Kamis, 28 Februari 2019

Penderitaan Veirin si Amoy Menyedihkan 11

Chapter11: Hukuman Panjang

Aku terdiam dengan perasaan tidak nyaman. Berdiri hanya berbalut kertas koran sebagai pakaianku, higheel tinggi, dan kalung anjing berwarna merah. Udara dingin dari AC busway menyerangku membuatku sedikit menggigil sementara banyak mata memandang pakaianku yang sangat terbuka dan tidak senonoh. Aku merasakan aku akan segera diperkosa oleh banyak mata yang memandangku.

Dari aku turun lift di apartemenku samapai mencapai bus rasanya semua orang menatapku dengan tajam. Baik yang melihatku seperti cewek kegatelan, ataupun yang melihatku seperti orang gila karena berpakaian terlalu terbuka.

Untungnya belum ada yang berani menarikku dan memperkosaku, atau merobek koran yang menempel di tubuhku dan menelanjangiku, setidaknya ini masih hal baik yang kurasakan. Memang sepanjang jalan banyak yang menggodaku dan melakukan cat calling kepadaku tapi aku hanya jalan secepatnya dan masuk ke dalam halte bus dan menaiki bus. Aku berdiri di tempat khusus cewek dan mata-mata cewek di bus ini seolah mengejek dan membenciku. Aku hanya bisa diam berdiri berharap tidak ada yang nekat merobek koran di tubuhku. “Semoga saja tidak ada yang kenal aku” ujarku dalam hati.

Akhirnya busway berhenti di halte yang aku mau dan aku segera berjalan cepat keluar dari bus, aku harus berhat-hati dan tidak boleh berdesakan karena bisa-bisa ketika berdesakan koran yang menjadi bajuku ini sobek dan membuatku telanjang.

Aku segera keluar dan berjalan dan beberapa orang pengemis dan pedagang yang duduk di pinggiran jembatan pasti dengan jelas bisa melihat vaginaku karena rok koran yang terlalu pendek. Aku berjalan cepat dan mereka memanggil diriku dan berteriak memberitahu semua orang bahwa aku tidak bercelana dalam sehingga banyak orang yang melihatku. Karena tempatnya ramai tidak ada yang berani mengambil tindakan apa-apa. Hari juga masih cukup terang dan aku hanya bisa berjalan secepat yang aku bisa untuk terus berjalan dari jembatan lalu berjalan menyusuri udara panas Jakarta untuk mencapai gedung tempat kerjaku.

Tidak ada halte busway di daerah SCBD sehingga aku berjalan cukup jauh dari halte terdekat. Aku sangat ingin naik taksi tapi aku tidak punya uang sama sekali untuk membayar taksi dan memang kak Sierra secara spesifik sudah memberitahuku bahwa aku hanya boleh menggunakan bus. Bahkan untuk buswaypun aku tidak selalu mendapat ijin. Biasanya aku harus naek metromini kumuh untuk ke tempat kerja dan berjalan dengan rok mini dan baju seksi. Tapi setidaknya aku biasanya berpakaian bukan hanya ditutupi oleh kertas koran yang semakin sobek karena aku bergerak dan tergesek-gesek.

Aku berjalan sekitar 20 menit dari halte bus untuk masuk ke basement gedung tempat kerjaku. Menuju satu lobby khusus yang agak tersembunyi dan mengeluarkan kartu khusus untuk bisa masuk. Untunglah aku selamat sampai di sini tanpa diperkosa walaupun sudah banyak mata yang sepertinya ingin menyantapku hidup-hidup.

Lift ini hanya memiliki akses untuk ke satu tempat, club yang berisi golongan atas untuk berpesta. Club milik keluargaku dimana kak Sierra dan Mama Jihan menjadi pewarisnya dan aku menjadi pelacur yang bekerja di dalamnya. Mami Nike adalah mami yang mengurusi semua pelacur yang ada di club termasuk aku. Aku segera berjalan menyusuri klub untuk masuk ke daerah belakang panggung dan ke ruangan para pelacur berkumpul. Di daerah club ada beberapa perempuan dan pria yang sedang bekerja menggunakan setelah kemeja putih dan celana atau rok hitam. Biasanya aku akan datang dan bersama dengan mereka membersihkan klub, hanya saja aku melakukannya dalam keadaan telanjang dan diborgol. Tapi hari ini aku datang telat, mami Nike pasti akan menghukumku.

“Veirin HALIM !” mami Nike membentakku. Dia duduk di salah satu sofa club dengan dress emasnya yang elegant. “Jam berapa sekarang ?” tanyanya dengan suara pelan yang menakutkan.

Aku melihat jam dan sudah menunjukan jam 4 lebih, seharusnya aku mulai bekerja menjadi pembersih klub sejak jam 2. Aku tahu aku tidak akan selamat. Jika aku dipecat, maka aku akan berhenti sekolah karena kak Sierra sudah sangat menjelaskan bahwa kalau sampai aku dipecat, maka aku akan diusir dalam keadaan telanjang dari apartemen dan uang sekolahku tidak akan dibayarkan, berarti aku akan menjadi gelandangan telanjang di kota Jakarta. Mungkin aku akan jadi budak seks para gelandangan di kolong jembatan dan hidup mengais sampah dan menjadi pelacur untuk supir angkot.

Aku langsung berlutut dan merangkak maju ke arahnya. Menyembahnya dan menempelkan wajahku ke lantai. Tanpa basa basi mami Nike langsung menginjak kepalaku dengan highheelnya menambah kehinaaanku. “Silahkan mami menghukum hamba ini. Hamba ini dihukum oleh mistress dan menjalani siksaan sehingga hamba telat sampai di sini,” ujarku berharap mami Nike memberikan belas kasihan padaku. Karena dia tentu sudah melihat video yang sudah kukirimkan kepadanya.

“Oh ini ya ?” ujar mami Nike memperdengarkan suaraku yang sedang mempermalukan diri dari ponselnya. Aku merasa malu dan terhina ketika suaraku tersdengar dari ponselnya. Dia sedang menonton aku disodomi Edoh. Aku hanya bisa diam dengan perasaan malu dan gusar. “Kamu akan dihukum berat malam ini,” ujar mami Nike dengan sadisnya.

Mami Nike mengambil cambuk yang tergeletak di sampingnya dan mengangkat wajahku dengan kakinya. Kemudian ia menyodorkan pegangan cambuknya. Aku segera mencium cambuk mami Nike dan bersiap untuk yang terburuk. “Beridri di sana, sayangku. Angkat tanganmu dan busungkan dadamu.” Aku segera berdiri, melebarkan kakiku selebar bahu, menyimpan kedua tanganku di belakang kepala dan melebarkan siku tanganku. Aku mendorong payudaraku maju ke depan dan aku tahu akan ada cambukan bertubi-tubi yang….

“CTAR” rasa perih langsung menghajar buah dadaku, koran yang kupakai langsung tersobek oleh cambuk mami Nike.
Aku menjerit kesakitan dan hendak menurunkan tanganku untuk membelai dadaku, tapi bentakan mami Nike mengejutkanku dan memaksa tubuhku kembali ke posisi semula “Kamu berubah posisi maka kamu akan dilelang selama seminggu dari kolong jembatan ke kolong jembatan.”

“Hitung dan berterima kasihlah !” bentak mami ike lagi.

“S-s-satu… Terima kasih mami Nike mau mendisiplinkan…… AAAAARGHHH ! D-Dua...Terima Kasih mami Nik… Aaah… T-t-t-tiga….. terima kas……. Aah ! E---empat...t-terima….” Satu cambukan demi satu cambukan menghajar koran-koran yang menutupi diriku, dan akhirnya setelah cambukan ke 33 akhirnya aku telah telanjang dan tidak ada lagi koran yang menempel di tubuhku, hanya sisa bekas siksaan sepanjang hari yang menghiasi tubuhku.

