Rabu, 08 Desember 2021

Business Consultant Rendahan 3

 CHAPTER III

"Lama tak bertemu... Erva...." ujar perempuan berkemben hijau dengan celana jeans itu menatapku.
Aku menengadah dan rasa takut langsung menyelimutiku. Suri menatapku dengan kejam. Aku tidak percaya Suri ada di sini. Apa yang pelacur dari klub lakukan di sini ? Aku masih ingat bagaimana paku-paku payung senampan melukai payudaraku dan bagaimana ia berjanji pertemuan berikutnya akan memasukan kaktus ke dalam vaginaku. Ini mengerikan... aku langsung lemas seketika. (baca di page 1)

"Kamu terlambat hampir 20 menit loh !" ujar Suri mengembalikan kenyataan pahit yang harus aku hadapi.

"Setiap 10 detik 1 jepitan.... wah 6x20 loh. 120 jepitan bakal menghiasi tubuh lacurmu loh Erva." ujar Suri sambil berjalan mengitari aku yang berlutut beberapa langkah saja dari pintu masuk. Ketika Suri di belakangku kakinya langsung diletakan di belakang kepalaku dan dia menginjak kepalaku sampai aku tersungkur ke lantai dengan wajah mencium lantai. Sungguh sakit sekali.
"Buka baju dan terima hukumanmu lacur !" bentak Suri. Sambil menendangku dari samping seolah aku ini seonggok daging yang tidak bisa merasakan rasa sakit. Pinggang kiriku yang jadi sasarannya terasa perih tapi aku tidak bisa berteriak karena rasa takutku.

Entah kenapa rasa takut yang aku rasakan menyelimutiku dengan hebat sehingga jiwa budakku langsung menuruti perintah yang diberikan kepadaku.

Aku langsung dengan secepat kilat memelorotkan pakaianku lagi. Dalam sekejap aku sudah telanjang berlutut siap menerima neraka yang sesungguhnya. Aku juga langsung mengenakan kalung anjing merah yang sudah disiapkan tuan F.
"120 jepitan ya...." ujar tuan F yang menyaksikan dari mejanya sambil sibuk melirik kertas-kertas di mejanya. "Nona Suri yang akan menghukummu karena budak sepertimu memang tidak layak menghabiskan waktu gw," cemooh taun F kepadaku.

"Mohon maaf atas keterlambatan saya tuan, semua karena..."

"SAYA GAK BUTUH ALESAN !!!" bentak tuan F.
"Maaf Tuan... " aku langsung menyembah tuan F.

"Suri, tambahkan 4 kali tendangan di vagina budak tolol itu!"
Suri tampak bahagia sedangkan aku langsung lemas. "Bilang apa kalau didisiplinkan ?" tanya Suri.

"Ter-terima kasih tuan F sudah mendisiplinkan budaknya yang bodoh dan mencari-cari alasan ini." ujarku merendahkan diriku.

"Ambi posisi, rengangkan kakimu !" perintah tuan F.
Aku dalam keadaan telanjang dan berlutut melebarkan kakiku agar vaginaku terbuka dan siap menjadi korban tendangan Suri. Suri segera berdiri di hadapanku dengan wajah sadisnya. Aku menaruh kedua tanganku dibelakang kepalaku dan menutup mataku siap-siap merasakan rasa sakit....

"JDUK !" tendangan pertama Suri di vaginaku langsung membuatku bergeliat dan membuka mulutku dengan keras. Aku ingin berteriak tapi karena rasa sakitnya aku tidak bisa berteriak, aku langsung jatuh dan tersungkur, kedua tanganku langsung memegang vaginaku yg ditendang Suri.

"Siapa yang mengjinkanmu memegang vagina dna mengaduh ?" Suri sudah menginjak kepalaku yang ada di lantai dengan high heelsnya. "Budak macam kamu gak menghitung dan berterima kasih ? yang tadi tidak dihitung, ambil posisimu dan kita ulangi !" bentak Suri sambil kakinya ditekan-tekan ke kepalaku.

