Chapter10: Perpisahan
“Vei,”
tiba-tiba Yun menghardik lamunanku.
“Ah
?” aku menyadari pelajaran terakhir telah selesai dan semua orang
di kelas sedang bersiapsiap untuk pulang.
Yun
adalah perempuan yang sama-sama keturunan chinese. Hampir semua
teman-temanku semua keturunan di sekolah ini. Hanya ada sedikit yang
bukan Chinese. Berkulit putih dan bertubuh ranjang. Rambut Yun
panjang lebih panjang dariku dengan wajah yang agak panjang dan
lonjong, mata sipit, tapi tetap terkesan cantik dan bersemangat.
Ramputnya dibelah samping dan sangat lurus. Berbeda dengan rambutku
yang agak keriting gantung di bagian bawah. Untuk ukuran payudara,
payudara Yun lebih kecil dari payudaraku walaupun aku belum pernah
melihatnya.
Yun
adalah anak yang ceria, dan salah satu sahabatku dimana kita suka
menggoda para cowok. Dia banyak bergaul dengan anak-anak SMA dan
kuliah dan beberapa kali pergi dengan mereka. Ada juga cowoknya yang
sudah kerja yang suka mengajak dia, dan biasanya dia membawaku atau
pergi rame-rame. Tapi Yun juga pintar, dia tidak sembarangan
mengencani orang-orang yang mengajaknya, dia hanya ingin mendapatkan
perhatian dan pujaan. Berbeda denganku, Yun sangat menjaga cara
berpakaiannya. Jika sejak dulu aku selalu memamerkan pakaian dalamku
saat hangout secara terang-terangan dengan memakai pakaian transparan
atau bolong di dada maka pakaian paling seksi yang pernah Yun gunakan
adalah tangtop dan rok mini, bahakan dia jarang menggunakan rok. Dia
lebih memilih hot pants ataupun rok selutut.
“Besok
malem diajak sama temenku anak kuliahan, ada yang udah kerja juga ke
mall buat hangout, sambil nonton. Ikut yuk.”
“Ceweknya
ada siapa aja ?”
“Ada
gw, lu, trus Vero sama Bella”
“Oh….
Gw gimana besok ya, nanti WA aja...” ujarku. Aku tau kemungkinan
aku tidak akan bisa pergi seenaknya, skarang ini aku hanya budak dan
hari ini hari Jumat. Aku harus pergi ke klub untuk menjadi pelacur
semalaman.
Aku
ikut berdiri dan bergerak pelan agar rokku tidak tersingkap karena
aku tidak menggunakan pakaian dalam sama sekali. Aku berjalan
disebelah Yun dan berjalan keluar sekolah. Tidak ada yang tahu bahwa
aku tidak menggunakan pakaian dalam setiap hari di sekolah. Setelah 2
minggu menjadi anak SMA di sekolahku ini nampaknya aku akan baik-baik
saja. Setidaknya belum ada yang melihat kehinaanku di mall waktu Jess
dan Zia menyiksaku habis-habisan.
“Gw
ke apartemen lu ya, dari kmaren sombong amat sih, gak ngijinin gw ke
apartemen lo,” ujar Yun merajuk.
“Nanti
! Masih belum beres. Kalo udah beres nanti pasti lu boleh dateng
koq.” ujarku panik. Mana mungkin aku membiarkan dia masuk ke sarang
kuli sadis yang akan memerkosanya.
“Gpp
kan gw bisa bantuin beresin biar cept beres jadi gw bisa
sering-sering numpang sama minta makan...”
“Gada
dapur ah,” ujarku berkelit. “Aku harus segera pergi lagi. Ada
urusan keluarga.” ujarku agar Yun tidak datang ke apartemen
nerakaku.
“Ya
udah, janji ya nanti kalo udah beres gw mau maen !” ujar Yun
“Iya...”
ujarku. “Aku duluan ya,” ujarku ketika kami sudah sampai gerbang
depan sekolah. Aku berjalan dengan agak buru-buru dan menghindari
orang-orang yang cukup banyak di jalanan. Aku memastikan kalau dadaku
yang tidak ber-bra tidak bertubrukan dengan siapapun di jalanan,
begitu juga dengan rok ku jangan sampai tersingkap.
Aku
kembali memasuki kawasan gedung apartemenku dan aku tahu bahwa
sebentar lagi enrakaku yang panjang akan dimulai. Vaginaku masih
terasa perih dan seluruh tubuhku seolah menjerit kesakitan ingin
diberi waktu berbaring istirahat yang sangat panjang.
Aku
memantapkan diri memasuki lift melalui lobby. Berjalan ke kamarku dan
memasukan kunci ke lubang pintu. Aku membukanya perlahan, mengintip
ke dalam dan mendapati kak Sierra dan Somat sedang memperhatikan
lemari yang baru terpasang. DI sampingnya Bule dan ketiga kawanannya
menemani dan menjelaskan lemari yang telah beres mereka pasang.
“Permisi
nyonya,” ujarku dengan pandangan yang kuarahkan ke bawah.
Aku
hendak masuk tapi aku segera ingat sesuatu bahwa aku tidak boleh
berpakaian di dalam kamar ini. Aku melirik sebentar ke arah msitress
Sierra dan ia seperti memberikan pandangan menungguku untuk melakukan
kesalahan agar dia bisa menyiksaku.
Aku
melihat ke sekelilingku. Di lorong memang kosong tapi bagaimana jika
ternyata ada yang keluar dari unit dan melihatku sedang membuka
pakaianku di depan unitku ?
Tapi
jika aku masuk dalam keadaan berpakaian maka hukumanku adalah diikat
dalam keadaan telanjang bulat di pintu depan unit agar seluruh lorong
tahu semalaman. Pilihanku sangatlah mudah jika memikirkannya. Aku
segera membuka vestku dan memperlihatkan payudaraku yang terekspos
bebas karena menyembul keluar dari kemejaku yang hanya dikancing 2
kancing di atas saja dan satu kancing di bag bawah. Aku kemudian
melepas kemejaku di lorong dan melipatnya dengan rapih sebelum aku
melepas rokku dan berlutut dan berjalan dengan lututku memasuki unit
apartemen neraka itu. Pakaianku terlipat rapih dan aku pegang seperti
membawa bendera. Dan setelah aku masuk aku meletakan pakaianku di
sofa dan berjalan dengan lututku mendekati mistressku.