Sekejap berikutnya seorang Bouncer menaruh sebuah Tripod dan menghadapankannya padaku dan menyodorkan sebuah kertas. Mami Nike mengarahkan agar aku berlutut dan melihat luruss ke kamera.

“Baca yang ada di kertas itu. Yang keras dan jelas, setiap kali kamu salah dan kami harus mengulang, maka kamu akan mendapatkan tambahan hukuman.” jelas Mami Nike dengan seringainya.

Aku hanya apsrah dan membaca sekilas tulisan di kertas tersebut. Aku tahu ini akan sangta memalukan dan menyedihkan.

“Selamat malam, tuan dan nyonya sekalian. Budak bernama Veirin Halim ini akan tersedia secara gratis untuk tuan dan nyonya semua pengunjung klub di ruang utama pada hari ini dari pukul 11:30 s pagi. Veirin Halim akan terpajang tanpa pakaian sehelaipun, tanpa pilihan, tanpa perlawanan, dan tanpa moral. Veirin Halim akan selalu menurut dan tidak diperbolehkan membantah. Tuan dan Nyonya boleh menyiksa, memperkosa, menghukum dan melampiaskan emosi kepada Veirin Halim sepanjang malam. Terima kasih telah bersedia bergabung untuk menyiksa dan menghukum Veirin Halim yang telah banyak melakukan kesalahan ini sehingga hukuman ini bisa menjadi peringatan bagi Veirin Halim si pelacur murahan ini.”

Aku membacanya dengan berkaca-kaca dan menangis membayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku bukan saja bebas diperkosa dan disiksa, mereka semua bebas melakukan apa saja termasuk merekam dan menyebarkan videoku, ataupun melakukan apapun padaku. Aku hanya dengan pasrah menerima hukuman ini.

Tidak lupa aku harus mengulang 3 kali untuk mengambil video rekaman ini sehingga mami Nike memakaikan Nipple Chain yang menjepit putingku dengan keras sebagai hukuman atas kegagalan pertamaku dan menambahkan borgol rantai besi yang berat di kakiku sebagai hukuman kegagalan keduaku.

“Selama malam ini kamu akan melayani semua tamu dengan cuma-cuma. Kamu juga akan disiksa di lift dari jam 8 sampai jam 11 malam.” ujar Mami Nike. “Skearang kerja beres-beres !”

Aku sudah sangat keletihan, aku sudah sangat kurang tidur dan tersiksa dari kemarin dan sekarang masih harus disiksa kembali. Aku merasa ingin istirahat dan tertidur tapi aku takut sekali dengan mami Nike dan Mistress Sierra.

Aku akhirnya bekerja dalam keadaan telanjang, dihiasi nipple chain dan borgol rantai di kakiku. Para cleaning servis juga ikut-ikutan menjahiliku karena menurut mereka aku tidak bertanggung jawab karena datang terlambat. Salah satu cleaning servis bernama Azia menyeretku ke WC dan memaksaku menjilati semua kloset di WC wanita dan pria. Aku juga dipaksa menjilati urinoir dan terakhir aku dipaksa memasukan sikat pembersih WCnya ke dalam vaginaku.
“Ampun mbak… ampun mbakkk….. aku gakan lagi datang telat….” tangisanku menggema ketika Azia dengan kasar memasukan sikat kloset ke dalam liang vaginaku yang sudah hancur-hancuran disiksa sebelumnya oleh sikat kloset di apartemenku.

Sebelumnya aku berjalna dengan ada sikat kloset di dalam vaginaku saja sudah seperti neraka, kini aku harus bekerja mengepel dan membersihkan ruangan klub dengan disiksa seperti ini membuatku hampir mati rasanya.

Jam 7 aku didatangi oleh beberapa Bouncer yang menyeretku ke ruangan para pelacur. Mereka melepas borgol rantai di kakiku, kemudian melepaskan nipple chainku, dan menarik dengan kasar sikat yang masih berliang di vaginaku. Kemudian memaksaku menjilati sikat tersebut. Aku menolak tpai mereka memaksaku dan aku dengan bercucuran air mata melakukan hal hina dan menjijikan tersebut. Belum selesai mereka memaksaku makan makanan anjing yang ada di lantai kemudian menggiringku untuk sikat gigi, mandi, enema, dan akhirnya berdandan tipis.

Sebelum jam 8 aku sudah digiring kembali ke Lift. Mereka menekan beberapa tombol di samping lift dan mengubah setingannya. Kemudian beberapa orang Bouncer membuka beberapa kompartmen rahasia di dalam Lift dan dalam sekejap lift tersebut seperti berubah. Kini ada 4 tempat borgol di lift tersebut dan aku diikat seperti huruf X di Lift tersebut. Mereka mengatur posisi borgol di lift sehingga kencang dan sedikit menarik tubuhku yang terikat X. Aku telanjang diikat di Lift dengan posisi X dan frontal menghadap pintu depan. Jadi siapapun yang membuka lift, akan mendapati aku terikat di tengah dinding lift terikat dan tak berdaya.

Di dinding samping lift, ada iklan minuman keras yang mereka buka menjadi meja. Di atas meja tersebut ada raket listrik yang tersambung dengan kabel dan ada juga cambuk yang tergeletak rapih di meja tersebut. Dan sekarang dibelakang iklan tersebut ada tulisan dan cara menggunkaan Lift yang membuatku lemas.

SETRUM GADIS INI UNTUK MENGAKTIFKAN LIFT.
Ketika Gadis ini disetrum akan ada listrik yang mengalir di tubuhnya dan diterima oleh borgolnya. Listrik tersebut akan membuka kunci lift dan membuat lift ini bisa bergerak.

SEMAKIN KERAS JERITANNYA LIFT AKAN BERGERAK SEMAKIN CEPAT.
Lift ini dilengkapi sensor suara yang semakin keras jeritan gadis yang terhukum maka semakin cepat lift akan bergerak.

Dapatkan sebotol 12years Glenfiddich Scoth Whiskey bagi pemecah rekor yang bisa membuat Terhukum menjerit paling keras.

“Kamu akan dihukum di lift ini sampai jam 11 malam sebelum jadi penghibur utama semalaman sampai pagi,” ujar salah satu Bouncer.

Aku hanya bisa pasrah dan menghela nafas panjang.

“Loe udah minum cukup banyak, makan juga sudah cukup banyak, gw harap bisa denger loe nyanyi dengan suara lantang di lift ya,” ujar salah seorang bouncer menertawakanku.



Tiga jam berikutnya menjadi neraka yang mengerikan sekali, aku sudah tidak tahu berapa kali lift ini turun dan naik. Setiap lift ini berhenti dan turun aku bisa bernafas dan menikmati istirahat dalam keadaan lift yang dingin dan mengigil. Ketika lift ini naik, nerakaku dimulai dengan para tamu yang menyiksa dan menghukumku. Bukan saja disiksa sepanjang lift naik, ada juga TV di lift yang memutarkan siaran video promosiku untuk acara penyiksaaanku di malam jam 11 nanti.

