Rabu, 18 Mei 2022

Long Time No Update

 Well.... aku lagi mulai nulis-nulis lagi iseng. Anyway since Erva si Consultant Rendahan ini kan dulu aku post di Semprot tapi karena akunku di block aku males bikin lagi dllnya. Kalo ada yang minat Repost yang versi remake ini silahkan ya. 

Aku kasih ijin untuk direpost.

Kasih linknya ke aku biar aku bisa ikutan jadi pembaca pasif:p


Aku gak ada rencana bikin akun lagi soalnya di sana untuk sementara waktu.

Cukup nulis di blog aja. Twitter dan sosmed lain juga aku males sementara.


Have fun



Senin, 16 Mei 2022

Business Consultant Rendahan 12

 CHAPTER XII



"Aaaaaaaaaarghhhh" sebuah setruman mengalir memasuki tubuhku dari jepitan yang menjepit kedua putingku. Kondisiku saat ini sangatlah menyedihkan. Aku terus menangis tidak bisa berhenti dan tersiksa dalam kondisi yang menyiksaku tanpa henti.

Malam pertamaku di kantor polisi ini sungguh diluar dugaanku. Aku berpikir mungkin aku akan dilempar tidur bersama para napi pria dan diperkosa semalaman. Kengerian diperkosa semalaman itu kini menjadi idaman yang aku harapkan terjadi karena yang kurasakan ini sekarang ini lebih mengerikan daripada diperkosa oleh para napi semalaman.

Malam ini aku ditinggal di ruang bawah tanah dalam kondisi yang sangat menyakitkan. Kedua tanganku disilangkan dipunggung dan terikat oleh tali. Kedua putingku dijepit oleh jepitan gigibuaya yang tersambung dengan kabel listrik. Aliran listrik akan menyetrumku selama 3detik sampai 2 menit tanpa henti secara acak. Kemudian ada jeda sekitar 1 sampai 5 menit sebelum terjadi sesi penyetruman selanjutnya. Aku terus ketakutan karena setruman ini terjadi secara acak. Sementara itu juga aku tergantung dan terduduk di atas kursi penyiksaan wooden poni, sebuah kursi tinggi yang berbentuk segitiga dengan sudut  30-40 derajat di bagian atasnya. Kedua vaginaku terbelah oleh sudut segitiga tersebut yang membuatku kesakitan karena seluruh beban tubuhku kini ditopang oleh daerah intimku yang terbelah sudut lancip dari kursi segitiga tersebut. Belum lagi kakiku diikatkan sebuah pemberat sehingga berat tubuhku tertarik dan semakin menyiksa vaginaku.  

Ini adalah posisi tidurku malam ini. Rieska bilang tiap malam aku akan disiksa dan ditinggalkan dalam kondisi tersiksa sebelum besok pagi aku akan kembali dihukum dan disiksa. Tidak banyak yang bisa kulakukan selain menerima rasa sakit yang tidak kunjung berhenti mendera tubuhku.

Ketika setruman selama 2 menit itu berhenti, aku hanya bisa menghela nafas. Setidaknya aku bisa berisirahat semenit atau sampai lima menit. Rasa sakit di putingku akibat setruman ini langsung berpindah kembali ke rasa sakit di vaginaku yang sudah lecet karena terlalu lama menahan beban tubuhku di segitiga terkutuk ini.

Aku sudah tidak tahu berapa lama aku sudah tergantung dalam penderitaan seperti ini, aku sudah merasa sangat letih dan pandanganku sudah berkunang-kunang. Aku sudah sangat etih dan ingin pingsan berkali-kali tapi perubahan rasa sakit dan kejutan dari setruman ini selalu menggagalkanku untuk pingsan. Aku merasa sangat letih, seluruh badanku merasa sakit dan meriang. Aku emrasa vaginaku sudah lecet dan terluka karena terlalu lama menahan berat tubuhku ini.

"Selamat pagi Lonte," suara Rieska tiba-tiba terdengar.
Aku membuka mataku yang terasa sangat berat. Aku melihat Rieska memasuki ruangan dengan seragam kepolisian, ia sedang mengarahkan handphoennya kepadaku, nampaknya ia merekamku. Tiba-tiba ada setruman kembali yang membuatku terkejang-kejang. Kesadaranku sudah semakin tipis tapi aku tidak kunjung bisa pingsan.

"Byur !" Rieska menyiramku dengan seember air es dingin. Setruman yang ada di tubuhku semakin menjalar sebelum akhirnya setruman itu berhenti karena Rieska mematikan aliran listriknya dari saklar yang tertera di dinding agak jauh dariku.

"Mana boleh kamu pingsan Lonte," ujarnya sambil terus mengarahkan HPnya ke arahku. "Ayo bilang halo kepada miss Laureen. Bilang kalo kamu kapok dan memang pantas dihukum."

Aku hanya terdiam, untuk berbicara saja aku sudah sangat tidak kuat.

"Ctar !!" sebuah cambukan menghantam buah dadaku membuatku bergeliat kesakitan.
"Ctar...ctar...ctar...." Rieska dengan sadis terus menghantamkan cambukannya ke tubuhku yang sudah babak belur.

