Sabtu, 22 Oktober 2022

LAPORAN HUKUMAN

 Hukuman yang akan budak ini lakukan untuk menebus kesalahan adalah.

A. Memakai 14 jepitan baju disekujur tubuh selama 10 menit lalu melepasnya dengan menggesekan tubuh budak ini ke tembok / lantai di balkon apartemen sampai seluruh jepitan terlepas dalam keadaan diborgol.

B. Ke kamar mandi public, buka seluruh pakaian, ludahi diri sendiri dan jepit 1 penjepit di tubuh / masukan sebuah pensil ke vagina/anus, baru boleh dibuka/dilepas saat setelah jam makan malam.

C. Mengirimkan random foto telanjang yang memalukan dengan wajah tertutup ke sembarang nomor melalui telegram / nomer WA.

D. Masukan spiked dildo selama 14menit

E. Gampar vagina dan payudara masing-masing 14X



15 Oktober
B - Sabtu 10:30
Budak ini pergi ke mall di daerah jakarta utara dan mengunjungi WC lalu membuka seluruh pakaiannya. Meludahi dirinya dan menjepitkan sebuah jepitan.


B - Sabtu 13:40
Budak ini kembali ke WC umum di mall dan melakukan hal yang sama. Kali ini memasukan sebuah pensil ke vagina. Lalu kembali memakai kemben dan rok selutut tanpa daleman dan akhirnya berjalan pulang.

Ketika jam makan malam 19:00 Budak ini melepas jepitan dan pensilnya lalu mandi dan makan.


C dan C
ada 2 foto yang budak ini kirimkan.

Foto pertama adalah budak ini dengan collar dan pose berlutut dengan rambut menutup wajah dan difoto menggunakan tripod di balkon.
Dikirimkan ke salah satu rekan kerja orang indo yang ada di SG. SUdah gak oernah kontakan karena dia gak punya nomer indoku juga. semoga dia dah lupa.
caption : "silahkan hina dan permalukan budak lacur rendahan ini".

Foto kedua adalah foto yang sama dengan foto di atas tapi aku kirim ke nomer random. Yaitu nomerku yang aku ubah dan bolak balik secara acak 5 digit belakangnya. Setelah aku kirim aku blok.

16 Oktober
Hukuman B
Jam 11:45 aku sepulang gereja aku ke mall kembali untuk menjalankan hukuman B. Aku meludahi diriku dan memasukan pensil ke vaginaku.

Hukuman C
Jam 18:00 aku mengiirmkan foto C ke kontak teman perempuanku yang sudah lama tidak aku kontak lebih dari 5 tahun. aku berharap nomernya sudah berubah. Aku kemudian memblok nomernya. Perempuan ini aku tahu dulu suka ngomongin aku dibelakangku. Semoga dia gak mengenali badan dan nomerku.

A dan A
Ada dua A sehinga aku menjalannkannya jam 8 malam dan jam 9 malam.



17 Oktober

B C berbarengan

pagi-pagi jam 9 pagi aku ke WC di tempat kerjaku, aku membuka seluruh pakaianku dan memasukan sosis ke dalam vaginaku lalu kembali berpakaian. Aku juga memfoto dan kondisi tersebut dan mengirimkannya kali ini ke nomer WA salah satu sales mobil yang entah dapet data aku darimana (fotonya sih perempuan). Seperti biasa kemudian aku blok nomernya.

Aku makan malam sosis tersebut jam 18:30 malam itu sebelum aku olah raga malam.

C
Malam hari sebelum tidur aku kirim foto memalukanku yang sedang berjongkok di apartemenku dan memamerkan buah dada dan vaginaku. Kukirimkan ke ponsel mantanku yang sudah menikah dan kutuliskan "siap selalu untuk jadi budak seksmu jika kamu butuh" sekarang aku baru merasa bodoh.


19 Oktober
C
Foto pake collar dan sedang merangkak, kali ini kukirimkan ke nomer WA shelter anjing random yang kutemukan di WA.

20 Oktober
B & C
jam sebelum pulang kantor aku ke WC menelanjangi diriku, menuliskan nama ERVA di badanku dengan lipstik dan memasukan sebuah pensil ke vaginaku kemudian mengirimkan foto tersebut ke nomer HP penipu online mama minta pulsa.


*******

NB karena sekarang 0:03 maka budak ini akan mencambuk vagina dan payudaranya dengan 10 kali masing2 sebagai keterlambatan.  mohon ampuni kelalaiannya.


---------------

Untuk yang minta foto2 di post di Blog aku gak mau melakukannya. Too risky for me.

Jumat, 14 Oktober 2022

Hukuman Oktober Budak Erva 15-21 Oktober 2022

 DARI ANONIM :

Well, apapun alasannya, budak erva sudah melanggar komitmennya sendiri dengan terlamat mengupload, jadi bukankah sepatutnya budak erva harus dihukum karena telah membuat tuan dan nyonyanya menunggu tanpa kepastian? Karena itulah hukuman dari budak erva adalah mengupload statement public apology yang didalamnya juga terdapat pilihan hukuman yang budak erva buat sendiri untuk tuan dan nyonyanya, sehingga setiap pilihan dari tuan dan nyonya dilakukan oleh budak erva, jadi misal ada hukuman A B dan C yang telah budak erva buat, lalu ada tuan memilih hukuman A di komen, maka erva harus melakukan hukuman A, jika ada tuan yg memilih hukuman A lagi, maka budak erva harus melakukan hukuman A lagi, jika ada tuan yg memilih hukuman B, maka budak erva harus melakukan hukuman B, dan seterusnya. Dan itu dilakukan dalam rentang 1 minggu. Ini konsekuensi akibat pelanggaran komitmen budak erva sebagai budak

 

-----------------------------------------------------------------------------------

 

PERNYATAAN BUDAK ERVA

 

Dengan ini saya Minerva Liong, budak rendahan tempat pembuangan peju memohon maaf karena telah melanggar komitmen yang sudah saya buat sendiri dengan keterlambatan budak hina ini dalam mengupload content bulan Oktober. Chapter 16 sudah diupload akan tetapi baru tanggal 14 kemarin budak hina ini berhasil upload.

Budak ini sadar sepenuhnya bahwa tindakannya dengan segala alasan teknis yang terjadi tidak bisa dimaklumi dan patut mendapat ganjaran yang berat. Budak ini tahu betul bahwa setiap kesalahan pantas untuk dihukum dan setiap permintaan maaf yang budak ini utarakan harus diikuti dengan tindakan humiliation dan kesakitan.

Karenanya selama seminggu mulai dari tanggal 15 Oktober sampai 21 Oktober, budak ini akan patuh menjalankan hukuman yang akan budak ini usulkan. Setiap ada tuan dan nyonya menuliskan hukumannya maka budak ini akan menjalannya. Mohon tuan dan nyonya mencantumkan Inisial dalam komentar.


Hukuman yang akan budak ini lakukan untuk menebus kesalahan adalah.

A. Memakai 14 jepitan baju disekujur tubuh selama 10 menit lalu melepasnya dengan menggesekan tubuh budak ini ke tembok / lantai di balkon apartemen sampai seluruh jepitan terlepas dalam keadaan diborgol.

B. Ke kamar mandi public, buka seluruh pakaian, ludahi diri sendiri dan jepit 1 penjepit di tubuh / masukan sebuah pensil ke vagina/anus, baru boleh dibuka/dilepas saat setelah jam makan malam.

C. Mengirimkan random foto telanjang yang memalukan dengan wajah tertutup ke sembarang nomor melalui telegram / nomer WA.

D. Masukan spiked dildo selama 14menit

E. Gampar vagina dan payudara masing-masing 14X


Semoga permintaan maaf dan pengakuan kesalahan ini boleh menjadi hukuman yang menjerakan bagi budak ini. 


Salam Hormat

Budak Erva

Kamis, 13 Oktober 2022

Business Consultant Rendahan 16

CHAPTER XVI

Aku terbangun di hari rabu pagi jam 5:00. Alarmku berbunyi dan aku mendapati diriku masih terbaring telanjang di balkon. Ya Regi tertidur di kamarku dan di ranjangku sedangkan aku terbaring di lantai balkonku. Aku  tidur beralaskan beras yang membuat seluruh tubuhku kesakitan dan perih. Aku kemudian mulai bangun dan bergerak ke posisi merangkak.

Aku dengan perlahan membuka pintu balkon dan masuk kembali ke apartemenku, lalu menuju ranjang dimana tuan Regi sedang tertidur. Aku memberanikan diri masuk ke selimutnya dan mengulum penisnya untuk membangunkan tuan Regi dari tidurnya.

Regi mulai terbangun dan dengan kasar memperkosa mulutku dan memuntahkan spermanya di dalam tenggorokanku, memaksaku menelannya dengan menahan kepalaku saat deepthroat.

"Gimana tidurmu semalam budak ?"
"Budak ini tidur dengan nyenyak tuan,"  ujarku yang berlutut dan bersujud di hadapannya sementara ia duduk di samping ranjangku.