Pada awalnya memang tidak banyak yang datang ketika jam 8. Hanya sedikit sekali orang yang datang. Beberapa kelompok pemuda bahkan memasukan kunci mereka ke pantat dan menggesekannya secara sadis membuatku menjerit untuk membuat aku berteriak lebih kencang. Beberapa memiting putingku dan juga menamparku. Beberapa grup perempuan memasukan high heels dan sepatu mereka ke vaginaku. Grup campuran biasanya lebih netral dan tidak terlalu sadis, mereka hanya menyentuhku, menyetrumku di awal dan mencoba menyiksaku dengan ikat pinggang mereka atau memelintir puttingku.

Jam 9.30 ke atas adalah jam dimana penderitaanku semakin intens karena tamu yang datang semakin banyak. Banyak juga yang mengincar Whisky gratisan sehingga mereka mencoba berbagai cara untuk menyiksaku dengan cara-cara kreatif. Bagian atas putingku bahkan terbakar oleh rokok yang disulutkan oleh seorang cewek. Bahkan saking sadisnya cewek ini mencoba naik turun beberapa kali untuk mendapatkan suara jeritanku yang paling keras.

Jam 10.30 aku sudah berkali-kali tidak sadarkan diri, hanya terbangun karena setruman listrik dan siksaan yang sadis atau juga tamparan-tamparan bagi mereka yang merasa rugi jika aku tidak dibuat bangun untuk disiksa sampai teriak.

Jam 11 berbunyi dan aku sudah tidak sadarkan diri selama lebih dari 10 menit karena kelelahan.

Bouncer menyeretku dan memandikanku membuatku tersdar dan terbangun. Mereka menyuntikan adrenalin dalam dosis kecil agar aku terbangun dan memaksaku meminum kopi dan minuman penambah energy. Membiarkanku beristirahat selama beberapa menit sembari makan dan jam 11:30 aku kembali digiring dalam keadaan telanjang ke ruang utama klub untuk digunakan sebebas-bebasnya oleh para pengunjung klub.

Ketika jam eksekusiku tiba, aku digiring layaknya seekor anjing. Merangkak dalam keadaan tidak berpakaian. Hanya menggunakan rantai yang diikatkan di leherku. Ketika sudah sampai tengah ruangan aku diminta berlutut dan tidak ada pakaian apapun yang menempel di tubuhku. Aku hanya berlutut dan pasrah. LCD raksasa di klub menampilkan videoku kembali mengingatkan acara yang akan berlangsung dan sekejap berikutnya kengerian terjadi. Seorang pria tanpa ragu menarikku ke sofa mejanya dan langsung menghujamkan penisnya ke lubang pantatku tanpa basa basi, membuatku menjerit. Seorang lagi memasukan penisnya ke dalam mulutku ketika aku menjerit dan pemerkosaan yang kejam berlangsung terus menerus. Handphone-handphone segera bermunculan merekam kegilaan yang terjadi. Aku merasakan ketika ada sperma yang dimuntahkan, aku ditarik secara kasar oleh mereka yang menunggu giliran. Kini Vaginaku digenjot dan juga ada orang gila yang menggenjot juga lubang anusku.

Putingku dipelintir dengan kasar oleh beberapa tamu perempuan, beberapa dari mereka meludahiku. Menjejalkan mukaku dengan sepatu mereka dan banyak hal-hal yang terjadi tanpa-henti-henti. Aku sendiri harus mengucapkan “Terima kasih” ketika suatu penyiksaan, pelecehan, dan pemerkosaan selesai terjadi. Ini menjadi sangat memalukan dan menyedihkan.

Diperkosa tanpa henti membuat bukan saja aku dehidrasi, baik mulut, rahang, vagina, anus, semuanyanya terasa seperti terbakar. Setiap jarum panjang menyentuh angka 12 pada jam dinding di klub, maka aku akan diseret ke toilet perempuan oleh beberapa pelacur yang bertugas, mereka akan memprovokasi para tamu perempuan untuk memaksaku minum air dari kloset. Mukaku akan dimasukan ke dalam kloset sembari para perempuan akan menyiksaku dengan kejam. Mereka mekasaku minum dari kloset sementara ada heels yang masuk ditancapkan ke anus atau vaginaku, atau juga cambuk yang dihantamkan pada sekujur tubuhku. Tidak lupa aku di flush berkali-kali karena menurut mereka aku ini menjijikan. Beberapa bahkan secara terang-terangan memelintir putingku dan menamparku serta meludahiku. Aku akan dipaksa minum air kloset dan disiksa di toilet perempuan selama 10 menit sebagai bentuk istirahatku, aku akan diminta membuang air kecil dan Kemudian aku akan digeret lagi keluar dan kembali diperkosa dan disiksa berkali-kali selama 50 menit sebelum aku kembali disiksa di toilet wanita lagi.

Entah berapa banyak penis yang masuk dalam tubuhku, entah berapa banyak sperma yang kutelan dan air kencing yang kuminum. Entah berapa banyak juga air kloset yang kuminum dan masuk kedalam tubuhku. Entah beraparasa hina yang kualami malam itu. Rasanya aku ingin mati saja.

Aku bahkan tidak tahu sampai berulang bepara kali kengerian penyiksaan di toilet itu terjadi yang kuingat hanya rasa sakit yang luar biasa terus berlanjut dan aku hilang dalam rasa pedih dan hina.


Ketika aku sadar, aku melihat klub telah kosong, aku terbaring tanpa sehelai pakaian dengan banyak sperma kering menempel di tubuhku sampai aku tidak bisa membuka mataku tanpa menyapu sperma yang mengering di kelopak mataku.
Kudapati ruanga klub berantakan dan aku telanjang tanpa tenaga terrbaring di sana. Aku bangun dan mendapati bau sperma dan pria benar-benar tajam. Aku tidak bisa berdiri karena seluruh badanku terasa sakit. Kulihat lebih jelas lagi ada tongkat infuss disampingku dan selangnya masuk ke dalam tubuhku. Aku diinfus !

“Malam yang menyenangkan ya,” ujar mami Nike dan kak Sierra yang datang mendekatiku yang tertidur di lantai klub.

“Kami pikir kami harus membuang mayatmu, tapi ternyata kamu bertahan.” ujar mami Nike enteng
“Berterima kasihlah pada mistressmu yang datang di pagi hari dan memberikan infus ini padamu. Kamu dehidrasi dan keletihan. Jika tidak dibantu infus dan beberapa obat lainnya, mungkin kamu akan mati” ujar mami Nike.

“Makasih…. Mistres….” ujarku dengan suara serak dan parau. Aku kemudian menutup mataku dan mencoba beristirahat. Akhirnya neraka ini lewat juga. Setidaknya tidak akan ada lagi kuli-kuli gila yang menyiksaku, dan aku tau aku tidak akan pernah terlambat lagi kerja untuk mengalami hal neraka ini.

“Tapi kamu pikir kamu sudah dimaafkan ?” tanya mami nike dengan kejam.
“?” aku membuka mataku.

“Vei, lu kalo kerja dan menjalani hukuman yang betul. Jangan bikin malu mistressmu donk !” Ujar kak Sierra menimpali.

“Iya, gw denger dia kemaren diperkosa lebih dari 100 orang. Lacur sekali !
“133 kali kamu diperkosa. ” ujar mami Nike, “Ya ada beberapa orang yang memperkosamu lebih dari sekali. Kita tidak tahu berapa banyak orang yang memperkosamu, tapi kamu diperkosa 133 kali dan kamu sudah pingsan ketika 76 kali diperkosa. Sisanya kamu tidak sadarkan diri. Kamu berenti bereaksi dan sungguh gak beruna ! Kamu ditugaskan jadi mainan utama dan kamu gagal. Kamu tentunya harus dihukum untuk kegagalanmu ini. Kamu gak becus dan apa menurutmu orang yang menyiksamu akan senang ketika kamu hanya tak sadarkan diri ? Kamu itu sampah dan bahkan untuk diam di bereaksi kesakitan saja kamu gak becus. Kamu itu goblok atau apa sih ? Cuma perlu sadar aja gak bisa. Kamu mau kerja di sini ga ? Kamu akan dihukum berat karena ini.” ujar mami Nike dengan seringat bengis yang menghiasi wajahnya.