"Ampun....ampun.... Ha-halo Miss Laurenn..... " akhirnya Rieska menghentikan cambukannya.
"Saya Erva memang pantas diperlakukan seperti ini. Saya mohon ampun.... saya kapok tidak akan legi jadi pelakor....ampun....ampuni saya...."
ujarku.

"Nah bagus" uajrnya sambil menurunkan HPnya. "Biar kukirim ini ke Laureen" ujarnya.

Rieska kemudian menurunkanku dari segitika terkutuk itu. Ia melihat vaginaku yang sudah lecet. "Hari ini setiap kamu diperkosa kamu akan merasa kesakitan." uajrnya sambil meludahi vaginaku. Kemudian mememborgolku kembali dan menarik putingku dan menyeretku yang dalam keadaan letih dan telanjang keluar dari ruang bawah tanah. Ia menggiringku ke sel tahanan dimana ada 9 orang laki-laki sekarang di sana.

"Tolong kasih dia sarapan peju," ujar Rieska mendorongku masuk ke sel tersebut sebelum menguncinya. Kesembilan pria itu menatapku dan mulai mereka menurunkan celananya dan memaksaku untuk mengulum penis mereka, beberapa dari mereka juga memperkosa vagina dan lubang analku. Mereka memaksa memasukan penis mereka sampai aku tersedak di mulutku. Aku sduah pasrah, setiap ada sperma yang dimuntahkan di mulutku, aku hanya akan menelannya. Dalam kondisi yang sangat letih, aku tidak lagi dapat memberikan perlawanan kepada sembilan pria itu sampai aku pingsan dan tak sadarkan diri.

Tiba-tiba aku tersadar karena ada bau menyengat yang menusuk hidungku. Aku masih sangat letih dan berikutnya.
"Bugh !" Sebuah tendangan yang sangat keras membangunakanku di vaginaku. Rieska mennendangku dengan sepatu boot yang ia kenakan.
Sperma yang ada di dalam vaginaku memeleh keluar bercampur dengan sedikit noda-noda darah karena vaginaku sudah lecet.
Rieska menarik rambutku dengan kasar lalu mengeser wajahku ke tumpahan sperma yang keluar dari vaginaku. "Jilati !" perintahnya.

Aku hanya bisa menangis, merasa jijik tapi aku tahu aku tidak akan bisa melawan. aku hanya bisa patuh dan menelan semua kehinaan ini.

Aku menjilatinya sedikit demi sedikit dengan rasa hina sampai akhirnya lantai sel itu bersih. Aku amsih tidak kuat untuk berdiri tapi Rieska menarik rambutku dan menyeretku dengan kasar keluar dari sel yang berisi 9 pria itu. Kemudian aku diseretnya menuju ruang bawah tanah.

"I'ijinkan saya istirahat...." ujarku memelas. Aku sudah merasa sangat letih dan kesadaranku sudah diambang batas. Belum lagi rasa sakit di seluruh tubuhku. Bahkan aku meriang dan kepalaku terasa sangat pusing.

Rieska hanya tersenyum keji.

"Aaaaarghhhh" aku menjerit karena mereka meletakanku kembali di atas segitiga wooden horse terkutuk itu. tanganku mereka ikat ke belakang dan kedua putingku kembali dijepit dengan penjepit buaaya yang bisa menyetrumku.

"Ini adalah posisi istirahatmu mulai sekarang," ujar Rieska. Ia mengaitkan sebuah kait besi besar yang tergantung ke langit-langit ke ikatan tali temali yang mengikat tanganku. Kemudian ia menyentuh sebuah alat di samping ruangan dan tiba-tiba saja aku seperti ditarik oleh kait besi tersebut. Aku terangkat kira-kira 3 sampai 5 cm dari ujung sudut wooden horse yang membelah vaginaku.

Tiba-tiba saja tarikan ari kail besi itu lenyap dan gravitas kembali menarikku membuat vaginaku menghantam sudut wooden horse yang membuatku menjerit kesakitan. Belum lagi penjepit buaya yang kabelnya tadinya sempat meloggar karena aku ditarik ke aras kini menjadi penuh tensi kembali sehingga menarik putingku juga ke atas. Dan tidak lama menyetrumku kembali membuatku menjerit.

"aaAA....ampun....ampun...." tubuhku ditarik kembali oleh kait besi itu sehingga aku tergantung melayang kembali. Aku tidak bisa berhenti menangsi emmbayangkan vaginaku akan kembali diajtuhkan untuk terhantam oleh sudut kayu wooden horse yang akan menyakiti daerah paling intimku.

"Aaaaaaaarghhhh....." aku menjerit kembali ketika hal itu terjadi.

"Jika kau minta istirahat lagi, aku akan menambahkan alat cambuk otomatis juga supaya istirahatmu semakin nyenyak. Atau mungkin mengantung beberapa lilin." ujar Rieska santai.

"Ampun....ampun.....ammmm.....mmmmmmmm AAAAAAArghh,,,,,mmmmmmmphhhh" Rieska memasukan sebuah celana dalam untuk menyumpal mulutku.
"Nikmati istirahatmu Lonte, aku masih ada urusan lain." ujarnya dingin lalu meninggalkanku di ruang bawah tanah itu dalam siksaan mengerikan itu.