Kemudian Regi menjambakku dan menarikku ke WC dimana aku segera berlutut dan membuak mulutku untuk menjadi toiletnya dimana ia berdiri dan kencing ke mulutku. Aku benar-benar rendahan dan menangisi nasibku, tapi aku tahu bahwa hidupku seumur hidup akan terus menderita jadi aku hanya berusaha pasrah menikmati kehidupanku ini.

"Sana ambil dan buka borgolmu, pindahkan borgolmu ke depan dan buatkan aku makanan dan layani aku ! cepat !" perintahnya sambil menggunakan kakinya Regi menampar kedua payudaraku membuatku merasa sangat terhina dan rendah.

"i-iya tuan," ujarku menruut mengambil kunci borgol di meja samping dan mengubah posisi borgolku. Lalu aku kembali berjalan ke dapur, kubuka ada telur dan cream di kulkas jadi kubautkan scramble egg buat tuan Regi. Aku memasukan sedikit daging ham sapi dan sosis yang ada juga di freezer dan menyajikannya untuk tuan Regi. Aku tahu aku tidak diijinkan sarapan karena menurut Regi sarapanku hanyalah peju. Selama Regi makan pagi aku kembali menghisap penisnya di kolong meja.

"lu harusnya buka airBnB lonte, trus semua yang nginep u kasih servis gini !" ujar Regi merendahkanku sambil ia makan sarapan yang kubuatkan. "Enak banget emang mulut lonte kayak lu, aaaahhh~~~~" ujarnya

Ia memuncratkan spermanya 2x saat sarapan dan semuanya harus kutelan.

Setelah regi selesai sarapan ia aku mandikan dan setelahnya regi memborgolku kembali di depan lalu menyuruhku bersiap-siap.

dalam keadaan terborgol aku membuka lemariku dan memilih pakaian yang akan kukenakan. Aku mengambil halter dress berwarna hijau muda tanpa daleman dengan punggung terbuka. Rok dress ini selutut panjangnya sehingga aku merasa aman karena aku tidak menggunakan pakaian dalam sama sekali. Menggunakan collar hitamku, dan aku mengambil sepatu heelsku dan masih dalam keadaan diborgol aku keluar bersama Regi bersiap untuk pergi ke kantor dan Regi katanya mendapatkan shift kedua untuk siang ini jadid ia mau keluar juga mencari rokok.

Keluar dari kamar Regi membuka ikatan tali halterku dan menurunkan bagian atas dressku sehingga aku topless. Ia menarik putingku dan menyuruhku berlutut di depan lift menanti lift dalam keadaan topless, berlutut dengan kedua tanganku dibelakang kepala.

Ketika lift terbuka ada 2 orang pria di dalam yang siap juga untuk bekerja dengan setelan rapih.
Aku sangat malu tapi Regi memaksaku untuk berdiri dengan menarik putingku sampai aku berdiri dan menyeretku masuk. Di dalam lift aku tidak berani menurunkan tanganku yang ada di belakang kepala. tapi Aku diminta melebarkan kedua kakiku dan berdiri di dalam lift.

"Silahkan kalo mau pegang perek Erva ini," ujar Regi mempersilahkan.
"Oh iya ini bukan pertama kali sih gw ketemu lonte ini," ujar seorang pria yang aku rasa memang dia pernah bertemu denganku sebelumnya di mini market saat aku dihukum telanjang di bawah dulu. Ia memegang-megang payudaraku dan memainkan putingku selama lift turun. Tak lama lift berhenti kembali dan ada orang lain lagi yang masuk yang juga ikutan memfoto dan memainkan putingku. Beberapa orang turun di lobby, tapi ada juga yang turun bersama kami di basement. Kami turun sampai ke basemen dan aku digiring Regi ke post di basement.

Ia membuka borgolku dan mempersilahkan aku pergi setelah tentunya memperkosaku dan memuncratkan spermanya di dalamku. Aku segera menaikan kembali halterku dan berjalan ke halte busway terdekat untuk ke kantor karena aku takut terlambat.

Jam 6.50 aku sudah sampai di gedungku. Cuaca hari ini cukup mendung dan sedikit gerimis kecil. Sepertinya hujan saat subuh sehingga jalanan agak becek, mungkin masih ada hujan di daerah-daerah tertentu. Ketika aku masuk satpam di depan mendekatiku dan langsung ia merangkulku karena hanya ada aku sendiri di sana. Ia mengangkat rokku dengan terang-terangan dan menyentuh vaginaku, memasukan jarinya ke dalam liang kenikmatanku. Ia juga meremas payudaraku, tangannya masuk dari samping bajuku dan memegang payudaraku.

"Pa.... saya harus masuk pa..." ujarku
"Ah bu Erva lonte sok jual mahal...."
"Please lepasin saya..." ujarku sambil berusaha lepas darinya dan mendorongnya lalu cepat-cepat masuk ke dalam gedung.

Satpam hanya tertawa melihatku lari buru-buru ke lift.
Aku naik lift dan segera menuju ke suite kantorku di lantai 27.

Aku segera mengisi membuka seluruh pakaianku. dan pintu kantorku sudah bisa dibuka. Kantor kami menggunakan pembuka pintu otomatis setiap hari jam 06:59.Segera aku memasukan sidik jariku sebagai absen dan lalu merangkak ke dalam ruangan kantor dan menuju pantri. Aku mengambil peralatan untuk bersih-bersih dan mulai mengerjakan tugasku sebagai budak untuk mengepel lantai pertama-tama.

Tak lama Udin si OB muncul.
"Pagi lonte !" ujarnya santai sambil masuk, aku yang sedang merangkak mengepel segera meninggalkan ember dan pelku dan merangkak ke arahnya lalu menyembah dan mencium sepatu lusuhnya. Kemudian aku menanti untuk kepalaku diinjak olehnya.

Udin kemudian menginjak kepalaku dan menekan kepalaku dengan kakinya sampai aku mencium lantai, rasanya sangat terhina sekali. Setelah bebrapa detik aku diinjak kemudian ia mengangkat wajahku dengan sepatunya. Aku masih di pisisi merangkak seperti anjing yang menengadahkan kepalanya.

"Non Erva mau sarapan ?"
"te-terserah tuan..." ujarku pasrah.

Udin kemudian membuka seleting celananya dan mengeluarkan penisnya yang sudah menegang. Aku mendekatinya lalu mencium penisnya dan memasukannya ke mulutku lalu menjilatinya perlahan-lahan. Aku memainkan lidahku untuk membuatnya keenakan dan memastikan agar penisnya tidak mengenai gigiku. Berikutnya Udin menjambak sebagaian rambutku lalu dengan kasar menghentakan penisnya masuk sampai deepthroat dan dengan kasar menarik-narik rambutku sebagai tali kekangnya. Aku hanya pasrah menjadi seonggok daging pemuas nafsunya.

Setelah hampir 10 menit, aku merasakan kedutan di penisnya dan tak lama ia menembakan spermanya didalam mulutku. Aku langsung terbatuk merasakan tembakan spermanya saat melakukan deepthroat. Udin memaksa untuk terus memasukan penisnya ke dalam saat muncart dan mengunci kepalaku dengan menarik rambutku dan menahanku sehingga cairan spermanya langsung masuk ke tenggorokanku dan terpaksa kutelan seperti biasanya. Berikutnya ia menyuruhku membersihkan penisnya. Aku menjilatinya sampai bersih lalu setelah bersih, aku kembali bersujud sampai ke kakinya. "terima kasih telah menggunakan lonte ini," uajrku lirih dan merasa sangat rendah.

"ya dah sana lanjutin ngepelnya ! sisa lantainya lu pel pake dada u." ujarnya sambil berjalan ke pantri untuk membuat kopi. "i-iya tuan..." Aku kembali merangkak dan mulai kembali mengepel, masih ada 1/3 ruangan yang belum beres aku pel dan kini aku harus menggunakan payudaraku sebagai pel. Aku berusaha menyelesaikan mengepel pagi sebelum Udin datang karena jika Udin datang dia pasti menemukan cara menyiksaku dengan menyuruhku mengepel sisanya pakai lidah, pakai payudara seperti sekarang ini, pernah juga aku mengepel dengan rambutku atau yang lebih buruk, pernah ia mengikat tanganku di belakang dengan tali lalu menyuruhku mengepel dengan pel yang gagangnya dibenamkan ke dalam liang vaginaku ataupun lubang anusku.

Setelah mengepel aku kembali merangkak dan membereskan ember dan lainnya. Kulihat jam menunjukan jam 8 kurang 5 menit saat aku sudah membereskan semua choresku. Aku merangkak dan membuka komputerku lalu mulai membereskan beberapa pekerjaanku sebelum  aku harus menjadi keset dan menjadi mainan selama jam kerja.

Imel datang jam 8.20 aku mendengarnya masuk dan segera menghentikan pekerjaanku dan merangkak ke arahnya. Aku segera merangkak ke arahnya dan mencium kakinya sambil menyembahnya. Imel menginjka kepalaku dengan kasar.
"Eh keset ! mana loe, pas gw datang gak ada keset di sini ! loe harusnya pas gw dateng udah jadi keset. goblok bener !" ujar Imel sambil menginjak-injak kepalaku.

