perih yang sangat ketika Umet dengan sadisnya memasukan sikat WCnya ke dalam vaginaku yang kering dan perih. Aku menjerit-jerit dan tak lama karena tenagaku sudah hampir tidak ada aku pingsan.

-------

"Bangun...."
aku emrasakan guyuran air di wajahku.... aku membuka mataku, mendapati diriku tergeletak di lantai tempat mereka mencuciku sebelumnya.

Aku sudah terlalu letih dan tak bertenaga, aku hanya melihat bayang-bayang dan kunang-kunang ketika Umet menjambak rambutku dan menarik kepalaku untuk menatapnya.

"pandangannya kayak kosong bro...."

"Yah loe sih terlalu sadis...."

"Pake aja deh walau dia gak sadar.... gw horny liat bodynya nih lonte cina,"

"Bangun.... bangun !" Umet menampar-nampar mukaku tapi aku sangat sulit untuk melawan rasa ngantuk yang membuat kesadaranku kembali terhilang.

-----

Aku kembali terbangun saat siraman air entah yang ke berapa menghantam wajahku, aku melihat seorang satpam sedang memperkosaku.  Tapi aku bahkan terlalu letih untuk bereaksi dan bergerak.

aku hanya membuka mataku sekilas dan terbawa arus untuk kembali kehilangan kesadaran.

------

Aku sungguh tidak tau apa yang terjadi, yang kutahu hanyalah ketika jam sekitar jam 4 pagi, aku terbangun dan membuka mataku. Aku mendapati diriku terikat dibentangkan seperti huruf X, tergantung di belakang sebuah truk yang sedang melaju. Aku melihat sinar cahaya dari mobil yang menyetir di belakang truk dimana aku digantung. Menerangi semua ketelanjanganku.

Aku langsung panik begitu sadar. Apa yang terjadi denganku dan kenapa aku ada di sini. Apa juga yang akan terjadi ? sudah berapa lama aku tak sadarkan diri dan terikat telanjang seperti ini ?

Aku berusaha menagtur nafasku dan berusaha agar tidak panik. Sebelumnya aku terpingsan di pergudangan dan sekarang aku ada tergantung dibelakang truk. Kulihat aku ada di tol. menuju kemana ? aku mencoba memperhatikan sekitarku dan melihat bahwa truk ini menunju bandara sepertinya. Pergudangan tuan F ada di daerah cakung timur, sedangkan seakrang aku sepertinya ada di tol menuju bandara.

Aku kembali menghela nafas dan memikirkan apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Aku berusaha pasrah saja dengan apa yang terjadi. Apakah aku akan ditangkap polisi ? atau ada apakah yang akan lebih buruk terjadi ?

truk ini terus melaju dan akhirnya mulai pelan, dan truk lain mengantri tepat di hadapanku. pengemudinya nampak dari kaca mengucek mata mereka.

"Itu cewek bugil beneran ?"
"gw pikir gambar ! taunya gerak...cewek beneran itu..."

Aku mendengarnya mereka sambil menunjuk-nunjuk aku akrean kaca samping mereka terbuka. Aku sungguh malu rasanya.

"Cakep pula lagi..."
"gelo sih diiket dibelakang truk telanjang. Lonte darimana ? gak diberentiin polisi ?"
"Malem gini polisi juga jarang,"

Tak lama trukku maju dan truk dibelakangku kembali mendekat. Antrian tidak panjang tapi bagiku terasa sangat panjang. rasa malu dilihat oleh dua supir truk di belakang trukku membuatku salah tingkah.

Tak lama trukku keluar dari gerbang tol dan melanjutkan masuk ke daerah bandara, truk kami bergerak masuk ke salah satu daerah penerimaan pesawat cargo. Tak lama Umet muncul dihadapanku ketika truk kami parkir.

Ternyata kondisi cargo tidak sesepi yang kuharapkan. ada banyak orang lalu lalang dan banyak truk serta mobil-mobil. Di jaman online ini, ekspedisi memang beroperasi malam. Mulai dari JnT, JNE, ninja, sicepat ada banyak mobil mereka juga di sini. Aku hanya pasrah dan beberapa orang nampak kaget melihat ada perempuan telanjang diikat dibelakang truk.

Umet tak lama muncul,
"Oh udah bangun Lonte, ?" tanyanya
"Gila bro... lonte darimana diiket dibelakang truk ?"

"Gw cuma penjaga aja bro, lontenya bos." ujar Umet. Tak lama aku mengenali seorang pria, rasanya namanya Nurdin dan dia adalah salah satu supir truk dari truknya milik tuan F. kurasa dia adalah supir yang membawa truk yang sedang mengikatku.
"Wah... itu lonte beneran di cap panas dia atas memeknya ?"
"iya mantep banget nih pecun,"
"Chindo pula.... wuih panlok ini. kayak mulus.... barang bagus ini,"

"Kami mau ambil barang yang bentar lagi sampe. Ini kode markingnya, dari ekspedisi langsung pindahin koliannya ke truk ini," ujar Nurdin ke salah satu petugas yang mendekati..

"Gw bantu siapin dulu," ujar Umet dan diikuti 1 seorang satpam kompleks pergudangan lagi yang membantu menurunkanku dari ikatanku.
"Berlutut di sini !" ujar Umet menyuruhku berlutut.

Aku hanya pasrah berlutut dalam ketelanjanganku sementara kulihat orang-orang mulai mengerubungiku. Umet membuka isi bagian belakang truk dan kulihat dalamnya kosong.

"Kalian kalo mau sentuh, ini lonte bebas sentuh ya. grepe-grepe ato pake aja mulutnya sepuasnya." teriak Umet kepada para pekerja yang sedang sibuk.

Beberapa mulai melirik kepadaku tapi kebanyakan sibuk bekerja, mungkin dikejar waktu. Tapi ada satu dua yang mulai mendekatiku dan langsung menyentuh-nyentuh tubuhku. Aku hanya pasrah membiarkan diriku dilecehkan oleh mereka.

Oh aku mulai menangkap situasinya, jadi aku dapat mengambil kesimpulan ada barang datang dari ekspedisi pesawat dan perlu segera diambil. Aku tahu beberapa barang memang dikirim lewat udara sedangkan beberapa lewat laut. Aku juga yang mengusulkan agar untuk efisiensi kuli, bisa juga membayar satpam kompleks untuk membantu kuli panggul sehingga lebih efisien karena tidak selalu diperlukan. apalagi satpam di kompleks sudah seperti pelayan setia tuan F sejak aku menjadi mainan mereka.

"Eh lonte..... nama kamu siapa ?"
"Erva tuan, budak ini lahir dengan nama Erva tapi sekarang budak ini hanya diijinkan dipanggil dengan nama pelacur, lonte, tempat pembuangan peju, dan hal-hal yang merendahkan diri. Budak rendahan seperti hamba tidak pantas memiliki nama." ujarku

"Kenapa kamu di sini ? pengen diperkosa ?"

"Lonte gratisan ini hanya patuh dan digiring, silahkan tuan-tuan sekalian melakukan apapun yang tuan tuan inginkan. Budak ini tidak memiliki hak untuk menolak," ujarku lagi sambil salah satu dari mereka kemudian memelintir putingku dan aku hanya mnejerit kesakitan dan berusaha untuk tidak melawan dan terus menyimpan kedua tanganku di punggung dan tetap membusungkan dadaku.

"ini dicap panas ?" tanya seorang lagi.
"Iya tuan, mistress menginginkan budak rendahan ini untuk menderita dan selamanya menjadi budaknya sehingga, budak murahan ini dicap menggunakan besi panas secara permanen."

"Wah kasian yang nanti jadi suami lu donk..."
"budak ini sudah tidak memiliki masa depan untuk menikah Tuan. Mistress telah memvonis budak ini ada hanya untuk menderita seumur hidupnya menjadi budak bagi mistress." ujarku pasrah.

"Ya udah sini isepin kontol gw !" ujar salah satu petugas di sana sambil mengeluarkan penisnya. Aku hanya pasrah dan membuka mulutku dan berusaha memberikan pelayanan terbaikku sementara Umet dan beberap satpam sibuk bekerja memasukan barang ke truk.

Ia menjambakku dengan kasar dan memaksa agar penisnya masuk sampai ke tenggorokanku. Aku dipaksanya deeptrhoat dan ia memperlakukanku dengan kasar. Aku tetap berusaka memainkan lidahku agar ia merasa terpuaskan dengan pelayananku.

"Wah bener-bener lonte pintar, mulut cantik lu yang kecil ini enak banget,"

"ntar gantian ah abis ini gw juga mau coba," ujar suara pria lain.

"pake aja sepuasnya bro," ujar Umet yang lewat sambil membawa satu buah kolian ke dalam truk.

Aku merasakan penis si petugas yang sedang menggunakanku dan tak lama ia memuntahkan spremanya. Ia kemudian menahan penisnya dan memaksaku menelan semua spermanya dengan menutup hidung dan mulutku.

"Uhuk...uhuk..." aku terbatuk2 saat ia menarik penisnya dari mulutku. Dan kemudian ada penis berikutnya yang sudah mengacung di depan wajahku. Aku hanya pasrah dan membuka mulutku untuk melayaninya.

Penis demi penis bergantian, dari keaman, kuli panggul semua ingin mencoba mulutku dan selama hampir satu setengah jam mengulum berbagai penis membuat rahangku keletihan tapi aku tidak berani untuk mengeluh dan walau rasanya sudah capek sekali aku terus menghisap dan menjilati penis yang  memasuki mulutku.

