Selasa, 29 Juni 2021

Kisah LISA dan OMNIBUSLAW

 
 Kisah ini aku tulis pas lagi rame-rame demo OMNIBUS sebelum pandemi tapi karena dihapus di forum ajdi aku post saja di sini.

 --------------------------------------

Kadang kita tidak tahu apa yang menjadi dasar pemikiran kita. Terlalu banyak imej yang kita taruh di kepala kita seperti : Penguasa pasti jahat, orang kaya itu kaya dari jerih payah orang kecil, orang china itu kaya, PKI itu jahat. Stereotype yang terus dibangun melalui banyak narasi, film, dan masuk ke otak kita mempengaruhi kejiwaan dan pemikiran kita secara mendasar dan tanpa disadari. Mengalahkan nalar dan akal sehat yang sesungguhnya masuk akal. Atau justru sebaliknya, kita terlalu percaya bahwa semua ulama itu baik, semua yang berwarna putih itu suci dan yang hitam itu jahat, serikat buruh itu berjuang demi buruh.

Tidak ada seorangpun sebetulnya yang saya mau jadi penjahat, tidak ada seorangpun yang berpikir bahwa dirinya jahat. Mereka hanya pelan-pelan melihat kejahatan kecil mereka itu wajar karena memang sepantasnya dan makin lama nurani mereka terkikis dan pada hitungan di kepala mereka, amal ibadah dan kebaikan mereka tetap lebih banyak koq daripada kejahatan mereka.

"Aaaaarghhhhhh......~~~~~" sebuah cambukan lain mencambukku yang tergantung diikat rantai berat di sebuah gudang pabrik yang setengah kosong. Pabrik ini nampak kumuh dan kotor dan dipenuhi oleh bau oli.

Sedangkan diriku tergantung, kakiku terluntai 15 cm dari lantai. Aku hanya bisa menahan sakit dalam keadaan telanjang tanpa benang sehelaipun yang menutup payudara dan vaginaku. Kulit putihku yang terawat kini sudah penuh bekas cambukan. Kedua tanganku terikat diatas dan menahan beban seluruh tubuhku. Pergelanganku terasa sangat sakit karena mereka mengikatku dengan rantai besi dan rasa sakitnya sudah tak tertahankan. Rambut panjangku terurai bebas dan wajahku sudah penuh sperma hasil pemerkosaan yang berlangsung selama 4 jam sebelumnya.

"Heee lonte gimana rasanya ? Baru juga kerja 4 jam udah kayak gitu ?" ujar seorang pria gempal sambil memegang-megang payudaraku. Kemudian dengan kasar dia memelintir puting kananku membuatku menjerit kesakitan yang membuat beberapa pria di sana tertawa.

Yah ada sekitar 30 pria di pabrik ini yang semuanya adalah buruh dari suatu pabrik. Aku disekap di salah satu gedung yang sudah lama tidak digunakan dan sudah setengah puing-puing. Hanya menyimpan barang-barang yang dibuang sayang tapi sudah tidak digunakan. Juga bertumpuk-tumpuk stok barang mati yang dibiarkan begitu saja. Sejak perusahaan ini memiliki gedung-gedung baru dan gudang-gudang baru, gudang yang terpencil satu ini jadi tidak digunakan lagi dan seolah terlupakan.

Karenanya mereka bebas menyiksaku dan membuatku menjerit tanpa perlu takut ada orang. Toh ada satpam pabrik juga diantara para buruh yang memperkosaku ini.

Selain sekitar 30an pria dewasa ini ada juga 7 orang perempuan buruhwati yang juga ikut menikmati bagaimana aku disiksa ini. Ketujuhnya masih cukup muda sekitar 19-27 tahun. Aku tidak tahu siapa saja mereka tapi ketujuh perempuan ini juga sama sadisnya dan wanita paling tahu bagaimana cara membuat wanita menderita.

"Lonte laknat," ujar seorang perempuan mendekatiku. Ia memegang handphone di tangannya dan merekamku yang dalam keadaan sangat memalukan ini.

"Lonte kapitalis cina macam loe mana tau sih tentang perburuhan ? sok tau banget sih loe ribut-ribut di sosmed sok gaya. rasain loe !"