"T-tapi...." kupikir aku harus menjadi keset jam 8.30an saja karean jam masuk jam 9. Tapi belum selesai aku berbicara, Imel menarik dan menjambak rambutku dengan kasar. "gak usah banyak alesan ! sebagai hukumannya loe bakal jadi keset sampe makan jam makan siang !!"

"T-tapi budak ini harus sampai ke kantor misss Lauren jam 12 kurang 15 miss..." ujarku.
"Ya udah loe boleh gw kurangin, jadi kesetnya cukup mpe jam 10.30. Tapi gw dandanin dulu !" ujar Imel menarik rambutku dengan kasar lalu menyuruhku berbaring di atas keset welcome ijuk coklat sebagai alasku. Ia meemrintahkan agar kedua paha dibuka agar area kewanitaanku terekspos dan kedua pergelamgan kakiku diikat seperti seperti kodok, kedua tanganku disilangkan dibelakang kepalaku dan diikat menggunakan tali. Ia kemudian menuliskan kata "WELCOME" secara besar-besaran di badanku dengan LIPSTIK sehingga aku benar-benar merasa seperti keset. Belum puas ia meludahiku beberapa kali di wajah dan badanku lalu menginjak-injak seluruh tubuhku dengan sepatu heelsnya.

--

"Wah kesetnya baru kantor kita bagus banget ya," ujar Nadia yang baru saja datang membawa payung lipat yang agak basah di tangannya. Ia menggunakan sepatu boot tanpa heel hari ini karena nampaknya ia melewati daerah yang becek. Aku melihat sepatunya yang kotor dari tanah becek. Ia menginjak tubuhku dengan sadisnya, satu di perutku dan satu dipayudaraku dan menggesek-gesekan bootnya yang kotor ke badanku. rasanya sangat menyakitkan dan sangat memalukan.

"Aaaarghhh !!!" aku menjerit karena Diana kini menghentakan pijakannnya ke vaginaku yang terekspos dengan sepatu bootsnya dan melakukannya beberapa kali sehingga aku menjerit kesakitan dan merasa sangat menyedihkan ketika daerah paling intimku diinjak-injak dengan sepatu kotor.

Setelah Diana datang maka banyak juga pekerja kantor yang mulai berdatangan dan kebanyakan sepatu mereka kotor karena hari ini becek dimana-mana. Terutama para pria yang mengggunakan motor.
"Wah kasian banget ya ci Erva," ujar Ryan yang paling junior saat masuk dan membersihkan sepatunya di badanku.
"Aku gak tega sih liat cici kayak gini sekarang. Dulu aku pas masuk banyak belajar dari cici tentang analisa dan insight-insight sampe aku udah lumayan, ternyata cici seakrang malah jadi kayak gini. yang tabah ya ci."

"m-makasih telah menggunakan budak ini...." ujarku dalam tangisanku. Iya aku memang sudah jatuh serendah ini sekarang.
 
"Oh hari ini kesetnya cantik ya," ujar Zahra, seperti biasa Zahra selalu menggunakan sepatu dengan ujung runcing dan kali inipun ia menggunakannya kembali. Ia melihatku dengan pandangan jijik sambil mebersihkan sepatunya yang tidak terlalu becek, lalu dengan sadisnya ia memasukan ujung runcing sepatunya ke dalam vaginaku yang sudah diinjak-injak dan sedikit terlumuri oleh tanah. Rasannya sangat menjijikan tapi entah kenapa aku mulai merasakan perih dan kenikmatan di liang vaginaku. Ini sangat memalukan. Zahra memainkan kakinya yang sedang mengobok-obok vaginaku membuatku mulai mendesah.

Vanya juga masuk dan melirik ke arahku di bawah yang sedang mendesah karena ujung sepatu Zahra sedang mengobok-obok vaginaku. Ini sangat memalukan aku bisa melihat tatapan jijiknya terhadapku sambil ia menginjak payudaraku dan membersihkan sepatunya diatas tubuhku yang sudah penuh dengan tanah dari sepatu-sepatu lainnya.

"Pagi-pagi ini lonte malah jadi keset horni !" ujar Leo yang baru datang. "Wah ampir gw telat gara-gara semua macet dan becek. Naek motor aja macet," ujarnya sambil membersihkan sematunya yang yang penuh lumpur di payudaraku. Ia menggesekan sepatunya ke putingku yang mengeras berkali-kali membuatku kesakitan dan malu. Apalagi rangsangan dari sepatu Zahra di vaginaku terus menyerangku.

"Aaaaah...~~~" aku mendesah tanpa henti dan merasa sangat malu karena saat menjadi kesetpun aku bisa mendekati orgasme. dalam keadaan yang begitu kacau itu, aku mengalami orgasme dan squirting, mengejang-ngejang dan membasahi keset welcome kantor.

"lonte tolol !!" Zahra yang sepatu kanannya masih mengobok-obok vaginaku tersentak kaget ketika aku squirting.
Baik Vanya, Leo, dan Zahra hanya menyaksikan dengan pandangan jijik saat aku squirting. Setelah aku mulai mereda dari segala keteganganku Zahra langsung menyepak vaginaku kakinya sangat kencang membuatku menjerit kesakitan.

Ia menginjak kepalaku dengan kaki kanannya yang terbasahi oleh squirtku. "Loe emang pantes dihukum lonte ! Sekarang loe bersihin semua kekacauan yang loe bikin !" Zahra menjambak rambutku lalu memaksaku untuk menjilati squirtku yang terkena parket di kantor di sisi keset welcome ijuk yang juga basah karena squirtingku. Aku dipaksa menjilati lantai sampai bersih dan kering.

"Ah Erva beneran udah jadi lonte kantor," ujar Mr. K.
Mr. K adalah bossku dan pemilik serta CEO perusahaanku. Ia memang jarang datang ke kantor karena urusannya kebanyakan di luar kantor. Ia hanya ke kantor sesekali, bahkan kadang hanya sebulan sekali. Semua urusan kantor dipegang biasanya oleh Leo, Brian, Vanya, Nadia, dan Aku sebagai tim kepercayaannya. Tapi aku sudah jatuh sekarang.

"Eh ada mr.K" ujar Vanya, Zahra, dan Leo bersamaan.
"pagi Mr.K" ujar Imel dari meja resepsionis juga.
"Iya keebtulan ada waktu hari ini. Nanti meeting ya siang." ujarnya.
"Siap !" ujar Vanya.

"P-pagi tuan K." ujarku yang masih dijengguk oleh Zahra.
"Oh... Nanti jam 9.30 ke ruang saya ya, kita perlu bicara," ujar mr.K

Mr. K berlalu dan menuju ke dalam.

"Nah kita lanjut ya !" ujar Zahra yang langsung menarik rambutku dan menggunakan wajahku untuk mengepel  sisa-sisa squirt di parket. Lalu menggeser wajahku untuk dibenamkan di karpet welcome yang basah.
"Loe tuh harus selalu dihukum ya ! Bersihin nih sepatu gw juga ! Sepatu loe hari ini gw jadikan hak milik. Loe hari ini gak boleh pake sepatu. Pulang juga bare foot. Ngerti ? Dan selama loe ajdi keset, sepatu yang kena squirt loe bakal bersarang di memek loe. Ngerti ?"

"i...iya nona Zahra," ujarku pasrah ditengah menjilati sepatu kanan dan kaki kanan Zahra yang basah karena squirtingku.

"Bukain sepatu gw, trus masukin ke memek loe. Dah gitu ambil sepatu loe dalam kondisi merangkak dan pakein ke kaki gw !" bentak Zahra.

"i---iya nona Zahra," ujarku yang langsung buru-buru melepas sepatunya. Sambil aku melepas sepatunya Zahra merekamku dengan ponselnya.

"Hidup itu kadang diatas, trus kadang dibawah. Kayak atasan gw yang sekarang telanjang ini lagi lepasin sepatu gw. Mau diapain sepatu saya bu Erva ?" tanyanya meledek. Aku tahu aku ahrus menjawabnya dan merendahkan diriku.

"Mau budak ini pakai untuk dimasukan ke memek budak ini, Budak ini dihukum karena mengotori sepatu nona Zahra."

"Loh pake sepatu ? gak pake dildo ?"

"Di-dildo untuk perempuan nona, b-budak ini gak panats pake alat sex. budak ini pantasnya menggunakan sepatu kotor di memeknya." ucapku sambil melepas sepatunya.

"Oh ya udah pake donk di memek sepatu kotornya,"

Aku hanya pasrah berjongkok dan memasukan ujung sepatu lancipnya ke vaginaku sampai ia terbenam di dalam vaginaku. Rasanya sangat menyedihkan dan memalukan.

Kemudian aku merangkak ke samping ruangan dimana bajuku dilipat dan sepatu heelsku ada di sana. Aku mengigitnya menggunakan mulutku dan membawanya ke Zahra lalu mempersembahkannya untuk Zahra.

"mohon nona menerima sepatu heels Bocoroco milik budak hina Erva ini untuk nona Zahra sebagai ganti sepatu nona Zahra yang Budak Erva kotori dengan squirting budak ini.,"

"merk itali ya ? wah dapet sepatu bagus dari lonte." ujarnya saat aku memakaikan sepatu kanan ke kakinya. Kemudian aku mengambil sepatu sebelah kiri dengan cara yang sama. Aku melepas sepatu kiri Zahra dan menggantinya dengan sepatuku yang kubeli di Sogo itu. Sepatu kiri Zahra dipegang oleh Zahra.

