Kamis, 01 September 2022

Business Consultant Rendahan 15

CHAPTER 15

Ketika aku terbangun di pagi hari, aku masih berada di sel tahanan dimana ada ketujuh pria yang semalaman menmperkosaku. Ketujuh pria itu masih tertidur pulas. Kembali terbayang bagaimana mereka memperlakukanku dengan kasar, mereka memakaiku dengan seenaknya dan tanpa henti serta mengoperku bagaikan mainan. Kejadiannya mirip saat aku diperkosa oleh para kuli dan supir di gudang tuan F setiap hari jumat, hanya saja mereka memperlakukanku dengan sangat beringas.


Tahanan yang ada di sini adalah tahanan sementara sehingga biasanya tiap minggu akan berbeda, kadang jika tidak ada tahanan Rieska hanya akan menggantungku terbalik dimana ada mesin setrum yang menyiksa puting dan itilku tiap beberapa menit sekali membuatku merasakn di neraka semalaman. Jujur saja kemarin adalah salah satu hukuman yang paling ringan yang pernah dilakukan Rieska terhadapku. Mungkin karena besok aku akan diserahkan ke klien sehingga ia mendapat memo dari Vanya atau nadia agar jangan menyiksaku terlalu berat.

Pagi ini aku dibangunkan oleh sipir dalam keadaan tubuh penuh sperma kering di lantai sel. Aku berdiri dibantu olehnya, aku ditariknya dengan kasar dan didorongnya ke  luar kantor polisi dalam keadaan menyedihkan. Kemudian ia melemparkan rok, kemben dan sepatuku ke arahku. Terakhir mereka melempar tasku.

Aku hanya pasrah menerima perlakuannya. Aku tidak diijinkan membersihkan diri dan harus memberikan selfieku ke Rieska sebagai bukti keadaanku masih menyedihkan ketika sampai apartemenku.

Aku segera pulang dengan hanya menggunakan kemben dan rok miniku. Aku berjalan dan menjadi pusat perhatian, mereka dapat melihat aku yang semerawut dan banyak bekas sperma kering yang masih menempel di wajah dan rambutku membuatku sangat terlihat seperti korban perkosaan masal.

Aku berjalan menyusuri jalanan dan akhirnya menemukan minimarket lalu memnbeli minum di sana dan memanggil taksi online untuk menuju apartemenku. Driver pengemudinya kebetulan tidak banyak bertanya, hanya mengintipku yang sudah serawutan dan perjalanan dilakukan dalam keheningan.

Sesampainya di apartemen aku berjalan dengan tertatih, para satpam yang melihatku berjalan dalam keadaan menyedihnya menepuk pantatku dan meraba dadaku sebelum mempersilahkan aku untuk masuk melalui basement, aku berjalan menyusuri ram dan berjalan menuju pos dimana Regi sedang duduk bersama salah satu satpam lainnya.

Aku segera berlutut menyembah Regi, "Selamat pagi tuan Regi, Budak ini kembali." Regi menginjak kepalaku dan kemudian aku berlutut dan menunduk serta mengulurkan kedua tanganku kepadanya untuk diborgol.
"Silahkan tuan Regi memborgol budaknya ini," ujarku sambil menangis.

Regi memborgolku dan kemudian ia menurunkan kembenku sehingga satu payudaraku terekspos bebas, kemudian ia menggiringku dengan menarik puting kananku ke dalam lift. "Berlutut dan taruh tanganmu di belakang kepala !" perintahnya.

Aku berlutut kemudian membuka pahaku dan menaruh tanganku yang sudah diborgol seperti para kriminal.
"Naikan wajahmu Lonte ! awas berani nunduk !" ujar Regi memaksaku menatap lurus ke depan agar wajahku terlihat. Ia kemudian menggunakan kartu satpamnya menekan semua lantai yang di lift.
"Aku akan naik ke lantai paling atas pakai lift sebelah, kunci kamarmu baru akan kuberikan di lantai paling atas !" ujar regi dengan kejam.

Aku menyadarinya aku akan dipamerkan di seluruh lantai dan besar sekali aku akan dilihat orang dalam kondisi seperti ini. Seorang perempuan muda cantik dengan sekujur badan penuh sperma kering, menggunakan kalung anjing dan buah dadanya terekspos. Aku sudah sering diekspos di apartemenku tapi tetap saja aku merasa ini sangat menyedihkan dan membuatku malu dan menangis ketika liftku tertutup. Kemudian lift terbuka di lantai lobby.

"Eh !" seorang pemuda berusia tampak 20 awal kaget melihat mendapatiku yang merasakan sangat malu. Pemuda itu menggunakan celana pendek dan baju basket kutung dan membawa dompet, gantungan kuci dan sekeresek makanan yang sepertinya ia baru ambil dari ojol online.

Ia sempat terdiam dan ragu untuk masuk.
"Silahkan masuk tuan, budak ini hanya menjalani hukuman," ujarku dalam isak tangisku.
Dia masuk dengan ragu sambil matanya memperhatikan buah dadaku dan tubuhku yang penuh sperma dan bekas cambukan.
"Are u all right ?" tanyanya

"I deserved it. I'm just a slave. My master punish me." ujarku berusaha tegar dalam isak tangisku.

Pintu terbuka di lantai berikutnya tapi tidak ada orang.

"Can i touch you ?"
"Do whatever you want with me, im just a lowly slave. I'm prohibited to resist any order."

"'well"
"you can touch me and use me as you pleased, master" ujarku pasrah.

Ia memegang payudaraku dan meremas-remasnya dan pintu terbuka kembali. Aku hanya pasrah saat di lantai belasan ada akhirnya seorang perempuan dan laki-laki yang kaget melihatku yang sedang digrepe-grepe. aku sangat malu. Sepasang pria dan wanita itu tidak masuk karena mereka sepertinya hanya ingin turun. Hanya saja kaget saja mendapati ada aku yang sedang di grepe. Tidak lama pria yang mengrepeku turun di lantainya dan perjalanan berlanjut.

Beberapa lantai aku berhenti hanya untuk dipandangi dan membuat beberapa perempuan terkaget. ada Juga segerombolan pemuda pemudi yang kaget dan tertawa mendapatiku, ada kakek-kakek yang bingung dan ada seorang ibu-ibu yang langsung mengomel dan merasa jijik melihatku. Ada juga orang yang pernah bertemu saat aku telanjang di mini market lantai satu dan dia hanya "ah Lonte ini lagi !" ia mengambil kamera hpnya dan memfotoku.

Ada juga pria yang pernah menggerayangiku saat mataku ditutup di koridor.  Ia nampak sedang mau turun juga. Hampir di beberapa lantai aku bertemu dengan orang-orang dan tanggapan dan reaksi mereka sungguh membuatku sangat menyedihkan.

Ketika aku di lantai paling atas, tentunya Regi sudaha da di sana menantiku. Ia kemudian masuk dan menyerahkan kunci kamarku, ia menyuruhku mengigit kunci kamarku. Lalu diamenurunkan kembenku agar kali ini kedua payudaraku terekspos. Belum puas, ia menekan semua lantai dari lantai paling atas ke lantai kamarku.