Aku hanya dapat menangsi mendengarnya. Setelah kejadian dan kengerian semalam dan itu belum cukup, aku akan dihuku karena aku pingsan saat diperkosa tidak manusiawi oleh para pengunjung ? Aku akan dihukum lagi ?

“Sekarang kamu boleh istirahan dulu, aku akan memanggil cleaning servis untuk membersihkan semua kekacauan ini dan aku akan memotong gajimu karena ini.” ujar mami Nike

Mami Nike dan Sierra duduk tidak jauh dariku sambil mengobrol dan menikmati makanan kecil sementara aku amsih terbaring di tengah lantai dalam kondisi telanjang dan diinfus. Tidak lama beberapa petugas go clean datang dan terkejut melihat tempat mewah yang berantakan. Mereka lebih terkejut saat melihatku terbaring telanjang tidak berdaya. Aku malu dan berusaha menutupi ketelanjanganku dengan tangan tapi mistress Sierra memukul tanganku dengan sapu dan meminta 2 petugas goclean terssebut membersihkan dan mengepelku selayaknya aku adalah lantai dan keset.

Sungguh terhina seali ketika mereka mengepel payudara dan vaginaku serta mukaku dengan tongkat pel.
“Perek ini abis ngelakuin apa sampe dihukum kayak gini ya ?” tanya petugas goclean yang satu ketika mengepel aku dengan tongkat pelnya. “Cantik kamu kenapa ?” tanyanya padaku.

Aku hanya terdiam tidak mau menjawab tapi kemudian kak Sierra mendekatiku dan menendang vaginaku dengan sepatunya secara kasar, “kalau ditanya jawab !”

Aku menjerit merasakan rasa perih yang semakin menjadi di vaginaku. “Pelacur ini terlambat datang untuk kerja tuan,” ujarku pada si petugas go clean. “masa terlambat aja hukumannya seperti ini ?” tanya si petugas.

“Budak ini memang pantas diperlakukan seperti ini. Budak ini lebih rendah dari anjing dan kotoran” ujarku dengan menginjak harga diri. “Tuan silahkan mengepel barang murahan keset ini sampai bersih.”


Kedua petugas itu memperlakukanku dengan sangat kasar seperti aku hanyalah barang. Tidak lupa mereka bebas memainkan dadaku dan memaksaku mengulum dan meminum sperma mereka.

Setelah beres mereka membersihkan ruangan klub sekitar 1 setengah jam, aku akhirnya bisa tidur dan beristirahat sampai jam makan siang dimana mereka akhirnya memindahkanku ke sofa dan memberikanku makanan dan mengganti infusku.

Menurut kak Sierra aku akan siap menjalani hukumanku selanjutnya malam nanti setelah cukup istirahat dan makan malam.

Jam 7 malam datang, aku sudah jauh merasa lebih baik. Aku sudah bisa berdiri dan makan selayaknya anjing kembali. Aku masih terus telanjang seharian dan berikutnya aku akan menjalani hukuman lainnya.

Sebelum aku mejalani hukuman, kak Sierra dan mami Nike duduk di depanku.

“Lu tau kesalahan lu ?“ tanya Sierra padaku.

“Budak hina ini gagal dan mengecewakan para pengunjung dengan berhenti sadar dan bereaksi terhadap penyiksaan dan pemerkosaan yang berlangsung pada dirinya setelah diperkosa 76 kali. Budak ini seharusnya terus tersadar dan memberikan reaksi tersiksa dan terus menderita untuk kepuasan semua pelanggan sampai ke pemerkosaan yang ke 133 dan penyiksaan-penyiksaan lainnya.”

“Tumben kamu punya otak. Aku mau kamu minta maaf pada penyiksamu karena kamu gagal. Rekam dengan Selfie dan hukum dirimu sekreatif mungkin. Aku aksih waktu setengah jam untuk mempersiapkan hukuman dan setelahnya kamu akan kami hukum.” ujar mami Nike.

Aku tidak tahu berikutnya apakah aku harus menjalani hukuman lift selama seminggu atau diperkosa terus menerus atau apapun aku bingung hukuman apa yang ahrus kulakukan untuk menghukum diriku yang malang dan menyedihkan ini.

Aku tahu bahwa hukuman ini harus mengerikan atau mereka akan menghukumku dengan sangat kejam setelahnya. Aku akhirnya memutuskan dan mempersiapkan hukumanku. Aku tahu ini akan menjadi kepedihan yang sangat.

Aku mempersiapkan hukumanku di hadapan kedua perempuan kejam itu dan menyimpan handphoneku di tripod dan mulai merekam diriku. Aku telah telanjang sepenuhnya ketika rekaman dimulai dan aku menyembah ke arah kamera menandakan aku meminta maaf sebesar0besarnya dalam kehinaan dan kerendahan diri.

“Budak lacur Veirin Halim ini memohonkan maaf karena ketidak bergunaan dirinya dalam melayani tuan, nyonya, dan nona sekalian yang datang kemarin malam pada acara penyiksaan dan hukuman pelacur murahan Veirin Halim ini. Pelacur ini telah diberi kesempatan untuk menghibur semua pengunjung dan diperkosa sebanyak 133 kali oleh lebih dari 100 orang. Terima kasih telah menyiksa dan menghabiskan waktu tuan, nyonya, dan nona untuk mendisiplinkan budak lacur ini. Kaan tetapi sebagai penghibur, budak ini telah gagal karena setelah diperkosa 76 kali budak ini kehilangan kesadaran dan berhenti bereaksi pada 57 pemerkosaaan dan penyiksaan selanjutnya. Budak ini tidak dapat dan gagal memberikan respon sehingga patut dihukum dan disiksa untuk membuatnya sadar diri. Karenanya Budak Veirin akan menjepitkan 57 penjepit baju di tubuhnya sebagai wujud hukuman gagal bereaksi terhadap 57 pemerkosaan yang terjadi pada dirinya. Lebih dari itu Budak hina ini akan menancapkan sikat pembersih kloset dan mengobok-obok vaginanya dengan pembersih kloset tanpa henti selama 57 detik. Semoga hukuman ini dapat mengampuni budak lacur ini atas kegagalannya tadi malam.”

Aku kemudian dengan hati hancur menjepitkan 57 jepitan jemuran yang sudah kusiapkan. Ternyata rasa sakit yang luar biasa telah menyiksaku lebih daripada yang kuperkirakan setelah ke 57 jepit berhasil kujepitkan di badanku yang kebanyakan meng-abuse payudaraku. Kemudian aku memasukan sikat kloset ke dalam vaginaku, sangat sulit memasukannya ketika seluruh tenagamu sudah hampir habis dan aku merasa, kenapa hal ini terjadi padaku. Kenapa aku sehina dan serendah ini. Bahkan setelah diperkosa puluhan kalipun aku masih harus dihukum hanya karena aku gagal berespon terhadap penyiksa dan pemerkosaku. Aku ini semenyedihkan inikah ? Apakah aku ini benar-benar pantas mendapatkan perlakukan seperti ini ? Aku ini manusia dan juga masih memiliki perasaan, kenapa kakak tiriku tega melakukan ini padaku.