Ketika langit sudah mulai terang walau mentari belum muncul di ufuk timur, aku masih menelan sperma dari seorang kuli. Umet mendekatiku dan menarikku dengan kasar ketika aku baru saja selesai melayani si kuli.

"Ayo kita pulang lonte...." ia menarikku dan memaksaku ke belakang truk boxnya.

"T-tuan.... ijinkan budak ini di dalam.... budak ini hanya barang..... atau jadikan budak ini keset dan karpet di bagian depan. Budak ini akan sepanjang perjalanan menjilati sepatu tuan jika tuan mengijinkannya...."

"jangan banyak nawar...." Umet menamparku dengan kasar. "Loe bakal tetep diiket dibelakang !" ujarnya sadis sambil bersama rekannya kembali mengikatku seperti huruf X di belakang truk.

Mereka mengikat kedua tangan dan kakiku sehingga vaginaku terekspos, kedua putingku mereka jepitkan nippleclamp berantai. "Gigit rantainya, kalo sampe lepas..... akan ada hukuman untukmu !" ujar Nurdin si supir.

Kemudian ia menjepitkan jepitan kertas ke kedua bibir vaginaku.

Aku langsung mengerung menahan sakit, tapi aku tetap mengihit erat-erat rantai niple clamp yang menyiksaku karena takut akan hukuman dari Nurdin dan Umet.

Kemudian truk kami bergerak menyusuri tol. Aku sungguh malu tergantung seperti huruf X di belakang truk menjadi tontonan semua orang yang akan kami temui di jalanan. Belum lagi kondisiku sangat memalukan dengan kedua bibir vaginaku dijepit penjepit kertas dan kedua putingku yang kusiksa sendiri dengan rantai nipple clamp yang kugigit. Rasanya sangat rendah sekali diriku ini.

Aku melihat banyak supir dan juga pengemudi yang melihatku dengan kaget. Setiap kali truk ini berhenti untuk mengambil karcis adalah saat yang paling memalukan. Karena mobil di belakangku dapat melihat atau memfoto dan memvideokanku. Aku melihatnya ada beberapa orang yang sibuk memvideokanku. Entah apakah kehinaanku akan menyebar sampai mana.

Hampir 45 menit perjalanan memalukan di belakang truk berlangsung dan sekitar di tol dekat dengan pergudangan, ada belokan dan goyangan yang membuaytku menjerit dan kaget sehingga rantai nipple clampku terlepas dari gigitanku. Aku sangat ketakutan dengan apa yang terjadi dengan diriku ketika kami kembali memasuki kompleks pergudangan.

matahari sudah terbit dan aku diturunkan di depan gudang tuan F.
"goblok emang nih lonte !" aku ditampar oleh Umet. "Suruh gihit nipple clamp aja gak becus. Sengaja ya emang pengen dihukum !" bentaknya.

Aku hanya pasrah dan gak berani menjawab. Umet menjenggut rambutku dan menarikku mendekati Tuan Golden yang terikat di depan gudang tuan F.
"Sana ngentot sama anjing ! sambil nunggu hukuman loe !"

Umet memaksa Tuan Golden untuk memperkosaku. Smentara aku diperkosa oleh anjing ini, mereka menurunkan barang ke gudang tuan F. Ketika mereka selesai membereskan abrang, aku masih menungging ditungangi oleh tuan Golden yang sedang penisnya sedang mengembang karena telah menumpahkan spermanya di rahimku.

Tentunya ini membuatku tersiksa tapi memang itulah tujuan hidupku saat ini, tersiksa dan tersakiti dan merasa rendah.
"Kamu tahu apa yang akan kamu lakukan sebagai hukuman ?" tanya Nurdin padaku yang masih terperkosa oleh knottingnya Tuan Golden.

"A-apapun....aaarghhh y-yang....yang....tuan berikan. budak ini akan menerima hukumannya....aaaarghhhh" ujarku yang kesakitan karena kedutan dari penis tuan Golden yang seperti merobek vaginaku.

"Kamu akan berlutut di depan pintu gerbang gudang seperti biasa, dan semua buruh yang masuk akan memukul, menampar, ataupun menendangmu sebagai hukuman. Dan kamu ahrus berterima kasih dan mencium sepatu mereka satu persatu." ujar Umet.

"T-terima kasih telah menghukum budak ini...,Aaarghhhhhh" ujarku sambil mencium sepatu Umet dan kemudian mencium sepatu Nurdin yang menyodorkan kaki mereka karena aku masih terpenjara oleh penis tuan Golden.

Setelah tuan Golden penisnya kembali mengecil dan bisa dicabut, sperma tuan Golden mengalir keluar dari vaginaku dan Umet menjambak rambutku dan memaksaku untuk menjilati sperma cair yang keluar dari veginaku di aspal.

Setelah cukup puas menikmati penderitaanku dan kehinaannku abrulah aku digiring dalam keadaan telanjang untuk ke pos depan dimana aku berlutut dan siap menerima hukumanku dari buruh gudang yang akan segera berdatangan. Mereka yang naik motor akan langsung masuk ke dalam melalui pintu samping, hanya yang menggunakan kendaraan umum yang akan amsuk melalui pintu samping pos satpam. Tapi setiap hari ada sekitar 150 orang yang masuk melalui pintu tersebut. Artinya aku akan dihajar 150kali dan harus mencium 150 sepatu.

Umet mengikat kedua tanganku dengan tali dan memintaku untuk berlutut jam 7:30 dan membiarkanku di pintu masuk samping untuk pejalan kaki dimana semua orang yang datang diminta untuk memukulku, menendangku, atau menamparku 1X. dan kemudian aku berterima kasih dan mencium sepatu mereka.

Yang pertama muncul adalah 3 orang perempuan berusia 30an lebih mungkin hampir 40an yang masuk dan terkejut melihat ada seorang perempuan muda telanjang dan ada luka bakar Slave diatas vaginanya, aku tampak sangat memalukan.

"Wah kamu melakukan apa sampe dihukum gini ?" ujar si ibu pertama. Mereka sudah terbiasa karena aku sudah berkali-kali diikat telanjang di sini. dari awal-awal mereka jijik dan merasa malu-malu kini mereka sekarang sudah menganggap aku sebagai samsak.


"Ini budak seks yang sedang dihukum.... tampar, pukul, atau tendang sekali lalu dai akan berterima aksih dan mencium sepatumu." ujar Umet

"Si-silahkan hukum budak ini nyonya.... " uajrku.
Mereka menendang vaginaku masing-masing satu kali sampai aku menangis akrena rasa sakitnya. Aku mencium sepatu mereka masing-masing.

Awalnya yang datang adalah perempuan-perempuan, baik ibu-ibu dan juga perempuan yang sebaya atau lebih muda dariku, baru kemudian yang pria mulai berdatangan lebih mendekati jam masuk di jam 8 pagi. Yang perempuan awalnya lebih malu-malu dan hanya menamparku ringan atau menendangku ringan, berbeda dengan kebanyakan pria yang menendangku dengan kasar atau menampar payudaraku. Tidak semua laki-laki aksar, ada yang mereka bersikeras tidak mau menendang atau menyakiti perempuan sehingga aku harus meyakinkan mereka kalau aku hanyalah barang dan seonggok daging yang sedang dihukum.

157 orang tepatnya yang masuk melalui gerbang hari itu dan aku sudah cukup babak belur di akhir sesi penyiksaan itu. Bahkan hampir 40 orang terakhir aku hanya bisa meringkuk dan ditendang oleh mereka lalu aku mencium sepatu mereka seadanya karena aku sudah sangat kesakitan.

Jam 8:30 penderitaanku akhirnya selesai dan aku dibiarkan beristirahat dalam kondisi meringkuk dan babak belur. Tentunya Umet mengencingi aku dulu setelah hukumanku berakhir.

Mereka mengguyurku pada pukul 11 lebih karena aku tertidur karena keletihan. Lalu mereka mencuci bersih diriku kembali, lalu bergiliran menggunakanku sebelum aku diijinkan makan nasi bungkus dan  akhirnya aku diantar ke kantor pergudangan tuan F oleh Umet.

"Bye-bye Lonte...." ujar umet sambil meninggalkanku membuatku harus menghadapi Satpam kantor Martin.

"S-selamat siang tuan Martin," ujarku.

"Eh gw baru lait itu tatoo slave u....eh bukan tatoo ya...."
"Ini dicap panas dengan besi tuan," ujarku pasrah mengambil posisi berlutut di hadapannya dan menyilangkan kedua tanganku di belakang,

"Atasanmu, nona Vanya blom datang. Dia yang akan presentasi kan ? sambil nunggu kamu layani aku dulu, terus Tuan Golden deh," ujar Martin sambil duduk santai dan membuka lebar kakinya. Aku mengerti dan langsung patuh berlutut di hadapannya, tanganku membuka sletingnya dan mulai menurunkan celananya sedikit dan aku mulai menyentuh penisnya dan mulai menjilatinya lalu memainkan lidahku agar Martin bahagia.

Aku berharap agar Vanya cepat datang sehingga aku tidak perlu melayani Tuan Golden untuk keduakalinya hari ini. Aku sengaja selembut dan sepelan mungkin melayani Martin.