"Oke kembali jadi ekset ya Lonte !" ujarnya menyuruhku kembali berbaring menjadi keset.
"Oh sepatu saya yang kiri disimpan di sini dulu ya !" Ujarnya memasukan sepatu kirinya ke mulutku.

"Byebye,..." ujarnya Ceria sambil masuk bersama Vanya dan Leo.


Kini aku kembali berbaring sebagai keset, dengan tubuh putih yang penuh dengan lumpur dan tanah serta sepatu Kanan Zahra di vaginaku, dan sepatu kirinya di mulutku. Rasanya sangat terhina sekali aku. Beberapa staff yang belum datang mulai bermunculan juga dan melihat kondisiku yang begitu menyedihkan mereka mencemoohku dan memotret penderitaanku serta menginjak-injak aku yang menjadi keset di pagi itu.

"Wah kesetnya hari ini unik ya..."
"ya ampun Bu Erva.... memek sama mulutnya diisi sepatu ! kasian banget...."
"Wah dulu paling sexy modis, sekarang paling menyedihkan. Hidup emang beputar,"
"Jadi keset di rumah gw aja yuk,"

hinaan dan cemoohan dari apra staff yang datang terus mendera batin dan mentalku, dan dalam kepedihannya aku hanya bisa diam dan menangis serta menerima semua perlakuan kejam mereka.

Ketika jam menunjukan 9:20 tak lama pintu terbuka dan 2 orang berseragam biru tampak kaget melihatku yang sedang berbaring sebagai keset.
"Pa Ujang dan pa Mohtar ?" tanya Imel kepada 2 staff celaning servis gedung yang baru amsuk dan terkaget karena menemukanku di sana berbaring telanjang..

"i...iya non...." ujar Ujang yang badannya tampak kurus, dengan gigi tongos dan kulit sawo matang. Dibelakangnya Mohtar tampak kleaning servis gendut chubby dengan rambut ikal.

"Masuk aja pa, boleh itu keset lonte di sana diinjek aja..." ujar Imel mempersilahkan kedua cleanings ervis gedung masuk ke dalam. "permisi mbak..." ujarnya melangkahiku.

"Pa, tolong kesetnya digunakan !" ujar Imel kejam.
"Oh....diinjek gapapa ?"
Aku hanya bisa pasrah dan menutup mataku.

"Ia harus digunakan pa !" jelas Imel lagi.
Akhirnya Ujang menginjakku, begitu juga dengan Mohtar. Mohtar membuatku terbelak eksakitan saat tubuh gendutnya melangkahi payudaraku. walau hanya sesaat tapi rasanya sakit sekali diinjak oleh Mohtar saat melwatiku.


"Loe tuh keset ! gw dah panggil Cleaning Servis gedung buat bersihin keset !" ujarnya sadis. "jadi tolong keset Erva lonte ini dicuci pa, sebelum dia bertugas lagi. Jijik saya liatnya. " Ujar Imel.

"Dicuci maksudnya kita harus mandiin ini keset ?" tanya Ujang tidak percaya.
"Dicuci pa, mandi itu untuk manusia. Kalo lonte keset yang gak lebih dari benda ya dicuci. Biasa itu memek kotornya juga perlu dicuci pake sikat wc atau sikat botol. Kalo bapak mau pake memek lacurnya sama mau minta dilayani juga dia gak boleh ngelawan. Pake aja, tapi jangan lama-lama ya pa. Jam 10 harus udah balik di sini ! Cucinya bebas mau dimana terserah bapak-bapak. Tolong ya pa dibawa."

Imel menarik putingku dan memaksaku berdiri, rasanya sakit sekali ketika putingmu ditarik oleh perempuan sadis ini, setelah aku berdiri ia menggiringku dengan menarik putingku dan menyerahkan diriku kepada Ujang. Sepatu Zahra masih terbenam di vagina dan mulutkud an aku tidak berani mengelaurkannya, aku hanya pasrah dan masih terus mengakat kedua tanganku yang kusimpan dibalik kepalaku seperti tahanan. "tarik aja putingnya," ujar Imel sambil mengambil sepatu dari mulutku dan dari vaginaku.

"t-terima kasih," ujarku pasrah ketika Ujang menarik puting kananku dan menggiringku keluar dari lobby suiteku.

"Dicuci di kamar mandi aja kali ya lontenya..."
"jangan pa !" hardik Imel. "Biasa cuci keset kan di keran yang ada di basement, di bagian belakang gedung." ujar Imel. "bawa aja ke sana kesetnya dan cuci di sana. Sama Lonte, taruh kedua tanganmu di belakang pinggang dan kalo kamu berani nutupin diri pake tanganmu, liat aja hukumannya akan menanti !" ancam Imel. "Pak, nanti kalo dia gak nurut dan macam-macam kasi tau saya ya. Kalo rese biar saya jadiin dia keset di depan gedungs sekalian !" ancam Imel.

Ini sungguh menyedihkan rasanya digiring ke lift servis oleh kedua cleaning servis gedung. Aku hanya pasrah menyilangkan kedua tanganku di belakang pinggangku dan membuat kedua payudaraku membusung seperti aku hendak memamerkannya. Aku turun ke basement dan digiring ke tempat cuci di belakang basement parkiran dimana ada beberapa keset yang sedang dikeringkan dan juga hanya ada keran dengan selang. Mereka menyiramku dan membersihkanku di sana. Tulisan Welcome di tubuhku juga ikut terhapus.

"Oh tadi katanya memek ini lonte perlu disikat pake sikat WC. Wah harus ambil siakt WC dulu. lu maen dulu dah sama nih lonte !" ujar Ujang menyerahkanku pada Mohtar.
Mohtar langsung mencium-cium tubuhku yang basah dan kedinginan karena baru saja aku dicuci dengan air dingin. Aku hanya pasrah dan tetap menjaga posturku, membusungkan dadaku dan menyilangkan kedua tanganku di belakang pinggang serta membuka kedua kakiku agar mereka mudah mengakses lubang kewanitaanku.

Awalnya Mohtar asyik menyentuh-nyentuh tubuhku dan aku hanya apsrah. ia juga mencium bibirku dan sebagai budak sex aku embalas ciumannya berusaha memberikan yang bisa kuberikan. Tak lama Mohtar menyuruhku berlutut dan aku berlutut menjilati penisnya yang bau dan pendek tapi gendut. Tak lama Ujang datang membawa sikat closet berwarna pink putih. Aku hanya bisa pasrah.

Ujang menyuruhku duduk mengakang, dengan kedua tanganku memegang di masing-masing lutut untuk memastikan kedua kakiku terbuka. Mereka kemudian menyodok daerah palings ensitif di tubuhku dan memasukan kloset WC yang membuatku menjerit-jerit.

"Aaarghhhhhh....ampun....~~~ ampunnn~~~~~"
Hanya mungkin 1 menit mereka menyiksaku dengan sikat kloset tapi entah kenapa aku merasa sudah hampir 10 menit rasanya karena rasa sakit yang luar biasa. setelah puas membersihkan vaginaku, Kedua celaning service itu menggerayangi tubuhku, menciumku dan memainkan tubuhku serta memaksaku memberikan blowjob bagi keduanya sebelum aku kembali digiring ke lantai 27 setelah aku dipaksa meminum sperma mereka dan membersihkan penis mereka.

"Terima kasih Pa, Heh lonte terima kasih sana udah dibersihin !" ujar Imel.

Akupun merangkak dan menyembah mereka dan menciumi sepatu mereka.
"Terima kasih telah membersihkan keset ini," ujarku

"Harus diinjak pak kepalanya, tandanya bapak sudah menerima ucapan terima kasihnya," ujar Imel.
 
Ujang menginjak kepalaku. "wah ini kesetnya bagus banget ya...mau deh punya keset kayak gini."

aku kemudian merangkak ke arah Mohtar dan melakukan hal yang sama, merendahkan diriku serendah-rendahnya.

Kedua cleaning servis itupun segera pergi lalu aku dibawa Imel menghadap Nadia untuk diberi intruksi oleh Nadia sebelum akhirnya aku menghadap mr.K.

'Tok-tok-tok'

"Masuk !" uajr mr K dari dalam.

Imel membukakan pintu dan aku merangkak masuk ke dalam.
"Thank you Imel," uajr mr. K yang sedang sibuk di laptopnya.

Aku merangkak seperti anjing dan menyembahnya sampai kepalaku menyentuh lantai dan bersujud terus.

"Bangun..." ujar mr.K

"Tuan Silahkan injak kepala saya sebagai tanda tuan telah menerima sembah sujud budak hina ini," ujarku merendahkan diriku. Aku sudah di briefing bahwa apa saja yang harus kulakukan kepada mr.K dan jika gagal maka Nadia akan emnghukumku dengan sangat mengerikan.

Mr. K akhirnya berdiri dari kursinya dan mendekatiku lalu menginjak kepalaku.