Aku hanya bisa memandangnya dengan mata sayuku dan berpasrah. Sudah sejak sejam lalu aku hanya pasrah menyadari semua effortku untuk melawan tidak ada gunanya.

Namaku Lisa, aku mahasiswa tingkat akhir S2 jurusan bisnis di salah satu perguruan di Jakarta. Banyak yang bilang parasku cantik namun memiliki kesan jutek dan galak padahal aku termasuk ramah loh. Ada banyak beberapa karyawan kantoran, dan juga teman-teman di kampus yang juga mengejarku tetapi saat ini aku belum punya pacar karena aku sibuk dengan usaha sampinganku. Selain mahasiswi, aku juga seorang entrepreneur bisnis online shop yang sekarang sedang marak. Aku membuat brand baju sendiri bersama seorang temanku yang bernama Mona dan mulai berbisnis online. Kami mebeli baju dari Thailand dan China untuk kemudian dibuat tiruannya di Indonesia karena baju merupakan barang lantas yang tidak diijinkan diimport oleh pemerintah karena ingin melindungi UMKM di Indonesia. Karenanya aku biasa maklun ke beberapa penjait untuk membuat baju brandku dan juga menyetok di salah satu rumah yang jadi kantor operasional. Beruntung kami dari keluarga menengah ke atas yang memiliki sumber daya yang lumayan sehingga rumah yang kami jadikan kantor adalah rumah milik ayah Mona yang kami rental dengan harga sangat murah. Sedangkan aku hidup di salah satu apartemen dekat kampus. Usaha kami lumayan menjanjikan dan memiliki 10 pegawai termasuk admin dan juga tukang packing.

Kejadian ini bermula ketika dimulainya keributan OMNIBUS LAW yang membuat kericuhan beberapa hari lalu. Aku yang cukup aktif di sosmed entah bagaimana bisa ribut dengan beberapa orang di FB mengenai perbedaan pandangan kami.

Menurutku pendemo yang apalagi mahasiswa sangat konyol karena jika mereka berdemo bagaimana mereka dapat pekerjaan nanti ? OMNIBUS LAW menurutku dengan segala macam kekurangan dan kelebihannya memang membuat investor asing lebih melirik Indonesia karena upah kita sudah kalah dengan Vietnam dan dalam kondisi seperti covid sekarang ini banyak bos bos besar yang berhenti usahanya dan memilih bersantai menghabiskan tumpukan kekayaannya yang sudah berlimpah dan menutup usahanya membiarkan karyawannya terkatung-katung atau membangkrutkan usahanya. Belum lagi yang memang karena usaha mereka hancur-hancuran pada era covid ini.

Menurutku wajar sekali pemerintah emngeluarkan aturan yang pro pengusaha dan investor karena tidak adanya lapangan pekerjaan. yang penting orang bisa bekerja dulu dan dapat uang walau tidak menguntungkan. Ini strategi yang bagus menurutku dan dilihat dari banyak sisi memang banyak hoax dan menurutku memang ada pengusaha-pengusaha jahat yang selalu kerjaannya mencari celah hukum untuk mengeksploitasi buruhnya. Tapi sejujurnya praktek lapangan banyak juga yang gak berubah dan tetap saja pengusaha banyak juga yang baik hati yang bertarung dan bergelut di covid ini hanya akrena mereka memikirkan karyawannya. Aku banyak bertemu pengusaha yang sebetulnya bisa saja tutup usahanaya karena mereka sudah kaya tapi mereka tetap menjalankan usahanya untuk karyawannya.

Nah perdebatan ini menjadi semakin parah dan menjadi tidak sehat dan aku sungguh tidak menyangka kalau keesokan harinya ketika aku turun untuk pergi keluar dari apartemenku menggunakan mobil untuk mencari indomaret ada mobil yang membututiku dan menculikku dan berakhirlah aku disekap dan diperkosa habis-habisan oleh para buruh ini.

Awalnya aku berteriak dan memaki serta melawan tapi setelah tamparan berkali-kali dan siksaan cambuk dan pukulan serta cubitan yang kasar serta pemerkosaan sadis yang tidak berhenti mengisi liang vaginaku, aku menyerah. Aku diperawani dengan kasar oleh mereka dan dipakai bergilir di vagina dan mulutku.

Setelah 4 jam pemerkosaan sadis akhirnya aku digantung seperti sekarang ini dengan seluruh tubuh yang terasa remuk.