"I-Iya nona...' ujarku pedih. Harga diriku sepertinya sudah hancur berkeping-keping. malam kemarin aku masih menikmati party bersama Lauren dan Jessie lalu menikmati spa mahal dan diperlakukan bagai ratu. hari ini aku lebih rendah dari anjing.

Aku kembali berlutut dengan vagina yang sepertinya sudah mulai membengkak karena tendangan pertama Suri. "Ucapkan terima kasih dan kalau kamu pegang vaginanya dengan tanganmu, dianggap gagal dan akan diulang dari awal ! Ngerti perek ?" bentak Suri.

"perek ini ngerti nona" ujarku ketakutan sambil menutup mataku dan mengingat apa yang ahrus kukatakan.

"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "S-Satu !!!" aku menjerit keras dan hampir saja kedua tanganku mengusap vaginaku, tapi aku cepat-cepat mengurungkannya dan melanjutkan "Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"


"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "D-Dua!!!" aku menjerit keras kembali "Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"


"JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras. "T-t.t.t. !!!" aku berusaha menjerit tapi lidahku kakukarena rasa sakit yang laur biasa...."T-t-tiga..." akhirnya ujarku yang berguling di lantai. Tapi aku berhasil tidak menyentuh vaginaku yang terasa seeprti hancur."T-t-t-Terima kasih nona Suri mau mendisiplinkan budak hina ini"

Baelum siap aku berdiri, dan masih berusaha bangkit karena aku terjatuh di tendangan ketiga...."JDUK !" tendangan dari Suri kembali menghantam Vaginaku dengan keras sebagai tendangan penutup. "E....e......!!!" aku terbelak tidak bisa berkata apa-apa. Pikiranku langsung blank dan digantikan rasa sakit yang luar biasa.
"E.....em......" aku berusaha mengucapkan empat tapi suaraku tidak bisa keluar.

"Empat....!" jeritku akhirnya. Sungguh mengerikan, ini baru mulai dan masih ada 120 jepitan yang akan menyiksaku. Aku masih terkapar di lantai ruangan tuan F sambil tanganku kini membelai Vaginaku yang terasa berdenyut karena sakit.

"Kembali ke posisimu !" perintah Suri sambil sekali lagi menendang vaginaku karena aku mengaduh-ngaduh terlalu lama. Aku kembali terbelak kaget karena rasa sakit yang kembali menghajar vaginaku. Aku hanya bisa pasrah tapi Suri dengan kejam menendang vaginaku berkali-kali lagi. "Cepat kembali ke posisimu Lacur !" bentaknya. dan aku tidak bisa bergerak menuruti perintahnya karena didera rasa sakit yangt erus meenrus tanpa rasa henti. Aku berusaha menjerit tapi tidak ada suara yang keluar. Karena rasa sakit yang keterlaluan aku sampai merasa tubuhku mengeluarkan endorphine untuk menghibur diriku yang trauma kesakitan.

"Cukup Suri !" tegas tuan F. "Biarkan budak gak berguna itu beristirahat sejenak." Tuan F menyelamatkanku dari kematian. Mungkin vaginaku sudah merasakan hampir 15 kali tendangan karena Suri terus menghajar vaginaku menyuruhku berdiri.

Aku hanya terisak menangis di lantai dengan rasa sakit yang menjadi-jadi di vaginaku. Setelah hampir 10 meenit baru akhirnya aku kembali berlutut dan siap menerima kenyataan pahit 120 jepitan yang akan dipukul dari tubuhku.

Setelah hampir 10 menit aku menangis di lantai dengan vagina yang berdenyut karena rasa perih perih, Suri menarik puting kananku memaksaku berdiri dengan kasarnya. Ia menyuruhku berlutut dan melemparkan 60 jepitan baju yang tersedia di depanku sementara aku amsih menangis tersedu-sedu karena meratapi ansib sialku.