"Terima kasih tuan sehingga budak ini bisa menjalankan SOPnya." ujarku.
Aku mencium sepatunya lalu berlutut dan membusungkan dadaku, menaruh kedua tanganku dibelakang dan sedikit membuka pahaku.

"Erva, kamu salah satu yang paling pandai, nilai kamu bagus, kamu kenapa sampe kayak gini ? saya bahkan gak bisa menolong kamu kalo Laureen udah kayak gini. Bahkan aku mau meemcatmu saja Laureen melarangku dan akan mencabut semua kerjasama perusahaan kita kalau aku tidak menurutinya."

"Budak ini memang pantas mendapatkan ganjarannya Tuan, tuan tidak perlu menolong budak ini. Budak ini telah pasrah menerima nasibnya sebagai budak yang akan terus menderita seumur hidupnya." ujarku.

"Hhhhh... ya sudah terserah....silahkan kamu kembali jadi keset atau apapun itu lah !" ujar mr.K pusing.

"Tuan, budak ini diperintahkan sebagai budak tuan yang paling rendah, tuan diwajibkan menandai budak ini sebagai kepunyaan company ini dengan mengencengi saya tuan. Silahkan tuan mengencingi saya, budak toilet ini memohon..." ujarku

mr K hanya menghela nafas lalu mengencingiku, ia kencing pertama-tama ke dadaku lalu aku menengadah dan berusaha meminum kencingnya. Setelah selesai ia kencing aku mendekatinya dan menjilati penisnya sampai bersih.

"Rapihkan !" ujarnya sambil kembali duduk bekerja sementara aku menjilati kencingnya yang berceceran di lantai karena tadi mengalir turun dari dadaku.

Ini sunguh menyedihkan tapi ini semua yang diperintahkan oleh nadia.

Setelah selai aku kembali mengahdap Nadia dan diperintahkan untuk mencuci diriku dulu di toilet sebelum aku kembali menjadi keset di lobby.

Belum lama aku menjadi keset di lobby ada yang membuka pintu dan kembali terkaget melihat keset rendahan yang telanjang di sana. Posisiku sudah diset kembali oleh Imel agar sepatu Zahra kembali ke mulut dan vaginaku selama aku menjadi keset.

"Injek aja kesetnya..." ujar Imel.
Pria berjaket hitam itu menginjakku, "Permisi," ujarnya sambil melangkahiku. Aku hanya pasrah ketika ia menginjak payudaraku. Aku ahnay menggerang ketika ia menginjakku.

"ini ada paket buat mbak Zahra," ujar orangnya menyerahkan paketnya ke Imel. "Sebentar ya pa saya panggilkan dulu Zahranya,"

Imel mengetik di Hpnya dan gak lama Zahra keluar. Ia menerima paket dan menandatangani kertasnya. Kemudian kurirnya itupun kembali melirikku dan ia ragu2 untuk berjalan keluar karena masih penasaran tapi ia akhirnya keluar juga dengan canggung.

Untung hanya ada satu kurir asing yang datang.

Jam 11.00 aku diijinkan untuk membersihkan diri untuk pergi ke kantor Laureen. Aku segera membersihkan diriku lagi. mengembalikan sepatu Zahra dan karena sepatuku diambil maka aku harus dengan kaki telanjang keluar dari kantor untuk pergi. Tentunya tidak ada yang mau meminjamkan sepatunya untukku. Jadi aku benar-benar hanya menggunakan sehelai dress halter ber Vneck rendah dengan punggung terbuka serta sebuah collar tanpa sepatu ataupun alas kaki apapun.

Aku berjalan membawa tas channelku yang berisi HP dan dompet serta beberapa abrang lainnya dan memulai perjalanan yang paling aku takuti. Ke kantor Laureen.

Ini adalah kali ke 5 aku menuju kantor Laureen.

Singkat cerita pertama kali aku ke kantor Laureen sebagai budak, aku datang jam 11:15 karena aku diperintahkan harus tiba saat jam 11.30 paling telat. Aku menunggu di ruang tunggu dan karena sekertarisnya memerintahkannya seperti itu. baru jam 12:05 Laureen keluar dari kantornya dan langsung menghampiriku lalu menamparku, menjenggutku dan menghempaskanku ke lantai lalu menendangku beberapa kali. Ia tampak marah dan lalu menyeret si sekertaris yang bertugas di depan ruangannya.

"Aku sudah bilang bahwa kalo lonte ini datang, suruh dia tunggu dalam keadaan telanjang dan berlutut diatas beras yang sudah ditabur. Kurang jelas kah ?! sekarang kalian berdua akan dihukum !" Maka aku dan sekertarisnya Laureen yang bernama Shella dihukum dalam keadana telanjang kita berdua berlutut diatas beras samapai Laureen kembali dari makan siang. Kami berdua menjadi tontonan yang sangat memalukan.

Shella merupakanseorang perempuan manado dengan tinggi 160cm dan berat sekitar 45kg,  perantauan yang cantik dengan mata belo dan kulit putih. Kabarnya ia terlilit hutang dan jadi budak Laureen juga. Shella berperawakan cantik dengan rambut di cat pirang dan saat itu menggunakan blazer abu senada dengan rok sepannya dan kemben kuning dan pakain dalam hitam. Saat itu aku juga menggunakan terusan selutut dan blazer putih.

Sejak saat itu aku tahu bahwa walaupun aku tiap rabu akan meeting jam 13:00 tapi aku akan dipermalukan dahulu di "ruang tunggu" kreatif.

Rabu ke2 aku diminta menunggu kembali dengan berlutut diatas nampan beras di depan ruangan Laureen dengan kedua putingku dijepit oleh nipple clamp yang berantai dan aku harus mengigit rantainya. Di Rabu ke2 aku menggunakan celana dalam karena aku sedang haid.

rabu ke 3 aku diminta menunggu di kamar mandi pria, aku disuruh menunggu berlutut di antara 2 urinoir dan ada tulisan kertas di tempel di dinding yang menyatakan aku urinoir dan cum dumpster tambahan dimana bebas digunakan dan tentunya jam istrirahat aku menjadi atraksi dan wahana bermain di sana sehingga OB diperintahkan membersihkanku yang penuh sperma karena dipakai oleh para staff pria di kantor itu sebelum aku meeting dengan Laureen dan mendapatkan perlakuan kejam darinya.

Rabu ke 4 atau rabu minggu lalu, aku diminta menunggu dengan diikat di tangga dari lantai 1 ke lantai 2. Kantor Laureen berupa 3 ruko 4 lantai yang digabung. Hampir semua orang bekerja di lantai 2 dan 3. Aku diikat di tangga paling bawah dengan mengangkang. Kedia bibir vagianku ditarik oleh clamp ke kiri dan ke kanan sehingga lubang ku terekspos sekali. Kedua payudaraku juga diberi hiasan nipple clamp juga. Orang-orang yang anik atau turun pasti melewatiku dan akdanga da yang meludahiku atau ketika semua makan siang, Ob kantor menyodokku dengan gagang sapu di vaginaku yang terbuka. Sungguh ruang tunggu yang sangat unik.

Dan sekarang rabu ke 5. aku tidak tahu dimanakah aku harus menunggu ?

Aku turun di depan ruko dari taxi yang kutumpangi. Dia tampak heran ada cewek yang bertelanjang kaki menaiki taxinya dengan pakaian sexy dan hanya membawa tas. Tapi driver taxiku tidak terlalu menghiraukanku dan hanya mengantarku sampai tujuan tanpa melakuakn apapun.

Jam menunjukan 11:35 ketika aku masuk ke lobby dari depan ruko. Kantor Laureen memang tidak jauh dari kantorku sehingga hanya perlu sekitar 10 menit perjalanan. Aku segera mendekati Rina yang bertugas menjaga lobby sebagai customer service. "Oh bu Erva ya. langsung saja bu naik ke lantai 3." Aku segera membungkuk dan berjalan ke lantai 3, semua mata staff lantai 1 dan lantai 2 sudah mulai melirikku menantikan apa yang akan terjadi denganku hari ini. Aku emnaiki lantai 3 dan orang-orang di kubikal langsung memperhatikanku.

Aku berjalan dengan grogi ke meja dimana Shella duduk di balik meja. Meja Shella berada di depan ruangan Laureen. Shella hari ini menggunakan dress kuning salem jenis tube dress. Ia menggunakan collar berwarna putih dan sepatu heels putih. Aku dapat melihatnya ia tidak menggunakan bra dari dress ketat yang membalut tubuhnya. Pastinya ia juga tidak menggunakan celana dalam.

ia mengambil riding crop yang ada di mejanya. "Oh Bu Erva sudah datang ya," ujarnya dengan tenang. "hari ini silahkan ikuti saya ke ruang tunggu," ujarnya dengan sinis.

Aku hanya pasrah mengikutinya berjalan menuju ke ruang tungguku hari ini. Aku mengikuti Shella turun ke lantai dasar. ia membawaku ke pintu depan ruko dan di samping pintu depan ruko aku melihat sudah ada seperti kotak beton yang disiapkan dengan permukaan bertekstur. Di sampingnya aku melihat ada keran dan selang juga yang sudah usang dan tak lama digunakan.

"kamu akan jongkok di sini dalam keadaan telanjang. buka bajumu sekarang."