Aku menjerit sekeras-kerasnya dihadapan kamera selfieku yang merekam aku memasukan sikat kloset kedalam liang vaginaku yang sudah hancur-hancuran setelah diperkosa berkali-kali dan disiksa berkali-kali. Rasa sakitnya sudah tidak bisa kugambarkan lagi karena sangat sakit dan darah sampai keluar dari dalamnya. Menetes sedikit karena lecet yang terjadi selama pemerkosaan tanpa henti tadi malam. Aku kemudian masih harus mengobok-oboknya selama 57 detik dan menggerakannya sedikit saja sudah membuatku menjerit dan ingin berhenti tapi melihat diriku ragu-ragu, mami Nike langsung memegang tanganku yang sedang memegang pegangan sikat dan dengan kasar membantuku dan memaksaku mengobok-obok vaginaku dengan sikat WC itu sampai aku berhasil melewati 57 detik neraka hidup itu.

“Terima kasih… telah menyaksikan hukuman budak ini. Semoga dengan ini tuan dan nyonya memaafkan hamba yang telah mengecewakan tuan dan nyonya.” ujarku sambil menyembah ke arah kameraku. Kemudian aku baru mencabut sikat WC dari vaginaku dan kemudian mematikan rekaman.

Aku langsung jatuh rubuh ke lantai karena rasa sakitya. Beberapa jepitan terpelanting dan lepas, beberapa lagi tertimpa diriku dan membuat diriku semakin kesakitan.

Mami Nike dna Mistress Sierra nampak puas tapi kepuasan mereka belum selesai. Mereka kemudian mendang-nendangku sampai aku berbalik dan dengan kakinya menyepak jepitan-jepitan yang ada di tubuhku. Terakhir karena lama ia menarik jepitan tersebut dengan tangannya dan menyeretku untuk menjalani hukuman versi mereka yang aku belum tahu apa.

“Karena telah gagal dalam berespon, kamu akan dikirim kolong jembatan layang di daerah jakarta utara dimana ada warteg murah dan para keluarga miskin dan tuna wisama tinggal dan kamu akan menjadi budak bulan-bulanan mereka dari jam 9 malam ini sampai besok jam 4 pagi. Ada 7 jam kamu bakal diperkosa dan habis-habisan disiksa oleh mereka. Mungkin akan ada sampah yang dipakai memerkosa dirimu.” ujar Mami Nike. “Oh jangan lupa semua penyiksaanmu akan direkam dan dibagikan kepada para tamu yang kmarin hadir. Ya semuanya…. Ada sekitar 700 tamu yang hadir kemarin malam”

“Mami, Mistress….” aku langsung bersujud memeluk kaki mereka “Ampuni anjing hina ini, jangan melakukan itu terhadap anjing hina ini. Biarlah anjing ini dihukum di lift selama 57 menit setiap budak ini kerja tapi jangan buang budak ini ke tuna wisama untuk disiksa”

“Oh baiklah, hukumanmu akan ditambahkan dengan 57 menit disiksa di elevator selama dua bulan. dimana kamu akan regular mengisi elevator untuk disiksa. Kamu akan cepat terkenal. Hukumanmu dimulai pukul 10 malam sebelum kamu diserahkan ke pelacur untuk menjadi bonus mereka seperti biasa. Kalo kamu ada telat datang lagi, aku akan jadikan hukuman elevator permanen seumur hidup. Mengerti ?” ujar Mami Nike dingin.

Aku hanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi. Aku tahu jika aku memohon lagi, hukumanku akan ditambah dan aku tidak memiliki kuasa apapun untuk menghentikan kekejaman yang terjadi pada diriku yang hina ini.

Dengan satu gerakan para bouncer menyeretku ke sebuah mobil dengan bak terbuka. Aku ditutup matanya dan dalam keadaan telanjang aku meringkuk dalam truk menikmati perjalanan menuju pembantaian. Aku Direntangkan dan diikat serta seluruh tubuhku ditutup terpal agak tidak mencolok

Aku ingat bahwa malam ini Yun mengajakku bermain bersama para cowok-cowok tapi aku bahkan belum membalasnya karena aku belum menyentuh handphoneku lagi sejak kemarin malam saat sampai di klub untuk merasakan neraka hidup.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti, aku tahu akan banyak sekali perkosaan dan penghinaan yang akan kualami. Anehnya walau aku merasa takut, sedih, ada sedikit rasa penasaran dengan apa yang akan terjadi. Mungkin aku sudah gila.

Tiba-tiba mobil berhenti. Aku mulai was-was karena terdengar suara pintu samping mobil terbuka dan Bouncer tampaknya turun buat mengobrol. Tidak lama aku mendengar banyak suara orang dan terpal dibuka. Banyak suara-suara pria-pria yang berkata “Anjing !….” “Beneran !” “Wah barang bagus !” “Beneran ini ?” “Serius ?” dan kata-kata terkejut lainnya. Wajahku langsung terasa panas. Aku tahu bahwa tubuhku ini sedang dipamerkan dan sekejap berikutnya penutup mataku dibuka dan aku sudah dikelilingi oleh sekitar tiga pria yang menatapku degan pandangan ingin menyantapku.

Aku hanya menutup mataku dan merasakan rasa malu dan rasa hina yang menyelimuti diriku. Aku hanya bisa pasrah menjalani hukuman ini.
Bouncer melepasku dan memasangkan collar anjing merah ke leherku dan memaksaku turun dari bak belakang mobil. “Seharian kami telah memasang kamera dan membuat kerjasama dengan orang-orang lokal sini, Jadi kamu harusnya berterima kasih, untuk menghukummu, kita harus menyuap polisi, preman, dan keamanan dan menyiapkan lokasi ini agar ada rekamannya. Jadi pastikan kamu gak pingsan kayak kemarin malam atau jerih payah kami jadi sia-sia. Mungkin kalo kamu gagal lagi, kamu akan dibawa ke kebun binatang dan harus melayani semua binatang jantan sekebun binatang ragunan.” ujar si Bouncer mengancamku.

Kemudian dengan sigap mereka memaksaku menyilangkan tanganku dibelakang dengan posisi istirahat lalu memasangkan kertas yang dijepit oleh penjepit kertas bertuliskan :

LONTE CINA
budak pribumi yang lebih hina dari sampah.
Silahkan siksa dan hukum saya

Aku langsung lemas membacanya.

“Wow beneran amoi cina !” ujar seorang cowok yang sudah tidak sabr.
“Tenang nanti semua dapet giliran… sekarang dia ada tugas lain dulu !” ujar Bouncer sambil menyeretku ke suatu tenda warteg lumayan besar yang ada di sana.

Ibu pemilik warteg tampak puas melihatku masuk ke tenda yang juga ada beberapa orang yang sedang ngopi dan nongkrong di sana. Beberapa pria yang sedang makan tampak kaget setengah mati melihatku dalam keadaan seperti ini.

“Bu, titip lontenya ya Bu, sampe jam 11 malam,” ujar Bouncer.
“Iya pa, menghukum aseng kafir memang tugas kita semua, ” ujar si ibu yang berhijab dengan perawakan gempal tersebut.

“Kami sudah memasang kamera tersembunyi di sini, dan tugasmu adalah menurut. Kalo kamu melawan, ingat ada ragunan.” ancam si Bouncer.

“Nah Lonte, kamu keliling ya, saya gak mau kamu cuma diem. Kamu keliling gak boleh berenti !” ujar si Ibu sambil menarik jepitan dari putingku dengan kasar yang membuatku menjerit. “Pegang kertas ini dan pamerkan dengan kedua tanganku sendiri dan mulailah berjalan berkeliling.”
Aku hanya bisa pasrah, mengambil kertas penuh kehinaan itu dan meemgangnya dengan kedua tanganku lalu aku dalam keadaan menyedihkan itu berkeliling di tenda yang hanya ada 4 meja itu.
Rasanya sangat memalukan memegang pengakuan yang merendahkan diriku sambil dalam keadaan telanjang aku berjalan mengarak-arakan tubuhku sendiri untuk disiksa dan dilecehkan.