Aku tak tahu berapa lama aku disiksa, yang pasti aku merasa aku benar-benar akan mati perlahan karena siksaan ini. Ketika kesadaranku sudah hampir sirna, pintu tiba-tiba saja terbuka.

Rieska masuk diikuti oleh seorang perempuan yang dikawal oleh dua orang pria berbadan besar. Dua pria berbadan besar ini menggunakan kemeja hitam dan celana hitam yang cukup rapih. Keduanya tampak garang dan berotot. Sementara si perempuan yang dikawalnya nampak putih cantik menggunakan dress biru muda yang agak terbuka model halter dengan belahan dada rendah. Aku sepertinya pernah melihat wajahnya. Aku melihat wajah perempuan itu ketakutan dan menangis.

"Mmmmmphhhhh~~~~" aku kembali menjerit karena dijatuhkan kembali menghantam si wooden korse terkututk ini. Aku tak tahu apa yang terjadi di vaginaku. apakah sudah berdarah ? karena aku merasa sangat perih di selangkanganku.

Gadis berbaju biru itu melirik ke arahku dan ketakutan melihatku.


"Kenapa Cel ?" ujarnya.
"Ampun.... jangan.....hukum saya..... saya akan menurut dan gakan menolak permintaan mistress Laureen lagi. saya mohon Rieska...."
"plak" sebuah tamparan langsung dihantamkan Rieska kepada si influencer itu "miss Rieska" uajr Rieska mengoreksi.

"Ampun miss Rieska... beritahu mistress Lauren... saya tidak akan lagi...."
"Plak" sebuah tamparan kembali menghantam perempuan yang dipanggil Cel itu.

Aku tiba-tiba mengenalinya, Celine Seraphim adalah salah satu influencer seksi yang terkenal dan dikatakan salah satu orang kaya yang sukses di usia muda dengan bermain saham dan bisnis pakaian sexy. Usianya 24 tahun, ia mulai berjualan dari usia 19 tahun saat kuliah dan merupakan salah satu influencer yang lumayan terkenal dengan follower 1juta orang lebih.

"Misstress Laureen sudah berbaik hati meminjamkan hartanya untuk cewek kayak kamu flexing ketika miskin, dan dari awal sudah jelas. Kamu akan dibuat terkenal, kamu boleh berbisnis dengan bantuan harta nona Laureen, tapi kalau nona Laureen memintamu tidur dengan orang yang ditunjuknya kamu harus mau ! kan kamu dapet persentasi juga dari ngelontemu !" bentak Rieska kepada Cel. "Baru kamu kaya sedikit dan berhasil punya duit jadi merasa sombong ! Berani-beraninya kamu menolak perintah mistress.... "

"Ampun.... miss Rieska... Cel merasa sombong.... cel gakan lagi menolak mistress Laureen...."

"Telat ! Suruh siapa lu bego sok jagoan !" ujar Rieska sambil meludahi Cel.

"Ampun... miss...ampun.....jangan siksa saya...."

"Buka seluruh bajumu !" perintah Rieska
"J-jangan... miss...j-jangan....."
"Oh kamu lebih suka pulang dengan pakaian sobek ya ! Sobek bajunya !" perintah Rieska ke kedua pria berpakaian serba hitam.

"S-saya a-aakan b-buk...."
"BREK! !!" Kedua pria itu langsung menyobek dress halter biru Cel dengan kasar.

Tampak gadis bernama Cel itu menggunakan bra biru juga serasi dengan celana dalamnya yang tidak sempat ia buka dan kemudian ditarik paksa oleh kedua pria yang ada di sampingnya sampai sobek. Kemudian mereka memborgol tangan selebgram malang itu di punggung. Aku melihat tubuh Cel yang putih dengan puting pink dan vaginanya yang mulus tanpa bulu terpampang dengan bergetar karena menangis.

Sementara mereka mempersiapkan Cel, Rieska mematikan alat penyiksaannya kepadaku sehingga aku kini hanya terbantung melayang sedikit di atas wooden horse. Aku sudah sangat letih dan ingin kehilangan kesadaran tapi aku juga penasaran apa yang akan terjadi dengan influencer yang ada di hadapanku.

Kedua pria itu masing-masing memegang lengan Cel dan menggiring gadis itu ke meja kayu yang ada di tengah ruangan. Meja kayu jelek yang tampak usang untuk memamerkan cambuk dan alat-alat penyiksaan lainnya. Tinggi mejanya kira-kira ssetinggi selangkangan Cel.

Rieska mengatur ponselnya untuk merekam Cel yang ditempatkannya menggunakan tripod.
"baca ini !" ujar Rieska memperlihatkan sebuah kertas.

"I-...iya miss Rieska...." ujar Cel ketakutan.
"Saya Celine Seraphim meminta maaf kepada mistress...."

"yang keras !!!" bentak Rieska sambil ia mendekati gadis malang itu dan memelintir puting kanan dan kirinya secara bersamaan. "Mau gw tusuk kedua puting loe ini pake jarum kalo lu gak kooperatif !" bentaknya.

"I....iya miss.... i...iya miss...." ujar Cel ketakutan.