Martin sepertinya sadar, setelah lima menit, dia menjambak rambutku dan memainkan kepalaku dengan kasar sampai memaksaku deepthroat dan dalam beberapa sekejam saja ia segera mencabut penisnya dan memuntahkan spermanya di wajahku.

"Sekarang sana layani Tuan Golden," ujar Martin menyruuhku untuk melayani anjing German Shepherd. Aku merasa sangat rendah tapi memang itulah aku, aku merangkak dan kembali mendekati anjing yang sedang bersantai. Aku memeluknya dan memainkan jemariku di penisnya, kukecup penisnya dan aku mulai menjilati penis anjing itu dan memasukannya ke mulutku walau baunya aku sebetulnya tidak tahan. Kemudian setelah cukup keras dan Tuan Golden mulai menaikiku dan aku memposisikan diriku seperti anjing betina.

Tuan Golden menggenjotku dan ini terasa sangat hina sekali walau ini sudah sering terjadi. Aku hanya pasrah merintih dan berharap Vanya datang sebelum anjing ini berejakulasi. Tapi sepertinya aku memang ditakdirkan untuk menderita. Aku merasakan penis Tuan Golden membengkak dan rasanya sangat sakit sekali, aku hendak mencabut penisnya dari vaginaku sebelum membengkak tapi martin berteriak "Lonte, kalo u cabut penisnya sebelum dia ejakulasi, gw bakal panggil anjing-anjing kampung sekitar juga buat non stop perkosa u nanti malem,"

Akhirnya aku mebiarkan penis Tuan Golden membengkak di dalam vaginaku, aku menjerit kesakitan dan aku terkunci knotting. Kemudian dalam rasa sakit itu, aku merasakan penisnya menyemburkan sperma cair anjing ke dalam rahimku. Aku sangat kesakitan dan terhina sekali rasanya. Dibuahi kembali oleh anjing.

Kemudian Vanya muncul, turun dari Honda HRV-nya. "Ya Ampun BU erva.... " ujarnya mendekatiku sambil membuak HPnya dan merekamku. "Ya AMpun Bu erva, gw tau elu rendahan tapi gak maen sama anjing juga siang-siang gini di luar puula.... ya ampun..... ayo cepet kita harus meeting...." ujarnya

"B-....bu....V-Vanya....b-budak ini gak bisa melepaskan diri dari anjing yang knotting ini...." tangisku dalam rasa malu.

"Masa gak bisa ?" ujar Vanya memberi isyarat ke pa Martin.
"Gak bisa bu, anjing kalo abis ejakulasi akan ngunci pasangannya.... yah setengah jam lah..." ujarnya

"Setengah jam ?? kita harus meeting dalam 5 menit !" ujar Vanya kesal.
"Dasar lonte tolol.... !" ia kemudian menginjak kepalaku sampai mencium tanah. "Mau meeting malah ngentot sama anjing. Goblok ! loe patut dihukum !!"

Aku hanya bisa diam dan menahan semua penghinaan ini. Aku hanyalah budak objek siksaan dan sudah nasibku dihina dan direndahkan. "Maafkan budak ini nona....maafkan budak ini nona Vanya...." ujarku sambil merintih menahan sakitnya di vaginaku dan sakitnya di harga diriku yang direndahkan dan dipermalukan.

"Sambil loe nikmatin vagina loe diisi kontol anjing, ini jilatin kaku gw !" ujar Vanya. Aku ahnay pasrah menjilati kaki Vanya yang disodorkan kepadaku.

vanya nampak sibuk dengan hpnya ketika aku menjilati kakinya.
"Hei Guys !... liat nih siapa yang ada di kaki gw !" ujar Vanya di video callnya memperlihatkan aku yang sedang dipakai oleh anjing. "Liat lonte kantor kita lagi dipake sama anjing !" ujarnya sambil berkeliling memperlihatkan tubuh telanjangku yang sedang dipakai oleh tuan Golden. Aku berharap itu bukan live. Aku lihat sepertinya itu video call biasa sih.

Mereka mengobrol dan membahas bagaimana aku tidak profesional, mau rapat malah ngentot dengan anjing. Vanya mengumpulkan saran-saran untuk menghukumku.

"Kayaknya itu lonte, mending disuruh piara anjing di rumahnya aja, tiap malem harus life dientot anjing buat kita2," ujar Zahra

"Ini meeting telat sih, parah itu lonte malah enak2an sama anjing. bawa anjingnya ikut meeting biar dia meeting sambil dientot ajing."

"Wah kalo gw sih, nanti selaam meeting gw setrum tanpa henti !"

"udah gak usah diajak meeting, sebagai gantinya dia gak boleh lepas dari itu anjing sampe u keluar beres meeting. suruh life aja terus ajak anjingnya ngentot. kalo perlu cari anjing liar !"

Aku hanya bergidik membayangkan hukuman-hukuman yang mereka sarankan kepadaku.

"Hukumannya ngentot ama kuda aja sore nanti biar kapok !!!" ujar Nadia.

"Wah rusak donk ntar memeknya, gw amsih mau pake !"
"Ih bekas anjing aja loe pada mau !"

"Ih gw males pake memeknya kalo dah liat dia dipake ama anjing gini !"

"Siksa aja, tusuk jarum di toketnya. tiap telat 1 menit 1 jarum liat deh berapa puluh jarum yang bakal ada di toketnya !"

Mendengarnya saja membuat aku ketakutan, entah hukuman apa yang akan mereka lakukan padaku nanti setelah Tuan Golden melepas knottingnya.

Tak lama setelah mereka mengobrol dan membahas hal-hal lainnya, aku merasakan penis tuan Golden mulai mengecil dan akhirnya aku bisa lepas.

Vaginaku sangat terasa perih dan sakit tapi aku tidak bisa mengasihani diriku dan merapa-raba rasa sakitku. Vanya langsung menarik putingku dengan kasar dan mengiringku masuk ke dalam bangunan melewati para Kuli yang bekerja di lantai 1 dan melewati staff di lantai 2 dan 3.

Aku masih bisa mendengar cemoohan para Kuli, "awal-awal gw liat non Erva cakep banget, mimpi apa ya makin lama makin hina gini. dari awal pake baju berkelas, pake baju kayak lonte, telanjang, sekarang dijenggut lagi masuknya...."

atau di lantai 2 dan 3 "Lulusan luar negeri tapi jadi budak seks, makanya percuma sekolah tinggi di tempat bagus kalo nasibnya jelek, tetep aja cuma dijadiin budak seks doank,"

Akhirnya masuk ke ruang meeting dimana Suri dan Tuan F sudah menunggu.
Suri belakangan sering ada ikut meeting hanya untuk menambah penderitaanku.

"Telat 37 menit !" ujar tuan F dingin. "Ah Erva udah datang...." ujar Suri yang menggunakan kemben putih dan celana panjang jeans.

Aku yag sedang kesakitan didorong dengan kasar oleh Vanya. Aku tahu aku harus menjalani hukuman standarku jika telat. Aku meranhgkak ke tempat dimana jepitan disimpan dan mengambil 37 buah jepitan yang satu demi satu kujepitkan ke tubuhku.

Walau seluruh badanku sakit, terutama vaginaku tapi aku dengan tangan gemetar mengambil satu demi satu penjepit lalu menjepitkannya ke tubuhku, mulai dari kedua putingku dan kedua bibir vaginaku, serta itilku dan terus menghiasi tubuhku satu demi satu. Sampai ke 37 Jepitan menghiasi tubuhku.

"kamu tahu berapa hukumanmu ?" tanya Suri

"Setiap 10 detik keterlambatan, budak ini harus menempelkan 1 jepitan. Berarti budak ini akan 6 kali menjalankan hukuman ini nona Suri," ujarku sambil melipat tanganku di belakang dan membusungkan dadaku.

"Aku gak mau mengulang 6 kali ! jadikan 2X saja, tambah lagi 37 kali 2 !"
"Ctarrr !!!" Suri menghantamkan cambuknya menghajar tubuhku dan 5 buat jepitan terpelanting. Aku meraung menjerit.


"B-baik nona...." uajrku patuh, mengambil 5 buah jepitan yang terhempas dan emamsangnya kembali ke tubuhkud an mengambil 74 jepitan lain dan mulai memenuhi selutuh tubuhku dengan jepitan-jepitan itu.

"Kita mulai meeting dulu agar tidak membuang waktu," ujar Tuan F mempersilahkan Vanya.

Vanya mulai menjelaskan dan memberikan presentasi laporan sementara aku terus menghiasi tubuhku dengan jepitan-jepitan. Tak terasa dalam beberapa menit, kini di tubuhku ada 111 jepitan yang menghiasi tubuhku.

"Maaf, tapi budak ini sudah siap tuan dan nona," ujarku membusungkan tubuhku yang penuh dengan jepitan.

"Tunggu dulu aku selesaikan satu bagian tolol !" bentak Vanya menendangku dengan kasar.

"Maaf...nona...." aku langsung kembali berdiri dan berlutut dengan membusungkan tubuhku dan menanti mereka menyelesaikan satu bagian presentasi.

sekitat 10 menit kemudian,
"Baiklah kita istirahat dulu sambil melihat budak ini dihukum!" ujar Vanya mempersilahkan Suri yang mengambil cambuk. Ia melihatku dengan keji dan memutar-mutarkan cambuknya.