“Lonte,
Bule dan timnya di sini udeh beres ngerjain perabot apartemen ini dan
udah menjaga loe selama ampir 2 minggu. Sana terima kasih sama
mereka. Gw mau u ucapin terima kasih dan kasih hadiah perpisahan,”
ujar Sierra.
Aku
hanya menunduk. Berterima aksih setelah emreka menyiksa dan
memperkosaku dan memperlakukanku lebih rendah dari pada binatang ?
Yang benar saja. Aku muak dengan kelakukan keempat kuli sok berkuasa
yang menyiksaku habis-habisan. Tapi aku hanyalah budak yang ada untuk
menyenangkan mistressku.
Aku
menundukan kepalaku dan menyembah Bule dengan keningku menyentuh
lantai di hadapan Bule. ”tuan terima kasih telah menjaga dan
menggunakan budak Veirin sesuai fungsinya. Semoga tuan Bule terus
sukses. Adakah yang bisa budak ini lakukan untuk hadiah perpisahan
dan ucapan terima kasih ?”
Buke
menginjak kepalaku dengan kaki kanannya “Budak tolol…. Isep
kontol gw. Trus telen sperma gw,”
“Budak
ini akan menurut,” ujarku pasrah. Kemudian Bule melepas injakannya
dari kepalaku dan berdiri tegak di depanku. Aku menelan semua harga
diriku dan dengan tangan bergetar aku membuka resleting celananya
dengan tanganku. Menurunkannya dengan lembut dan memelorotkan celana
dan celana dalamnya perlahan. Bau amis tercium dan penisnya
tergantung bebas di hadapanku. Aku menyentuhnya dan memijatnya dengan
hati-hati, kemudian aku mendekatkan mulutku ke arah poenis itu.
Baunya semakin menyengat dan rasa jijikku berperang melawan
ketakutanku. Aku menutup mataku, menjulurkan lidahku dengan ragu….
Dan mulai menjilati penisnya dan membuka mulutku selebar yang aku
bisa dan mulai mengulumnya. Jijik dan terhina rasanya tapi aku harus
terbiasa, aku sekarang bukan lagi manusia. Bahkan aku lebih rendah
dari anjing piaraan mistress Sierra yang kini menjadi tuanku di
rumah.
“Ah
enaknya sepongan ini perek,” ujar Bule kesenangan. “Non Sierra,
bener nih Vei gak boleh kita bawa aja buat ngelayani proyek kita di
Kalimantan ?”
“Nanti
mungkin kalo lagi liburan aku kirim dia ke kalimantan untuk kerja
membangun proyek rusun yang akan kalian kerjakan.” ujar kak Sierra
“Jangan
kelamaan non, proyeknya kan udah ampir beres”
’Iya,
lagian kita masih ada beberapa tower lagi koq. Kalian ber-4 kan
dipanggil ke sini karena kalian rajin dan berprestasi di pembangunan
rusun kalimantan, makanya saya dan management mau menghibur kalian
dengan membuat proyek renovasi apartemen ini sekalian kalian dapat
hiburan kan dari budak saya.” Ujar Sierra
Aku
pernah mendengar bahwa mama Jihan ada berkerja sama ingin membangun
rusun di kalimantan sejak tahun lalu. Aku sangat ngeri jikalau
benar-benar dikirim menjadi pekerja di sana. Aku apsti bukan hanya
akan diperkosa 4 orang tapi ada ratusan karyawan dan berbagai shift
selama 24 jam.
“Iya
di sana ada banyak yang bisa puasin nih lonte. Anak-anak di proyek
pasti lebih semanget kerja. Ada anjing-anjing penjaga proyek juga lho
!” ujar Bule bersemangat.
“Wah
boleh banget nanti aku kirim nih Lonte ke sana biar dia tau apa yang
namanya kerja keras. Bukan cuma ngangkakng dan enak-enakan di klub.
Keenakan banget nih pecun kerja kayak gt doank.” ujar kak Sierra
merendahkanku.
“Oh
karena ini perpisahan,” kak Sierra berjalan mengambil ponselku di
lipatan bajuku. Ia menyodorkan ponselku kepada tanganku.
“Rekam
diri kamu sedang mengulum penis Bule,”
aku
membelakan mataku. Aku diminta merekam adegan yang sangat memalukan
ini di ponselku sendiri.
“Kamu
gak mengambil dan melakukannya, aku yang akan merekamnya dan langsung
live di IG dan kukirimkan videonya ke temen-temenmu. Yun misalnya….”
ujar Sierra mengancam,
aku
sungguh tak punya pilihan, segera kuambil ponselku dari tangan kak
Sierra dan aku mulai merekam diriku yang sedang sibuk mengulum penis
Bule. Aku yang seorang dari kalangan atas, sedang mengulum seorang
kuli. Entah kenapa air mataku tidak bisa berhenti dan aku merasa
sangat sedih dan hina ketika aku melihat wajahku di dalam layar
ponselku.
“rekam
sampai lu nelen sperma dan udahnya buktiin kalo u nelen semua
spermanya. Gak lupa ucapin terima kasih dan kirim ke hp Bule buat
oleh-oleh. Kalo jelek ya lu ulang lagi aja sampe bagus videonya.
Paling lu terlambat kerja trus disiksa abis ama mami Nike”
Aku
tidak tahu lagi harus bagaimana, aku hanya bisa pasrah dan menurut.
Hidupku memang sudah hancur-hancuran dan aku tahu bahwa aku akan
terus menderita seumur hidupku.
Tidak
lama kemudian hentakan penis dimulutku semakin menjadi-jadi dan Bule
menyemburkan spermanya ke dalam mulutku. Aku segera merusaha menelan
semuanya dan terbatuk-batuk.