Aku hanya bisa terus menangis akan perlakuan kejamnya dalam mempermalukanku. Kemudian dia menutup pintu lift dan perjalanan liftpun dimulai kembali. Kali ini aku lbih takut karena orang yang turun mau ke lantai Lobby pasti lebih banyak. Liftpun bergerak satu demi satu lantai terbuka, setiap lantai terbuka aku yang terisak ini merasakan ketakutan karena takut ada orang yang masuk.

Tiba-tiba saja di slah satu lantai, pintu terbuka dan ada seorang perempuan yang masih cukup cantik di usianya yang 40an kaget tapi ia tetap masuk.Ia menggunakan dress selutut berwarna tosca. Ia melirikku dengan pandangan menghina, ia segera membiarkan pintu lift kembali menutup dan aku menemukan seorang pria yang kemudian masuk ke dalam liftku. Pria ini pernah menggerayangiku juga di lift sebelumnya. "Eh lonte yang waktu itu... kamu bener2 masochist ya. Ortu kamu gak malu apa anaknya kayak kamu ?" ujar si Pria itu sambil tangannya menjamah payudaraku yang terkekspos bebas. Kami turun beberapa lantai lagi sampai ada juga seorang bapak yang masuk dan melirikku dengan pandangan ngehina seolah-olah "anak jaman seakrang gila !"

Akhirnya tiba di lantaiku dan aku sambil berlutut berjalan keluar lift masih dengan kedua tangan diatas kepalaku dan mengigit kunci kamarku. Di sana aku disambut Regi ketika pintu lift sudah menutup. Regi menarikku berdiri dengan memelintir puting kiriku lalu menyuruhku berjalan ke kamarku dimana aku akhirnya membuka pitu kamar dan masuk ke dalam.

Begitu amsuk Kamar Regi memintaku untuk memblowjob dirinya lalu setelah ia memaksaku meminum pejunya aku baru mulai mandi membersihkan diri masih dalam keadaan terborgol.

Waktu menunjukan jam 6:45 yang berarti aku akan terlambat sampai di kantor karena seharusnya aku jam 7 sudah di kantor. Biasa jam 6:30 aku sudah harus jalan. Tapi ya sudahlah mau gimana lagi, aku segera membersihkan diri, mandi, buang air kecil dan besar, serta mencuci muka dan berdandan.

Aku mengambil bra bermotif bunga berwarna peach dan celana dalam senada. Aku sudah mengajukan untuk diijinkan berpakaian dalam hari ini karena aku akan mengunjungi klien. Karena aku diborgol jadi aku harus melepas strapnyanya dulu baru aku bisa menggunakan bra dan memasang kembali strapnya. Setelahnya aku menggunakan kemben berwarna hijau salem dan rok selutut warna white-sand dengan motif garis-garis. Aku mengambil blazer tera cotta juga untuk kugunakan nanti setelah borgolku dilepas.

jam menunjukan pukul 7.30 sekarang dan aku segera bergegas ke kantor karena sduah terlambat. Aku pasti akan mendapatkan banyak permasalahan hari ini. Aku segera turun ke basement dam meminta tuan Regi untuk melepas borgolku. Regi juga tidak berlama-lama. setelah menginjak kepalaku ketika menyembahnya ia melepas borgolku dan memintaku untuk memberikan blowjob kembali kepadanya dan satu rekannya yang ada di pos sekuriti. Setelah itu aku segera berjalan menggunakan busway dan sampai di kantor pukul 8.00

"60 menit terlambat !" ujar Imel menyambutku ke lorong depan lobby kantorku sambil melihat ke arah jam tangannya.
"Maafkan budak ini  terlambat karena...."
"Plak !" Imel menghampiriku sambil menamparku lalu menarik rambutku kasar dan membuatku bersujud. Semua dilakukannya di lorong. Di lantai ini kantor kami berbagi dengan 3 kantor lainnya, untuk tiap beberapa lantai biasanya ada satpam gedung yang juga tentunya pernah melihatku diarak polisi dalam keadaan telanjang. Satpam itu bergerak hendak menolongku tapi Imel memberinya isyarat dan satpam itu kembali seolah tidak melihat apa-apa.

"Bodo amat alesan loe apa. Sekarang loe dan gw udah dikasih instruksi untuk ngehukum loe kalo loe datang telat dari bu Nadia HR." ujar Imel sambil menyeringai keji.

"Buka seluruh baju loe ! dan lakuin dulu prosedur loe seharusnya !"

"I...iya.... Miss Imel,"

Aku segera membuka pakaian seluruh pakaianku dan merapikannya. Lalu aku merangkak ke Imel dan menyembahnya. Imel menginjak kepalaku seperti biasanya. "Setiap telat 10 menit kamu akan menjadi keset sampai jam 9:15 dimana semua staff harusnya udah hadir. Karena kamu telat 60 menit, maka selama 6 hari kerja ke depan kamu akan jadi keset ketika jam masuk, dan 15 menit sebelum jam pulang juga kamu akan jadi keset ! Ngerti ?" tanya Imel.

"T-terima kasih miss Imel atas disiplin yang diberikan oleh miss Imel !" ujarku menciumi kaki imel dengan sangat menyedihkan.
"Selama masa hukuman ini loe ada telat, posisi kesetnya gw pindahin ke depan gedung ! bukan di depan kantor lagi ! Ngerti ?"

"I..iya miss Imel...." ujarku.

Aku yang dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan collar ini kemudian merangkak masuk dan berbaring di Lobby pintu masuk kantorku. Untungnya aku masih diijinkan di dalam lobby bukan di lorong luar. Bisa sangat memalukan jika aku dilihat oleh kantor-kantor lain yang berbagi lantai denganku. Oh pakaianku yang terlipat rapi seperti biasa di simpan di meja lobby. Kali ini karena aku menggunakan Bra, braku ada di paling atas dan ini passti akan sangat membuatku risih.

Aku berbaring seperti keset di dekat pintu masuk. Tapi Imel tidak suka, ia menyuruhku membuka kakiku supaya kakiku seperti kodok. Ia juga menyuruhku menaruh kedua tanganku di belakang kepalaku sehingga posisiku berbaring sangat memalukan.

Udin sempat keluar dan dengan senang hati ia menginjak-injak buah dadaku dan wajahku, ia juga memaksaku menjilati sepatu lusuhnya sebelum ia kembali bekerja di dalam. "Hari ini gw yang bantuin loe ngepel, besok-besok jam 7 u harus ngepel dan beresin semua sebelum jadi keset jam 8 ! ngerti ?" bentak Udin sambil kakinya menginjak-injak wajahku.

"I..iya....terima kasih tuan Udin..." ujarku pasrah.
Udin kemudian menghilag dan mulailah para karyawan pada berdatangan karena jam masuk di kantorku adalah jam 9 maka jam 8.15 sampai jam 9 selalu menjadi hal yang sibuk untukku. Jika biasa aku akan menyembah mereka satu persatu dan menciumi sepatu mereka, hari ini aku cukup berpasrah diinjak-injak oleh mereka dan dilecehkan oleh mereka ketika mereka masuk. Mereka menempelkan kotoran yang mereka injak dari sepatu mereka ke perut, buah dadaku.