"DIAM !" bentak Suri.
Aku masih terisak tapi berusaha terdiam dan berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun walau au sangat kesakitan dan sedih.

"Hanya ada 60 Jepitan jadi kita akan melakukan 2 kali session hukuman," gadis kejam itu menjelaskan. "Pasang ke 60 jepitan ini di sekitar wilayah dada dan vaginamu. Aku akan memukulnya satu persatu," ujarnya. "Setelah session ini kamu akan kembali memenuhi tubuh hinamu dengan jepitan dan aku akan membereskan hukuman ini. Kali ini aku berbaik hati aku tidak akan menyuruhmu menghitung, tapi di akhir kalau kamu tidak berterima kasih dan bersujud menyembahku, aku tidak akan berhenti memukulimu !" ancamnya

Satu demi satu jepitan aku jepitkan di dadaku. dimulai dari kedua putingku yang masing-masing kujepitkan penjepit, lalu sekitar wilayah dada dan juga vagina. Rasanya sungguh sakit dan memalukan memasangakan 60 jepitan ke area intimku dengan kedua tanganku dibawah perintah seorang pelacur. Satu demi satu kupasangkan dan akhirnya selesai sudah 60 jepitan itu terpasang sepenuhnya di tubuhku dan terfokus di sekitar dadaku dan juga vaginaku. Aku tahu ini akan sangat menyedihkan dan menyakitkan.

"ctar !!!...ctarrr...."
"Aaaarghhhhh........aaaa......" jeritanku menggema dari ruangan tuan F. Suri memukul jepit-jepit di tubuhku satu persatu dengan rotannya dan sesekali ia sengaja memukul meleset sehingga menghajar bagian tubuhku dan membuatku tambah kesakitan. Ia memukuliki sementara aku ahnay bisa berteriak, membusungkan dadaku untuk disiksa dan menangis dengan kedua tanganku di taruh di belakang kepala.

"Aaarghhh...." aku sudah tidak kuat dan terjatuh karena rasa sakitnya.... entah sudah 30 sekian pukulan yang menghajarku dan Suri tidak mau ambil pusing dan terus memukuliku tanpa henti walaupun aku sudah meringkuk di lantai dan menangis dan berteriak meminta waktu istirahat
"Nona Suri.... mohon.... aku mohon.... aaarghhh... Non....Non....Nona Suri...." aku berteriak mengaduh meminta belas kasihan padanya dan akhirnya ia berhenti memukuliki ketika sebuah jepitan terakhir lepas dari bibir vaginaku.

Aku menangis dan mengaduh kesakitan sedangkan tuan F melihatku dengan dingin. "Masih mau terlambat lagi ?" tanyanya dingin sambil menyodorkan kakinya ke depan wajahku.
Aku tahu apa yang diinginkan tuan kejamku. Aku mencium sepatunya dna menjawab "Ampun tuanku... budak ini tidak akan terlambat lagi,"

tuan F berjongkok dan menjambak rambutku dan menarik wajahku ke depan wajahnya. Ia meludahiku di wajahku. "Oke." ujarnya dingin "Lanjutkan Suri !" Ujarnya smabil mendorongku.

"ganti 60 jepitan sisanya dengan penjepit kertas." ujarnya.

"t-tuan....." ujarku hendak memprotes tapi ketika tuN F berbalik dan matanya memandangku aku langsung ciut. "T-terima kasih tuan telah mendisiplinkan budak yang patut disiksa ini..." aku menangis dan tidak dapat lagi embayangkan rasa sakitnya yang akan aku terima. Jepitan kertas lebih keras dan kadang membutuhkan beberapa pukulan untuk melepasnya ketika dijepitkan di tubuhku.

Suri kemudian mengaitkan rantai ke kalung anjingku. "kita akan keliling kantor untuk meminta penjepit kertas untuk mereka pasangkan di tubuhmu sebanyak 60 buah. di ruang ini hanya ada 6 penjepit kertas jadi nih pakailah dulu." ujar Suri menjatuhkan 6 buah penjepit kertas hitam di lantai depan aku terkapar.