"Saya Celine Seraphim meminta maaf kepada mistress. Saya sudah dipungut dari kemiskinan sampai ke tempat sekarang saya berada, tapi saya menjadi sombong dan menolak keinginan mistress. Saya harap teman-teman semua bisa belajar dari saya yang lupa diri dan tidak melakukan hal yang sama sehingga tidak berakhir seperti saya...."

"Biar loe jadi pelajaran buat cewek2 laen yang ditolong misstress." ujar Rieska sambil mendorong Ciel agar berhimpit dengan meja. Kemudian ia mulai memainkan clitoris Cel agar menegang. Cel hanya bisa menangis dan ketika itilnya menegang, Rieska menarik itilnya dengan kasar, menekannya ke meja dan memakukan sebuah paku kecil menembus clitoris malang itu ke meja. Membuat Cel menjerit dan meronta tapi ia tertahan oleh kedua pria itu. Suara teriakan Cell terus memekakan telinga. Aku yang melihatnya tiba-tiba merasa aku sangat beruntung tidak mengalami penyiksaan keji tersebut.

"Karena loe nolak buat ngelayanin dan ngelonte. Loe kayaknya udah gak butuh ini Itil karena toh loe udah gak mau ngewe lagi sama orang yang ditunjuk Mistress. Jadi bye-bye sama menikmati seks seumur hidup. Lo gakan bisa enjoy lagi." ujar Rieska mengambil sebuah celurit.

Cel hanya bisa menangis dan kaget dengan hukumannya, ia menggelengkan kepalanya tapi matanya memancarkan ketakutan yang amat sangat. Ia tidak bisa berkata apa-apa karena rasa takut yang membuatnya seperti membeku.

"Crettt!" dan kembali sebuah jeritan yang memekakan telinga terlontar dari selebgram yang kini kehilangan itilnya karena dipotong. Rieska dengan sadis mengambil sebuah alat seperti cerutu yang panas dan membakar luka di vaginanya tempat itilnyanya yang atdinya bersarang untuk menghentikan pendarahan.

Cel kembali mengejang dan pingsan.
"Bangunkan dia, kasih dia bra yang isinya paku payung beserta rok mini dan tanktop sobek-sobek yang ada di lemari sana. Trus lepasin dia. Bebas deh dia mau ngapain. Kirimin video hasil hukuman Cel ke cewek-cewek sebagai contoh kalo mereka berani menolak Mistress Laureen." perintah Rieska.

Aku ingin muntah melihat kengerian yang ada di depanku. Aku tahu aku sudah dipermalukan dan dihajar banyak sekali, tapi melihat sampai seperti ini. Ini diluar limitku dan aku sama sekali tidak bisa menerimanya. Ini lebih mengerikan dari kebun binatang.

Rieska mendekatiku. Kemudian aku kembali terhempas jatuh menghantam woodenhorse dibawahku. Ia kemudian melepasku dan menruunkanku yang sudah kesemutan dan sangat keletihan.
"Kamu mau minta istirahat lagi ?" ejeknya kepadaku.

Aku hanya menggeleng dengan lemas. "Jawab kalo ditanya !" bentaknya sambil memelintir putingku. "Mau itil lu gw paku ?"

"Erva akan menurut dengan miss. Maafkan Erva miss. Erva gakan minta istirahat lagi," ujarku bermanis-manis karena aku sangat takut dengan Rieska. Kupikir Nur sudah sadis gila, ternyata Rieska jauh lebih mengerikan.

"Ya udah loe beresin tuh bekas darah tuh lonte dan bersihin meja yang bener." Rieska melepas borgolku dan memberikan dress biru sobek untuk aku gunakan sebagai lap.

Aku hanya pasrah bekerja dalam kesakitan dan keletihanku. Aku diminta mengepel ruangan itu sepenuhnya dan kemudian bekerja membersihkan berbagai alat siksa yang ada di sana. Sementara aku bekerja kulihat Cel sudah sadar dan sudah berpakaian kembali. Ia menggunakan tanktop kuning muda yang cukup banyak sobekan. Ia menggunakan Bra hijau salem dan rok mini putih juga. Ia tampak tidak nyaman tapi ia hanya pasrah dengan muka pucatnya yang masih menangis.

Selebgram malang itu bersujud dan mencium boot Rieska "Terima kasih mengampuni nyawa Cel. Cel janji tidak akan membantah misstress Laureen lagi."

"Laen kali u nolak Mistress lagi, puting loe yang yang potong ! ngerti ?" tanya Rieska kejam. "Loe boleh pikirin deh loe masih mau ngelonte buat Mistress loe ato karena loe dah gak punya itil loe mau ngelayani mistress loe dengan buka akun only fans. Mistress kasih waktu loe mikir sebulan buat loe putusin. Loe mau tetep ngelonte buat mistress sambil ngerjain selebgram ama brand kecil loe. ato mau jadi artis only fans sambil tetep jadi selebgram sama jualan tuh brand. gw gak tau deh loe mau gimana. Hidup loe emang udah rusak !" ujarnya kejam sambil meludahi Cel.

"Sana pergi !" usir Rieska lagi.

Cel buru-buru bangkit dan pergi meningalkan ruangan diantar oleh kedua pria berbaju hitam.

"Sekarang loe dah ngerti kan kalo loe macem-macem apa yang akan terjadi sama diri loe ?" tanya Rieska kepadaku.