Tangan-tangan langsung menggerayangiku.

“Mbak, dihukum karena apa ?”
“Karena saya terlambat datang utuk ngelonte” ujarku lirih. Aku terus berjalan sementara tangan si cowok tadi memegang-megang payudaraku dan menarik putingku dengan sedikit kasar. Aku hanya pasrah dan terus berjalan ke meja selanjutnya, dan kembali berputar. Tangan-tangan jahil terus memegangiku, belum lagi ponsel-ponsel yang memfoto diriku.

“Kafir, loe gak tau malu ya ? Bikin harkat derajat martabat perempuan jadi rendah.” ujar seorang cewek yang lagi makan ketika aku lewat dalam segala kehinaanku. Dia kemudian megambil tulang ayam di piringnya dan memasukan tulang itu ke dalam Vaginaku dengan kasar, “Loe emang lebih rendah dari sampah. Kalo loe jatohin tuh tulang, gw mau loe ambil tuh tulang pake mulut loe dan bawa lagi ke sini buat gw masukin lagi ke memek hina loe. Loe baru boleh buang ini tulang kalo gw dah keluar dari tenda. Ngerti ?”
“Iya nona,” ujarku sambil berusaha merapatkan otot-otot liang vaginaku untuk menjepit tulang ayam yang dimasukan oleh prempuan tadi. Aku kembali berjalan dan beberapa tangan memegang dada dan juga pantatku. Aku sungguh malu dan terasa hina sekali.
Setelah berjalan sekitar 30 langkah dan memutar ke meja yang lain, eorang pria dengan jahil menggesekan tangannya ke vaginaku yang tak berbulu dan membuatku menjatuhkan si tulang yang dimasukan perempuan tadi. Aku hanya pasrah, berlutut lalu dengan mulutku aku mengigit tulang tersebut dari tanah dan menahannya di mulutku untuk kukembalikan ke perempuan tadi untuk dimasukan kembali ke dalam vaginaku oleh dia. Ini sungguh memalukan dan menyedihkan. Apakah aku pantas diperlakukan seperti ini ? Aku hanya datang terlambat, tidak bisakah mereka memotong gajiku saja daripada semua kengerian penderitaan di lift, di klub, dan seakrang berlanjut ke warteg terkutuk ini ? Bahkan akan berlanjut ke pemukiman kumuh di bawah jembatan setelah ini.

“Wah ada lonte ini,” ujar seorang pria yang baru saja masuk ke dalam tenda sambil langsung meraba-raba payudaraku. Kemudian dia dengan santainya memutar putingku dengan kasar sehingga membuatku menjerit, menarikku ke bawah dan dia duduk dan memaksaku untuk mengulum kelaminnya selama dia makan. Aku hanya dengan pasrah dan segala kehinaan menelan setiap sperma yang dia semprotkan di dalam mulutku. Hampir 3 kali dia mengeleuarkan spermanya dan harus kutelan karena aku tidak diperbolehkan untuk berhenti menjilati penisnya.

Setelah beres makan dia berdiri dan aku harus kembali berkeliling mengarak diriku di tenda tersebut dengan banyak kehinaan lainnya yang terjadi. Sudah tidak tahu lagi berapa banyak sisa makanan yang mencicipi liang vaginaku, baik itu bonteng, tulang ayam, tulang lele, dan juga berbagai sayuran dan sisa tahu dan tempe. Bahkan beberapa melumurinya dengan sambal sebelum mencelupkannya ke dalam liang vaginaku sehingga aku semakin tersiksa dan merasakan neraka yang membuatku merasa ingin mati saja.

Belum lagi bahkan ada beberapa aparat keamanan yang makan dan mereka malah menikmati penyiksaaan dan pelecehanku, sama sekali tidak ada niat untuk menolongku. Bahkan aku harus diperkosa oleh tongkat yang mereka bawa dan mengongong serta menjilati kaki mereka sambil merendahkan diriku.

“Terima kasih telah turut menjaga keamanan ibu kota ini. Terima kasih juga telah membuat budak yang sedang menjalani hukuman ini merasakan orgasme. Sungguh budak hina ini tidak layak menunggangi tongkat tuan-tuan. Terima kasih…. Terima kasih…..” ujarku smabil menangis ketika petugas tersebut merekamku dengan kameranya. Tentunya aku dipaksa berkata seperti itu. Mereka ketawa beberapa kali dan aku berakhir harus menampung sperma beberapa petugas keamanan tersebut.

Aku kembali berkeliling dan ketika akhirnya jam 11. entah berapa kali aku dihina dan dilecehkan di tenda itu. Aku kemudian membantu si ibu untuk membereskan tenda, membuang sampah, membersihkan sisa-sisa dan selanjutnya aku digiring ke tempat tinggal dimana para tuna wisma sedang memasak dan bersantai, beberapa anak kecil ada di sana dan juga ada banyak pemuda yang sedang duduk, merokok ataupun mungkin menghisap lem.

Aku tahu bahwa nerakaku yang kulalui sebelum ini terasa tidak ada artinya dibandingkan dengan apa yang akan terjadi.
“Sesuai yang saya sudah bilang, silahkan dipakai sesukanya !” ujar Bouncer yang melemparkan aku dalam keadaan telanjang bulat ke tengah mereka.

Para tuna wisama berbagai usia langsung menyeretku, mereka membuang undi padaku dan memperkosaku bergiliran tanpa henti. Dari seorang pria tua yang berbau, sampai beberapa anak kecil yang turut memperkosaku. Aku merasa terhina ketika seorang anak kecil yang mungkin belum 10 tahun menarik rambutku agar wajahku mendongak lalu memaksaku mengulum penisnya yang bahkan belum bisa mengeluarkan sperma karena belum akil balik. Dia hanya merasakan kenikmatan dan setelah merasa orgasme, anak itu mengencingi mulutku dan memaksaku meminum seluruh air seninya. Aku hanya bisa menangis dan menangis… menjerit dan pasrah. Aku berusaha untuk tidak pingsan walau aku sangat ingin pingsan atau mati. Tapi aku tahu jika aku pingsan dan kehilangan respon lagi, maka akan ada hukuman lainnya yang jauh lebih mengerikan. Aku takut jika aku harus berkeliling kebun binatang dan diperkosa oleh semua penghuninya seperti yang mereka ancamkan padaku.

Dari satu penis ke penis terus aku layani. Aku menjerit dan mengerang karena aku terus menerus diperkosa. Liang vaginaku sudah hampir tidak merasakan apa-apa karena sakit yang luar biasa. Aku terus bergelinjut seperti terkena orgasme tanpa henti dan terus diperkosa sampai beberapa jam setelahnya.

Sekitar pukul 3 malam, bau sperma sudah menghiasi tubuhku. Entah berapa penis yang sudah aku hisap, berapa banyak air kencing yang aku minum, dan berapa banyak tamparan kasar yang sudah aku terima. Seluruh tubuhku penuh memar dan vaginaku sudah mengeluarkan darah. Bernafas saja terasa begitu menyulitkan dan menyakitkan. Aku sangat keletihan tapi hukumanku belum beres.