"Ka-kalian akan membayar perbuatan kalian nanti...." ujarku mengancam si perempuan berkerudung yang berdiri sambil merekamku dengan HPnya.

"Masih punya tenaga ini Lonte, berani sekali ya. Biar kuhukum kamu pake 10 cambukan di memekmu. Guys tolongin !" ujarnya si perempuan mengambil cambuk. Kemudian dua orang pria menarik kakiku agar terbuka lebar. Aku berusaha meronta tapi tenagaku yang sudah habis ini tidak emmberikan rasa perlawanan sama sekali untuk kedua buruh ini.

Tergantunga ku dalam keadaan telanjang dan kaki terbuka lebar. Dan dengan sadis si perempuan berkerudung mencambuk pangkal pahaku.

"Satu !" ujarnya diiringi teriakan jeritanku.
"dua..... tiga......empat......" aku menjerit merasakan vaginaku yang sudah perih dan bengkak karena melayani banyak pria kini didera dengan sadisnya.

"Ampun.... ampun.... apa yang kamu mau ?? aku akan bayaar kalian... please jangan giniiiAAAAAAAAAAAAA"

"enam..... tujuh......"
"Please... ampunnn aku turutin kalian."
"delapan !" si perempuan tidak peduli pada suaraku. bahkan ia tersenyum melihat penderitaanku.
"sembilan !"
Aku menjerit dalam tangisanku.
"sepuluh !"

akhirnya cambuk itu berhenti mencambuk pangkal pahaku yang entah sekarang mungkin sudah lecet atau berdarah. Aku hanya bisa menangis dengan nafas berat menahan penderitaan ini. Kenapa ini terjadi padaku.

"Gw mau loe baca ini ke kamera gw," ia memperlihatkan kertas dengan tulisan :

'Saya Lisa, berterima kasih kepada tuan-tuan semua sudah melayani saya yang hyper seks ini. Terima kasih silahkan pakai saya sepuasnya sampai pagi.'

"gw mau loe baca tanpa nangis dan muka senyum nakal menggoda. Jilat itu sperma-sperma di muka loe dan yang centil !" ujar si perempuan berkerudung.

Begitu membacanya aku langsung semakin sedih, ya mereka ingin mempermalukanku dan mencegahku melapor ke polisi dengan membuat video itu. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir sekarang.

"Please...... kenapa kalian tega. aku gakan lapor kalian ke polisi tapi aku mohon jangan..."

"10 Cambukan di Vagina !" ujar si perempuan berkerudung itu menjatuhkan hukuman kepadaku memotong pembicaraanku. Kedua pria tadi yang ada di sampingku kembali mengangkat kakiku dan melebarkan kakiku selebar yang mereka bisa. Aku hanya terus memohon ;"Please jangan gini... aku akan lakukan apapun keinginan kalian dan melayani kalian semua sampai puas, please jangan rekam aku dan paksa aku melakukan i...AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARGH!!!" sebuah cambukan menghajar vaginaku sekali lagi.

"Satu...." ujar si perempuan berkerudung berdarah dingin.

"ampun... ampun.... kamu juga perempuan kAAAAAAAn..."
"Dua !"

"Kamu jangan tegAAAAAAAAAAAAAAArgggh"
"Tiga...."

"ampun....ampun...aku akan baca suratnya sesuai keinginan kamu."
"empat..."

"Aaaargh.... please aku akan baca.... sini aku bacAAAAaaaarghhhhh"
"lima"

"Aku Lisa. Lonte kalian semuaAAAAAArghh..."
"Enam..."

"Aku Lisa, hyper seks, pakai saya sepuaAAAAAAAAAAAAAAArghhhh"
"tujuh...."

"Please... please,.... AAAAArghhh"
"delapan..."

"huhuuhhhu...... AAAAAAAA...."
"Sembilan..."

"huhuhuhuhu aku akan baca..aku akan bacaAAAAAAAAAaargh...."
"Sepuluh...." ujarnya dingin

Apapun yang aku katakan wanita kejam ini tidak mempedulikanku dan ketika dia bilang 10 cambukan dia tidak akan berhenti, satu-satunya kesempatanku untuk menebusnya adalah seakrang sebelum si gila ini kembali menjatuhkan hukumanku.