"E-Erva mengerti miss..." ujarku dalam kelemahan.

"Kalo udah beres di sini, Loe boleh makan. makanan loe ada di ruangan komandan. Abis loe makan, loe bersihin semua toilet di atas juga."

"Iya miss...."

"Sini gw borgol loe dulu," ujar Rieska memborgolku kembali, tapi kali ini aku diborgol di depan supaya aku masih bisa bekerja.

Aku kembali mengelap beberapa peralatan siksaan yang ada dan sudah berkarat. Kusikat satu demi satu alat-alat penyiksaan itu sehingga cukup bersih dan aku kemudian naik dalam keadaan telanjang dan menyedihkan. mencari ruang komandan di aman ada sebuah bolw anjing yang berisi nasi dan sayuran.

Di Bowl itu ditulis lipstik bertuliskan ERVA.

"Awas kalo loe makan pake tangan gw patahin tangan loe !" ujar Rieska yang lewat dibelakangku.
Aku hanya pasrah dan menelan semua kehinaan ini. Setelah makan siang yang sebetulnya sudah telat karena jam sudah menunjukan jam 3 sore itu, aku kembali bekerja membersihkan semua toilet yang ada di kantor polisi.

Aku melihat toilet yang bau dan kotor di kantor polisi di hadapanku.
"Loe beresin semua sampe kinclong ya. Itu udah ada pembersih porselennya. Tapi gw mau u lakuin itu semua pake ini di vagina loe yang juga kayak WC itu !" ujarnya sambil mengambil sikat WC ke hadapanku.

"J..j.jangan Miss.... ampun ...."
Rieska mendesakku yang sudah keletihan dan tak bertenaga lalu memaksa memasukan sikat WC itu dengan kasar.

Aku menjerit sejadi-jadinya merasa tubuhku dibelah oleh sikat WC yang memasuki tubuhku.
Rieska mendorong masuk sikat WC itu dengan kasar, belum lagi vaginaku telah terluka sebelumnya karena siksaan berjam-jam di wooden horse. Aku merasa ingin mati rasanya. Ketika sikat WC itu masuk ke rahimku aku hanya bisa terjatuh menikmati serangan rasa sakit yang membuatku ingin mati.

"Bangun Lonte ! Kerja yang bener !" Rieska mencambuk tubuhku yang sedang mengejang karena aku mendapatkan orgasme karena saking sakitnya siksaan di vaginaku.


Rasanya sangat menyedihkan membersihkan toilet kotor dengan sikat wc yang tertancap di vaginamu. Merasa sangat terhina walau ini bukan pertama kalinya aku diperlakukan serendah ini.

Sambil membersihkan toilet aku meneteskan air mataku, merasakan bagaimana mungkin aku sekarnag jatuh sampai ke sini. Bukan saja menjadi budak, bahkan aku kini menjadi tahanan.

Aku melihat kilas balik ke belakang bagaimana mulanya aku bisa jadi budak tuan F sampai sekarang jatuh sejauh ini. Aku menjadi budak tuan F karena dia memperkosaku dan mulai melatihku menjadi budaknya. Sejauh itukaha ku harus jatuh ?

Setelah membereskan toilet, Rieska menghampiriku.
"Sudah bersih ? jilati itu kloset" ujarnya memerintahku. Aku yang ketakutan hanya bisa menurutinya dan menjilati toilet bowl.

"Bagus lu nurut." ujarnya lagi sambil menendang selangkanganku dengan kasar. Aku hanya bisa meringis kesakitan dan kembali ke posisiku yang menyedihkan walau diperlakukan seperti ini. "Aaaarghhh" Rieska mencabut sikat wc yang di vaginaku dengan menghentakannya seara kasar.

"Ke dapur dan bikinin teh buat semua polisi, anterin ke mejanya dan layani semua satu-satu. Abis itu lu ke meja gw buat gw siksa.Kalo gw gak ada loe berlutut diatas nampan beras ini." uajrnya menunjukan sebuah nampan beras disamping kursinya.  

Aku segera berhenti menjilati toilet bowl dan langsung mengikuti perintahnya.
Aku kemudian melayani 11 orang polisi yang sedang berjaga di kantor polisi kecil itu. Aku membuatkan kopi dan menyajikannya satu persatu. Mereka memegang tubuh telanjangku dan memainkan dadaku dan juga memintaku untuk memberikan blowjob pada mereka ketika mereka meminum kopi. Aku melayani satu persatu dan satu-satunya kesamaan adalah mereka memaksaku untuk menelan sperma mereka, jika ada yang tercecer aku harus menjilatinya sampai bersih dari lantai. Mereka sudah terbiasa diperlakukan bak raja oleh gadis-gadis cantik karena mereka juga mencemoohku, seperti ada influencer yang pelayanannya lebih baik dan lebih binal padahal jauh lebih cantik dari aku.

"Loe pikir loe cantik apa sok jual mahal ? Cewek cakep aja ada yang servisnya dan binalnya lebih dari loe. Loe sadar diri donk ! kalo loe gak mau dihukum dan disiksa lebih loe berarti harus lebih binal dari cewek-cewek yang pernah ngelayanin kita. Kalo gak gw siksa loe !" ujar seorang cowok polisi yang meludahi wajahku setelah kutelan spermanya.