Aku
memaskikan kamera video selfieku merekamku pada setiap proses
memalukan itu. Aku mendekatkan kameranya agar bisa merekam aku yang
menelan sperma milik Bule. Kemudian aku menatap layar kamera dan
berkata: “terima kasih tuan Bule telah menggunakan Veirin Halim
tempat pembuangan sperma ini. Semoga hari tuan menyenangkan dan
semakin sukses,” kemudian aku menunduk menghormati kamera di
ponselku dan mematikan rekaman.
“yah
sekarang kirimkan pada Bule,” ujar Sierra memerintahkanku. Aku
dengan pasrah mengirimkan video memalukan itu melalui WA untuk Bule,
entah dia akan menyebarkannya kemana saja video memalukanku.
“berikutnya
Aki Badot ! Masih ada tiga lagi yang belum perek… cepet !” ujar
kak Sierra.
Aku
kembali menghela nafas dan berlutut, kali ini ke Aki Badot. Aku
menyembah Aki Badot hingga kepalaku menempel di lantai dan dengan
sangat memalukan membuka mulutku, ”Aki terima kasih telah menjaga
dan menggunakan budak Veirin sesuai fungsinya. Semoga Aki Badot terus
sukses. Adakah yang bisa budak ini lakukan untuk hadiah perpisahan
dan ucapan terima kasih ?”
Aki
badot meminta vaginaku dan ia menginginkan woman on top. Ia berbaring
di atas karpet dan aku dengan kehinaaannya membuka celana Aki badot
dan memijat penisnya serta mengoralnya agar penisnya Aki Badot
mengencang. Setelah penisnya mengencang aku mulai memposisikan diriku
di atas ki badot. Kedua kakiku dilebarkan berpijak melengkahi Aki
badot. Selangkanganku berada diatas penis ki Badot yang sudah
mengacung ke atas.
“Mulai
rekamanmu !” perintah Aki Badot saat aku hendak menungganginya. Aku
sungguh merasa malu dan terhina saat itu juga. Kak Sierra dengan
berbaik hati menyerahkan ponselku. “Bilang nama kamu dan puji-puji
saya sebelum ngewe. Bilangnya ngewe ya…. Awas kalo pake kata lain.”
Aku
segera menyalakan kamraku dan mengarahkan kamera selfienya ke seorang
gadis telanjang yang terlihat begitu hina di layar. “Saya Veirin
Halim, saya adalah budak seks yang bebas dipergunakan oleh siapapun.
Hari ini saya akan ngewe dengan Aki Badot yang perkasa, terima kasih
kepada Aki Badot yang telah menggunakan tempat pembuangan sperma
ini.”
Aku hampir menangis mengatakannya, rasanya sangat terhina dan malu
sekali. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi, aku hanya menelan
harga diriku dan turun membiarkan vaginaku ditusuk oleh penis Aki
badot dan masih dalam keadaan selfie, aku menggenjotkan diriku
melakukan permainana seks yang memalukan. Tangan Aki Badot langsung
menyambar payu daraku dan memainkannya serta memelintir putingnya
dengan kasar. Katanya jika aku disakiti maka vaginaku makin nikmat
karena menegang. Aku hanya pasrah melihat diriku yang sudah sangat
menjijikan terekam di ponselku sendiri dengan aku sebagai pelaku
perekamannya. Entah serendah apa diriku sekarang.
“kamu tau kalo kamu tadi bilang kata ‘saya’ di video ?” tanya
Bule sambil mengelus daguku dengan tongkat cane yang ia tiba-tiba
sudah pegang.
Aku segera menyadarinya bahwa aku sudah tidak boleh lagi menggunakan
kata ganti manusia untuk diriku. Celaka aku pasti akan dihuk---
“CTAR !”
pukulan cane rotan dari Bule segera menghantam punggungku dengan
sadis.
“Baru semalam kamu minta ampun dan janji gakan menggunakan kata
“saya” lagi, sekarang kamu gunakan ? Kamu tolol banget ya” Bule
segera mengayunkan cane rotannya, segera Aki Badot meninggalkan
cengkramannya pada kedua putingku dan sekejap kemudian rasa perih
menyambar putingku karena dicambuk oleh rotan Bule sementara aku
masih menggenjot penis Aki Badot.
Aku masih terekam selfie dan rasanya sangat menyedihkan dan
memalukan.
“Rekam terus ! Bilang kalo kamu pantas mendapatkannya dan rendahkan
dirimu, kamu akan terus dicambuk dengan rotan sampai Aki Badot
orgasme,” ujar kak Sierra
“Veirin Halim ini memang patut dicambuki dan dihukum tanpa ampun.
Veirin Halim ini lebih rendah dari anjing,”
“Ctar!” sebuah pukulan menghantam payudaraku lagi, bekas merah
horisontal membekas di kedua payudaraku. Aku hampir menjatuhkan
ponsel selfieku, tapi aku kembali memperbaiki posisinya dan menahan
rasa hina dan sakitnya.
“Terima
kasih telah menghukum….. anjing lacur ini… gak akan lagi bilang
“saya”…..terima kasih tuan… Terima kasih telah menghukum
pelacur ini ... Terima kasih telah menghukum lonte ini… Terima
kasih telah menghukum kondom bekas ini...” ujarku terus menerus
merendahkan diriku agar mendapat belas kasihan dari Bule. Aku
benar-benar sudah sangat rendah, jika orang melihat video selfieku,
maka mereka akan melihat gadis freak yang sangat menjijikan tanpa
self respect.
“ Terima
kasih telah menghukum tempat penampungan sperma ini…. Terima kasih
telah menghukum budak seks ini… Terima kasih telah menghukum toilet
peju ini…. ”
Terima
kasih telah menghukum lubang pemuas nafsu ini…. Terima kasih telah
menghukum si penelan sperma ini… Terima kasih telah menghukum si
pengemut penis ini…. Terima kasih telah menghukum lubang pemuas
nafsu gratisan ini…. Terima kasih telah menghukum babi hina ini….