Ia tanpa berkata-kata hanya memperlihatkan kertasnya skeali lagi. "Hafalin !" bentaknya sambil mencambuk payudarahku.

"I-iya nona..." ujarku ketakutan sambil menghafal tulisanannya

Perempuan itu mengarahkan HPnya kepadaku. Aku hanya bisa terisak berusaha berhenti menangis dan....
"jangan nangis goblok !" bentaknya
"I-iya...."

"Mulai !"
"S-saya... saya Lisa, berterima kasih kepada tuan-tuan semua....(uh...) yang sudah melayani.......mmmm... saya yang hyper seks ini.....(uh...) Terima kasih silahkan pakai saya sepuasnya.........(hu..hu..hu...) sampai pagi...."

"Yang genit GOBLOK !" sebuah cambukan kembali mendarat menghajar putingku membuatku yang tergantung bergeliat dan menangis kembali. "10 Cambukan di memek dan 10 di Puting !!!" si gadis kejam itu kembali menjatuhkan hukuman mengerikan.

Vaginaku sudah sangat sakit karena sudah dicambuk 20kali sebelumnya, aku dengan wajah horror hanya bisa terbengong mencoba meyakinkan diriku bahwa ini tidak nyata dan tidak terjadi. hancur sudah vaginaku. Hancur sudah tubuhku.

"AAAAArghhh !!!!" sebuah cambukan mencambuk vaginaku.

"Itung dan bilang terima kasih !" bentaknya

"Ah.... apaAAAAAAAArghh" cambukan kedua kembali medarat di vaginaku.

"Gak itung gw cambuk terus sampe loe itung dan bilang terima kasih tiap kali dicambuk !"

"Haaaaarghhhhh !!!!" Aku kembali menjerit, "empat.... empat... terima kasih nona..."

"Dari satu itungnya Goblok. Enak banget ! yang awal2 u gak ngucapin gak diitung !"
Ia kembali mencambukku sekali lagi membuatku menjerit dan terkejang-kejang.

Vaginaku sudah sangat perih dan aku merasa vaginaku becek, mungkin becek karena darah, entah sperma yang keluar, entah hanya sakit sekali saja yang tak tertahankan.

Ctar !
"AAAArghhhh s-s-satu.... t-terima kasih nona ...." ujarku pasrah. Vaginaku kini semakin terasa perih.

"d..dua....~~~T-terima kasih....nona..."

perempuan sadis itu terus mencambuk Vaginaku sehingga dicambukan ke delapan aku sampai kejang-kejang dan merasakan rasa sakit yang sudah tak bisa aku tahan lagi. Tapi dia tidak peduli dan melanjutkan mencambukku beberapa kali. Pada fase ini aku berusaha mengeluarkan saura untuk menghitung sembilan dan sepuluh dan berterima aksih tapi tubuhku saking sakitnya sampai aku tidak bisa berkata-kata.Dan dengan kebengisannya dia terus mencambukku sampai aku melanjutkan hitungan ke ke 9 dan ke 10ku. Mungkin di total ada sekitar 5-7 cambukan tambahan yang kuterima saat aku tidak bisa berkata-kata.

Setelah 10 cambukan di vaginaku, mereka melepaskan kakiku kembali sehingga tanganku kembali menjadi tumpuan berat badanku. Berikutnya aku masih menerima 10 cambukan di dadaku sebagai hukuman.

Aku hanya bisa pasrah dan menangis lalu berterima kasih pada setiap cambukan. 10 cambukan di payudaraku yang membuat dadaku sangat terasa perih.

Sehabis hukuman tidak berperikemanusiaan itu aku akhirnya masih harus mempermalukan diriku,
"S-saya... saya Lisa, berterima kasih kepada tuan-tuan semua....(ah....ah....)" aku mendesah dan menjilati sperma-sperma kering yang ada di sekitar wajahku.
"tuan-tuan yang sudah melayani.......mmmmhhh... saya yang hyper seks ini.....(ah...)" ujarku lagi sambil memainkan lidahku.
"Terima kasih silahkan pakai saya sepuasnya sampai pagi...." ujarku sambil mencium ke arah kamera.