"T-tapi i-ini di depan luar ruko...." ujarku menolak

"Wack !!" Shella memukul payudaraku dengan riding cropnya.

"Mau gw paksa sobek baju loe, ato loe buka sendiri dan lipet rapih ?" Tanya Shella kejam.

Aku hanya pasrah dan melepas satu-satunya gaun halterku. kemudian aku berjongkok di atas kotak beton tersebut dan membuka kedua pahaku agar area kewanitaanku yang botak dan mulus terekspos bebas. Kedua tanganku kuletakan di belakang kepala seperti perintah Shella.

Shella kemudian mengikatkan rantai yang tertanam ke beton tersebut ke borgol yang ia pasangkan di tangan dan kakiku. Kemudian ia membuka sebuah T Banner yang di sana terdapat sesuatu yang membuatku pasrah dan merasa sanagat terhina.

MESIN PENGHIBUR,
- Sentuh-sentuh : Gratis !
- Kencing : 500
- Blow Job : 1,000
- Bersihin Sepatu pake cairan Vagina : 1,000
  (tendang sebelum digunakan)

BOLEH FOTO DAN VIDEO. DILARANG SHARE !

Kemudian Shella menaruh sebuah mangkuk di depanku dan dia memasukan sekeping uang 1,000 rupiah lalu dengan kasarnya menendang vaginaku yang membuatku menjerit. Kemudian ia memasukan ujung sepatunya dan memainkan pangkal pahaku sampai vaginaku mulai becek karean perlakuan hinanya.

"Gw harap loe bisa dapet 100rb ya sebelum meeting !" ujarnya sambil sekali lagi menendang vaginaku. Lalu perempuan sadis itu menghilang kembali masuk ke ruko. Meningalkanku sendirian, telanjang terikat dan terhina di depan ruko.

Bahkan hargaku lebih murah dari harga parkir.

"Wah.... ini beneran non ?"
tanya si tukang parkir yang langsung menhampiriku.

"Saya hanya budak, silahkan tuan gunakan saya seperti keinginan tuan," ujarku pasrah. Si Tukang parkir langsung memegang-megang diriku. "Wah gratisan cantik gini lagi...." ujarnya sambil memainkan buah dadaku.

"Ukuran berapa ?"
"34B" ujarku pasrah.

"Trus memang neng lonte ya ?"
"saya bukan lonte tuan, saya hanyalah budak, tuan. Saya hanya dianggap barang dan bukan manusia." ujarku pasrah.

Maka dimulailah ruang tunggu paling memalukan ini. Tak lama mulai berdatangan beberapa driver aplikasi online yang mengantarkan makanan, karena jam makan siang memang biasanya para pengantar makanan ini akan masuk ke dalam kantor untuk menitipkan makanan ke custumer service bernama Rina.

Tapi sebelum mereka bertemu Rina, tentunya pemandangan hina aku yang telanjang berjongkok memamerkan semua bagian tubuhku pasti meanrik perhatian. Ada yang terkejut ada yang memegang-megang ku saja, ada juga yang masuk dahulu dan sepertinya meminta konfirmasi sebelum kelaur dari dalam pintu dan menaruh uang 1,000 untuk memintaku memberikan blowjob.

"Gila bro....!" ada seorang Ojol yang sendag membawa sekeresek makanan melihatku yang sedang memberikannya oral sevis.
"Yoi, amoy cantik murah.... yah dicoba lah."

"Wuih gila... kencing cuma gopek !" Ujarnya, "ntar gw mau ah !"

Belum lagi beberapa pegawai dan staff kelaur dari ruko juga untuk makan siang di sekitar kantor juga melihatku.
"Wah ibu Erva ruang tunggunya makin gokil nih !" melihatku yang sedang dikencingi oleh ojol.

Aku sangat malu karena mulutku sedang penuh dengan air kencing ojol yang menggunakanku. Aku hanya menangis dan pasrah mendapat perlakuan hina ini. Sudah jadi nasibku untuk seumur hidup menderita.

"Eh ceept donk, gw mau pake !" ujar seorang ojol lain, yeng mangambil selang dan menyalakan kerannya, lalu menyiramku yang bau kencing. Berikutnya ia memasukan penisnya ke mulutku. "Cepet bikin gw enak lonte !"

Aku hanya pasrah ketika ia dengan kasar menarik rambutku dan dengan aksarnya meamjukan dan memundurkan kepalaku. Ketika aku merasakan pensinya berkedut dan ia semakin aksar, berikutnya ia menarik dan menahan kepalaku dan menuncratkan spermanya didalam mulutku dan memaksaku menelannya.

"Uhuk-uhukk..." ujarku terbatuk-batuk ketika ia beres menggunakan mulutku. Lalu ia memasukan koin 1000 ke mangkukku. "Eh sekalian nih sepatu gw loe bersihin deh !" ujarnya memasukan lagi uang 1000 lalu menendnagku dengan kasar sampai aku menjerit.

Aku hanya bisa dengan pasrah berikutnya memainkan vaginaku di atas sepatunya, seperti aku adalah kain kotor untuk mengelap sepatu lusuhnya.

"Wah aku juga pengen nih, kalo cuma bayar 1000 buat dibersihin sepatunya sama bu erva," ujar seorang karyawati. Kemudian lagi-lagi vaginaku dihantam olehs eaptunya dan ia memaksaku untuk mengelap sepatunya menggunakan vaginaku yang basah dan becek karena merasa dilecehkan.

Masih ada lagi beberapa orang yang menggunakanku, bahkan beberapa membawa kawannya setelah makan siang, entah itu dari perusahaan disekitar ataupun teman nongkrong mereka. Sebelum jam makan siang berakhir, mereka terus berdatangan dan aku terus digunakan, baik mulutku dan vaginaku sudah babak belur karena dihajar penis dan sepatu.

Aku sudah tidak tahu berapa banyak yang kulayani, sepertinya antrian menggunakan wahana Erva yang murah meriah ini menghasilkan antrian yang cukup panjang. Dan perempuan dan laki-laki beberapa mengerubungiku dan merekam kehinaanku.


"Uhuk....uhuk....!"Aku sekali lagi menelan sperma dari entah siapa karena wajahku dan rambutku juga sudah pernuh sprema dan beberapa kali aku juga dikencingi. Vaginaku sudah bengkak karena ditendangi dan sudah kering tapi ada saja yang mencoba menggesekan sepatu kasarnya ke vaginaku yang sudah bengkak.

"Sudah...sudah..." ujar Shella terdengar. Shella mendeaktiku dan yang lain membukakan jalan. Aku amsih terbatuk-batuk dan tiba-tiba saja riding cropnya menghantam dadaku. "Berlutut yang tegak !"

Aku langsung ketakutkan membusuhkan kedua dadaku kembali, kembali ke posisi awal. Ini sangat memalukan.
"Toilong dibersihin !" ujar Shella keapda dua OB yang ya ada dibealkangnya. Kedua Ob ini menyruuh orang-orang minggur lalu membasuhku menggunakan selang. Aku disemprot dan kemudian salah satu OB menggosok badanku menggunakanaaaaaaaaq sikat, dan seorang yang lain memasukan sikat WC ke dalam vaginaku untuk membersihkanku. Aku hanya bisa menjetir-jerit saat sikat WC diamsukan ke dalam vaginaku sambil ditonton begitu banyak orang.

Aku berusaha menjaga posturku walau rasanya sulit sekali, dan setiap kali aku merubah posisiku, cambukand ari ridingc rop menghantam payudara, atau punggungku. Rasa perih di putingku sudah mencapai sampai limitnya. Putingku terasa terus berdenyut perih karena berkali-kali dihajar oleh riding crop Shella saat aku disiksa oleh sikat WC di vaginaku oleh OB.

Setelah puas menyiksaku sampai aku sedikit tenang walau amsih kepedihan akhirnya Shella menyuruh Ob berhenti memainkan sikat WC yang menghancurkan vaginaku. OB meninggalkan sikat WC tersebut di liang vaginaku. Kemuidan Shella menyuruhku merangkak mengikutinya setelah Ob membukakan semua rantai-rantai yang mengikatku dan mencabut sikat WC di vaginaku.

Aku dengan patuh merangkak seperti anjing mengikuti perempuan sadis itu Seketika aku masuk Ruko, kumpulan orang juga ikut bubar.

Aku merangkak mengikuti Shella sampai ke lantai 3. Tubuhku masih basah dan keidnginan di dalam ruangan ber AC. Aku sampai mengigil tapi Shella tidak peduli terhadapku.

Kami memasuki ruangan Laureen setelah Shella mengetuk pintu.

"Masuk," ujar Laureen
Ada Jessica juga di dalam ruangan yang sedang bersantai di sofa.
Ruangan Laureen cukup luas dengan meja direktur, beberapa lemari filing. Memiliki lantai kayu dan juga ada sofa putih di sana yang cantik.

Aku merangkak mengikuti Shella yang langsung berlutut didepan Laureen. Shella menurunkan tube dressnya agar payudaranya terekspos dan menyilangkan kedua tangannya di punggung.
"Silahkan nona, budak Erva sudah siap untuk meeting dengan nona," ujarnya sambil mempersembahkan riding cropnya kepada Laureen.