Ia menghantamkan cambuknya ke badanku di ada.
Aku langsung menjerit kesakitan !"Aaaaaaaaaaaaaaa.......S-s-satu....terima kasih nona Suri...." ujarku. Kurasakan ada 7 jepitan yang terpental. Aku tahu aturan sadis hukumanku adalah setiap ada berapapun jepitan yang terlempar aku harus memasangkannya kembali dan hanya boleh menyisihkan 1 untuk tidak terpasang. Memastikan aku selalu hanya mengurangi 1 jepitan dalam setiap cambukan.

Artinya aku ahrus mengambil 6 buah jepitan dan memasangkannya lagi sebelum cambukan kedua dilayangkan. Hal ini memastikan juga putingku selalu dijepit oleh jepitan dan Suri akan terus menghantam putingku.


maka neraka siksaankupun dimulai.
Seratus sepuluh cambukan lagi dan...
   
...

"Aaaaahhhhhhh!" aku emnangis setelah 5 buah jepitan terlepanting dari dada kananku. "L-lima pupuluh.....T-terima kasih...." ujarku sudah sangat kesakitan dan aku sduah becek dan orgasme karena saking sakitnya tubuhku mengeluarkan endorphine dan memaksa tubuhku orgasme.

"Masih ada 61 lagi Budak !"
"Ctarrrr!!!!"

Aku kembali menjerit meraung.


...

Aku sudah berhenti menjerit dan hanya mengejang dan sudah tidak sanggup berdiri. aku sudah terlentang di lantai ketika cambukan nomer 97 dihantamkan pada tubuhku dan mementalkan 3 buah jepitan di itil, dan kedua bibir vaginaku.

"...a....a....sembilan.....tu-tujuh.....maaa.kas...sih....." ujarku yang sedang dilanda rasa sakit. Tanganku meraba-raba tapi aku sebetulnay sduah diambang batas sadarku. Suri mengambil dua jepitan dan menjepitkannya di itilku yang membengkak dan satu lagi di bibir vagina kiri. Kemudian ia memindahkan satu jepitan di perutku ke bibir vagina kanan sebelum....

"Ctarrrrrr!!!"

Aku kembali mengejang kesakitan. "Se-sembilan.....dla.....dlapan......"

...

Pukulan ke 111 yang terakhir dari sesi ini dihantampkan di itilku. aku sudah sangat tidak berdaya, "Sra...sratus..sebelas....ma...ka....sih...." dan aku akhirnya bisa bernafas sedikit lega sebelum menutup mataku karena kesakitan.

Suri menjambakku dan memaksaku untuk kembali berlutut. Lalu ia menyerahkan sepatu high heelsnya...."sementara kita meeting.... itu tangan kiri masukin heels gw ke vagina loe, ! awas kalo berenti gw masukin kaktus !" ancamnya

Aku hanya pasrah walaupun vaginaku sudah kering dan lecet tetap aku memasukan heels stilettonya ke dalam vaginaku sambil aku berlutut dan mendengarkan mereka berbicara melanjutkan meeting.

Rasanya ini menjadi meeting yang panjang dan aku nyaris kehilangan kesaradan karena sudah sangat kesakitan. Aku merasakan aku sepertinya demam dan sangat lemas.  Dan aku masih berlutut dalam keadaan geemtar sambil memasukan dan mengeluarkan heels milik Suri. Sungguh memalukan dan menyedihkan semantara Vanya dan tuan F rapat.

Sampai akhirnya meeting selesai aku langsung ambruk padahal masih ada satu sesi lagi 111 jepitan yang siap menantiku.

"Yah malah pingsan....padahal sesi 2 baru mau mulai !" aku mendengar suara Suri yang menendang-nendang tubuihku yang jatuh telungkup karena pingsan. Aku samar-samar masih merasakannya sampai tiba-tiba kesadaranku hilang..

"Aaarghhhh !!!!" aku menjerit ketika dadaku kini seperti ditusuk oleh banyak paku payung. Suri ternyata menekan payudaraku ke nampan berisi paku payung yang menembus langsungh ke buah dadaku.

"Karena loe pingsan, jadi hukuman loe gw ganti pake 111 paku payung yang ada di nampan dan bakal nusuk badan loe !" ujarnya mengangkat kembali badanku. dadaku sudah penuh paku payung dan beberapa terjatuh walau ada banyak juga yang menempel di payudaraku.

"Ampun miss..... ampun....ampuuaaaaaaaaaaaaarghhhhh"

Ia kemudian mendorong kembali badanku ke nampan di atas meja tersebut membuatku menjerit. Beberapa kali ia mengangkat badanku dan mendorongku kembali ke nampan paku payung sampai akhirnya dia puas dan barulah aku dibiarkan tak berdaya, tanganku dibelakang terikat dan badanku penuh paku payung.

Aku hanya dibiarkan saja menangis sampai akhirnya tuan F dan Suri pulang. Aku masih bisa mendengar ketika Vanya, Suri dan Tuan F meninggalkan ruangan : "Kalian boleh pake itu lonte bebas, tpai inget jam 12 malem harus udahan ya, atur2 sama kalian ya," perintahnya pada para staff.

Aku hanya menghela nafas dan berpasrah pada apa yang akan terjadi.


Beberapa staff laki-laki tak lama masuk, melihat aku yang meringkuk dengan tangan terikat, di pojok ruangan dengan rambut berantakan, daerah dadaku yang dipenuhi oleh paku payung yang menancap di buah dadaku dan juga aku tentunya telanjang hanya menggunakan collar anjing.

Ketiga staff laki-laki itu menarikku keluar dan kemudian mereka membantuku dengan mencabut satu-satu paku yang menancap di dadaku membuatku kesakitan lebih lagi.

Setelah semua tercabut, para staff menggunakanku bergantian, kebanyakan menggunakan mulutku karena vaginaku bahkan sudah tidak bisa becek walau dirangsang ataupun dikasari.

Mereka menendang vaginaku tiga kali berusaha agar aku becek tapi aku sudah terlalu letih sehingga akhirnya mereka mulai tidak tega dan menggunakan mulutku.

Setelah aku melayani 9 staff mereka melemparku ke lantai satu dimana para supir berikutnya menggunakanku. Para kuli dan supir truk menyirami tubuhku dan mengambil vaselin dan lubricant untuk memaksaku basah dan akhirnya memperkosaku walau aku sudah setengah tidak sadar. Mereka tau bahwa tubuhku telah hangat karena demam tapi mereka tetap menggilirku.

Aku sudah tidak tahu sebetulnya apa yang terjadi, hanya yang kuingat rasa sakit yang menderaku karena walaupun vaginaku keringpun, tetap saja mereka memaksa memasukan penis mereka, dan jika penis mereka lecet karena vaginaku kering mereka menendangku atau memasukan apapun ke vaginaku membuatku menjerit-jerit dan yang kutahu seperti perintah tuan F, jam 11:50 mereka membunyikan alarm dan melemparku yang penuh sperma dan kesakitan keluar dari gedung sementara mereka pulang satu persatu.

Aku bahkan sduah tidak sanggup berdiri. Dan hanya terguling lemas di depan gedung dalam keadaan telanjang.

Nurdin si supir truk tak lama menghampiriku. "Eh Lonte, mau pulang ?" tanyanya.

Aku hanya menatapnya, lalu merayap ke kakinya yang tak jauh dariku. "Mohon tuan berbaik hati mengantarkan budak yang tidak berguna ini,"

"Iya gw anterin loe pulang deh, nih tas loe. Tadi non Vanya nitip ke gw." sambil ia memperlihatkan tasku. Lalu ia mengambil ember dan menyiramku karena aku terlalu menjijikan sebelum ia mengangkatku dan melemparku ke mobil pickup terbuka. Aku dibiarkan terbaring di pick up terbuka dalam keadaan telanjang dan diantarkan ke apartemen.

Sepanjang perjalanan aku kedinginan dan demam menguasaiku. Tubuhku panas tapi aku mengigil karena siksaan ini. Semoga saja ini hanya keletihan.

Semua menjadi gelap......


- Bersambung.

Kamis, 10 November 2022

Business Consultant Rendahan 17

 CHAPTER XVII

Aku terbangun di hari Kamis pagi jam 5:00. Alarmku berbunyi dan aku mendapati diriku masih terbaring telanjang di balkon. Aku merangkak masuk ke dalam, mematikan alarmku kemudian mencolok HPku yang kemarin kubawa ke balkon sampai habis batere. Tentunya aku amsih menggunakan borgolku yang hanya bisa dilepas oleh Regi.

Aku mandi dan kemudian dala keadaan telanjang aku berkaca, kulihat luka bertuliskan SLAVE yang masih terasa perih semalaman bahkan sampai sekarang. Aku mendadak merasa sedih dan meneteskan air mata. Ini sudah akan menjadi bagian dari hidupku. Selamanya orang akan tahu bahwa aku hanyalah budak. Aku bahkan lebih rendah dari pelacur. Aku tahu orang-orang akan memandang jijik diriku, aku saja sudah merasa jijik dengan diriku.

Aku menyeka airmataku dan kembali pada kenyataan pahit dimana aku mengambil collar hitamku dan menggunakannya di leherku.

Aku memilih baju, dan memutuskan untuk menggunakan rok pendek kotak-kotak berwarna nude peach dipadukan dengan halter backless putih yang memiliki belahan yang rendah sehingga mudah sekali untuk mengintip putingku. Aku mengambil tas berwarna jingga yang kuisi HP dan dompetku. Aku kapok menggunakan tas bagus, jadi kupakai tas yang murah yang kutemukan online waktu dulu. Aku menggunakan sepatu hak tinggi berwarna putih hari ini.