"sekali lagi loe kena gigi, siap-siap aja !" ujarnya sambil menumpahkan sisa kopinya ke kepalaku dan menyuruhku pergi. Aku hanya menelan kehinaan ini. Kujilati sisa-sisa kopi yang berceceran di lantai karena jika tidak Rieska akan menghukumku. Kemudian aku berterima kasih kepada polisi gendut itu dan pergi ke kamar mandi untuk membilas rambutku dan badanku yang dituang kopi hangat. Kemudian aku kembali membuatkamn kopi yang ke terakhir untuk kepala polisi. Aku dalam keadaan telanjang kembali berjalan membawa nampan ke ruangan komandan.

"Permisi pa," ujarku
"Oh Lonte Erva...." ujar Komandan santai yang sambil sibuk duduk-duduk menonton Youtube.

Aku yang masih menggunakan borgol berjalan perlahan dan menyajikan kopi di hadapannya.
Komandan kemudian langsung dengan kasar menarik putingku agar aku berlutut di hadapannya. "Loe tau kan harus ngapain ?" ujarnya santai.

Aku mencium sepatunya kemudian pelan-pelan kubuka celananya dan melihat penisnya yang mengacung. Aku menjilatinya perlahan dan mulai memberikan servis terbaikku kepadanya.

Aku terus menjilati dan mengulum penisnya selama hampir setengah jam sebelum akhirnya ia menyemprotkan sperma hangatnya di mulutku. Aku terpaksa menelannya karena komandan menahan kepalaku. Kemudian aku dengan menyedihkannya menjilati sisa-sisa spermanya dan merangkak keluar dari ruang Komandan.

Aku merangkak seperti anjing dalam keadaan telanjang menuju meja Rieska dimana di samping kursinya Rieska, ia sudah menyiapkan nampan berisi beras tempat aku berlutut jika aku sudah beres. Aku tidak melihat ada Rieska di sana jadi aku hanya berlutut menikamti rasa sakit di atas nampan beras itu sementara polisi lain sibuk mengurus berkas-berkas. Bebrapa polisi baik pria dan wanita mendeaktiku dan memainkan payudaraku ataupun vaginaku. Ada yang menggesekan sepatunya ke vaginaku, ada yang mencubit putingku, ataupun sekedar meraba-raba aku. Ada 2 orang polisi yang harus aku berikan blowjob juga dan aku dipaksa meminum sperma mereka.

Setelah lebih dari 45 menit akhirnya Rieska muncul. Polisi sadis itu membawa setumpuk kertas dan menaruhnya di mejanya.

"Erva, sampah kayak loe gak pantes berlutut di samping meja gw. Bawa nampan loe ke deket tong sampah. Masukin kepala loe ke tong sampah sambil berlutut diatas beras !" perintah Rieska.

Aku hanya merasa sangat terhina mendengarnya tapi aku yang sudah keletihan dan kesakitan tidka mau berdebat. Aku takut polisi sadis ini akan menyiksaku. Aku hanya menangisi nasibku dan melakukan apa yang dikatakannya.

Aku membawa nampanku ke samping tong sampah yang ada di pojokan ruangan. menympan nampanku dan berlutut di atas nampan bertabur beras itu. Aku melihat ke arah tong sampah plastik jaring-jaring itu. Mereka sudah memberikan plastik dan di dalamnya ada sampah2 serutan pensil, kertas-keras yang digulung, bungkus permen dan rokok.... dan beberapa palstik bekas roti atau apapun itu. Ada sedikit sisa makanan juga mungkin dan baunya... sangat menjijikan tapi aku tidak punya pilihan aku pejamkan mataku dan aku memasukan wajahku ke dalam tumpukan sampah itu. Menungging dalam ketelanjanganku. Kepalaku masuk ke dalam tong sampah sambil berlutut menungging dalam keadaan telanjang bulat hanya menggunakan borgol dan collar.

Sekitar 3 menit kemudian Riezka mendekatiku lalu melepas borgolku dan mengganti posisi tanganku agar terikat dengan borgol di punggungku.

"kalo loe mengangkat kepala loe  keluar dari tumpukan sampah ini, atau bersuara sekali aja, loe akan menerima hukuman. Mau mereka membuang sampah, atau membuang rokok di badan loe, loe harus terima dan selalu bilang terima kasih. ngerti ?"

ia kemudian menjepitkan penjepit kertas di kedua putingku yang membuatku meringis kesakitan.

"loe bersuara, gw akan menghitungnya,.... satu...." ujarnya keji. "Loe cuma boleh terima kasih, selain dari itu loe bakal kena hukuman," jelasnya lagi

Aku hanya bisa menangis tanpa suara dan berdiam sebisa mungkin tidak bersuara.

Seorang polisi mendekatiku lalu menginjak kepalaku agar lebih terbenam ke dalam sampah sebelum ia membuang beberapa kertas di atas kepalaku.
Aku hanya bisa terisak merasakan kehinaan ini.
"T-terima kasih....." ujarku lirih

"bener-bener cewek sampah !" ujar si polisi itu sambil menendang vaginaku yang menungging. "Euuh,..."aku Melenguh dan menahan diri dari bersuara

"Dua !" bentak Rieska dari mejanya sambil melempar sesuatu seperti kapur ke badanku. aku hanya pasrah.