Terima kasih telah menghukum pelacur paling murah ini… Terima kasih
telah menghukum lonte gratisan ini… Terima kasih telah
menghukum….anjing…..” aku terus meracau selama Bule terus
mencambukan cane-nya ke payudara dan ke punggungku secara bergantian
dan brutal. Sesekali ia memukul tanganku jika HP Selfieku sudah tidak
mengarah ke mukaku. Aku sendiri didera komplikasi perasaan hina,
malu, sakit, dan terangsang. Vaginaku masih sibuk bergerak naik turun
memuaskan penis Aki Badot.
Ketika
Aki Badot menyemburkan spermanya, aku sudah meracau tidak jelas
berterima kasih karena telah menghukum diriku yang kuganti dengan
kata hinaan. Bule menarik rambutku, mencabut vaginaku yang dipenuhi
oleh sperma Aki Badot.
“Bersihin
!” perintahnya padaku. Aku hanya bisa pasrah dan merangkak lalu
menjilati bekas-bekas sperma di penis Aki Badot sampai bersih
kemudian aku dipaksa menjilati semua sperma yang berceceran di
lantai. Sungguh sangat memalukan. Semuanya terekam jelas dalam kamera
selfieku yang kemudian harus kukirimkan ke Aki Badot.
Baru
2 orang dan amsih ada 2 jahanam lagi yang harus kulayani, dan Edo
adalah yang paling sadis dalam menyiksa. Sekarang aku harus menuju
Dedeh dengan badan sudah penuh garis-garis merah bekas pukulan.
Aku
kembali menghela nafas dan berlutut, kali ini ke Dedeh. Aku menyembah
Dedeh hingga kepalaku menempel di lantai dan dengan sangat memalukan
membuka mulutku untuk ketigakalinya, ”Tuan terima kasih telah
menjaga dan menggunakan budak Veirin sesuai fungsinya. Semoga Tuan
Dedeh terus sukses. Adakah yang bisa budak ini lakukan untuk hadiah
perpisahan dan ucapan terima kasih ?”
Dedeh meminta anal sex dariku, tidak banyak yang terjadi kali ini
hanya aku merekam diriku sedang disodomi oleh Dedeh. Aku menungging
dan Dedeh menggagahiku dari belakang. Aku menjerit-jerit kesakitan
tapi nampaknya mereka hanya menikmati jeritanku seperti lagu.
Setelah selesai menampung sperma Dedeh di anusku, kini aku kembali
untuk keempat kalinya berlutut dan merangkak serta menyembah, kali
ini kepada Edoh. ”Tuan
terima kasih telah menjaga dan menggunakan budak Veirin sesuai
fungsinya. Semoga Tuan Edo terus sukses. Adakah yang bisa budak ini
lakukan untuk hadiah perpisahan dan ucapan terima kasih ?”
Edo
menginjak kepalaku “Lonte, loe sekarang ambil gantungan rok di
kamar mistress loe dan bawa ke sini,” ujarnya.
“I-Iya
tuan,” ujarku. Kemudian Edo menurunkan kakinya dari kepalaku dan
membiarkanku merangkak ke kamar kakakku untuk mengambil gantungan
rok, sebntuknya sama percis dengan gantungan baju biasa namun
memiliki dua pencapit di bawahnya. Aku tahu bahwa kedua pencapit ini
nantinya akan mengigit habis kedua putingku dan menyiksaku. Tapi aku
hanya bisa pasrah. Aku mengugut pengait dari gantungan tersebut dan
kembali merangkak seperti anjing ke hadapan tuan Edo di ruang tengah.
“Lonte,
mulai rekamanmu. Bilang ke kamera kalo loe lagu dihukum dan akan
melakukan apa aja karena loe emang tolol dan rendahan. Jepit tuh
gantungan rok tersebut ke putting loe, trus loe merangkak kayak
anjing, ambil ember di wc. Isi pake aer embernya. Kaitin ke gantungan
rok loe yang udah dijepitin ke putting. Trus loe berlutut dan
berjalan pake lutut sambil rekam diri loe menuhin tuh ember pake
jepitan baju. Trus bawa ke sini,” ujar Edoh
Aku
kembali menyalakan selfie kamera untuk merekam kehinaanku. “Budak
hina Veirin Halim ini sedang akan menjalani hukuman karena dia memang
tolol dan rendahan. Lonte ini memang sudah sepatutnya diperlakukan
seperti ini,” ujarku sambi dengan ragu membuka penjepit rok dan
mendekatkannya ke putting kananku. Tangan Kiriku memegang ponsel
untuk merekam kehinaan ini. Aku sangat ragu-ragu dan tidak mau
merasakan sakit tapi aku tidak memiliki pilihan lain. Aku ahanyalah
budak yang pada akhirnya akan tetap merasakan apa yang diperintahkan
tuanku kepadaku.
Aku
menutup mataku berusaha menenangkan diriku yang sangat tegang dan
melepaskan jariku yang membuka jepitan serta membiarkan jepitan
tersebut mengigit keras putting kananku Aku mengaduh kesakitan tapi
tidak ada yang peduli, mereka malah semaki menikmatinya.
Aku
menangis dan mengaduh karena kesakitan tapi aku hanya budak dan
mereka tidak peduli. “Cepet satu lagi !” ujar Edo sambil
mencambukku dengan cane yang ia ambil dari Bule.
Aku
dengan pasrah menjepitkan jepitan satu lagi ke putting kiriku dan
menikmati rasa sakit yang sangat menyiksa itu. Perasaanku campur aduk
saat itu, rasa sakit, pedih, malu dan terhina seperti bercampur aduk.
Edo kemudian memberi siyarat agar aku berterima kasih. Aku semakin
sedih dan air mataku terus mengalir dan aku mulai terisak “Te..Terima
kasih tuan telah mendisiplinkan budaknya dengan cara yang keja. Budak
ini memang pantas diperlakukan seperti ini.” ujarku.
“Karena
loe lama, loe dapat hukuman tambahan. Masukin sikat pembersih kloset
kesayangan loe itu ke dalem vagina loe.” perintah Edo sadis.
“I-iya
tuan” ujarku sambil menangis membayangkan siksaan yang akan
kulakukan pada diriku sendiri. Sungguh rendah dan hina sekali aku.