Dengan sedih hati aku memasangkan 2 di putingku, 2 lagi di bibir vaginaku, 2 lagi kupasangkan di buah dada bagian bawah. "Merangkak anjing !" perintah Suri. Aku hanya bisa pasrah merangkak dan kemudian digiringlah aku ke luar ruangan tuan F. Seorang lulusan luar negeri satu-satunya di gedung itu malah tidak berpakaian dan merangkak seperti anjing digiring oleh pelacur dan berkeliling di lantai 3 ke apra staff untuk meminta jepitan kertas dan meminta para staff memasangkan jepitan kertas tersebut ke tubuhnya. Sungguh menyedihkannya diriku.

"Tuan Alex, bolehkah budak Erva ini meminta jepitan kertas. tolong tuan jepitkan di tubuh lacur hambanya ini,"
"Boleh tapi isep dulu ya kontol gw dan telen pejunya !" ujar Alex menyuruhku merangkak ke kolong mejanya. Aku tidak punya pilihan dan mengikuti kemauannya. Aku juga mengulumnya dan menelan spermanya yang dimuncratkan dimulutku. Rasanya sungguh terhina sekali. Alex hanya memberiku 3 jepitan.

Dengan cara yang sama juga aku mendapatkan 2 dari Tomi, 3 dari Aldi, 4 dari Gerald, 2 lagi dari Anton.

"Boleh kamu dapet jepitan tapi saya mau anal neng Erva ya," ujar Mudin si OB kantor yang memberikanku 7 jepitan kertas.

Para perempuan berbaik hati biasanya hanya memberikan aku jepitan dan sedikit mengejek tapi tidak menyiksaku. Kecuali Rina.....

"Nona Rina, bolehkah budak Erva ini meminta jepitan kertas. tolong nona jepitkan di tubuh lacur hambanya ini,"
"Boleh tapi kamu lepasin dulu itu semua jepitan yang udah nempel di badanmu. Nanti aku tambahin jepitanku." ujar Rina.

Aku dengan pasrah menurutinya. Mencabut satu demi satu jepitan kertas yang sudah menempel di badanku. Rasa sakitnya ketika darah kembali mengalir ke puting dan ke daerah yang sudah dijepit menyiksaku sehingga aku berteriak teriak dan Rina tampak dengan senang hati menikmati semua jeritanku.

"Oke, bilang ke kamera di HP saya kalo kamu adalah budak saya dan sembah saya. Oh sambil pengakuan ini kamu masukin heels saya ke memek lacur kamu." ujar Rina melempar sepatunya lalu mengarahkan HPnya kepadaku. Aku dengan sedih hati akhirnya bersujud menyembahnya dengan Suri masih berdiri di sampingku. Kemudian dengan hati hancur aku mengambil sepatu Rina yang tergeletak di depanku dan mencium sepatunya lalu menjilati ujungnya dan memasukan heels sepatu tersebut ke vaginaku. Dengan keadaan menyedihkan itu aku menatap ke arah kamera Rina dengan tatapan yang sangat menyedihkan. "Nona Rina, ijinkan budak cina kafir Erva ini melayani nona Rina. Siksa dan pergunakanlah budak ini sekehendak hati nona."

"Huahahhaha.... iya cukup Lonte !" ujar Rina menyimpan kembali HPnya kemudian dia memasangkan semua Jepitan kertas yang sudah dilepas kembali ke badanku menurut versinya. Sudah ada 56 jepitan yang terpasang. Tinggal 4 lagi. Akhirnya aku mendapatkan 4 jepitan terakhir dari Mudin si OB kantor tentunya dia kali ini memuncratkan spermanya di wajahku setelah habis-habisan menganal aku dan kuberikan blowjob kepadanya.

Suri tampak puas dan kembali menggiringku ke kantor tuan F untuk dipukuli kembali.