"Eh lonte, heels gw kotor, gw bersihin di lubang memek loe ya," ujar Zahra menyuruhku mengangkat pantatku sambil ia memasukan heels kanannya ke vaginaku. "Memek budak erva ini hanyalah keset, silahkan miss Zahra menggunakannya," ujarku pasrah.

"Eh kalo heels kiri gw bersihinnya pake lidah loe ya..." ujarnya memasukan heels kirinya ke mulutu dimana aku menjilati heels itu samppai bersih.

"Wah loe pasti telat ya sampe dihukum kayak gini !" ujar Nadia sambil ia menginjak perut dan payudaraku membuat seluruh berat tubuhnya menginjak kepadaku membautku kesakitan. Ia kemudian melompat-lompat kecil di atasku membuatku kesakitan. Kemudian ia membuah ludahnya kepada badanku dan masuk.

beberapa staff pria juga menggesekan sepatu mereka yang kotor ke tubuhku sehingga tubuhku penuh dengan tanah beas orang berkendara motor, ataupun ada juga yang agak becek membuatku melihat tubuhku sendiri sudah sangat jijik. Perempuan lain merawat payuara dan vaginanya dengan baik, tapi payudaraku kini penuh dengan kototran, bahkan vaginaku juga dimasukan sematu berkali-kali, terutama para perempuan yang berheels hampir semuanya menecepupkan heelsnya ke vaginaku. Ini membuatku sangan terhina.

"Eh lonte keset..." ujar seoarang pria yang datang paling akhir. Ia menginjak payudaraku lalu menggesekan sepatunya berkarli-kali di payudaraku membuatku eksakita, sepatu satunya digesekannya di selangkangnku, dan sungguh sepatunya penuh dengan tanah entah dia dari mana.

Ia kemudian masuk dan meninggalkanku yang masih terisak. Jam 9:15 Imel menghampiriku.
"Sana bersihkan dirimu dan mulai bekerja ! Miss Zahra dan Vanya mencarimu !"
aku segera bangun dan merangkak ke kamar mandi untuk membersihkan diriku dan merapikan wajah dan tubuhku yang sudah penuh tanah dan bekas sepatu. Tak lupa aku cebok karena vaginaku sudah dimasuki entah berapa pasang heels.

Setelah bersih dan memperbaiki riasan, sekitar pukul 9.45 aku merangkak dan mengambil laptop lalu mulai bekerja untuk mebereskan beberapa keynote dan presentasi yang akan kupresentasikan nanti. Sekitar jam 10 Vanya memamnngilku dan menyuruhku berpakaian karena kami akan berangkat ke klien G.Aku kembali menggunakan setelena yang kupakai dari rumah lengkap dengan pakaian dalam. Tapi aku tetap menggunakan collarku.

Aku dan Vanya duduk di mobil operasional kantor ditemani supir kantor. Vanya duduk di belakang sementara aku duduk di samping supir sambil memblowjobnya sepanjang perjalanan.

Setelah sampai di kantor mereka, aku diijinkan melepaskan wajahku dari selangkanagn supir kantor. Mungkin dia memuncratkan spermanya 3 kali sepanjang perjalanan dan aku ahrus menelan habis emua spermanya. Setelah sampai aku meminta waktu ke kamar mandi untuk sikat gigi dan menyegarkan kembali mulutku serta merapikan rambut dan lipstikku.

Kemudian kami diajak masuk ke ruang meeting dimana para direktur perusahaan G dan juga dengan beberapa manager yang terlibat ada di sana. Aku dan Vanya masuk dan suasananya sangat kaku.

Ada pa Ginanjar sebagai CEO dan owner perusahaan yang usianya berkisar 45, serta ada GM peruhaan yang sudah tua Pa Oliver yang berusia 60an, lalu bu Bella keponakan pa Ginanjar yang berusia 28 sebagai direktur marketing. Serta ada 3 orang pria berusia 30an yang merupakan manager sales, pemasaran, dan branding. Ada juga 2 wanita dari difisi finance. Aku tidak hafal semuanya tapi aku tahu ini merupakan rapat yang akan sangat menyeramkan.

Ruangan rapat odern dengan meja rapat yang cukup besar ini dilengkapi dengan layar dan juga memiliki suasana minimalis yang elegan, tapi entah kenapa aku merasakan aura yang sangat tidak mengenakan. Mungkin dari ekspresi pa Ginanjar yang terlampau serius menatap kami. Pa Ginanjar ini biasanya cukup ramah tapi entah kenapa hari ini suasana hatinya sedang buruk.

"Baiklah terima kasih, telah mengijinkan kami untuk mempresentasikan data-data dan apa yang dilakukan oleh kompetitor selama 1 bulan terakhir ini," Vanya membuka meeting dan mulai memperlihatkan data-data penetrasi. "Ini adalah review bulanan yang berbarengan dengan strategi milik kommpetitor juga," ujarnya menjelaskan. "Untuk secara sosial media dan engagement brand kita lebih unggul baik dari segi penambahan follower dan awareness karena mentarget anak muda yang memang ada di sosial media, akan tetapi untuk dari segi pasar dan peringkat di Modern Market terlihat kompetitor unggul karena bermain di channel anak-anak di TV dan juga di Youtube masuk ke anak-anak. Sebetulnya kedua ide ini telah kita presentasikan tapi kita memilih...."

"Bukan kita, tapi kalian mengarahkan kepada yang remaja daripada ke anak-anak," ujar Ginanjar

"Iya karena itu... kami akan mohon maaf. Bu Erva sebagai penanggung jawab kami akan bertanggung jawab sepenuhnya," Vanya memberi isyarat kepadaku.

Aku hanya bisa berdiri dan dalam keteganganku aku berjalan ke tengah ruangan.
"Aku ingin meminta maaf sebesar-besarnya karena semua kesalahan ini terjadi akibat kesalahan saya menganalisa data sehingga kesempatan ini diambil oleh kompetitor. Dengan ini saya akan meminta maaf secara benar dan siap menjalani hukuman."

Aku berlutut dan menyembah kepada pa Ginjanjar sampai mukaku di lantai. "mohon maafkan saya,"
"minta maaf yang benar ! minta maaf apa gunanaya kalo gak ada  konsekuensi dan jalan keluarnya !" ujar Bella.

"Iya bu Bella, perkataan ibu benar. Karenanya ijinkan saya meminta maaf secara tulus dan menjalankan hukuman dan disiplin sebelum saya akan mempresentasikan apa yang bisa kita lakukan untuk hal ini," ujarku.

Aku kemudian melepas coatku dan merapikannya. Kemudian aku menurunkan kembenku dan melepasnya bersamaan dengan rokku. Tinggallah aku tersisa hanya menggunakan Bra, celana dalam dan collarku.