Kemudian
aku merangkak seperti anjing. Tangan kananku kini sambil merangkak
dan sambil merekam selfie video. Mungkin penonton akan pusing
melihatnya karena sangat bergoyang.
Aku
kemudian merangkak sampai ke kamar mandi. Di kamr mandi kutemukan ada
sebuah ember alumunium. Kukaitkan ember alumunium itu ke pengait yang
ada di gantungan rok yang menyiksa putingku. Kemudian kuisi dengan
air dan putingku seperti ditarik mau lepas. Karena embernya termasuk
kecil, mungkin air di dalamnya pun tidak sampai 1 liter tapi tetap
saja berat dan menyiksa putingku. Aku kemudian berjalan dengan lutut
menuju kloset dan mengambil sikat pembersih kloset.
Aku
menghadap kamera dan berkata, “Budak ini telah ragu-ragu dalam
menyiksa dirinya sehingga ia pantas untuk dihukum. Semoga tuan
mengampuni budak pembuangan peju ini.” Aku kemudian memasukan sikat
itu ke dalam vaginaku, sangat sulit memasukan sikat kasar ke dalam
vagina, rasanya seperti diriku dibelah tapi nama juga hukuman, aku
hanya pasrah menjalaninya dan ini memang bukan pertama kalinya sikat
wc dimasukan ke dalam vaginaku. Ini menjadi memalukan dan menyedihkan
karena biasanya aku tak berdaya ketika mereka melakukannya, bukan aku
melakukannya dengan tanganku sendiri dan merekamnya seolah aku ini
freak. Aku memaksakan tanganku untuk terus menyakiti lubang vaginaku
dengan mendorongnya keras sampai seluruh sikatnya masuk meski
jeritanku menggema berkali-kali dari toilet. Kudengar Bule dan
kawanannya tertawa puas di ruang tengah.
Aku
meraung dna mejerit kesakitan berkali-kali sampai akhirnya sikat
kloset tersebut masuk sepenuhnya kedalam vaginaku. Aku Kemudian
berlutut dan berjalan dengan kedua putingku terjepit gantungan dan
membawa seember kecil air, sedangkan vaginaku dipenuhi sikat kloset.
Berjalan
dengan keadaan itu sangat sulit, setiap langkah seperti neraka.
Gesekan sikat kasar di dalam vagina, beratnya air yang menarik kedua
putingku yang terasa akan sobek. Aku menangis dan air mataku tidak
bisa berhenti mengalir. Bibirku terus meringgis dan aku terus menerus
menggeram kecil menahan rasa sakit. Kadang jika gerakanku salah aku
akan menjerit teriak karena rasa sakit yang menyerangku. Satu langkah
demi satu langkah aku lewati dalam penderitaan. Aku melihat seorang
gadis tanpa harga diri yang menjijikan di layar ponselku.
Aku
berjalan dengan berlutut sampai kembali ke ruang tengah dan mendapati
diriku dihadapan tuan Edo. “Bagus ! Sekarang loe ke teras depan,
lalu ambil semua jepitan jemuran dan taro di ember loe lalu balik
lagi ke sini”
“Iya
tuan” aku hanya kembali pasrah kali ini aku akan ke teras dan
meresikokan ada yang melihatku dalam keadaan sangat memalukan di
teras dan memunguti jepitan baju dan memasukannya ke dalam ember
alumuniumku.
Aku
membuka pintu teras dan udara panas jakarta kembali terasa. Tapi
karena lantai apartemenku di lantai 20 maka anginnya cukup kencang
walau anginnyapun terasa panas. Aku tidak berani melihat apakah ada
yang melihatku atau tidak. Aku segera mungkin emngumpulkan jepitan
jemuran yang berceceran di lantai teras dan memasukannya satu persatu
sementara para penyiksaku memperhatikannya dari pintu kaca.
Setelah
selesai mengumpulkan hampir 100 jepitan aku kembali berlutut masuk
dan menghadap penyiksaku.
“Pasang
semua jepitan di sekujur tubuh loe, kasih tau ke kamera kenapa loe
pantes mendapatkan ini semua.”
Aku
hanya berpikir bahwa aku sekarang hanyalah objek seks dan bukan
manusia, lebih baik aku melakukan apapun yang mereka minta. Aku
mengarahkan kamera ponsel selfie pada detil tubuhku lalu terakhir
fokus ke wajah sampai ke pinggang, “Budak hina ini akan menyiksa
dirinya tanpa alasan yang pasti, hanya untuk….ah…. kesenangan
tuannya ….. argh…. karena budak aaah... Veirin Halim ini
….eargh…. tidak butuh alasan aaah untuk disiksa. Aahhh…..
hhhh….hhh…. Alasan untuk aargh menyenangkan orang lain
aah…..sudah menjadi alasan bagi Veirin Halim aaarghhh untuk
disiksa...ach..., dipermalukan… arghhh dan diperkosa. Aarghhh hhhh
hhhh Terima kasih aaarghh tuan Edo aaaah telah menggunakan aaah
Veirin Halim uuh…. seperti semestinya.” Aku mengatakan itu sambil
menjepitkan satu demi satu penjepit ke sekujur tubuhku. Aku terus
merekan diriku, Payudaraku sudah dipenuhi jepitan baju dan berikutnya
aku menjepitnya disekujur tubuhku menahan rasa sakit dan hina.
Terakhir
aku berlutut dengan sangat menyedihkan. Kulihat di layar ponselku ada
seorang Veirin Halim dengan versi yang sangat menyedihkan. Kedua
putting terjepit gantungan rok yang terkait pada ember alumunium.
Sekujur tubuh penuh dengan jepitan baju dan vagina yang tertusuk oleh
sikat pembersih kloset.
“Pemalukan
dirimu di kamera !” perintah kak Siera yang juga sambil merekamku
dengan kameranya.
“Tuan
dan Nyonya skearang bisa melihat bahwa budak Veirin Halim ini memang
pantas diperlakukan seperti ini sehari-hari, semoga tuan dan nyonya
menikmati kehinaan ….lonte lacur ini” Aku merekam seluruh detail
tubuhku dengan detil agar nanti semua orang yang menonton videoku
bisa benar-benar melihat detil kehinaanku. Sungguh sesuatu yang
sangat menyedihkan.