Suri dengan senang hati memukuliku yang menjerit dan menangis di ruangan tuan F. Aku bahkan orgasme karena rasa sakit dan jumlah pukulan yang terlalu banyak. Aku tidak tahu berapa banyak pukulan yang kuterima, mungkin hampir 100 pukulan menghantam jepitan-jepitan yang ada di tubuhku sehingga aku sudah sangat kesakitan dan pingsan beberapa kali. Beberapa jepitan sangat sulit dilepaskan dengan pukulan karena terlalu dalam tapi Suri sangat menikmati menyiksaku. Pukulan demi pukulan mendera aku dan akhirnya setelah aku pingsan untuk yang ketigatiga kalinya tuan F akhirnya melepaskan jepitan-epitan yang tidak lepas-lepas walau sudah dipukul beberapa kali. Sisa hanya 5 jepitan yang tidak bisa dilepas. Di perutku ada 1, di dada kiri bagian bawah, di puting kanan, di kedua bibir vaginaku. 5 Jepitan yang terlalu dalam menjepitnya itu tidak bisa dilepas dengan pukulan.


"Jadi kenapa kamu terlambat ?" tanya tuan F

"Budak Erva ini tadi dikerjain oleh satpam komplek, Umet dan Rudi...... budak ini dipaksa melayani mereka dan digiring telanjang ke tempat tuan sehingga ada banyak gangguan di jalanan dan budak ini harus melayani para kuli dari gudang lain yang kebetulan di jalanan dan......." ujarku bercerita kepedihan siang tadi yang tampaknya jadi tidak terlalu spesial jika dibandingkan siksaan dari Suri.

"Oh ! panggil Rudi dan Umet !" ujar tuan F di telepon kepada staffnya.

Aku hanya pasrah ketika Rudi dan Umet dipanggil masuk dan ditanyai tentang kejadian aku digiring mereka.
"Ya udah gini deh pa Rudi dan pa Umet. ini akan saya jadikan SOP. Mulai sekarang budak Erva ketika masuk kompleks pergudangan harus melapor kepada satpam yang bertugas dan tugas para Satpam untuk menggiring lonte anjing ini ke gudang saya. Tuan2 lucuti saja pakaiannya dan tidak usah dikembalikan. Tentang apa yang terjadi di jalan saya bebaskan kepada bapak-bapak. Ya jangan kelamaan aja, dia harus sudah sampai di ruangan ini jam 1 siang tepat." jelas tuan F

"T-tapi..." ujarku
"ini perintah ! Urusan kamu mau dateng jam 7 pagi dan ngelonte dulu di kompleks pergudangan sih. Pokoknya jam 1 harus sudah di kantor saya !" bentak tuan F. "jadi apa SOPnya ? perjelas ke saya !"

"Aku punya ide Tuan F" ujar Suri membisikan sesuatu ke telinga tuan F.

"Oh oke..... menarik. Oke untuk menapatkan kartu visitor, biasanya kamu menyerahkan pakaian dalammu ke satpam kan, tapi sekarang karena kamu gakan berpakaian saya akan membeli seeokor anjing penjaga dan kamu harus memuaskan anjing penjaga saya untuk mendapatkan kartu pengunjung. Bebas amu mau kulum ato kamu entot. Coba ulangi SOPmu dari depan !"

Aku hanya bisa menangis ketika mendengarnya. Tiba-tiba saja hari Jumatku akan semakin mengerikan. Bukan saja disiksa oleh tuan F dan staff kini aku harus diarak satpam di komples dalam keadaan telanjang seperti anjing dan kemudian harus memuaskan seekor anjing sebelum memulai neraka lainnya.Belum lagi pakaianku akan dirampas dan tidak dikembalikan. Apakah berikutnya aku akan datang dengan baju jelek saja supaya tinggal buang.

"CEPAT ULANGI !" bentak Suri sambil memukul payudaraku dengan rotan di tangannya.

"I-iya..." jeritku.

Aku kembali berlutut mengambil posisi dengan melebarkan kedua kakiku dan tanganku dibelakang kepala sebelum aku mengulang SOP memalukan yang akan menimpa diriku setiap jumat mulai sekarang.