"Terima kasih Shella," uajr Laureen tenang dan mengambil riding cropnya dan menyuruh Shella mengigitnya seolah Shella hanyalah stool.

Aku seegra merangkak mendekat ke Laureen lalu menyembahnya dan menciumi sepatunya. "Mohon terima hormat budak ini," uajrku merendahkan diri saat Laureen menginjak-injak kepalaku.

"Oke, kita boleh bahas business dulu," ujar Laureeen mempersilahkan aku mempresentasikan pekerjaanku. Tidak banyak yang sempat kulakukan untuk perusahaan Laureen. Hanya data-data yang dikerjakan oleh Vanya dan juga analisa serta ide-ide marketing. Saat ini yang melakukan pekerjaan kebanyakan hanya Vanya dan Zahra karena aku hanya budak di perusahaan.

Sekarang peranku lebih ke juru bicara dan jika dinilai jelek, maka aku akan disiksa dan diminta melapor ke Vanya dan Zahra yang biasa akan menyiksaku kembali karena aku dianggap tidak menyampaikan dengan benar.

Aku sudah mendapat brief dan kejelasan mengenai perencanaan untuk beberapa restoran milik Laureen dan juga beberapa bisnisnya dan setelah selesai kali ini akhirnya tampak laureen puas setelah minggu-minggu sebelumnya terus menyiksaku karena ide-ide dari Vanya dan Zahra yang dinilai kurang matang.

"Oke, katakan pada Vanya dan Zahra, ACC dan lock ya. Silahkan dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Tapi karena harus 3 kali kita acc dan aku rugi waktu 3 minggu maka kamu akan menerima hukumanmu." ujar Laureen sambil melirik jam yang sudah menunjukan pukul 16.37 Meeting panjang hampir 3 jam..

"baik mistress.." ujarku yang langsung bersujud menyembahnya. "Terima kasih" ujarku.

"Hukumanmu adalah, gunakan 21 jepit kertas di badanmu !" Aku segera merangkak ke mejanya lalu mengambil 21 jepit kertas yang ada di laci milik Laureen tempat ia selalu menyimpan jepitan kertas. Kemudian aku mulai menjepitkannya, pertama-tama di masing-masing puting, lalu di clitku karena jika 3 tempat paling menyakitkan itu tidak aku pasang maka pasti ada hukuman tambahan dari miss Laureen.

Setelahnya aku menghiasi tubuhku yang sudah lemah ini dengan penjepit kertas sisanya.
 
"Tolong Shella,"
"Baik misstress" Ujar Shella sambil berdiri, menaikan kembali tube dressnya agar payudaranya kembali tertutup lalu berjalan ke luar ruangan.

"Aku rasa sudah saatnya kamu benar-benar ditandai sebagai budak," ujar Laureen dingin. "Apakah loe udah menerima nasib dan kehidupan loe ?" tanya Laureen.

"Su-sudah mistress... budak erva akan terus pasrah dan terus menderita demi kebahagiaan mistress," ujarku.

"Bagus...."

Tak lama pintu kembali dibuka dan wajah Shella mengintip. "S-sudah siap mistress..." Aku langsung bergidik ketika aku melihat ada 2 orang bodyguard Laureen yang ikut juga memasuki ruangan bersama Shella.

Kedua bodyguard membawaku yang masih berhiaskan penjepit kertas ke lantai 1 kembali dimana aku terkejut karean di tengah lobby penerimaan tamu kini sudah ada rantai yang menjintai di langit-langit. Mereka mengikat kedua tanganku diatas kepalaku menggunakan rantai borgol yang menyambung ke langit langit sehingga aku ahrus berjingjit di ruangan atau aku akan tergantung dan bertumpu pada tanganku yang terborgol.

Kemudian tidak lama para staff juga berkumpul mengelilingiku, mereka tampak bersiap-siap mengeluarkan handphone mereka.

"Nah teman-teman semua, tolong masing-masing pukul jepitan kertas yang ada di tubuh budak ini masing-pasing 1 kali pukulan saja menggunakan Riding Crop. Yang berhasil melepas akan saya kasih 50rb." ujar Laureen sambil menyuruhku mengigit Riding Crop. Aku hanya apsrah mengigit riding crop.

Semua staff tampak bersemangat, jumlah staff yang ada hampir 50 orang. Aku tahu ini akan sangat menyakitkan tapi memang setiap Rabu Sore, aku selalu disiksa dan menjadi tontonan para staff sebagai penghibur.

Biasanya tiap rabu sore aku selalu diekspos dalam keterikatanku, kadang digantung terbalik, seperti huruf X dan lain-lain lalu Shella akan menyiksaku dengan cambuk, memukulku dan mempermalukanku dengan sekreatif mungkin. Jika Laureen merasa hukumanku kurang menarik, maka Shella akan ikut dihukum bersamaku dan Laureen akan menyiksaku dan Shella dengan sadis. Sehingga tiap minggu Shella akan menghukumku dengan sekreatif dan sesadis mungkin untuk memuaskan majikan kami.

"Kalo sudah lepas semua ya masing-masing tetep boleh pukul budak ini pake riding cropnya, tapi udah gak ada kesempatan dapet bonus 50rb. Ya buat melampiaskan kekesalan aja," ujar Laureen.

Kemudian satu satu dari para staff yang berkumpul maju dari para junior dulu, "yang terakhir masuk duluan deh, biar kesempatan dapet bonusnya besar," ujar HRD dan disambut bahagia oleh para staff junior yang mulai maju lalu mengambil riding crop dan mencoba peruntungannya dengan memukul sekeras mungkin ke jepitan kertas yang bersarang di tubuhku. "Aaaarghhhh..." aku menjerit kesakitan saat pukulan pertama gagak melepaskan jepitan kertas di puting kananku. Tapi rasanya seperti puting kananku hampir lepas karenanya.

Mereka terus mulai bergantian menyiksaku dan menderaku. Dan setiap orang hanya boleh melepaskan satu saja. Jika lebih dari satu yang terlepas, maka kelebihannya akan mereka pasangkan kembali ke tubuhku.

"Aaaargghhhh...." jeritanku terus menerus terdengar dari mulutku.
"T-terima kasih.....pa....." ujarku karena manager keuangan memukulku dengan sangat keras sampai 3 jepitan terpelanting. "Yes dapet Goban !" ujarnya ceria sambil mangambil 2 jepitan yang terpelanting lalu menempelkan keduanya di masing-masing putigku yang sudah kosong. Rasa sakitnya kembali menyiksa kedua putingku yang berkali-kali dipasangkan jepitan keras jika ada yang berhasil menjatuhkan lebih dari satu. Dan puting adalah tempat yang paling sering dan termasuk mudah untuk dilepaskan menurut mereka.

Aku kembali menjerit-jerit dan yang terakhir dilepaskan adalah yang ada di  clitorisku, Aku sduah menejrit berkali-kali karena butuh 5 pukulan dari 5 orang yang berbeda menghantam penjepit kertas di clitorisku sampai akhirnya baru terlepas. Setiap pukulan rasanya seperti neraka.

Setelah semua jepit di tubuhku terlepas, hanya tersisa 5 orang yang belum memukulku dan Laureen memberikan kelima sisa orang tersebut masing-masing 5 pukulan karena mereka tidak berkesempatan mendapatkan uang 50 ribu.

Aku sudah menangis terisak-isak saat itu.

Dalam keadaan tidak nyaman, kulihat Shella membawa sebuah trolli seperti pengantar makanan di hotel. Di atas trolli tersebut terdapat berbagai macam besi-besian dan sebuah torch gun serta suntikan dan berbagai benda mengerikan lainnya seperti tang, obeng, dan lain-lain.

Aku mulai menelan ludah, apa lagi yang akan mereka rencanakan kepadaku ? Belum cukupkah semua kekejaman ini ?

Laureen mendekatiku, "sudah saatnya kalo loe udah perlu ditandain sebagai budak biar selamanya inget nasib dan takdir loe." ujarnya dingin. Ia menjentikan jarinya.

Shella mengambil salah satu kotak besi berukuran 4cm x 4cm x 4cm  yang tersambung dengan tongkat sepanjang 60cm. Di ujung permukaan kotak tersebut terdapat huruf A timbul yang tercetak.

Kemudian Shella membakar kotak tersebut menggunakan torch gun yang ada. Aku langsung bergidik membayangkan apa yang akan terjadi selanjutya.

Setelah beberapa saat, ia menunjukan kotak yang berasap dan menempelkan kotak berhuruf A tersebut ke papan kecil yang ada di tray dan terlihat papan itu terbakar membentuk huruf A.

"Kita akan menandai di sini ya..." ujar Shella menunjuk daerah atas selangkanganku.

"Pls... pls... no.... don't brand me... pls mistress Laureen....pls.... i beg you, i will do anything....." ujarku ketakutan tapi kedua Bodyguard langsung mendekatiku lalu memasukan kain ke dalam mulutku agar aku diam dan tidak mengigit lidahku.

"You will do nothing and get branded Slave," ujar Laureen dingin sambil mengelus selangkanganku. Lalu ia mengambil jarak dan dengan santainya berdiri di samping Jessica sambil memegang gelas wine yang berisi wine.