Selama setengah jam berikutnya ada seorang polisi yang membuat kulit-kulit kacang ke tempat sampah dan beberapa membuang kertas dan lain-lain. Rieska snediri membuang sekumpulan isi hekter dan aku hanya mengatakan terimakasih.

Kedua lututku yang dipenuhi beras terasa sangat perih sekali karena menahan tubuhku.Kemudian ada dua orang polisi yang merokok di samping tong sampah dan membicarakan tentang kasus pelaku pencurian motor yang dipukuli oleh masa dan ditolong polisi dan sekarang sedang dirawat. Aku sungguh merasa sangat terhina sekali dan menderita saat menyadari bahkan pencuripun diperlakukan manusiawi oleh polisi-polisi bejat ini tapi aku benar-benar dianggap sampah...

"Aaaarghhhh!!!" aku menjerit saat salah satu polisi itu tiba-tiba menyudut pantatku dengan rokoknya.

"Tiga !!!" ujar Rieska.

ingin aku melihat pantat kananku yang disundutnya dengan rokok tapi aku hanya bisa  meratapi nasibku yang benar-benar seperti sampah ini. Aku bahkan berusaha menuutp mulutku rapat-rapat karena takut temannya akan menyulut pantat kiriku dengan rokoknya.

"Wah gak bilang terma kasih !" ujar salah satu polisi itu sambil berjongkok di sampingku.

"t..tterima kasih...." uajrku berusaha ramah dalam suara lirih agar aku bisa lepas dari hukuman.

Polisi tadi yang berjongkok menarik-narik penjepit di dada kiriku yang membuatku ingin berterika dan meringgis karean sakit. aku hanya terus menangis menahan rasa sakitnya. Ia melepas penjepit kertas itu dan rasa sakit mengguncangku dengan hebat. Ingin aku mengelus puting kiriku tapi tanganku terikat dibelakang tak berdaya. Dan berikutnya ia menyulutkan rokoknya ke puting kiriku yang membuatku menjerit kesakitan.

"AAaaaaarghhh...." rasa sakitnya tidak tertahankan. aku menjerit dan terjatuh membuat tempat sampah itu jatuh dan aku juga ikut terjatuh karena rasa sakitnya. aku menggeliat kesakitan.

"Tolol sekali !" terdengar umpatan Rieska yang datang menghampiriku.

Aku hanya bisa terus menangis, aku tahu aku apsti akan dihajar dan disakiti oleh Rieska karena ini. Aku sangat takut sekali membayangkan mungkin saja aku dimutilasi Rieska.

"Dasar tolol gak guna !" Rieska berkali-kali menendang diriku yang meringkuk kesakitan. "Dasar jadi tempat sampah saja gak berguna !!" uajrnya berkali-kali menendangku sekalian meliampaskan emosinya.

Beberapa polisi hanya melihatku lalu menahan Rieska. "Sudah-sudah....nanti mati..."

Rieska lalu meludahiku.
"Bereskan semua sampah ini ! lalu setelah beres jilati lantai di sekitar tong sampah sampai bersih ! setelah itu kamu akan menjalani hukuman karena bersuara 4 kali !" ujar Rieska sambils ekali lagi menendang vaginaku dengan keras membuatku meringgis kesakitan.

Kemudian para polisi itu meninggalkanku karena sepertinya mereka pergi keluar untuk membeli kopi atau merokok.

Aku melihat langit temaram senja dan berusaha membersihkan sampah-sampah yang berserakan. Aku merapikannya walaupun tanganku masih terborgol di punggungku, membuatku kesulitan melakukan pekerjaan ini.

Setelah aku membersihkan tempat sampah, aku juga merapikan beras yang tumpah dari baki penyiksaku. Lalu menjilati serbuka-serbuk pensil yang aku tidak mungkin punguti. ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi rasa takutku akan Rieska membuatku mengerjakan hal-hal memalukan itu sambil terus terisak. Seluruh tubuhku sakit dan aku merasa sangat letih.

Setelah aku berhasil membereskannya aku kembali dengan kehinaanku berlutut diatas baki beras dan memasukan kepalaku ke dalam tong sampah lagi. Ini sangat menyedihkan dan memalukan, sungguh diriku ini sangat rendah.

Aku masih terus menangis dan terisak di dalam tempat sampah itu ketika Rieska masuk ke dalam ruangan. "Lonte Erva, sini ikut gw. saatnya loe dihukum !" ujarnya sambil memasangkan tali ke collarku. Kemudian ia memaksaku berlutut mengikutinya ke lapangan belakang kantor polisi dimana cukup luas. ada sebuah pohon dan tua di sana dan langit sudah gelap.

"karena kegoblokan loe, loe gak dapet makan malem !" ujarnya sambil mempersilahkan aku minum di sebuah mangkok di lantai.

Aku minum seperti anjing dan mendapati rasa segar yang sangat menyejukkan setelah disiksa tanpa istirahat. Tiba-tiba rasa air ini terasa jauh lebih nikmat padahal hanya air biasa.