"Saya Minerva Liong, mulai saat ini akan datang ke kompleks pergudangan lalu menyerahkan diri saya kepada satpam bertugas di depan kompleks perumahan. Satpam bebas melucuti dan merampas pakaian saya dan tidak akan dikembalikan lagi. Kemudian saya dalam keadaan telanjang akan digiring seperti anjing untuk diberikan ke tuan F. Di perjalanan saya bebas diperlakukan sekehendak satpam yang bertugas dan bebas untuk dipakai dan dilecehkan. Setelah sampai gudang tuan F saya akan memuaskan anjing penjaga untuk mendapatkan kartu visitor supaya saya bisa masuk ke gedung dan harus sudah sampai di ruangan tuan F sebelum jam 13:00WIB atau saya akan menerima hukuman seperti biasa."

"Ditambah mulai sekarang, kamu hanya boleh berlutut dan merangkak. Kamu hanya boleh berdiri dengan dua kaki kalau ada perintah dari orang lain. Jika tidak ada perintah kamu hanya boleh berlutut dan merangkak. Ngerti ?" tanya Tuan F

"Saya Minerva Liong hanya akan berlutut dan merangkak dan tidak akan pernah berdiri lagi di lingkungan pergudangan kecuali saya diperintahkan oleh orang yang melecehkan saya." ujarku lagi menambahkan. Lengkap sudah kehinaan yang akan terjadi setiap Jumat pada diriku.

Setelah itu, Rudi dan Umet keluar ruangan dan aku dipersilahkan untuk memberikan laporan pekerjaanku.

Tidak banyak yang dibahas karena kondisi sedang baik untuk perusahaan tuan F dan berikutnya adalah membahas efisiensi yang sudah cukup efisien dan juga marketing ke depan. Plan-plan dan ide kusampaikan dan selama presentasi, aku tetap telanjang dan sesekali Suri mencambukku sesuka hatinya.

"Jadi sampai kapital perusahaan ini naik kita hanya akn tetap bertahan dulu dan maintain kondisi ? berarti lu gak begitu banyak guna donk selama itu !" ujar tuan F.

"Nggak juga Tuan, budak ini masih merencakan pengembangan dan menganalisa pasar untuk menjaga dan memantain supaya dalam periode penabungan untuk menambah kapital ini kita tetap stabil."
"Bullshit lah ! ngeles aja. U gak guna. Kita bayar u mahal dan sekarang lu cuma jadi parasit."
"Nggak tuan, kan saya masih memantau dan mengefisien..."

"Udah gw gak mau denger lagi !" bentak tuan F.
"Sampe kapital kita segitu, tiap u ke sini u akan menghibur semua staff gudang gw ! biar harga gaji u pantes !"

"T-tuan F..." aku hanya pasrah.

-----

Suri menggiringku seperti anjing ke lantai 1 dalam keadaan telanjang. Tuan F berjalan dibelakang kami dan rasanya sangat memalukan melihat semua staff di lantai 3 melihatku dengan takjub ketika digiring keluar seperti anjing. Mereka semua memang sudah melihat bagaimana aku disiksa dan dipakai serta semua kebinalan dan kelacuranku. tapi kali ini aku digiring ke lantai 1 yang berisikan staff kuli kasar.

Di lantai 1 para kuli bangunan yang jumlahnya hampir mencapai 40 orang juga semua terkejut dan keheningan yang janggal terjadi memenuhi ruangan. Mereka berbisik dan diisyaratkan untuk berkumpul. Mereka berbisik-bisik dan Suri memaksaku naik ke salah satu kardus berisi barnag-barang yang masih terbungkus karung hijau.