“Oke….ini
belum selesai, nungging sono, gw mau pake pantat loe !” ujar Edo
sambil menjambakku berdiri.
Aku
berdiri dan Edoh menarik rambutku sambil memasukan penisnya dari
belakang. Tangan kananku masih merekam kehinaan itu.
“ucapkan
terima kasih !” bisik Edo kejam “trus lu tarik satu-satu jepitan
di badan loe sambil terima kasih ke gw. Gak boleh u buka mulut
jepitnya, tarik sampe lepas satu-satu biar lebih sakit. Trus trakhir
tarik juga embernya sampe lepas itu gantungan rok di putting loe.
Syukur-syukur putting loe ikutan lepas !” perintahnya dalam
bisikan.
“Terima
kasih tuan telah menggunakan budak hina ini,” ujarku sambil
merasakan nyeri yang terjadi di anusku. Sementara vaginaku juga tetap
merasakan seperti ditusuk ratusan jarum karena bulu sikat kasar dan
kedua utingku terasa hampir putus karena ember berisi air yang
bergoyang-goyang tanpa terkendali karena hentakan penis Edo di
anusku. Tangan kananku bergetar hebat merekam kehinaanku ini. Wajahku
menahan sakit yang luar biasa dan menangis meraung-raung meminta
belas kasihan. Tangan kiriku mulai meraba jepitan di tubuhku dan ikut
menyiksa diriku sendiri dengan menariknya satu demi satu.
“Terima
kasih telah menyiksa lonta ini…. Aaaarghh……. Terima kasih telah
menggunakan Veirin...Arrrghhhhhhhh ampun….ampun…. Terima kasih…..
” aku terus menerus berterima kasih dan menjerit bergantian sampai
akhirnya semua jepitan di tubuhku habis…..
Aku
tahu berikutnya adalah ember alumunium. Aku menariknya dengan tangan
kiriku dan aku mencoba menariknya sekencang yang aku bisa, rasa sakit
menyerang kedua putingku dengan tajam…. Aku menjerit tapi
jepitannya tidak kunjung lepas. Aku menarik nafas sambil menikmati
rasa sakit yang luar biasa itu. Meringgis dan menangis dan akhirnya
aku menariknya sekuat tenaga, kali ini ember tersebut jatuh dan
tumpah beserta jepitan yang terlepas dari putingku.
Aku
merasakan sakit yang luar biasa, pandanganku putih sekilas dan rasa
sakitnya. Aku tidak berani melihat tubuhku karena kupikir putingku
telah lepas karena sakit yang luar biasa itu. Bahkan tubuhku
bergelinjut karena merasakan endorphine yang menyebar sebagai balasan
dari rasa sakit yang liuar biasa. Aku orgasme karena rasa sakit yang
tidak wajar….. mereka telah merubahku menjadi orang freak.
Setelah
beberapa saat aku melihat kedua putingku masih menempel pada dadaku,
hanya penuh lecet dan sedikit berdarah.
“Makasih
lonte !” ujar Edo yang segera mendorongku, mencabut penisnya dan
dengan kasar dia memutar tubuhku, memaksaku berlutut dan menerima
sperma yang keluar dari penisnya yang berkedut ke mukaku.
‘crot….crot….”
Wajahku
dalam sekejap ditembaki oleh sperma Edo yang kental.
“nih
nikmatin peju gw” ujar Edo menghinaku.
“Loe
laporan dulu hasilnya ke kamera loe dan cabut tuh sikat dari memek
kegatelan loe. Jangan coba-coba hapus tuh sperma dari muka lonte
loe.”
Ponselku
telah lepas dari genggamanku meski masih merekam ke langit-langit.
Aku merangkak dan mengambil ponselku. Ku arahkan kamera selfienya ke
wajahku yang penuh sperma.
“T-terima
kasih telah menggunakan lonte ini…..” ujarku ke kamera. Kemudian
aku mengarahkan kameranya ke selangkanganku ketika aku berteriak
karena aku mencabut sikat kloset yang kini dipenuhi cairan cintaku.
“Terima
kasih tuan dan nyonya mau meluangkan waktunya untuk menonton
penyiksaan seongok daging yang tidak ada nilainya ini.” aku kembali
berkata pada ponselku sebelum mematikan rekaman panjangku itu.
Aku
langsung terjatuh dan terbaring di lantai dengan tubuh sangat lemah.
Aku merasa seluruh tubuhku sakit dan ngilu. Kemarin malam dan hari
ini membuatku tidak ingin bangun lagi. Aku sangat kecapekan dan ingin
tidur, tapi aku tahu hari masih panjang. Aku masih harus melacur
malam ini di club.
“Bangun
lacur,” kak Sierra menendang-nendang payudaraku dengan sepatunya,
tidak terlalu keras tapi tetap aku merasakan rasa sakit.
Walaupun
aku sangat tidak ingin bangun tapi aku hanyalah budak, ”i-iya
nona,” ujarku berusaha kembali berlutut di hadpaan mistressku.
“Kirimin
semua video tadi ke aku, ke Safira, ke para pembantu di rumah, dan
kepada Jess dan Zia juga. Sertakan caption yang menarik ya untuk
mereka.” ujar kak Sierra menambahkan horrorku.
Aku
langsung menangis dan menyembah kak Sierra, “kak… ampuni aku….
Jangan…. Jangan…. Suruh aku menyebar video itu…. Aku mohon….”
bagaimana mungkin aku diharuskan menyebarkan video kehinaanku. Belum
cukupkah mereka memaksaku merekam dan menyiksa diriku ? Kini aku
harus menyebarkannya juga dengan sukarela.
“Diam
!” kak Sierra menedang dadaku dengan kasar membuatku terpelanting.
”Karena loe membantah, gw akan mengirimkan video loe ke Yun biar
semua satu sekolah tau !” ancam kak Sierra
“Jangan
kak… akan lakukan apapun...”