Aku masuk ke dalam lift, aku masuk dan langsung berdiri tegap dan menaruh kedua tanganku yang terborgol ke belakang kepala seperti terhukum. Aku membuka kakiku selebar bahu dan membusungkan dadaku. Aku memutuskan aku akan menerima nasibku dan dalam semua keadaan aku akan pasrah seutuhnya menjadi sex slave public seperti harapan mistress Laureen. Tidak ada gunanya lagi harapan. Aku akan menguburnya semua harapanku dan bertindak seperti budak yang palingh rendah dalam segala hal agar aku tidak merasakan kekecewaan lagi.

Aku sempat berpikir apakah sebaiknya aku juga berlutut ? tapi lift terbuka kembali dan seorang pria masuk, dia pria yang pernah juga bertemu denganku di Lift sepertinya saat aku bersama Regi.

"Oh Lonte ini tumben hari ini gak berlutut," ujarnya masuk.

"apakah tuan menghendaki budak rendahan ini untuk berlutut ?" tanyaku

Dia tampak melihatku dari bawah ke atas lalu tangannya masuk menyingkapkan buah dadaku yang tertutup kain bajuku agar terekspos. kemudian ia memainkan putingku sambil berkata, "berlutut....." akupun langsung menurutinya dan pasrah.

Lift itu turun perlahan dan terbuka kembali di salah satu lantai, seorang perempuan yang menanti lift, langsung terkejut melihatku dan tidak mau masuk. Dia berusaha sopan untuk menyuruhku dan pria asing ini turun. Berikutnya kami berhenti ada seorang pria yang masuk.
"Wah lontenya bagus bro,"

"Saya adalah properti umum, silahkan tuan menggunakan saya sepuasnya, budak ini akan patuh," ujarku pasrah.

"iya ini bukan lonte gw," ujar pria yang sedang memainkan putingku. Tiga  pria berikutnya ikut masuk di lantai-laintai selanjutnya. Ada juga dua perempuan yang batal masuk lift di sela-sela turunnya lift bersamaan dengan aku yang sedang digerayangi para pria.

"Tinggal di lantai berapa ?"
"Uh.... budak ini menolak mengatakannya tuanku,mohon tuan memaklumi, aaahahhh~~~"

"Boleh donk aku main ke kamar untuk pake kamu ?"
"Uh....j-jangan tuan. Tempat budak ini tidak layak didatangi tuan....aaaa~~~"

"nama kamu siapa ?"
"E.Erva tuan... tapi tuan bebas memanggil budak ini dengan sebutan yang tuan inginkan,...." ujarku

"Wah ini.... di atas memek kamu ada tatoo slave," ujar salah satu dari mereka yang mengkat rokku. Aku ditarik untuk berdiri dan salah satu dari mereka memasukan jarinya ke lubang vaginaku.
"ini bukan tatoo tuan, ini cap panas untuk menandai ternak rendahan seperti diriku," ujarku.

"ternak....iya lonte kayak kamu emamng cuma ternak ya,"
"seonggok daging buat pemuas nafsu emang nih cewek"

Pembicaraan terus berlanjut sambil para pria terus memainkan, puting dan selangkanganku. Aku hanya pasrah menaruh kedua tanganku di belakang kepalaku sampai kami mencapai Basement 1 dimana aku harus turun, salah satu dari mereka keluar di lantai ini, tapi keempat pria lainnya menahanku untuk terus menemani mereka sampai B3.

Di B3 mereka menarikku dan menggiringku ke salah satu mobil mereka dan mereka kemudian menggilirku di sana. Mereka memperlakukanku dengan kasar dan membuka pakaianku juga dengan kasar. Setelah mereka memakaiku bergiliran, mereka melepaskanku atau lebih tepatnya membuangku begitu saja dari kursi belakang mobil. Lalu keempat pria tersebut pergi meninggalkanku dengan mobil mereka masing-masing.

Aku hanya berdiri kembali dengan pasrah. Vagina, mulutku penuh sisa sperma. Aku hanya berjalan dalam setengah ketelanjanganku kembali ke lift. aku memasuki lift, lalu berlutut kubiarkan pakaianku tersingkap sehingga baik kedua payudaraku dan vaginaku dengan luka branding SLAVE terekspos. Aku meniki lift ke B1 untuk menuju ke Regi.

Aku menghampiri Regi di B1, kembali berlutut dan menyembahnya. "Abis dipake siapa loe ?"

"Beberapa orang memakai budak ini sebagai pembuangan peju," ujarku sambil menciumi sepatunya dengan pasrah.

Regi kemudian menginjak kepalaku lalu menarikku dengan kasar ke posnya dan memintaku memberikan blowjob serta menelan spermanya. Baru kemudian ia melepas borgolku dan mempersilahkan aku ke kantor.

Aku merapikan pakaianku yang terbuka lalu berangkat ke kantor menggunakan busway. Seperti biasa di busway aku akan pasrah, dan hari ini juga ada beberapa pria yang sengaja dekat-deakt denganku dan menyelipkan tangannya untuk memainkan buah dadaku. Aku hanya pasrah selama perjalanan dimainkan oleh seorang pria berambut keriting. Kemudian aku turun dan kembali dilecehkan oleh satpam gedung Mereka menyingkap rokku untuk mengecek apakah aku berpakaian dalam dan memajakku dengan memainkan putingku di pintu masuk gedung.

Salah satu satpam bersikeras menemaniku sampai lantai 27 dengan dalih mengamankanku, padahal selama di lift, dia menyingkapkan kedua payudaraku dan memainkannya sepanjang lift dimana tanganku aku lipat dibelakang dan hanya pasrah menerima semua perlakuannya. Aku sudah benar-benar pasrah seakrang, apapun yang semua orang mau aku akan menerimanya dan menurutinya.

Saat sampai di lantai 27, satpam keriting itu mendorongku keluar Lift dengan kasar. Aku hanya pasrah, mencoba beridri kembali dan berjalan ke kantorku yang pintunya seharusnya akan terbuka atau sudah terbuka. Kulihat jam menunjukan 7:01 saat aku membuka pintu kantorku.

Aku segera menelanjangi diriku dan mulai mengepel dan membersihkan kantor secepatnya hanya menggunakan collarku saja seperti biasanya.

Dan seperti biasa mendekati jam 8 Udin akan datang dan aku segera merangkak menyembahnya.


"Wah Non Erva sekarang ada tanda Slavenya....." Ujarnya sambil memaksaku berdiri dengan menarik putingku sampai aku berdiri. "Tangan di belakang kepala !" perintahnya. Aku segera memposisikan tangan di belakang kepala, membusungkan dadaku dan membuka sedikit kakiku selebar bahu. Kubiarkan Udin meneliti tanda bakar SLAVEku di atas vaginaku tersebut.

Ia menyentuhnya dan mengambil handphonenya dan memfotoku dalam pose tersebut beberapa kali. "Sini.... layani gw dulu," ujarnya. Aku segera kembali merangkak seperti anjing yang mengikuti tuannya ke arah pantry. DI sana Udin duduk di kursi baso yang ada di sana dan aku segera menghampirinya dan membuka seleting celananya dengan hati-hati dan membiarkan jeans usangnya turun lalu aku menciumi kemaluannya dan mulai menjilati penisnya dengan lidahku.

Aku memainkannya dengan lidahku dan menjilati ujung penisnya. Udin yang mulai keenakan lalu dengan kasar menyodokan penisnya sampai ke tenggorokanku dengan kasar dengan menjambak rambutku. Aku hanya apsrah diperlakukan kasar olehnya sampai ia mengeluarkan spermanya di mulutku. Ia menahan penisnya di mulutku dan memaksaku menelan spermanya seperti biasa. Aku kemudian membersihkan sisa-sisa spermanya lalu melanjutkan mengepel.

Baru saja aku beres mengepel, suara pintu kembali terbuka dan aku tahu bahwa Imel datang. jam 8:10 ia muncul dan aku segera bergegas merangkak kepadanya lalu menyembahnya sampai ke lantai. Setelah kepalaku diinjak oleh Imel, aku kembali berlutut dan menyilangkan kedua tanganku di belakang.

"Wow... kenapa itu ada tatoo...."
"Bukan tato miss, budak ini dicap panas oleh mistress Laureen," ujarku pasrah masih dalam posisi berlutut dan menyilangkan kedua tanganku di belakang.

Imel memperhatikan luka bakar SLAVE-ku dan menyentuhnya. "pathetic...." komentarnya. "ya udah lanjutin beres-beresnya ! terus jadi keset !" ujarnya memerintahkanku.

Aku kembali merangkak dan membereskan beberapa meja, kursi lalu setelah selesai merapikannya dan mengelap meja-meja. Aku kembali merangkak ke lobby suiteku dan berbaring di atas keset. Aku menaruh kedua tanganku  di belakang kepala lalu membuat kakiku seperti katak dan berdiam menjadi keset seperti hari-hari sebelumnya. Jam menunjukan 8:34 saat aku berbaring menjadi keset.

Dan benar saja sama seperti hari-hari lainnya jam 8:40 sampai 9:15 adalah jam teramai di pintu, para staff berdatangan dan menginjakku atau dengan kejamnya Nadia dan Zahra akan menendang vaginaku atau membuat hidupku lebih menyedihkan. Belum lagi mereka baru melihat brandingan SLAVE yang ada di atas vaginaku. Mereka mencemoohku dan meludahiku serta mengambil fotoku.