Seorang perempuan jalanan yang merupakan istri dari salah satu orang di sana menyeretku yang sudah diambang kematian dan menyeretku dengan santai ke daerah tempat sampah. Ada 4 perempuan lain lagi di sana. Ada 8 tempat sampah besar dan satu bak sampah di sana.

Aku melihat sebuah lampu besar juga menyorot tempat itu. Seperti tempat shooting yang sudah dipersiapkan. Ada kamera juga dan beberapa perempuan lainnya menanti dalam bayangan untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh kelima perempuan itu kepada tubuhku yang sudah hampir meregang nyawa itu.

Mereka mendorongku tersungkur di dekat satu tong sampah besar. Tingginya hampir 1.5 meter dengan diameter sekitar 50-60cm. Ada 8 tempat sampah serupa dan tampak sudah tua dan penuh dengan kotoran yang menempel. Mereka membuka tong sampah tersebut dan membuang semua isinya kepadaku.

“Kamu pikir kamu cantik ? Merasa enak disetubuhi suami-suami kami ?” tanya seorang perempuan yang sambil mengucurkan satu gelas bekas milkshake dan es yang masih tersisa didalamnya ke kepalaku.
“Hamba hanya sampah nyonya…. hanya budak… nyonya… nyonya…. Tolong jangan siksa budak ini lebih daripada ini....” uajrku ketakutan dalam segala kehinaanku. Aku dalam keadaan telanjang menangis, dengan sampah disekelilingku, mulai dari sisa makanan, plastik, sisa botol, kulit buah, bungkusan-bungkusan, pecahan telur, dan banyak sampah dengan bau menyengat yang kini penuh mengelilingiku.

“Jadi kamu apa ?” tanya satu perempuan lain yang dengan kasar menginjak kepalaku dari belakang dan membuat wajahku mencium tanah yang dipenuhi sampah. Mukaku tertimbun tumpukan sampah dan baunya sangat menjijikan tapi aku hanya tanpa daya memelas dalam kehinaan ini. “Saya sampah…. Saya lebih hina dari sampah dan kotoran.”

“Oh jadi menurutmu mana yang lebih mulia ? Kamu atau sampah ?” tanya seorang perempuan lain.

“Sampah-sampah ini jauh lebih mulia nyonya.” ujarku.

“Kalau begitu apa yang harus kamu katakan ?”

“Terima kasih….terima kasih telah membiarkan tubuh hina budak ini digelimpangi oleh sampah yang mulia dan jauh lebih berharga dari diri hamba ini. Veirin sungguh merasa tersanjung dan merasa tidak pantas mendapatkan kebaikan dari nyonya-nyonya sekalian.

“Kamu sudah melayani, ini adalah upah yang sepadan kan ?” tanya seorang perempuan dengan suara manis yang dibuat-buat.

“Sekarang Lu lap segala sampah yang jauh lebih mulia ini ke tubuh lu. Inget lu itu lebih rendah dari sampah jadi sampah yang bernilai dan lebih berharga dari lu ini harus u manfaatkan baik-baik. Gw mau loe membaluri seluruh tubuh loe dengan sampah supaya derajat loe naek !” uajr salah satu perempuan sambil meludahi wajahku.

“Tunggu apa lagi LONTE ?” bentak perempuan lainnya

Aku hanya pasrah dan menutup mataku sambil menangis kemudian dengan gemetar aku mengambil apapun yang bisa kugenggam dihadapanku lalu melapkannya pada tubuhku. Ada sisa pisang, tissue yang berisi lapan atau bahkan ingus, aku sudah tidak tahu lagi. Rasa dingin dari sampah-sampah absah dan berbau kuoleskan pada tubuhku. Aku menangis tanpa henti dan merasa malu. Rasanya seperti aku sekarang sudah benar-benar sangat hina. Aku yang dulu selalu dilayani oleh pembantu dan dimanja, menjadi pusat perhatian, tidak pernah menggunakan barang yang tidak branded kini harus mengooleskan sisa makanan orang dan sampah-sampah kulit dan makanan expired ke seluruh tubuhku seolah ini adalah sabun.

“Bersihkan diri loe dengan sampah karena sampah itu jauh lebih mulia dari lonte kayak loe,” ujar seorang perempuan lain sambil meludah ke depanku.

“Jilat ludah gw !” ujarnya membentakku. “Ludah gw itu air suci buat loe ! Minum !” teriaknya lagi sambil menendang punggungku. Aku seperti orang gila langsung menggunakan mulutku menjilati ludahnya yang ada di atas bungkus pisang dan berusaha memasukan ludah tersebut ke dalam mulutku dan menelannya dengan segala harga diri yang sudah tidak ada lagi.

Si perempuan yang menyeretku kemudian menggunakan sarung tangan dan mengambil botol kecap plastik dan melemparnya ke hadapanku, kemudian mengambil sisa sampah jagung yang sudah habis digerogoti dan melemparnya juga ke hadapanku.
“Sekarang loe harus masturbasi. Pilih mau pake sampah jagung ato botol kecap ?”tanyanya

Aku hanya terbelak kaget disuruh memilih dari dua sampah untuk memperkosa diriku. Sungguh harga diri ini sangat terluka. Aku pernah dimasukan sampah jagung di vaginaku dan rasanya sangat menjijikan dan mengerikan, apakah botol kecap akan lebih baik ? Aku sungguh bingung untuk memutuskan.

“Pilih cepat atau gw masukin dua-duanya ke vagina dan lubang anus loe !” bentak si perempuan tadi.

Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan tangan gemetaran aku mengulurkan tanganku mengambil si botol kecap memandangnya dengan lirih. Lalu meludahinya dan mulai menggesekannya ke dalam vaginaku. Ini akan menjadi tusukan yang menyakitkan…. Aku tahu itu….. aku berlama-lama memainkan botol tersebut di depan liang vaginaku, masih belum bisa menerima kenyataan harus memasukannya ke dalam liang vaginaku.

“CEPET LONTE !” sebuah cambukan menghantam payudaraku tepat di putingku membuatku menjerit dan tersungkur kedalam sampah. Kelima perempuan itu lalu terus-menerus mencambukiku tanpa ampun.

“Ampun…. Ampun….. ampun… budak ini akan menurut…. Ampun...” jeritku sambil terus menerus memasukan si botol plastik kevaginaku. Rasa sakitnya sangat luar biasa tapi aku terus memasukannya karena takut dan rasa sakit lain yang menghantamku.

“Nah gitu donk !” ujar seorang perempuan sambil dia memberi isyarat agar cambukanku dihentikan.

Mereka semua memperhatikanku dan merekam diriku yang sedang menunggangi botol kecap plastik sambil mendesah sakit dan keenakan. Sebetulnya rasa enaknya sudah hampir tidak terasa karena rasa sakit yang terus menerus mendera vaginaku dari tadi. Rasanya sangat perih dan aku tidak tahu apakah aku bisa orgasme atau tidak dari penyiksaan neraka ini. Aku akhirnya berpura-pura mendesah dan semakin lama rasa maluku kutelan, aku bergerak-gerak liar dan nakal untuk memuaskan para penontonku.

“Gila itu cewek, bisa senakal itu ya. Ngentot sama sampah !” ujar seorang pria yang menontonku.
“Jijik banget ya !”
“Lonte aja gak gini-gini amat. Emang kafir itu lebih rendah dari anjing”
“Aseng biasanya sok alim, nyatanya lebih lacur dari lonte”
“Dari cantik bisa jadi jijik kayak gini ya…...”

Aku tak lagi menghiraukan kata-kata yang mereka, aku hanya ingin ini semua berahir. Aku berpura-pura orgasme dan menjatuhkan diriku ke sampah-sampah mengira semua sudah selesai saat aku orgasme. Setidaknya biarkan aku mati.