“Kesalahan
ke dua… loe berani-beraninya pake kata ganti ‘aku’ ? Tolol
banget sih loe, baru aja loe disiksa karena itu. Sekarang udah salah
lagi. Loe siap-siap aja kena hukuman !” tanya kak Sierra
memperingati aku. Celaka….
Aku
benar-benar sudah habis.
“Budak
ini mohon…. Biarkan budak ini menyebarkan video lonte hina Veirin
halim ini. Mohon jangan libatkan Yun.” aku memohon pada kakak
tiriku yang sadis.
“Ya
sudah….lakukan !” ujar Sierra. “Gw mau semua caption yang loe
kirim bersifat personal. Kalo loe cukup hina, gw gakan sebar
video-video loe selama ini yang ada di hp gw ke Yun. Kalo gak…
siap-siap aja, bukan cuma Yun, gw kirim dan sebar di internet biar
semua orang tau seberapa lacurnya si pengemut kontol anjing Veirin.”
“Terima
kasih untuk kemurahan hati nona Sierra, sungguh budak tolol macam
hamba tidak pantas menerimanya.” ujarku merendahkan diriku sambil
cepat-cepat mengambil ponselku dan mengirimkan video hinaku kepada
list yang disebutkan kak Sierra.
Kepada
kak Sierra :
Silahkan
Mistress Sierra menikmati video budak hina yang membuat malu keluarga
ini menerima hukumannya. Terima kasih telah menggunakan tubuh lacur
hamba ini sesuai fungsinya. Silahkan mistress terus mempergunakan
tubuh hamba ini sesuai kebahagiaannya karena budak ini hanyalah
seonggok daging tidak berguna.
Kepada
Safira :
Mohon
ampuni mainan lacurmu yang habis dipermalukan dan disiksa oleh
kuli-kuli bangunan. Mohon nona Safira tidak membuang mainan tidak
berguna ini. Ijinkan mainanmu ini untuk terus melayani nosa Safira
sampai nona Safira puas.
Kepada
Jess :
Semoga
video ini menjadi hiburan tersendiri untuk nona Jess dan membuat hari
nona Jess indah. Budak hina Veirin Halim si pelacur yang pernah
mencoba merebut kekasih nona Jess ini kini menerima karmanya dan
menjadi bulan-bulanan kuli dan dipermalukan serta dihukum seara
memalukan. Semoga nona Jess terhibur dengan video ini.
Kepada
Zia :
Untuk
nona Zia yang cantik, peneritaan anjing Veirin ini semoga bisa
menghibur nona Zia untuk terus meleccehkan si terhina Veirin ke
depannya.
Kepada
Ichsan
Kondom
bekas pakai bernama Veirin ini harap tidak mengganggu tuan Ichsan dan
meminta perhatian tuan Ichsan untuk menikmati video penyiksaan yang
dialami oleh kondom bekas bernama Veirin ini.
Kepada
Somat
Semoga
tuan Somat belum melupakan tempat pembuangan peju ini. Silahkan tuan
menikmati bagaimana para kuli memperlakukan tempat pembuangan peju
ini.
Kepada
Bi Ani
Budak
rendahan yang telah menyusahkan bi Ani dalam jangka waktu yang lama
ini kini terkena karmanya dan ditindas oleh para kuli bangunan. Bi
Ani semoga terhibur atas karma yang telah menimpa Veirin si anak
jalang.
Kepada
Yanti
Anjing
hina kafir ini mengirimkan video bagaimana ia diperlakukan
seharusnya. Mohon nona Yanti boleh membagikan anjing ini kepada
teman-temannya juga seperti pada Video jika anjing ini pulang ke
rumah.
Kepada
Santi
Objek
penderita ini berharap nona Santi mendapatkan isnnpirasi untuk
menyiksa objek penderita yang bernama Veirin lacur ini kedepannya.
Kepada
Bule
Terima
kasih kepada tuan Bule yang telah menyiksa budak ini selama hampir 2
minggu Semoga video-video kado perpisahan ini menjadi kenangan tak
terlupakan. Budak lacur ini tidak akan lupa bagaimana ia harus
meminum air kencing tuan dan melayani tuan sepanjang hari.
Kepada
Aki Badot
Terima
kasih, semoga kenang-kenangan buat Aki Badot ini akan mengingatkan
Aki akan perek murahan ini. Perek murahan ini tidak akan melupakan
Aki yang meminta Perek ini menerima gofood dalam keadaan telanjang
dan meberikan mereka tips tambahan.
Kepada
Dedeh
Terima
kasih kepada tuan dedeh yang selalu memaksa budak ini untuk kerja dan
terus bekerja. Semoga video ini menjadi kenangan manis untuk tuan
dedeh. Budak ini tidak akan lupa bagaimana ia harus membersihkan
seluruh rumah dengan dadanya sembari dicambuk dan diludahi.
Kepada
Edo
terima
kasih untuk semua rasa sakit sebagai bentuk kedisipilinan yang tuan
Edo berikan untuk budak tidak berguna ini. Semua didikan dan rasa
sakit tuan akan selalu hamba ingat. Semoga video ini menghibur dan
menjadi kenangan manis untuk tuan.
Kepada
mami Nike
Mami,
budak tidak berguna ini memohon maaf karena akan datang terlambat ke
tempat kerja. Budak ini harus menerima hukuman terlebih dahulu
seperti yang terantum di dalam video. Mohon mami Nike menghukum
pekerja yang datang terlambat ini dengan berat dan tanpa belas
kasihan.
Selesai
aku mengirimkan keempat Video memalukanku aku segera melaporkannya
kepada mistressku. Kak Sierra hanya melihatnya dan manggut-manggut.
“Yah lumayan untuk pelacur gak punya otak seperti loe”
“Terima
kasih mistresss” ujarku bersyukur bahwa dia sudah mengurungkan
niatnya mengirimklan video-videoku ke Yun.
Bule
dan ketiga temannya segera pamit dan mereka keluar dari unit
apartemenku untuk kembali bekerja di Kalimantan. Mereka mungkin ke
bandara dan mereka asyik dengan ponsel mereka. Nampaknya mereka
sedang menyebarkan screenshoot foto-fotoku dan videoku kepada
teman-temannya.