"Wah bener-bener, mistress Laureen sadis banget ya. Kalo udah di branding SLAVE gini, kamu udah gak bisa balik lagi jadi perempuan biasa, beenr2 udah jadi lonte seumur hidup," ujar Zahra sambil memainkan sepatunya di vaginaku saat aku menjadi keset.

"Ntah setelah kontrakmu nanti habis kamu bakal dibuang kemana sama mistress Laureen. Paling2 dengan perawatan dan gen awet mudamu, umur 45 atau 50 juga tetep dibuang. AH tapi emang hidupmu udah ancur sih." ujar Nadia.

"Bu Erva sih udah jatuh sejatuh-jatuhnya....padahal gw pikir dia bakal jadi VP di sini. Taunya jadi lonte. Blom pernah gw liat ada yang jabatannya serendah bu Erva dimanapun. lonte aja jauh lebih terhormat." ujar Vanya.

Jam 9:25 akhirnya aku diijinkan kembali bekerja oleh Imel. aku merangkak dan masuk ke ruangan kerja lalu aku mengambil laptopku yang ada di meja Zahra dan mulai bekerja di pojokan tanpa meja dan kursi. Hanya duduk di lantai dalam ketelanjanganku.

Tidak banyak hal yang menarik untuk diceritakan hari ini di kantor. hanya pekerjaan yang harus aku selesaikan, beberapa analisa dan data-data yang akhirnya bisa kulihat lebih detil dan aku pikirkan untuk aku presentasikan kepada Zahra, dan Vanya.

ketika jam makan siang aku digiring ke lobby oleh Imel dimana aku selama jam makan siang diijinkan berdiri dan berjalan dengan 2 kaki. Aku berdiri di depan di samping meja Imel dalam kehinaanku. Menyilangkan kedua tanganku di belakang dan berdiri tegap membusungkan payudaraku yang telanjang bebas. Driver2 gofood, grabfood, dan shopeefood mulai berdatangan dan akulah yang bertugas mengambil dan mengantarkan makanan ke meja para pemesannya masing-masing. Aku akan mengigit tali kantung kresek / tas belanja lalu berjalan menyerahkannya tanpa menggunakan tanganku. Tanganku akan selalu kulipat dibelakang.

Tentunya para driver kaget melihat seorang perempuan telanjang yang menerima pesanan mereka dan aku akan mengantarkan makanan tersebut ke dalam lalu kembali lagi dan terus seperti itu. Tentunya Imel mempersilahkan driver untuk menyentuhku dengan bebas saat memberikan kantong kresek mereka. Aku hanya bisa pasrah menerima perlakuan ini.

"Wah ini ada tulisan slave di atas memeknya," seorang driver yang membawa makanan melihat tulisan SLAVE milikku.

"ini sih bukan tato diapain ini ?"
"budak ini dicap menggunakan besi panas, tuan," ujarku pasrah.
"boleh aku pegang ?"
"silahkan tuan memegang, budak ini hanyalah seonggok daging yang tidak memiliki hak appaun untuk menolak," ujarku.

Aku hanya pasrah ketika tangannya mulai memainkan tubuhku, ia menyentuh payudaraku, dan menyentuh luka cap panasku juga serta memasukan jarinya ke dalam vaginaku yang sedikit lembab. "Horny yah ?" ujarnya mencemoohku.


"s-silahkan t-tuan meenyuruh budaknya ini untuk mengigit keresek tuan dan mengantarkannya ke dalam jika tuan sudah puas menyentuh budak ini," ujarku pasrah.

Setelah hampir 10 menit, "ini untuk Zahra," kemudian ia menyuruhku mengigit kreseknya dan akupun mengantarkannnya ke dalam ke Zahra.

Setelah semua datang, barulah aku diijinkan makan. Aku tidak diijinkan memesan makanan karena aku akan makan sisa-sisa makanan para staff perempuan yang selalu tidak habis, entah itu diet atau apapun. Mereka akan menyisihkan sebagaian makanan mereka dan memberikannya kepadaku untuk aku makan di mangkok anjing bertuliskan ERVA yang ada di samping tempat sampah.

Aku makan selayaknya anjing disamping ruangan dekat tong sampah pukul 12:45an. Setelah makan aku kembali bekerja seharian karena ada banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan, terutama karena dari senin sampai rabu kemarin sedikit sekali waktuku untuk bekerja karean terlalu banyak menjalani berbagai hukuman dan diksaan. Sampai 15 menit sebelum jam pulang, aku harus kembali merangkak dan menjadi keset di pintu depan.

Setelah jam pulang dan semua orang sudah keluar, terakhir tinggal Udin yang keluar, dia menendangku dan menyuruhku segera keluar karena akan mengunci pintu. Aku cepat-cepat mengambil pakaianku yang terlipat rapi dan membairkan Udin mengunci pintu. Aku kemudian berpakaian kembali dan bersama Udin masuk ke dalam Lift. Di dalam lift, Udin memaksaku untuk menaruh kedua tanganku menyilang di punggung, dan ia kemudian memainkan buah dadaku dengan bebas setelah menyingkirkan kain dari pakaian V neck rendahku yang menutup dadaku, V neck yang kukenakan memang membelah sampai di bagian bawah payudara dan dengan mudah disingkapkan ke samping kiri dan kanan sehingga dadaku terekspos bebas di lift.

Ia mencium bibirku dan aku hanya pasrah membalasnya walau kurasakan kejijikan.  Tidak lama ada orang masuk ke dalam lift, yaitu 3 orang pekerja yang kaget melihatku yang sedang digrepe-grepe dan dicium oleh OB lusuh di dalam lift. Ketihga pekerja itu 2 perempuan dan satu laki-laki.

"itu yang katanya budak sex di lantai 27 ya ?" bisik seorang perempuan ke teman perempuan lainnya.
aku hanya bisa pasrah sembari terus diciumi oleh Udin sambil puting kananku dimainkan oleh jemarinya.

"Ehm..." ujar si pekerja laki-laki.
Udin langsung menolah. "Oh ada orang, maap gak sadar, abis lonte ini enak banget." ujarnya sambil tetap memainkan putingku.

"oh cepet kasih salam samaa nyonya dan tuan yang baru masuk," ujar Udin sambil menekan bahuku agar berlutut. Aku hanya pasrah merangkak mendekati si laku=laki.

"salam dari budak," uajrku menciumi sepatunya.
"Injek Bro kepalanya, artinya loe udah terima salamnya," ujar Udin memberi arahan agar si pria menginjak kepalaku.

Kemudian aku mendekati si perempuan dan menjilati sepatunya juga, prempuan yang pertama memakai sepatu kets dan ia juga segera menginjak kepalaku. Perempuan kedua yang menggunakan sepatu hak membiarkanku menjilatinya.

"udah kamu jilatin aja sampe bersih ya Lonte," ujar si perempuan dimana aku benar-benar meraas sungguh rendahan. belum lagi masih ada seorang laki-laki lagi yang masuk ke dalam lift dan memandangku dengan keheranan.

Rasanya sangat lama sekali ketika lift dalam keheningan itu turun perlahan. Aku emrasa sangat terhina dan rendahan sekali sedang merangkak dan menjilati sepatu seorang perempuan yang aku tidak kenal di lift ini. Aku merasa mungkin para pria sedang memvideokan atau memfotoku saat ini.

Detik demi detik terasa begitu memalukan tapi entah kenapa aku merasa terangsang juga. ini sungguh semakin aneh, aku sudah terlalu lama dilatih menjadi budak sehingga sudah rusak.

"Oh iya, mungkin tuan-tuan mau liat juga tulisan SLAVE diatas memekmu," ujar Udin tiba-tiba menjenggut rambutku sehingga aku berlutut. "Angkat rok mu !" perintahnya.

Aku hanya menangis mengangkat rokku dan memperlihatkan luka bakar dari besi panas bertuliskan SLAVE di atas vaginaku yang botak.

"Budak ini sudah ditandai seperti ternak menggunakan besi panas," ujar Udin mempromosikanku.

Aku hanya diam saja menikmati semua rasa hina yang kurasakan. Aku melihat mereka memvideokan dan memfotoku.
"Kamu ada cita-cita jadi pemain bokep ya ?" tanya si laki-laki.
"Budak ini hanyalah seonggok daging yang pasrah dan tidak boleh memiliki cita-cita," ujarku pasrah.

"kamu suka diginiin ya ? cewek murahan mesum !" ujar si perempuan menghinaku.
"Budak ini hanya diijinkan ada untuk menderita dan tersiksa. Budak ini tidak suka diperlakukan seperti ini, tapi budak ini tau bahwa keberadaan budak ini hanya untuk disiksa dan dihina sebagai bentuk hukumannya sebagai pelakor." ujarku.

Ia kemudian menendang vaginaku dengan kasar, " oh pelakor toh.... emang pantes hukuman pelakor diginiin seumur hidup !" Ia menarik rambutku lagi dengan kasar dan memaksaku untuk menjilati sepatunya lagi.

Aku hanya bisa pasrah dan menjilati sepatunya.

Tiba-tiba saja perempuan yang aku jilati sepatunya menginjak kepalaku. "udah sampe, di lobby, besok-besok lagi ya lonte." ujarnya sambil bersama yang lain menuju lobby. Tersisa 1 pria saja yang turun bersama aku dan Udin ke basement.