Semua memperhatikanku. Tapi tidak ada yang menghentikanku. Aku kemudian melepas bra dan terakhir celana dalamku sebelum aku menyimpannya di sampingku dengan rapi lalu sekali lagi aku menyembah ke pa Ginanjar. "Mohon maafkan kesalahan saya, silahkan tuan menghukum saya." kemudian aku mengarah ke bu Bella dan kembali bersujud serta meminta maaf dan minta hukuman. Ini sungguh memalukan, terakhir aku melakukannya ke Pa Oliver juga, sama aku bersujud di depan mejanya dan meminta hukuman. Lalu Aku bersujud ke para manager dan juga meminta hukuman. Reaksi semua di ruangan tentunya sangat beraneka ragam, mulai dari bu Bella yang tercengong, serta kepanikan para perempuan dan juga rasa penasaran dari para manager pria.

Aku kemudian berlutut, membuka kedua pahaku dan menaruh tanganku dibelakang kepala serta membusungkan dadaku.
"s-silahkan menghukum saya, saya akan terima semua hukuman yang pantas saya terima," ujarku malu.

Vanya mendekatiku dan menjelaskan, "Karena bu erva melakukan kesalahan maka ini adalah hukuman yang akan diterima bu Erva. Pertama dia akan dicambuk 100 kali disekujur tubuhnya. Setelah itu Pa Ginanjar, bu Bella, pa Oliver dan semua manager boleh memberikan satu hukuman kepada bu Erva agar dia  jera. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami dengan kesalahan yang dibuat oleh bu Erva."

Aku hanya bisa pasrah dan bersiap menerima siksaan ini saat Vanya mengeluarkan cambuk dari tasnya.

"Ctarrr !!!"

"Aaaaarghh,......S-satu..... terima kasih..." ujarku. dengan menyedihkannya merasakan perihnya sabetan dari cambuk pertama yangg menghantam kedua payudaraku.

"Aaaarghhh d-...dua....t---terima kasih"

...
...

"Aaaarghhhhh empat puluh lima...t-terima kasih..." tubuhku mulai bergetar dan tanganku di atas kepala sudah sangat ingin kuturunkan untuk mengelus-elus tubuhku yang kini sudah penuh dengan hiasan merah bekas cambuk. Aku sudah menangis sesenggukan karena kesakitan,"

...
...

"aaargh....uhuhuhuuu..... d-de-delapan puluh -ti-tiga...." ujarku yang terjatuh, kini tubuhku bergetar karena kesakitan apalagi pukulan terakhir pas mengenai puting kanan dan kiriku sehingga rasa perihnya sangat luat biasa. Aku berusaha bangkit, mencuri-curi untuk mengelus putingku yang perih

"Blurrrgh !"  Vaginaku disepak oleh Vanya dengan sadis membuatku yang sudah becek dan kesakitan semakin menangis. "Bluurgh !" ia kembali menghantam vaginaku sembari aku kemudian aku harus kembali berlutut membuka pahaku, menaruh tanganku dibelakang dan membusungkan dadaku yang sudah habis penuh dengan bekas cambukan ini untuk terus disiksa lebih lagi.

...
...

"Sembilan puluh delapan....t-terima kasih," ujarku menangis karena sekujur tubuhku sudah perih semua. Kali ini cambukannya ke pahaku yang terbuka sehingga vaginaku menjadi sasarannya. Rasa perihnya luar biasa sampai membuatku hampir orgasme karena perihnya.

"Sembilan puluh sembilaaaaaaannnnn terima kasih !" sekali lagi cambuk itu menghantam vaginaku dan membuatku kembali tersungkur terjatuh. Dalam keadaan menahan sakit dan perih cambukan dari Vanya terus menghantam tubuh terutama vaginaku "kembali ke posisi ! kembali ke posisi !!!" perintahnya dengan sadis sambil terus mencambukku.

"Ampun...ampun.... ampun...." ujarku sambil berusaha meringkuk tapi cambukan demi cambukan tak kunjung berhenti, sehingga dalam keperihan aku menahan rasa sakitku sebisanya dan berlutut dan kembali ke posisi sambil menangis.

Aku hanya terus terisak ketika sudah kembali ke posisi dan Vanya memutar kembali cambuknya.
"Ini akan menjadi yang terakhir," uajrnya dingin.

CTARRR !!!

"S-seratus.....sakit.....ampun... huhuhu.... te-terima kasih...terima kasih...." setelah cambukan ke seratus diarahkan kembali ke payudaraku dimana tepat mengenai kedua putingku. Aku segera memeluk tubuhku sendiri karena perih di dada dan di selangkanganku yang sangat amat.

"Apa yang kau harus perbuat ?" tanya Vanya kejam.

Aku segera berhenti mengelus diriku yang kepedihan lalu bersujud ke Vanya, "te-terima aksih telah mendisiplinkan Erva. Semoga dengan ini Erva akan belajar lebih baik lagi." ujarku sambil mencium sepatunya. Vanya menginjak kepalaku dan aku tetap berlutut dan kembali ke posisiku. Berlutut dengan kedua paha dilebarkan dan tanganku dibelakang kepalaku membusungkan kedua payudaraku yang sudah penuh garis-garis merah.

"Silahkan seakrang siapa yang mau menghukum bu Erva ?" tanya Vanya sambil ia mengambil kopernya dan membuka kopernya, di dalam kopernya ada berbagai alat penyiksaan.

Ada tang, nipple clamp, spiked dildo, berbagai penjepit baju dan kertas, penjepit perangkap tikus, stunt gun, kabel dengan pencapit gerigi buaya, riding crop, cane, gerigi, sikat botol, tali, dan yang terakhir adalah lilin.

"Pa Ginanjar mau duluan ?" tanya Vanya

"Saya terakhir saja, silahkan manager dulu menghukum bu Erva," ujar pa Ginanjar dingin.

Manager yang pertama mengambil kesempatan adalah manager Branding
Ia mendekati koper dan melihat di dalam koper ada sekotak paku payung.
"Loh ada paku payung buat apa ?"
"oh ini untuk sesuatu yang lucu..." ujar vanya mengambil paku payungnya.

"Lonte, berdiri kamu !"
Aku dengan pasrah berdiri, melebarkan kedua kakiku dan tanganku masih dibelakang kepala dan membusungkan payudaraku.

Vanya kemudian menaburkan paku payung di hadapanku. "sekarang berlutut !" perintahnya.

Aku hanya bisa menangis dan dengan ragu-ragu menjatuhkan diriku untuk berlutut diatas taburan paku payung yang beberapa  tentunya langsung menancap di betis dan lututku. Rasanya sakit tapi aku hanya bisa menahan rasa sakitnya dan pasrah dengan perlakuan sadis Vanya.

"Silahkan dilanjutkan hukumannya," ujar Vanya ceria.

Manager branding ini agak kebancian, walaupun tampilannya cowok tapi dari gaya berjalan terlihat sedikit feminin. Ia kemudian mengambil nipple clamp. Ia kemudian memakaikan nipple clamp kepada  kedua putingku dan memainkan rantai penghubung kedua nipple clamp tersebut membautku merasakan  perih.

"eke mau pukul nih toket gemes 20 kali....." ujarnya sambil mengambil riding crop lalu dia mulai menghantam payudaraku dengan sadisnya sampai dua puluh kali. Aku hanya bisa  pasrah melihat payudaraku yang dinipple clamp dihajarnya.