Aku
hanya bisa meratapi harga diri dan amsa depanku yang sudah tak ada
harapan lagi.
“Loe
sekarang pergi kerja sana. Gw gak mau loe hapus bekas sperma Edo di
muka loe. Biar aja biar semua liat betapa hinanya loe. Trus loe gak
gw ijinin pake baju biar loe inget kalo loe tuh bukan manusia. Loe
cuma hewan dan hewan gak pake baju.” ujar kak Sierra dengan saura
yang lembut membuatku merinding ketakutan, “Tapi gw juga gak mau
loe ditangkep jadi dah gw buatin baju nih buat loe.” dengan nada
sok manis ia menatapku dan kemudian dalam sekejap ia membentakku
”Loe pake ini !”
Sierra
memakaikanku sebuah pakaian dari koran bekas yang sedikit dirapatkan
menggunakan benang wol murahan berwarna merah dan solatip. Belahan
dadaku benar-benar terbuka dan hanya berhiaskan wol. Aku juga harus
berhati-hati karena wol tersebut bisa saja merobek kertas koran dan
melanjangiku seketika jika aku kurang hati-hati. Aku benar-benar
terhina dengan pakaian koran itu. Benar-benar mencolok dan orang
dengan mudah bisa menelanjangiku seperti merobek koran. Aku takut
dan jantungku berdegup kencang, bagaimana mungkin aku bisa pergi
menggunakan busway ataupun ojek dengan pakaian seperti ini ?
Aku
menyerah aku hanya bisa mengucapkan “terima kasih mistress.” Aku
menggunakan kalung anjing merahku, stiletto merah tinggi, tas
selempang kecil berisi handphone dan dompet, pakaian dari koran tanpa
pakaian dalam sama sekali dan sisa-sisa sperma Edo yang mengering di
wajah dan rambutku. Bau amis sperma dan kehinaan ini yang akan
menemaniku untuk pergi kerja. Aku tidak tahu apakah aku bisa ke
tempat kerjaku di klub dan melacur, atau bahkan aku sudah diperkosa
dan diculik dan berakhir sebagai mayat. Tapi aku hanya budak. Aku
hanya bisa berlutut dan menunduk serta menyembah Sierra lalu aku
keluar dari unit apartemenku membawa dompetku dan ponselku ke tempat
kerja.
Aku
membuka lift dan aku mendapati 3 orang pria yang memandangku dengan
kaget karena pakaianku. Perjalanan penuh kehinaan ini nampaknya masih
sangat panjang dan akan sangat memalukan.
-----------------------------------------------------
Maaf karena budak ini lamban dalam mengupdate cerita ini. Mungkin update selanjutnya akan agak lama karena ada beberapa fantasy tentangku yang ingin kutulis sebelum melanjutkan Veirin the Series. Tapi aku janji sebelum akhir tahun tentunya sudah akan mencapai Chaptr 12.
Untuk pergi bersamaku, akan aku update di tengah November. Bagi yang mau bikin itenary, silahkan dikirimkan kepadaku. --- program menyiksa Erva dalam travel tidak diipungut biaya apapun, tolong hati-hati jika ada yang mengatasnamakan aku dan meminta uang.
Kerjamu lumayan juga lonte tolol. Kamu nulis ini completely naked dan semua gordeng kamu buka semua kan sesuai perintah ?
BalasHapusTerima kasih untuk kemurahan hati Tuan. Iya tuan, ketika menulis hamba hina ini tidak berpakaian sehelaipun dan membuka semua gordeng di apartemennya.
HapusAnjing seharusnya tak berpakaian, hanya kemurahan hati tuan nya saja kamu di kasih penutup dan masih dalam keadaan hidup.
BalasHapusHamba hanya berpakaian karena belas kasihan tuan.
HapusKamu pasti anak mami yg tidak pernah merasakan hidup susah, dasar babi cina kafir. Saatnya kamu melayani tuanmu , yaitu pribumi sebagai wujud terimakasih karena di ijinkan tinggal di sini
HapusTerima kasih tuan telah mengingatkan saya bahwa saya sudah seharusnya menderita dan melayani para pribumi sebagai budak karena masih diijinkan hidup di tanah ini.
HapusWalau mereka pengemis dan gelandangan, tapi klo pribumi wajib kamu layani sebagai tuanmu.
HapusBisa kamu buat cerita tentang ini anjing cina kafir ??
Nanti bakal ada di Veirin. Tapi blom aja.
HapusDi tunggu cerita selanjutnya vei
HapusMakasih.....
HapusGood job lonte,,,ceritanya bagus...dasar perek..emang jiwa lonte uda ada di darah daging makanya bagus ceritanya.
BalasHapusoh ya untuk yang pergi bersamamu,,semoga aku menang,,,aku menang tapi kamu kalah dalam penyiksaan yang tiada habisnya ahhahahaa,,,
calligrapher
Thx you tuan
HapusLanjut
BalasHapusMakasih Tuan
HapusGood. Bagus ceritanya.
BalasHapusThx you
Hapusbikin cerita bukkake donk, tengah malam di bawa ketaman trus di crot 200 orang atau seharian di bukakke dari pagi sampe malam, minum nya cuma minum peju sama air kencing, makannya nasi + peju
BalasHapusTunggu ya tanggal mainnya saat Veirin digituin. Masih panjang perjalanan Veirin.
HapusLanjut Hu, Veirin nya di anal fisting pake lengan ama pake vegetable...
BalasHapusTrs Veirin disrh nyiksa puting nya sendiri, srh dibakar ama lilin, dijepit, ditusuk sambil veginya dirangaang sampe orgasme.
Jahat bangettt T.T
HapusCepetan Update Lonte!!
BalasHapusI-iya Tuan
HapusLanjut Gan , tambahin pemeran baru sih, nanti pemeran baru disiksa sambil dirangsang & ditenangin ama Vierin sampe orgasme.
BalasHapusTahun baru an Vierin nya disiksa lengkap puting ,memek ,anus, ketek nya dong ...
BalasHapusharusnya di kirim lewat paket..lu cuma barang.. di taruh kardus dan dikirim
BalasHapus