“He Lonte,” seorang perempuan yang lain menginjak kepalaku sehinga aku membuka mataku. “Sekarang loe keluarin itu sampah plastik dari vagina loe, masukin jagung ke vagina kotor loe. Udah gitu u beresin semua sampah ini tanpa terkecuali termasuk diri loe harus masuk ke dalam 5 tong sampah ini.”
Aku bagai tersambar petir. Benar juga ! Tidak mungkin mereka membiarkan sampah-sampah ini dan sudah pasti akulah yang harus membereskannya. Aku terlalu naif jika merasa penyiksaan dan kehinaanku selesia sampai di sini.
Aku hanya pasrah dan mencabut botol plastik dari vaginaku dan memegang si sampah jagung lalu meringgis mencoba memasukannya ke vaginaku tapi sangat sulit masuk. “Tidak muat…. Tidak muat nyonya...” ujarku berusaha meminta belas kasihan pada mereka.

Tapi seperti biasa aku salah, mereka langsung menarik kedua tanganku, lalu seorang dari perempuan itu mendorong masuk sampah jagung itu ke dalam vaginaku hingga masuk walau aku menggeliat dna menjerit. Mereka belum merasa itu cukup dalam dan si perempuan yang paling dominan berdiri dan menendang jagung tersebut dua kali agar lebih menancap ke vaginaku meninggalkanku melolong kesakitan hingga mataku sekilas tidak bisa melihat apa-apa karena rasa sakit luar biasa. Sungguh rusak sudah vaginaku… aku rasa aku tidak akan bisa menjadi wanita normal lagi.

“Ayo cepet kerja sampah ! Aseng kayak kamu memang seharusnya cuma jadi budak di tanah kami !” Aku tahu mereka sangat membenci keturunan chinese sepertiku, tapi itu kan bukan salahku aku lahir di keluarga keturunan. Apakah mereka tidak tahu bahwa walau kami lahir di Indonesia sebagai keturunan tapi kami tidak pernah berhubungan dengan negara china lagi. Kami bahkan tidak bisa berbahasa mandarin. Apakah salahnya jika lahir sebagai warga keturunan ? Haruskan mereka menyiksaku dengan segini kejamnya ?

Aku berusaha berdiri, memunguti sampah-sampah bau yang bereserakan. Aku memungutinya dan memasukannya ke tempat sampah sambil vaginaku menahan rasa sakit yang sangat luar biasa karena berisikan sampah jagung. Ini jauh lebih mending daripada rasa sakit dimasuki sikat kloset tapi tetap saja sama menjijikan dan menyakitkan serta menghancurkan harga diriku sebagai manusia. Aku yang bau dan dikelilingi lalat hanya bisa menangis sambil membereskan sampah-sampah itu Tidak lupa cambukan dari perempuan-perempuan itu juga turut menghiasi kehinaanku sesekali. Jika aku terlihat lamban ataupun mereka bosa, cambuk akan melayang menghiasi tubuhku. Tidak lupa mereka terus mengejekku dan melecehkanku secara verbal.

Aku mengumpulkan semua smapah-sampah dan memasukannya ke 4 keranjang penuh. Sementara satu keranjang lagi aku hanya isi sepertiga. Aku kemudian menutup keempat keranjang tersebut dam meyimpan sampah-sampah sisanya di atas tempat sampah yang sudah tertutup. Dengan perasaan sedih aku menggeser dan memposisikan agar keempat tong sampah itu dekat dengan tong sampah kelima yang berisi sepertiga. Kemudian aku memasukan diriku ke tempat sampah kelima dan kemudian aku mengisi tempat sampah yang kumasuki dengan sisa-sisa sampah yang ada di tutuk keempat tempat sampah itu hingga penuh dan aku tertimbun sampah didalamnya. Tentunya para perempuan itu juga membantuku ketika aku tidak bisa lagu menambahkan sampah. Ketika aku selesai memasukan semua sampah, sampah-sampah di tempat sampahku sudah merendamku sampai setinggi payudaraku karena aku meringkuk di dalam tempat sampah itu. Namun mereka merasa kurang dan berjalan seidkit ke perkampungan dan membawa beberapa kantong keresek sampah baru dan membuka kereseknya lalu menuangkan seperti menyiramkan sampahnya ke atas kepalaku sehingga aku bertambah menangis di dalam tempat sampahku. Setelah aku tertimbun sampah dan merasakan bau yang semakin menjadi, mataku juga sudah tidak dapat lagi dibuka karena disekitarku penuh sampah. Aku masih bisa bernafas walau agak berat. Seperti di dalam selimut tebal. Kemudian aku merasakan mereka menutup tempat sampahku.

Aku sudah sangat keletihan dan udara semakin tipis…. Yang ada hanya kegelapan dan suara yang smeakin senyap. Kurasakan tempat sampahku diangkat dan aku kehilangan kesadaranku. Mungkinkah ini akhir dari semuanya ?

--------------------------------------------------------------

Sorry semua aku baru balik lagi, sejak Desember banyak hal yang terjadi di kehidupan pribadiku dan urusan pekerjaan yang terus menjadi. Budak ini sungguh minta maaf karena tidak ada kabar sama sekali.

Budak ini masih berhutang :
- Laporan Liburan yang akan segera hamba ini bereskan. Semoga dalam 2-3 minggu bisa ditulis dengan rapih karena sekarang sangat sulit mencari waktu untuk menulis dengan tenang.

Semoga tuan-tuan menikmati blog saya.

7 komentar:

  1. cepet bikin lanjutan nya

    BalasHapus
  2. Lanjut Hu, mnrt ane cerita yg kali ini krg bagus dibanding sblmnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hamba memang pamtas dihukum karena ini. Silshlan tuan menghukum budak ini.

      Hapus
  3. Good slut!
    Better give us detail report on your vacation, or else, you will found yourself inside a septic tank!

    BalasHapus
  4. Sulit menulis dengan tenang ?..ya iyalah 3 lobang lacurmu lagi doyan dimasukin kontol mulu..tapi seharusnya ga ada alesan buat minta keringanan buat nulis perjalanan jadi budak sex telad..toh keringanan yg lain loe ingkar janji veirin series chapter 11 harusnya udah kelar sebelum tahun baru..keringanan buat lonte kyk loe itu harusnya sedikit sekali dan konsekuensinya harusnya dikasih hukuman yg berat!! Loe harusnya gantiin hukuman Veirin di club malem..biar lega 3 lobang pemuas loe jadi penampungan peju..tapi lagi" Tuanmu masih berbaik hati,hukuman loe di permudah..posting cerita liburan + Veirin Chapter 12..Ok Lonte? Kl ga bisa mending loe ngangkang di gudang pelabuhan biar lobang pemuas lie dipuasin banyak orang..

    BalasHapus
    Balasan

    1. Terima kasih atas keringanan yang tuan berikan. Budak seperti hamba sungguh tidak pantas mendapatkannya.

      Hapus
    2. Ckckck,dah dikasih keringanan masih aje ga dikerjain you punya story.
      Kayaknya ini sundal minta di siksa ame di gilir lakik sekampung baru kelar ni story,ape dibugilin aje di tempat pelacuran biar dipake orang banyak abis itu di siksa ame lacur di sono gegara orang2 lebih milih sundal kayak you gegara gratisan.you tau kan sundal kalo cewek lebih tau caranye nyiksa sesama cewek,sakit ame terhinanye lebih dari kalo disiksa cowok.
      Besok you harus kelarin you punye story sekalian Veirin serinya.PAHAM KAN SUNDAL?

      Hapus

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...