Berikutnya manager Marketing seorang pria klinis dengan body kekar. Ia mendekati koper dan memilih-milih. "Ini perangkap tikus untuk apa ?"

"Oh bapa bisa jepit tangannya Bu erva dengan ini, atau bapa bisa suruh bu Erva  menggantungkannya untuk menjepit bibir vaginanya." ujar Vanya mengusulkan.

"Oh oke hukuman dari saya ini aja," ujarnya sambil menyerahkan dua penjepit perangkap tikus. Aku menerimanya  dan dengan hat-hati dan dengan sangat memalukan aku menjepitkannya masing-masing di bibir vaginaku. menyiksa diriku yang sudah penuh luka ini.

"Mau melampiaskan kekesalan ?" tanya Vanya menawarinya cambuk.

"Aku gak tega mukul perempuan," ujarnya.
"Kalo gitu bapa setrum aja pake stunt gun,"

"Ah aku kasih dia ini aja," ujar pria itu mengambil spiked dildo.
Ia kemudian memasukan spiked dildo ke dalam anusku, membuatku menjerit kesakitan tapi aku hanya pasrah membiarkannya.

Berikutnya manager sales mendekati koper dan mengambil banyak jepitan kertas, hampir 30 jepitan kertas ia tempelkan di tubuhku membuatku kesakikan lalu ia mengambil tang lalu menjepit itilku dan memelintirnya sampai aku menangis dan berteriak-teriak.

Aku sampai jatuh dan terkapar dilantai, punggungku langsung juga menghantam beberapa paku payung dan disebarkan menambah penderitaanku. Aku menggerang dan mengangkak di lantai  meronta.

Setelah itilku dicubit tang dan dipelintir  hampir 1 menit, ia melepasnya membuaku menangis  sejadi-jadinya.

Vanya membantuku  lagi untuk berlutut kembali. beberapa  paku payung kini menemppel di tubuhku. vanya  membersihkan paku payung yang ada di lantai sehingga lantai kembali bersih. beruntung  tadi tidak ada paku payung yang kena wajahku.

kedua Perempuan dari divisi Finance ingin menghukumku bersamaan. Perempuan pertama memilih stunt gun, dan perempuan kedua memilih sikat botol. Ia memasangkan kabel ke stuntgun tersebut. Kabel berujung capitan gerigi buaya itu dicapitkannya ke kedua puting payudaraku yang sudah di clamp. Rasanya sangat sakit sekali tapi aku hanya bisa pasrah melihat putingku lecet. Berikutnya ada dua kabel lagi yang satu dijepitkannya ke itilku dan yang satu ke lidahku. Kemudian mereka menaruh tanganku di belakang dan memborgolku.

"Eh perempuan Hina, sini nungging, taro kepala loe di lantai." ujar perempuan pertama. Aku hanya berserah. Aku menungging membiarkan kepalaku menjadi tumpuan badanku bersama dengan lututku. Kemudian kepalaku juga diinjak olehnya menambah rasa hinaku dan ia menyalakan stuntgun-nya membuatku tersetrum meronta-ronta. Aku hampir jatuh tapi kepalaku yang diinjak olehnya tertahan.

Perempuan kedua yang memilih sikat botol memasukan sikat botolnya ke dalam lubang vaginaku membuatku meraung kesakitan.

"Gw mau liat u smape squirt, kalo u blom squirt kita kana terus colok dan setrum kamu berkala." ujar perempuan itu sadis.

Maka dimulaiilah aku yang berteriak kesakitan karena vaginaku disikat dan itil, puting dan lidahku disetrum.  Rasa sakitnya sangat luar biasa sampai entah aku sendiri bingung apakah aku bisa terangsang dan sampai squirt karenanya. tapi menit demi menit berlalu dan rasa sakitku dan kehinaanku ini terus berlanjut.

Entah kenapa rasa sakitnya sangat mengerikan membuatku sama sekali tidak ada kenikmatan. Perih dari listrik dan bulu-bulu kasar di dalam vaginaku dari sikat botol membuatku merasa ingin mati. Sama sekali aku tidak merasakan sensasi erotis dalam rasa skit ini. Setruman yang mengalir ke itil, puting, dan lidahku membuatku kesakitan, belum lagi dari pergerakanku, maka sekujur tubuhku yang dipenuhi oleh jepitan kertas juga ikut berguncang dan membuatku terasa perih. Spiked dildo di anusku dan juga penjepit di kedua bibir vaginaku. Entah bagaimana semua sensasi ini mebuatku kesakitan dan entah bagaimana rasanya setruman ini tidak kunjung berakhir. Oh tidak lupa ada juga paku payung yang bersarang di lutut, betis dan bagian lain tubuhku. Setruman demi setruman dan bulu sikat yang keluar masuk vaginaku membuatku terus menjerit dan kesakitan.  aku sudah benar-benar hancur dan aku merasakan kesakitan yang sangat sampai aku akhirnya terkencing-kencing.

Mereka mengira aku kejang dan squirting, aku sendiri merasa aku  terkencing-kencing dan merasa sangat kesakitan.

Dan berikutnya semua deraan itu berakhir. Aku jatuh lemas dilantai ruang meeting. Kedua perempuan sadis itu  meludahiku yang terkapar dan kembali ke kursinya.

Vanya mencambukku yang sudah keletihan dan memaksaku untuk kembali berlutut. Ia membalikan badanku yang terngkurup hingga terlentang lalu membuka kakiku dan menaikan kedua kakiku agak mengangkang dan mencambuk vaginaku berkali-kali membuat aku kejang-kejang.

Setelah beberapa saat Vanya menarikku dan memaksaku untuk berlutut kembali ke posisi awalku.

Ini belum selesai, aku masih harus menerima 3 hukuman lagi dan aku sudah merasa ingin mati.

Pa Oliver berbaik hati, dia hanya memintaku untuk mengepel semua kekadcauan dari "squirting"ku dengan mengunakan bajuku. Aku segera mengepel dan merapikan lantai yang berceceran air lalu kembali ke posisiku.

Pa Oliver kemudian menyuruhku menjilati semua sepatu yang ada di ruangan.

Bu Bella, kemudian mengambil giliran.
"Aku rasa hukuman dariku harus membuatmu sangat jera," ujarnya sambil mencambukku. "Kurasa aku ada ide menarik," ujarnya. Ia kemudian menyuruh OB membawakan sikat WC ke ruang meeting. OB masuk dan meyerahkan  sikat WC di pintu kepada salah satu manager yang membuka pintu. OB tidak diijinkan masuk ke ruang meeting.

"Nah aku mau memperkosamu menggunakan sikat WC, kita akan pindahkan sikat botolnya ke anusmu. Ia kemudian dengan sadis mencabut spiked dildo di anusku dan mengeluarkan sikat botol di vaginaku. Kemudian dengan sadis dimasukannya sikat wc itu ke anusku sampai aku meraung-raung kesakitan. Aku menjerit minta ampun tapi ia tidak memperdulikanku. Kemudian ia menyuruhku berbaring dan mengangkang lalu memasukan sikat WC dengan kasarnya kedalam liang vaginaku. Ia memasukannya dengan paksa  bahkan memnendangnya agar masuk ke dalam. aku menjerit dan meronta-ronta tak berdaya. Menjerit sepenuh tenaga. untunglah ruangan ini kedap suara sehingga aku menjeritpun tidak ada yang sadar.