"Nah, para staff sekalian !" tuan F mengumumkan.
"Kalian mungkin sudah sering liat perek seksi ini melewati kalian setiap jumat. Mungkin kalian juga sudah dengar desas desusnya dari Satpam kita pa Martin yang seringkali mengambil pakaian dalam pelacur ini. Mulai hari ini setiap jumat perek Erva akan masuk dan keluar dalam keadaan telanjang. Dia hanya boleh berlutut dan merangkak serta setiap sore seperti sekarang ini. Mulai jam 4 sore setelah dia beres untuk sesi konsultasi dengan saya di lantai 3, akan digiring ke lantai satu dan bebas dipergunakan oleh kalian semua sampai besok pagi. Tapi setelah jam 7 pagi tinggalkan perek ini. Terserah dia mau disiksa atau diperkosa tapi tolong jangan sampai mati dan jangan ada kerusakan yang permanen atau bikin cacat. Kalo dipukul dikit-dikit boleh koq." uajr tuan F menjelaskan.

Mendengar itu para staff kuli bersorak kegirangan.

"Ini SOP yang akan terjadi mulai sekarang," ujar Suri menjelaskan kepadaku sambil memberiku sebuah kertas yang isinya sangat menyedihkan. Sebuah pengakuan yang harus kubaca di depan para Kuli dan juga akan menjadi SOPku mulai minggu depan.

Aku yang satu-satunya lulusan luar negeri di gedung itu sekarang harus menyiksa dan mempermalukan diriku setiap Jumat. Apa yang akan Lauren dan Jessie rasakan kalau mereka tahu aku yang selama ini bermain di kelas atas bersama mereka setiap weekend diperlakukan seperti ini. Lebih rendah dari perek.

SOP yang aku harus jalani setiap jumat yang aku baru sadari adalah :
- Datang sepagi mungkin ke kompleks pergudangan.
- Dilucuti dan diperkosa dan mungkin disiksa oleh satpam yang bertugas di pos.
- Diarak berkeliling dalam keadaan telanjang oleh satpam. Walk of shame ini pasti akan mengudnag banyak pemerkosaan terhadap diriku.
- Memuaskan anjing penjaga untuk mendapatkan kartu tamu.
- Bertemu tuan F untuk memberikan laporan
- Mungkin beristirahat atau disiksa tuan F dan juga staff lantai 3 sampai jam 4 sore.
- Jam 4 sore aku akan melayani para kuli sampai pagi atau sampai mati.

Entah apa lagi kejutan yang tuan F punya untukku di hari sabtu tapi budak amcam aku hanya bisa pasrah terhadap nasib baruku yang semakin terpuruk ini.

"Saya Minerva Liong, konsultan di perusahaan ini. Saya Lulusan luar negeri"
"Jurusan ngentot ya kafir ?" tanya seorang kuli mencemooh
semua tertawa menertawai aku.


"Saya di hire di perusahaan ini untuk memajukan efisiensi di perusahaan. Saat ini karena pekerjaan saya sedang senggang dan saya sudah dibayar mahal, tuan F memerintahkan budaknya ini untuk melayani tuan-tuan semua setiap hari Jumat sore jam 4 sampai sabtu pagi. Silahkan tuan menggunakan saya sesuka hat tuan. Budak seperti saya tidak memiliki hak untuk menolak apapun. Tuan-tuan semua boleh pakai tubuh saya untuk kesenangan tuan-tuan tanpa batasan. Tuan-tuan boleh memperkosa mulut saya, memaksa saya menelan semua peju tuan-tuan. Tuan-tuan juga boleh menggunakan anus dan vagina saya untuk menyalurkan hasrat tuan-tuan. Kedua dada saya ini untuk disakiti dan ditampar ataupun dicubit dan diremas sekehendak tuan-tuan. Jika saya berkata tidak dan ampun jangan hiraukan saya, perkosa saya lebih keras dan jika saya membandel paksa saya. Saya lonte gratisan memang sudah seharusnya diperlakukan seperti ini. Silahkan tuan-tuan menggunakan saya." ujarku pelan-pelan dengan air mata yang terus berurai. aku kemudian menyembah kumpulan kuli-kuli yang bersorak kegirangan.

Dan kegelapanpun dimulai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...