DI basement 1, pintu terbuka. "Mohon tuan-tuan mengijinkan budaknya untuk keluar dari lift," ujarku sambil berlutut dan menyambah ke arah pintu lift yang tertutup. sampai pintu lift tertutup barulah aku berhenti menyembah dan kembali berdiri dan membuka HPku.

Aku melihat jam menunjukan 6:25. Aku segera berjalan ke pintu depan lift yang memisahkan ruangan dan parkiran. Aku menghela nafas panjang dan berlutut di depan pintu, aku sengaja berlutut di atas aspal keras agar merasakan ketidaknyamanan. Kuliaht parkiran sudah sedikit kosong walau masih ada beberapa yang parkir. Aku hanya bisa pasrah menanti.

Tidak lama ada mobil lewat dan berhenti di depanku, "Lonte, mau kuantar pulang ?" ini adalah pria yang tadi satu lift bersamaku.

"Maafkan budak ini tuan, budak ini harus menunggu seseorang yang akan menjemput budak ini untuk disiksa. Budak ini tidak boleh beranjak dari tempat ini sampai dijemput." ujarku pasrah.

"oh kalo gt sambil nunggu dijemput gw boleh donk maenin loe,"
"S-s-silahkan jika tuan menginginkan. Budah ini hanya akan pasrah jika tuan ingin memainkannya," ujarku.

Pria itu mengambil tempat parkir terdekat lalu turun dan mendekatiku. Kulihat dengan seksama ia menggunakan kemeja lengan panjang biru muda, dan celana jeans. Ia memiliki perawakan yang lumayan berisi. Ia mendekatiku dan menyingkapkan bajuku agar payudaraku kembali terekspos, ia juga mengangkat rokku dan menyentuh lukaku dan kemudian memasukan jemarinya meainkan vaginaku. Aku hanya bisa pasrah. "Wah kamu becek..." cemoohnya sambil terus meaminkan tubuhku. Ia memilin putingku dan memainkanku dan aku hanya bisa mendesah pasrah.

sebentar saja ia memainkan tubuhku, kemudian ia membuka resletingnya dan memasukan penisnya yang sudah mengeras ke mulutku. Aku hanya pasrah dan menjilati penis yang masuk dengan kasar itu ke mulutku. Awalnya aku hanya menjilatinya, tapi beriringw aktu ia mulai kasar dan menyodokku sampai deepthroat. Dengan kasar ia menjenggut rambutku dan memaju-mundurkan kepalaku sampai ia memuntahkan spermanya dimulutku. kemudian meninggalkanku begitu saja setelah meludahi wajahku. Ia menunggu di mobil dan tidak beranjak pergi.

Aku hanya bis pasrah menanti dengan sisa ludah di wajahnya dan sebagian sperma yang keluar dari mulutku. Sisanya usdah kutelan tentunya.

Sekitar lima menit kemudian barulah sebuah brio muncul ke dekatku. Kaca pintu depan kiri terbuka dan Vanya ada di sana. Yang mengemudi adalah Diana. Dan di belakang sudah duduk Zahra. Trio penyiksaku datang untuk membawaku ke tempat olah raga rutin tiap kamis.

Dan setiap kamis aku ahrus menunggu mereka seperti ini. Biasanya mereka jam 6 keluar kantor untuk pergi makan dulu sementara aku akan menunggu di sini dalam keadaan menyedihkan seperti ini.

"Oh lontenya ada yang pake ya...." ujar Zahra.
"Buka bajumu dan masuk ke bagasi !" perintah Nadia.

Aku hanya pasrah segera membuka seluruh pakaianku sampai telanjang dan hanya menyisakan collarku. Kemudian aku serahkan semua pakaian dan tasku ke kursi samping Zahra dan aku membuka bagasi dan masuk ke dalam bagasi meringkuk di sana.

Aku mendengar mereka menggosip di mobil, mereka mulai berbicara mengenai pekerjaan dan juga ada obrolan cowok dan obrolan-obrolan tidak penting lainnya.

"Yah.... gw sih gapapa lah sama si Albert, dia segitu sih royal."

"Suruh dia pake si lonte Erva aja... test setia gak,"
"yah mana ada cowok diaksih lonte gratisan telanjang nolak ! mana bisa jadi test itu..."

"eh tuh liat ada promo duren !"
"Mana-mana....?" eh murah tuh... lagi musim ya. Mampir yuk beli dulu 1 ato 2 buah !"
"boleh-boleh"

aku merasakan mobil melamban dan akhirnya berhenti lalu ketiganya keluar dan membiarkan mesin mobil mati.

Setelah 10 menitan tiba-tiba bagian bagasi terbuka dan seorang pria membawa 3 buah durian kaget melihat ada perempuan telanjang di dalam bagasi sedang meringkuk. Akupun terkejut.

"gapapa.... itu budak kami," ujar Zahra menenangkan. "Perkenalkan dirimu, pelakor !" bentak Zahra.

"H-halo saya Erva. saya adalah budak yang ada hanya untuk menderita dan disiksa untuk membayar dosa saya sebagai pelakor." ujarku

"Nih kita beli Duren buat nanti dimakan, dan cangkangnya nanti buat loe ya. Sekarang ini peluk duren kita." ujar Zahra menjejalkan satu buah duren kedadaku dan aku langsung pasrah karena puting dan payudaraku bersentuhan dengan durian yang pertama. Durian kedua mereka menaruhnya dekat pantatku. Dan durian ketika mereka memaksaku membuka pahaku dan menaruhnya untuk menyiksa selangkanganku. Kemudian mereka mengikat durian dan tubuhku dengan tali rafia agar aku tersiksa sebelum menutup bagasi dan kembali melanjutkan perjalanan ke tempat aku akan disiksa lebih lanjut.

Setengah jam berikutnya aku merasakan rasa sakit terutama ketika ada belokan dan rem mendadak. Sampai aku tiba di tempat yang paling aku benci tiap kamis.

Gym khusus perempuan. Ini adalah Gym milik Laureen dan khusus untuk perempuan. Lokasinya cukup besar dan tertutup. Yang datang tentunya Laureen, teman-temannya dan beberapa lonte dan budaknya untuk berolahraga.

Bangunannya sendiri merupakan bangunan kayu dan kaca seperti akuarium berbentuk persegi dimana ada banyak alat gym dan juga ada 1 studio yoga dan 1 studio kosong untuk kelas. Di tengah ada ring boxing juga. Ada juga samsak dan banyak peralatan fitness lainnya.  Di salah satu sisi yang tidak ada kaca adalah kamar mandi yang tertutup. Gedung minimalis ini berukutan 15 x 30 meter, di sisi belakangnya ada kolam renang yang juga ditutup oleh kanopi kaca berukuran 10 x 25 meter. Di bagian depan dan sampingnya terdapat area parkir yang cukup luas. Di salah satu sisi di luar gedung terdapat juga seperti pancuran terbuka, itu adalah tempat budak sepertiku untuk mandi setelah berolahraga. Aku tidak diijinkan menggunakan kamar mandi. Lalu seluruh area ditutupi oleh pepohonan rindang disekitarnya. Hanya ada satu gerbang untuk masuk yang dijaga oleh 3 satpam perempuan.

Diana, Zahra, dan Vanya adalah tamu spesial karena ketiganya bukan orang kaya teman Laureen atau bukan budak satau lonte dari Laureen. Ketiganya diundang dan boleh menggunakan fasilitas gym ini hanya karena untuk memastikan aku tersiksa.

Bagasiku dibuka dan mereka mengeluarkanku dengan kasar.

Aku paling benci hari kamis karena di sini ada banyak perempuan sadis yang suka melihatku tersiksa. beberapa budak Laureen lainnya juga kadang ikut terhukum bersamaku atau ikut menghukumku membuatku merasa sangat rendah.

Seperti biasa aku adalah satu-satunya yang telanjang di sini. Ada beberapa kategori perempuan yang berolahraga di sini. Tentunya aksta tertinggi adalah perempuan perempuan kaya, influencer, anak orang kaya atau pejabat teman-teman Laureen. Jessica ada di aksta ini, bahkan aku pernah ada di kasta ini dulu saat aku belum dimusuhi oleh Laureen.

Kasta kedua adalah tamu-tamu spesial seperti Diana, Zahra, dan Vanya atau terkadang Rieska dan beberapa bawahan Laureen yang diijinkan berolahraga di sini. Kasta ini memakai penanda gelang berwarna hijau.

Kasta berikutnya adalah para Lonte yang bekerja sebagsai terapis di spa atau di karaoke-karaoke malam yang diwajibkan olahraga rutin.Mereka menggunakan gelang penanda berwarna oranye. Celine Seraphim atau beebrapa influencer lonte juga berada pada golongan ini. Aku melihat Celine Seraphim sedang melakukan treatmill menggunakan celana yoga ketat abu dan sprot bra biru dari luar. Perempuan yang malang itu nampaknya tetap dipelihara oleh Laureen setelah ia kehilangan itilnya bulan lalu.