Setelah lubang vaginaku terisi sikat WC, Bella memainkan sikat WCnya dan memutar-mutarnya membuatku menjerit kesakitan. Ia juga menyetrumku dengan stuntguun berkkabel yang masih menempel ke kedua puting dan itilku. Kabel di lidahku sudah dilepasnya.

Aku disuruh jongkok seperti kodok, karena dari vaginaku ada batang sikat wc dan dari lubang anusku ada pegangan sikat botol maka kedua gagangnya mengenai lantai dan cukup mengganjal.

"Goyangkan pinggulmu agar kamu tersiksa, selama itu aku akan menyetrummu dan meneteskan lilin. Siksaan ini berakhir setelah lilin ini habis," ujar bu Bella kejam.

Aku hanya pasrah dan menuruti hukuman darinya. ia meneteskan lilin dan menyetrumku setiap beberap detik sekali dan setiap kali itu juga aku akan berusaha menjaga keseimbangan membuat tongkat sikat wc dan tongkat sikat botol bergerak karena bertumbukan dengan lantai dan membuatku semakin gak nyaman dan kesakitan. Ditambah tetesan lilin yang membasahi tubuhku. Ini sungguh pengalaman neraka selama hampir 25 menit.

Akhirnya lilin tersebut tinggal kecil dan Bella mendekatkan lilin panas itu ke itilki dan menempelkan apinya ke itilku dengan cepat sehingga lilin itu mati dan aku mejerit karena merasa itilku terbakar sejenak. Aku menangis meraung-raung kesakitan.

Bu Bella kembali duduk dan Vanya mempersiapkan aku kembali untuk siksaan selanjutnya.

Pa Ginanjar memandangku dengan tatapan dingin, "Hukumanmu adalah, kamu akan diperlakukan sebagai anjing dan seperti ini selama penjualan kita masih dibawah angka saingan. Setiap kamu meeting ke sini, kamu akan telanjang dan dituntun dari pintu masuk sampai ke sini seperti anjing, tanpa pakaian. Pulangpun bergitu. Setiap bulan kita akan evaluasi dan jika masih strategimu dibawah saingan maka semua manager akan menghukummu seperti hari ini dan aku juga akan menghukummu tambahan. Ini adalah hukumanmu Bu Erva," ujarnya tegas.

"Te-terima kasih tuan," ujarku menyembahnya dan menjilat sepatunya.

"Aaaaaarghhhhhhh......" aku kembali disetrum oleh stuntgun yang dipegang oleh bu Bella. "Sudah sekarang presentasikan idemu untuk kita, kamu tidak diijinkan melepas atribut hukumanmu !" ujar bu Bella.

Aku dengan pasrah berdiri dan memulai presentasi tentang strategi yang kami sarankan dan hitungannya. Tak lama makanan datang dan kami semua makan siang, tentu saja semua makan siang dan aku hanya berlutut  dan menjilati penis-penis untuk mendapatkan makan siangku. mulai dari memberikan blowjob ke pa Ginanjar kemudian pe Oliver dan kepada ketiga manager. Setelah aku menelan sperma kelimanya, aku diberikan makanan sisa dari perempuan-prepempuan yang dicampurkan ajdi satu dan aku memakan sisa remahan makanan mereka dalam kehinaan seperti anjing. Tanganku masih terus diborgol dibelakang dan baik nipple clamp, kabel buaya yang menempel stuntgun, penjepit kertas, penjepit perangkap tikus, pembersih wc, dan sikat botol masih menempel di badanku termasuk beberapa paku payung.

Setelah makan siang kami melanjutkan resentasi dan kebanyakan Vanya yang berbicara. aku hanya ada di sana sebagai objek penderita yang terkadang disetrum oleh bu Bella.

Setelah selesai meeting akhirnya kami akan segera kembali ke kantor kami. Jam menunjukan pukul 15:00 saat itu.

"terima kasih bu Vanya..." ujar pa Ginanjar sambil menyalami vanya lalu mendekatiku. Aku segera menyembah pa Ginanjar dan mencium sepatunya. ia hanya mengginjakku lalu pergi meninggalkanku. Begitu juga dengan bu Bella.
"kamu baru boleh berpakaian dan melepas diluar area perusahaan ini." ujar bu Bella.

"gak bu, dia gakan diijinkan melepas semua atributnya sampai di kantor kami," ujar Vanya kejam.

Kemudian Vanya melilitkan kabel yang menempel pada stuntgun dan menjepitkan stuntgunnya ke cantelan dii collarku. Kemudian ia megambil leash anjing dan mengikatnya pada collarku dan mengajakku jalan keluar dari ruang meeting dalam keadaan masih sangat menyedihkan. Vagina terisi sikat wc, anus terisi sikat botol, aku dililit kabel yang ujungnya menjepit puting dan itilku. Ada paku payung yang menempel di tubuhku dan juga ada 30 penjepit kertas yang juga menjepit tubuhku. Aku merangkak dalam kehinaan keluar dari ruang meeting menjadi tontonan semua orang di kantor perusahaan G. Semua tampak kaget melihat aku yang biasa datang sebagai tamu kehormatan di kantor ini seakrang diperlakukan kayak sampah.

Aku merangkak dalam kehinaan menyusuri kantor yang luas ini sampai akhirnya sampai ke mobil kantor dimana aku dimasukan ke dalam bagasi dan meringkuk di bagasi sampai aku kembali ke gedungku. Di gedungku aku masih harus kembali merangkak dalam keadaan telanjang. Ini sangat memalukan melihat satpam kantorku melihatku dengan pandangan remeh. Dan aku masuk ke lift, berlutut dan dengan posisi menyedihkan menaiki lift sampai ke lantai 27 dan masuk kembali ke suite kantorku.

"Wah pulangnya beneran walk of shame !" ujar Imel menyambutku.

Setiap langkah dengan vagina dan anusmu terisi bulu sikat sangatlah mengerikan. Makanya ketika semua hukumanku boleh kulepaskan aku emrasakan sakit yang luar biasa tapi juga kelegaan.

Kemudian aku kembali merangkak dan berdiam di pojokan ruangan dan mulai membuka laptopku untuk bekerja merencakan rencana yang tadi dibicarakan di kantor perusahaan G.

sekitar menjelang jam 5, baru saja aku bekerja  1 jam Nadia dari HR mendekatiku.
Ia menarik leashku dengan kasar. Aku yang terkejut hanya pasrah mengikutinya dengan merangkak. Ia membawaku keluar dari suite kantor kami

"Kau tahu setiap kamu meminta ijin menggunakan pakaian dalam, ada 30 cambukan yang akan kamu terima dimuka umum. dan muka umum yang dimaksud adalah di lobby." ujar Nadia kejam.