Setelah aku puas minum Rieska melepas borgolku lalu menyuruhku untuk kencing layaknya anjing di samping pohon. ini sangat memalukan tapi aku tidak punya pilihan selain melakukannya dengan harga diri yang sudah kutelan.

"Anjing pintar...." pujinya sambil melecehkanku.
Kemudian Rieskanmengambil tali panjang dan mengikatku ala shibari dan kemduian menggantungku dengan posisi tanganku terlipat di punggung dan kedua kakiku seperti jongkok tapi ditarik kekanan dan kiri sehingga vaginaku yang botak terlihat jelas. Ia mengantungku sehingga posisiku sekitar 1 meter dari tanah.

Aku merasakan sangat terbuka dan tidak berdaya sekali dalam posisi ini.

Kemudian Rieska mengambil sepucuk pistol dari tasnya.
"jangan cemas.... ini cuma air soft koq."

Ia kemudian mengisi peluru pistol glock 17nya dengan 24 peluru plastik bulat 6mm. Ia kemudian memasangkan face shield ke wajahku agar wajahku aman.

"kita tidak mau pelacur yang jelek bukan...." cemoohnya sambil berjalan mundur. Ia kemudian berdiri sekitar 10 meter dariku.

"Aku akan menembakmu sampai peluru di airsoft ini habis," ujarnya dingin.

"Dor !" peluru pertama tiba-tiba menghantam dada kananku. Rasanya saki sekali dan perih sekali aku melihat dada kananku kini sekitar 2 cm dari puting kananku kini ada bekas merah.

Satu peluru saja sudah begini rasa sakitnya. Aku hendak menjerit kesakitanpun seperti tidak bisa mengeluarkan suara karena kaget dan perihnya.

Peluru berikutnya mengenai pahaku dengan vaginaku, aku juga menjerit sejadi-jadinya karena rasa sakitnya.

Aku terus menangis dan membayangkan masih ada 20 peluru lagi yang akan....
"Aaaaarghhhhhhh!!!" Rieska membabi buta menembak 3 kali dan semuanya mendarat di dadaku, yang satu menghantam puting kiriku yang sebelumnya telah disundut oleh rokok membuatku melonglong kesakitan dan membautku bergerak dalam ikatanku yang menyedihkan.

Berikutnya ada beberapa tembakan lagi bertuntun dan ada dua peluru yang menghantam vaginaku. Rasanya sangat mengerikan, Aku menjerit sejadi-jadinya dan menangis terus menerus selama siksaan itu. 24 peluru dihabiskan untuk membuatku menangis dan menjerit dengan hiasan bintik-bintik merah di dada dan sekitar selangkanganku.

Rieska kemudian mendekatiku yang menangis, melepas face shieldku dan memintaku untuk mencium senajta yang baru saja menyiksaku. "Cium dan bilang terima kasih," perintahnya.

Aku mengecup pistol itu dan berbisik "terima kasih" dengan lirih.

"Nah karena loe tadi gagal 4 kali pas jadi tong sampah, maka hukuman loe adalah gw akan cari 4 ranting untuk gw masukin ke vagina loe !" ujar Rieska mencari ranting-ranting di kebun. Ia menemukan 4 ranting kasar dan dengan sadisnya ia memasukan satu persatu dari batang ranting aksar itu ke dalam vaginaku yang sudah penuh luka. Aku menjerit-jerit dan menangis menyadari sepertinya bagian vaginaku kini terluka akrena ranting aksar yang memasukinya. Kemudian ia memasukan ranting kedua yang mebuatku mengeliat dan menjerit dan akhirnya keempat ranting itu berhasil ia masukan ke dalam vaginaku dimana aku menangis.

"oh malam ini akan hujan menurut ramalan cuaca." ejeknya. kemudian ia memasangkan penjepit baju ke kedua putingku lalu memasangkan ember kecil seukuran gelas yang tergantung ke masing-masing penjepitku.

Aku menjerit karena kesakitan tapi aku tahu saat hujan turun air akan mengisi ember seukuran gelas ini dan menambah siksaanku.

"ampun.....huhuu ampuni aku miss Rieska..."

"denger lonte, tugas gw di sini bikin hidup loe gak nyaman. dan loe akan ngerasain gak nyaman ini mungkin 5 atau 6 tahuna tau 10 tahun tergantung masa hukuman loe di pengadilan nanti. Jangan pikir loe bakal masuk penjara dan bisa enak, gw pastiin loe bakal telanjang di penjara dan nasib loe bakal paling menderita. makanya jangan macem-macem sama nona Laureen." ujarnya sambil meludahi wajahku kemudian perempuan itu pergi.

Dan benar saja baru sekitar setengah jam aku ditinggal gerimis mulai turun dan hujan deras semalaman turun disertai angin besar membuatku sampai mengigil kedinginan malam itu. 

Tapi setidaknya aku bisa beristirahat setelah disiksa tanpe henti oleh Rieska sejak kemarin, mungkin digantung dalam posisi tidak nyaman dan kehujanan adalah satu-satunya waktu dimana aku bisa beristirahat. Tapi sangat sulit untuk bisa tidur ketika kamu kedinginan, mengigil dan ada air dingin yang terus mengguyurmu ditambah angin besar yang menusuk tubuhmu. Belum lagi rasa sakit disekujur badan.

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...