Kasta terbawah adalah budak Laureen, ini adalah orang-orang yang hutangnya terlalu besar, atau dalam keadaan tertentu akhirnya diperbudak oleh laureen. Mereka akan berolahraga menggunakan collar mereka dan tidak diijinkan menggunakan kamar mandi di dalam fasilitas sehingga mereka akan mandi di luar. Saat ini setauku hanya ada beberapa budak Laureen. Si Sekertaris Shella dan aku tahu ada 2 perempuan lain yang pernah aku lihat sedang berolahraga sekilas. Tapi tentunya mereka masih berpakaian ketika olah raga. Tidak ada juga yang dicap panas tubuhnya. Kudengar para budak hanya di tatoo barcode. Aku tahu letak tatoo shella ada di leher bagian belakang.

Lalu ada aku yang lebih bawah lagi, karena aku harus telanjang selama olah raga.

"Hai Erva," Shella menghampiriku yang baru keluar dari bagasi mobil. Ia menggunakan sport bra pink dan celana ketat hitam sambil membawa tumbler. sebuah handuk pink muda ada di lehernya. Ada collar berwarna merah yang ia kenakan. "salam miss...." Ujarnya menunduk hormat keapda ketiga penyiksa sadisku yang sudah menggunakan gelang hijau penanda mereka.

"Oh budak siapa namamu ?" tanya Zahra.
"nama budak ini Shella miss...," ujar Shella sambil langsung ia membusungkan dadanya dan melebarkan kakinya dan melipat tangannya di belakang pinggangnya.

"Oh kamu yang membuat tulisan di atas memeknya Erva ya," ujar Zahra.
"I''iya miss" jawab Shella

"Kerja bagus," ucap Zahra. "Silahkan kembali berolah raga,"

"Bolehkah budak ini mengecek hasil karyanya ?" tanya Shella

"Silahkan," ujar Zahra mempersilahkan Shella mengecek tubuhku. Shella melihat bekas luka bakarku dan kemduian mengambil foto dan lalu pamitan dan kembali berolahraga di dalam.

Sementara aku baru akan mulai sesi olahraga mengerikan ini.

Sebagai pembuka latihan hari ini, Zahra mengikat kedua tanganku di belakang. Kemudian memasangkan nipple clamp besi yang saling terhubung di kedua putingku. Kemudian ia mengambil seutas benang yang terhubung pada sebuah bola besi berduri seperti kakatus. Ia mengatur ketinggiannya agar pas supaya bola besi tersebut selevel dengan selangkanganku lalu menggantungkannya ke rantai di nipple clampku.

Kemudian aku disuruhnya berlari selama 10 menit tanpa henti. Ini adalah siksaan yang mengerikan dimana aku berlari mengelilingi bangunan Gym di luar, tanpa alas kaki, dan puitngku tersiksa oleh nipple clamp, serta bola beasi yang ikut bergerak tak beraturan menghantam selangkanganku dan juga pahaku. Sementara itu ketiga perempuan sadis penyiksaku ikutan berlari di samping dengan sepatu lengkap dan pakaian olah raga yang lengkap. Jika aku lamban mereka tidak segan-segan mencambukku.

Setelah beres berlari mereka menggiringku masuk, melepaskan bola besi dan menyuruhku latihan core dengan melakukan plank berkali-kali. Aku masih menggunakan nipple clampku. Setelah plank ada banyak gerakan dan variasi sit-up yang harus kulakukan. Setelah variasi sit-up aku diminta berjalan bebek dan mencari kerikil lalu memasukannya ke dalam vaginaku lalu membawanya ke tengah ruangan dan harus memenuhi satu ember.

Ini sangat mengerikan tapi aku melakukannya dengan tabah. Aku berjalan seperti bebek sambil berjongkok, dengan mengigit rantai di nipple clampku dan mencari batu kerikil, memasukannya ke dalam vaginaku lalu kembali berjalan bebek kembali dengan kedua tangan dibelakang kepala lalu mengisi ember dengann kerikil. Satu demi satu kerikil kumasukan ke dalam liang kewanitaanku, ini sungguh terasa sangat rendah.

Setelahnya hampir 1 jam di dalam gym. Mereka memintaku untuk mandi dan beristirahat. Aku keluar dan mandi di shower yang ada di luar. Ini sungguh terasa sangat memalukan tapi aku tidak punya pilihan lain. Setelah mandi aku kembali ke dalam dan berlutut di samping ruangan.

Zahra, Nadia, dan Vanya akhirnya keluar dari kamar mandi sudah kembali cantik kembali dengan pakaian kasual mereka dan mereka mengajak semua yang ada untuk menikmati Durian yang disambut bahagia dan cacian perusak diet.

"Buah gapapa.... sedikit aja.... bagi-bagi, cicip cicip," ujar Nadia sambil menyerahkan Buah Durian di mobilnya ke satpam yang dengan senanga hati membantu untuk membuka 3 buah durian tersebut.

Mereka membagikan buah durian itu untuk semua yang hadir dan mereka duduk bersama-sama.

Zahra mengambil dua tempurung durian dan menaruhnya di lantai. "Erva, berlutut di atas sini !" perintahnya aku hanya pasrah dan kemudian berlutut dengan lutut kanan dan kiriku bertumpu pada kulit durian.
Untuk menambah penderitaanku, Zahra memasangkan kembali nipple clampku dan memintaku untuk mengigit rantainya agar putingku tertarik dan merasa perih. Tangan kananku memegang lilin yang harus kuteteskan ke sekujur tubuhku sedangkan tangan kiriku kini memegang dildo besi yang sekelilingnya permukaannya ada semacam duri tumpul untuk dimasukan kedalam vaginaku yang sesekali akan menyetrumku.

"Gw mau denger selama kita menikmati durian, u merintih kesakitan. kalo tangan loe berenti gerak.... liat aja apa yang akan terjadi," ancam Zahra.

Dengan menyedihkan aku memperkosa liang vaginaku dengan dildo besi dingin berlistrik dan berduri itu membuat vaginaku terasa perih tapi juga nikmat. Di sisi lain setiap tetes lilin membuatku bergidik dan merintih karena panas. Rasa sakit di sekujur tubuhku membuatku panas dingin. aku dilarang orgasme oleh Zahra dan hanya boleh terus merintih menikmati rasa sakit dan malu sementara mereka makan durian sambil bercakap-cakap bahkan Shell ikut duduk di sana menikmati Durian bersama seoarang budak lainnya yang menggunakan collar hitam.

Setelah mereka puas makan mereka mengumpulkan sisa-sisa biji durian di satu keresek seperti sisa sampah. Ketika mereka mengumpulkan sisa-sisa biji durian ini aku tiba-tiba mendapat orgasme dan squirting di tempat. tubuhku mengejang dan aku terjatuh.

"Eh Budak," ujar Nadia sambil meniup lilinku yang sudah hampir habis.
ia melihat tubuhku yang sudah penuh lilin tapi aku masih merintih krn rasa sakit di vagina dan puting serta lututku.

Nadia menjenggut rambutku dan memaksaku berdiri dan tiba-tiba aku merasakan setruman di vaginaku membuatku kembali merintih.
"Udah dibilang jangan orgasme, dasar tolol." ujarnya menepak tangan kiriku yang masih memainkan dildo ke dalam vaginaku. "kedua tangan dibelakang!"
 perintahnya sambil mencabut dildo di vaginaku. Kemudian aku digiring keluar gedung. Para perempuan semua mengikutiku dan penasaran apa yang akan terjadi pada diriku.


Berikutnya ia mengambil semua batok-batok dan menjejerkannya di lantai seperti keset. Ia memaksaku untuk duduk diatasnya. Aku hanya pasrah saat duduk diatas batok durian berduri. Zahra kemudian mengambil tempat sampah dan membuang semua isinya ke tubuhku. Kemudian aku diminta untuk mebersihkan sisa-sisa biji duren yang ada sampai mengkilap dengan mulutku.
Aku merasa sangat terhina sekali tapi aku tetap melakukannya. Kujilati satu demi satu sisa biji durian itu.

"rasain tuh ludah gw," ujar Shella tertawa sambil memvideokanku yang sedang duduk diatas tumpukan batok durian yang ditata dilantai.
"Mistress pasti suka melihat kamu tersiksa," ujarnya lagi.

hampir 15 menit aku terus menjilati sampah biji durian sebelum akhirnya mereka cukup bosan dan memutuskan memasukanku ke kresek sampah yang besar beserta semua kulit durian dan sampah yang ada di tempat sampah. Lalu mereka mengikatnya dan meberikan sedikit lubang agar ada udara yang bisa masuk ke kresek itu.

Kemudian aku yang menangis dalam tong sampah itu tak lama dinaikan ke dalam sebuah truk dan setelah hampir 1 jam perjalanan, kantong kresekku diturunkan. Mereka melemparkanku dengan kasar.

tak lama keresekku dibuka dan aku melihat muka satpam-satpam yang tak asing. ya Kompleks pergudangan tuan F. "Wah non erva datang lebih awal... tapi koq sampah begini ya dikirimnya. sampah emang sampah sih...."

Mereka menggiringku ke dalam kompleks untuk dibersihkan.... kulihat di dinding di pos mereka jam menunjukan jam 11:15 malam.

"Non.... udah sini saya bersihin dulu, non boleh deh istirahat dulu di pos kita. kayaknya non capek banget..."


- Bersambung.

 

 

-------------------------------------------

Mohon maaf atas keterlambatannya. Ada banyak alasan kenapa budak ini terlambat tapi budak ini tahu tuan dan nyonya tidak mau menerima alasan. Si-silahkan tuan-tuan memberikan hukuman pada budak ini. Budak ini akan melaksanakan 11 hukuman yang di post di comment pada akhir bulan dan mempublish reportnya. 

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...