Aku hanya bisa pasrah dan mengikuti Nadia menggiringku yang telanjang dan merangkak ke lobby bawah. Satpam langsung berkumpul mendekati Nadia tapi mereka membantu Nadia untuk mengikatku di salah satu tiang.

"Wah non Erva telanjang gini seksi banget ya,"
"Emang lonte ternyata nih cina amoi satu..."
"Beneran boleh dicambuk ? oh lagi dihukum ya...."
"Oh berarti kalo kita ngedapetin non Erva pake BH laporin ke bu Nadia nanti bu Erva bakal dihukum cambuk di sini ?"

Kemudian satpam itu mengambil cambuk yang dibawa Nadia dan mulai bergantian mencambuk dadaku dan vaginaku. Mereka bergiliran  mencambukku dan menyuruhku menghitung dan berterima kasih setiap cambukannya. Mereka bertaruh siapa yang bisa membuat kumenangis ataupun berteriak paling kencang.

"Itu Bu Erva dari lantai 27 ya ?" uajr seorang perempuan dan temannya yang sedang membeli roti di lobby melihatku telanjang terikat dan sedang dicambuk oleh satpam.

Mereka berdua mendekat dan mendengarku menghitung dna berterima aksih di setiap cambukan buah dadaku.

"Ih.... cewek gila ya..."
"Dulu pernah diarak juga sama polisi dalam keadaan telanjang di kantor. Gosipnya sih dia itu ngelonte dan emang eksib gila gitu," ujar temennya sambil aku terus dicambuk oleh para satpam.

"ti.-tiga puluh....Ma-makasih...." ujarku kecapekan. dadaku kini sangat sakit, entah sduah berapa banyak dicambuk aku hari ini.

"Buka memek loe ! sekarang memek loe yang akan kita cambuk 30 kali juga !" ujar Satpam membuka ikatanku. "ayo pamerin memek loe buat dicambuk..." ujar Nadia.

Aku dengan berat hati tiduran di lantai dan mengakat kedua kakiku, memegang kedua kakiku yang mengakang di udara dan memaerkan selangkanganku untuk dicambuk.

"Ctarrr"
"Aaaarghhhh s-satuuuuu... te-terima aksih...." ujarku
Para satpam tertarawa.

"Ih gila liat itu miss Vnya dicambuk gitu...gw yang liatnya aja ngilu," ujar seoarang cewek yang dari tadi memperhatikanku. Ia mengambil HPnya dan merekamku.
"Sableng ya.... orang gila siang-siang telanjang dicambuk di muka umum !"


Setelah aku mendapatkan 30 cambukan, para satpam membawaku ke pos satpam di basement kantor lalu menggilirku bergantian sebelum aku dikembalikan ke lantai 27 satu jam kemudian jam 6 kurang 10.

Kondisiku cukup menyedihkan dengan penuh sperma di vagina dan mulutku. 4 orang satpam tadi menggilirku dan bermain cukup kasar. Mereka melemparku yang dalam keadaan telanjang di lantai 27 dan aku harus merangkak karena keletihan ke suite kantorku.

"Hei lonte saatnya kamu jadi keset kembali. Bentar lagi jam pulang !" ujar Imel menarikku dengan kasar dan menuruhku tiduran menjadi keset di pintu.

Ketika jam 6 tiba karyawan bergantian kelaur dari kantor menginjakku dan mejadikanku keset saat absen pulang.

"Wah badanmu penuh merah-merah gini.... jadi gak tega nginjeknya," ujar Nadia yang menginjakku payudaraku dengan kejamnya.  "Oh tolong jilat heelsku," ujarnya sambil memberikan heelsnya ke mulutku, membuatku semakin merasa hina dan rendah. Satu demi satu perempuand an laki-laki di kantorku pulang dengan menginjak badanku sebagai keset.

Aku terus menjadi keset sampai jam 7 dimana Udin si OB akhirnya ikut pulang juga.

Udin menginjakku dan membersihkan sepatu lusuhnya di atas payudara dan perutku.
"Ayo sini keluar, mau gw kunci lonte !" uajr Udin sambil menyepak vaginaku sekenanya. Aku segera bangun dan hendak mengambil bajuku yang tidak kutemukan.

"Ayo cepetan....!" uajr Udin

"Pa-pakaian saya...."

"Bo-bodo amat ! sejak u pulang dari tadi ke kantor klien kan udah gak ada !" ujar Udin menarikku keluar dari lobby. Ia mengambil tasku yanga da di lobby juga dan melemparkan tasku kepadaku. Kemudian ia mengunci pintu kantor dan meninggalkanku.

Aku kebingungan dalam keadaan telanjang, aku buka tasku dan tidak ada pakaianku di dalam sana. Aku benar-benar telanjang. Aku menelepon ke Vanya.

"Miss Vanya,"
"Apa Lonte ?" tanyanya ketus
"Ba-baju saya...."
"Oh kayaknya ketinggalan di kantor pa Ginanjar, mungkin udah dibuang kan dipake ngepel squirtmu !" ujar Vanya santai
"Gi-gimana saya pulang ??"
"Bodo amat ! itu urusan loe. Loe tetep harus ke GYM dan kalo loe bolos, loe tau kan hukuman dari misstress Laureen."
kemudian teleponku ditutup.

Dalam ekpanikan aku bingung bagaimana aku bisa pulang.
"Loe kumpulin sampah dan bikin baju dari sampah !" ujar WA dari vanya tersebut. "jangan lupa gw mau liat baju apa yang u bikin dari sampah !"

Aku benar-benar merasa terhina sekali. Tapi aku tidak memiliki pilihan. Aku mengais-ngais tong sampah yang ada di lantaiku, mencoba mencari adakah yang bisa kujadikan pakaian untuk menutupi ketelanjanganku.

Aku mengais-ngais tong sampah di lantaiku dan menemukan beberapa kresek kecil tapi tidak bisa kujadikan pakaian, aku menemukan kertas-kertas bekas makanan yang licin dan menjijikan. Aku menemukan juga ada kardus yang penuh lakban bekas paket online.

Aku kemudian mengambil sisa-sisa kertas pembungkus burger dan roti serta plastik-plastik bekas warteg dan berusaha menyatukannya dengan lakban2 bekas packing. beebrapa bungkus seperti bekas susu juga aku sobek dan buka dan aku akhirnya menempelkannya di badanku yang penting buah dada dan vaginaku tertutup walau jijik sekali rasanya. Tapi aku tidak punya pilihan. Aku segera turun dan keluar menaiki kendaraan umum dengan bau sampah yang membuatku diliatin oleh banyak orang dan menuju salah satu ruko GYM dimana setiap selasa aku harus hadir di sana. Aku juga sempat membeli onigiri di indomaret untuk makan malam seadanya. Kadang malam aku hanya makan apple atau makanan simple lainnya.  

Jam menunjukan pukul 20:00 saat aku memasuki Gym.

"Malam Erva," ujar pemilik gym on Gad yang botak. om Gad berperawakan besar dan berotot dan gym miliknya ini adalah gym khusus Pria dimana aku adalah satu-satunya perempuan yang ada di sini untuk menjadi objek siksaan para pria di sini. Jelasnya ini bukan GYM homo. ini adalah GYM para cowok-cowok dengan benefit yang latihan setiap hari selasa bisa mendapatkan pemandangan aku yang telanjang berolah raga di GYM ini. "Ih bau banget pake apa loe sampah ?"