"mmmph....mmmphhhh mmmmm !" aku berusaha memohon. Aku meronta sebisanya tapi kedua Bodyguard menahanku.

Aku melihat Shella sibuk memanaskan kotak besi dengan huruf A timbul tersebut.

Kemudian dalam kengerian aku merasakan rasa panas dari besi sekitar 2 cm di atas belahan vaginaku yang ditempelkan kotak panas berhuruf A. aku menjerit sekeras-kerasnya dan meraung karena rasa sakit yang luar biasa.

Bahkan setelah kotak besi itu dijauhkan aku masih menangis dan berteriak-teriak karena kesakitan. Aku sampe mengejang dan mungkin orgasme kecil karena rasa asakit yang luar biasa itu memaksa otakku untuk berorgasme sebagai metode pertahanan terhadap rasa sakit. Air mataku terus mengalir dan aku hampir pingsan.

"Baru satu huruf ! masih ada 4 huruf lagi !" ujar Shella. Menunjukan kotak kedua dengan huruf L.

Aku hanya bisa menelan ludah dan bersiap untuk menderita selanjutnya.

"AAaaaaaaaaaaaaaaaaaaargghhhhmmmmphhhhhhhh..." saaat huruf L dicapkan ke tubuhku.

LA

Aku menangis baru saja dua huruf dan rasa perihnya sudah sampai ke ubun-ubun. Belum lagi, tidak seperti tatoo yang bisa dihapus laser, aku sangat tidak yakin luka bakar dari besi panas ini bisa hilang. Sepertinya aku akan selamanya menjadi budak dan benar-benar dipermalukan seumur hidupku. Sudah tidak ada lagi harapan untuk keluar dari semua ini.

Lalu berikutnya V
Aku kembali menjerit dan mengejang, suara teriakanku menggema sementara para staff masih tertawa dan beberapa perempuan nampak menikmati sekali penderitaanku. "Pelakor memang pantas sih diginiin, harusnya semua pelakor ditandain pake hot brand ditulisin pelakor."

LAV

Mereka membiarkanku sedikit tenang dulu, menikmati setia isakaan dan keputusasaanku.

Ketika aku masih terisak dan merenungi nasibku, huruf E sudah siap dipanaskan oleh Shella. Shella mendekatiku memperlihatkan besi panas tersebut yang membuatku ketakutan. Seluruh tubuhku seolah berontak sendiri tapi aku tidak memiliki tenaga untuk lepas.
"Aaaaaarghhhhhh !!!!!!!!!!!!!" aku menjerit sekeras-kerasnya saat huruf E membakar kulitku. mataku berkunang-kunang dan aku semakin lemah. Aku rela untuk diperlakukan apapun dan bahkan aku akan makan kotoran demi tidak dibranding.

LAVE

Dan terakhir mereka menempelkan huruf S sehingga diatas vaginaku kini ada luka bakar branding yang selamanya bakal ada bertuliskan SLAVE.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa................" aku melolong panjang dam  menjerit sejadi-jadinya lagi. Aku mendapatkan orgasme dan juga pingsan karena rasa sakit yang tidak bisa lagi aku tahan.

SLAVE

-------------

Aku terbangun dan mendapati aku telanjang dan aku tidak tahu ada di mana. Aku melihat sekelilingku dan mendapati aku ada di sebuah tempat pembuangan sampah karena banyak keresek sampah dan bau yang sangat menyengat. Aku dilempar ke tempat pembuangan sampah di komplek Ruko. Aku mencari-cari dan menemukan ada juga tasku yang ternyata diikatkan dengan sebuah tali rafia ke tanganku. Kulihat di dalam tas ada Hp dan dompetku masih utuh seperti sebelumnya. Aku mencoba mencari-cari pakaianku, dan ada juga tak jauh dariku, pakaianku sudah basah karena ada sampah absah dan berbau.

Kulihat jam menunjukan pukul 19:07 sepertinya aku pingsan hampir 2 jam.
Aku melihat ada 99 misscall dari ciciku dan kulihat di WA terakhir, Laureen mengirimkan video bagaimana aku di Branding SLAVE di atas vaginaku kepada ciciku.

Batere HPku tinggal 25%.
Aku mengecek bagian kulit diatas vaginaku yang sudah dibranding tulisan SLAVE. aku menangis sejadi-jadinya lagi karena merasa emosiku yang memenuhi diriku. Aku benar-benar sudah jatuh sejauh ini dan tidak ada jalan untuk kembali. Seumur hidupku aku akan memiliki tanda memalukan ini.

Aku mencoba berdiri dan mengambil bajuku, lalu kukenakan baju halter hijau salem itu dan lalu mulai berjalan dengan kaki telanjang mencoba mencari arah. Aku berjalan menyusuri ruko dan mencari  ruko milik Laureen. Aku menghampiri tempat 'ruang tunggu'ku tadi siang di depan pintu dan mengambil selang air yang ada di sebelahnya lalu membersihkan diriku dan bajuku setidaknya agar tidak bau.

Setelah aku membersihkan diriku dasampai basah kuyup, dalam keadaan basah kuyup dan angin malam yang membuatku mengigil aku berjalan tertatih-tatih. Tas Channelku juga ikut basah dan saat ini aku sudah tidak peduli lagi. Mungkin sebaiknya aku membeli tas murah mulai sekarang.

Aku berjalan keluar dari kompleks ruko yang sudah tutup.
"Eh non lonte," ujar satpam yang menyapaku. Satpam berkumis dan botak ini mendekatiku yang hendak keluar dari portal.

"Non dingin gitu ntar masuk angin. Sini ke pos bapak dulu." ujarnya menarikku yang hanya bisa pasrah. Bajuku yang karena basah ini tentunya memperlihatkan tubuhku karena menjadi cukup transparan. Mungkin satpam ini mengenaliku akrena aku tadi siang menunggu di ruang tunggu terkutuk ini yang membuat satu komplek ruko tau.

"Non, buka aja dulu bajunya nanti amsuk angin, sini bapak angetin, bapak ada anduk," ujarnya sok baik.

Satpam itu mulai melepaskan pakaianku dan menurut serta membiarkan ia mengeringkan tubuhku dengan handuk kecil yang ada di posnya. Aku kini hanya menggunakan collarku. "Wah ini sakit gak non diginiin," ujarnya melihat luka bakar SLAVEku.

"Saya hanya budak, perasaan saya gak penting," ujarku pasrah karena merasa terangsang diperlakukan seperti ini.

Berikutnya aku digunakannya di mulut dan vaginaku sebelum akhirnya aku diperbolehkan meninggalkan posnya. Aku kembali berjalan dan masuk ke busway lalu menaiki busway menuju apartemenku. Walau bus cukup kosong karena sudah jam 8 lebih saat itu, aku tetap berdiri di bagian belakang bus karena aku dilarang untuk duduk oleh mistress Laureen di busway apapun alasannya. Dan aku dilarang di tempat area khusus wanita.

jadi aku berdiri dengan pakaian sangat seksi di bagian pria, tapi karean kosong tidak ada yang berani macam-macam denganku, hanya mereka melihat aku begitu seksi dan bajuku masih basah jadi seperti transparan menerawang sebagiannya.

Aku tahu mereka mencibirku dengan sebutan lonta dan lain-lain tapi aku hanya diam saja dan menerima semuanya.

Aku berjalan dan pulang tanpa alas kaki ke apartemenku dimana aku masuk ke basement kembali dan disambut Regi. Aku langsung berlutut mencium kaki Regi dan menyerahkan diriku untuk diborgol seperti seharusnya.

Regi menurunkan halterku agar aku topless dan betapa kahgetnya dia ketika mengintip dibalik rokku kini ada luka bakar bertuliskan SLAVE diatas vaginaku. Ia kemudian tertawa lalu akhirnya memutuskan menelanjangiku dengan melepas dressku. Aku kemudian ia arak berkeliling gedung dengan menarik putingku, mulai dari ke minimarket di lobby sampai akhirnya ke kamarku. Baik petugas mini market, satpam lobby, dann ressepsionis di lobby semua memperhatikan tubuh telanjangku dan memegang-megang aku serta bertanya bagaimana rasanya di Branding. Ini sangat memalukan dan merendahkanku.

"Miss Erva, koq mau sih diperlakukan kayak gini ?" tanya seorang perempuan "Emang enak banget dan gak malu ya ?" tanyanya polos.

"lonte ini cuma budak miss Sungkar," ujarku membaca nametag miliknya. "Budak ini tidak memiliki pilihan dan sduah pasrah," ujarku lagi.

Kemudian Regi membawaku masuk apartemenku dan memperkosaku di sana 2 kali lalu akhirnya meninggalkanku.

Aku kembali merangkak dan membersihkan diriku lalu merangkak ke balkon dimana aku seharusnya tidur. Jika tidak ada ijin khusus, aku harus tidur selain di ranjang.

Jam 9.30 ciciku kembali meneleponku dan kali ini aku mengangkatnya, tampak ia menangis di layar ponselku. Akhirnya malam itu, di balkon aku menangis bersama ciciku.

- Bersambung.

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...