Terus terang aku lebih menerima dipermalukan dan berolahraga di GYM ini daripada GYM hari kamis dimana aku disiksa di GYM khusus perempuan. di GYM khusus perempuan, semua perempuan yang hadir di sana hanya ingin menyiksaku dan membullyku. Setidaknya di sini mereka tidak terlalu menyiksaku hanya habis-habisan memperkosaku tapi tidak sesadis perempuan-perempuan di GYM yang akan kudatangi tiap kamis.

Ya bahkan olahragapun aku harus dipermalukan dan disiksa oleh Lauren. Om Gad ini merupakan teman dari Laureen sehingga aku akan sangat menuruti apapun yang diinginkan oleh om Gad karena aku hanyalah budak Laureen.

"I-..iya maafkan budak ini...."
"cepet lepasin trus mandi sana ! bikin ilfil !" ujar om Gad ketika aku baru masuk ke pintu rukonya. "Lepasin di luar ! bau !" bentak om Gad lagi.

Aku buru2 menanggalkan pakaianku yang dari sambungan kertas sampah dan berbagai bungkusan ini. Aku membuangnya lalu masuk dalam keadaan telanjang hanya menggunakan collarku. Aku hendak menyembah om Gad seperti biasanya tapi dia mengisyaratkan untuk aku mandi dulu. Aku segera mandi dan membersihkan diri.

Aku tahu bahwa olah ragapun aku akan sangat menderita disiksa oleh para pria di sini.

Selesai mandi aku kembali mendekati om Gad yang sedang duduk negvape. Aku berlutut dan menyembahnya dan mencium kakinya lalu aku berlutut, melebarkan kedua pahaku dan menaruh tanganku di pinggung membusungkan dadaku dan siap menunggu perintah darinya untuk menjalankan rutinitas olah ragaku.

"Wah badan loe kenapa merah-merah gini ? abis dihukum apa loe ?" tanya om Gad memperhatikan badanku yang penuh bekas cambukan.

"budak ini dihukum karena banyak menmbuat kesalahan,"
"Oke kalo gitu, kamu lari dulu 30 menit di treatmil !" perintah om Gad.
"Baik tuan," ujarku aku kemudian mendekati sebuah mesin treadmil dimana aku menjepitkan jepitan yang seharusnya ditempelkan ke baju ke putingku. Kemudian aku mulai berjalan lalu berlari dalam kondisi telanjang dan jepit menjepit putingku.

Om Gad gak puas dan mendekatiku lalu memberikanku sebuah sikat botol. Aku tau dan hanya berpasrah lalu memasukan sikat wc mengerikan itu ke dalam vaginaku yang membuatku kesakitan. Aku kemudian terus berlari dalam kondisi tersiksa. Ia juga menyuruhku menggantungkan pemberat ke kedua putingku yang dijepit dengan nippleclamp.

Om Gad kemudian menaruh sebuah kipas di belakangku, kipas tersebut telah diikatkan pada cambuk sehingga aku akan tercambuk selama kipas itu memutar dibelakangku membuat pantat dan punggungku tercambuk selama aku berlari. Aku hanya pasrah merasakan hukumanku di tempat gym ini dan berlari.

Orang-orang di gym kadang memotretku dan ada juga memvideokanku. AKu tahu pada akhirnya nanti setelah latihan berbagai macam mereka semua biasanya akan menggilirku sebelum mempersilahkan aku pulang.

Berlari setengah jam kali ini tidak terlalu menyakitkan karena biasanya om Gad pernah menyiksaku dengan lebih sadis seperti memasukan sikat botol ke vaginaku dan memaksaku berlari dengan kedua puting dijepit dengan nippleclamp yang dihubungkan ke treadmil, ditambah pernah juga aku disetrum menggunakan stuntgun saat berlari. Semua jenis penyiksaan kejam pernah aku lalui di gym ini. bahkan aku pernah berlari di treadmil menggunakan bra dan celana dalam berpaku payung dengan sebuah sikat wc di dalam liang vaginaku sambil disetrum oleh stuntgun. Itu adalah hari pertama ketika aku mengunjungi Gym ini dan membuatku sangat ketakutan setiap kali ke sini.

Setelah etengah jam berlari dalam kondisi menyakitkan aku diijinkan berhenti dan om Gad mencabut sikat botol dari vaginaku dengan kasar. Lalu kemudian latihanku dimulai, mulai dari sit up, mengencangkan berbagai otot dimana aku dalam kedaan telanjang sambil berlatih sambil digerepe-gerepe oleh pria-pria dan om Gad.

Setelah menjadi satu-satunya perempuan telanjang di GYM aku dibawa mereka untuk dimandikan dan setelah aku dimandikan oleh mereka, masing-masing menggilirku, bahkan ada dalam satu waktu aku harus melayani 4 atau 5 pria, kedua lubangku di sandwich sambil aku mengulum penis dan kedua tanganku harus memberikan handjob. Mereka memainkanku sampai jam 11 malam sebelum akhirnya aku diijinkan pulang.

Aku tidak memiliki baju sama sekali hari itu sehingga mereka melilit dadaku menggunakan tissue toilet yang kugunakan sebagai kemben dan rok. Lalu aku berjalan dengan berpakaian tissue di tengah malam menuju apartemenku yang tak jauh dari sana. Aku ketakutan tapi tidak terjadi apa-apa malam itu sampai aku sampai ke basement apartemenku.

Aku berlutut menghadap Regi yang sedang istirahat di post satpam di basement. Mengulurkan kedua tanganku setelah menyembahnya untuk siap diborgol kembali.

"Kemana baju loe, pake sok pake BH segala tadi pergi ke kantor sekarang pulang cuma pake tissue !" ujarnya meludahiku. "Malem ini gw gak jaga, shift gw udah abis tapi gw nungguin loe !" ujarnya sambil memborgolku, tapi kali ini dia memborgolku tanganku di belakang. Lalu ia merobek tissue kembenku dan menjepitkan nipple clamp. Lalu dia menyeretku dengan menarik nipple clamp menuju kamar apartemenku menggunakan lift.

Aku digiring dengan nipple clamp yang ditarik Regi, rasanya sangat perih dan sakit serta memalukan apalagi ia mampir dulu ke minimarket di lobby untuk membeli minuman lalu kembali membawaku ke kamarku.

Di kamar ia menelanjangiku lalu memperkosaku di vagina dan mulutku sebelum akhirnya melemparku ke balkon untuk bermalam di sana. Sedangkan Regi tidur nyenyak di ranjangku. Aku hanya bisa pasrah tertidur dalam kondisi telanjang di balkon.

Menambah penderitaanku, Regi menaburkan beras dan kacang hijau sebagai alas tidurku agar aku tidak nyaman selama tidur di balkon.

Hari selasa sudah berakhir,... besok rabu aku harus ke kantor Laureen dan biasanya rabu akan menjadi hari paling menyedihkan bagiku.    



- Bersambung

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...