"Nah gitu donk," ujarnya. "Sekarang foto sambil senyum !" Seorang perempuan lain memegang KTPku yang dia ambil dari dompet dan menaruhnya di samping wajahku yang kupaksakan tersenyum untuk difoto.

Habislah sudah hidupku.
"Kamu bilang yang ikut Demo gakan punya masa depan karena bakal punya track record jelek kan. gak ada yang mau hire kami yang ikut demo kan kata kamu ? Sekarang kita liat hidup siapa yang akan lebih hancur." ujar si perempuan sadis itu.

Kemudian rantaiku diturunkan dan aku tersimpuh duduk dengan tanganku masih diatas karena rantai berat itu masih mengikatku. Aku hanya pasrah ketika cowok-cowok mendekatkan penisnya dan memuncratkan spermanya ke wajahku. Terakhir para perempuan meludahiku.

"Ya kamu boleh istirahat 30 menit sebelum kami memakaimu sampai pagi," ujar seorang buruh meninggalkanku.

Aku hanya bersimpuh dengan tanganku masih terikat di rantai. Menangis tersembab menikmati 30 menit istirahat yang mereka anugrahkan kepadaku. Seluruh tubuhku sakit dan bahkan kedua tanganku yang masih terikat di atas kepalaku tidak bisa kugunakan untuk mengelus seluruh area tubuhku yang kesakitan. Ingin aku elus payudaraku dan vaginaku yang penuh lecet dan terasa perih namun aku tak berdaya dan hanya bisa menangisi penderitaanku.

"Besok kita bawa aja nih lonte ikut demo," ujar suara beberapa buruh.
"kita bawa dan suruh dia merangkak kayak anjing buat jadi bulan=bulanan semua buruh biar dia kapok !"
"ide bagus..."
"kita siksa dia sampe pagi dan giring dia ke demo. Wah bagus banget itu !"


--------------------
 
"Aaaaaarghhhhh~~~" aku kembali menjerit ketika mereka memperkosaku lagi setelah jam istrirahatku yang hanya setengah jam itu selesai, masih ada beberapa buruh lain yang datang dan sementara buruh pria bergantian memperkosaku, beberapa buruh lain bersama dengan buruh perempuan yang ada mereka sepertinya sedang merencakan untuk demo di pagi hari.

Seorang dari mereka menginjak kepalaku di lantai kotor dan seorang yang lain memperkosa liang vaginaku. Tanganku sendiri masih terikat oleh rantai besi pendek yang mereka ikatkan di pergelangan tanganku seperti borgol.

Aku merasakannya ketika si pria yang dibelakang terus memompa vaginaku sementara buruh yang menginjak kakiku ternyata sibuk mengocok penisnya. Aku merasa terhina sekali mendapati diriku sedang diinjak kepalanya dan diperkosa, sepertinya pelacurpun mendapatkan perlakuan yang jauh lebih baik. Lebih menyedihkannya lagi aku bahkan sekarnag tidak melawan dan hanya menurut saja. Apa yang terjadi dengan diriku ? aku sudah pasrah dan menikmati penderitaan ini. Vaginaku terasa perih sekali karena didera sebelumnya tapi ada sedikit rasa nikmat juga.

Tak lama si pria yang menggenjot liang vaginaku memuncratkan spermanya di rahimku. Kemudian dia digantikan oleh pria lain yang bergiliran memompaku dengan penisnya. Sungguh aku merasa seperti seonggok daging tempat pembuangan sperma, rasanya aku hanya seperti urinoir di toilet umum.

Ketika orang kedua ini mengeluarkan spermanya di vaginaku yang rapat aku merasakan injakan dikepalaku semakin keras, si penginjakku menegang, lalu aku melihat ada carian yang meluncur dari penis orang yang menginjak kepalaku.

Kemudian rambutku ditarik dengan kasar "jilatin sperma gw dan telen !" bentak si pria kasar yang tadinya menginjak kepalaku itu. Dia mengarahkan wajahku ke penisnya dan aku dengan terpaksa menjilati penisnya yang masih ada sisa sperma dan membersihkannya. Kemudian ia menarik kepalaku dengan kasar dari penisnya dan menyeeretku ke tumpahan sperma yang ada di lantai kotor itu.

Aku tak percaya dengan apa yang harus kulakukan tapi aku tahu aku tidak punya pilihan "jilat dan telen LONTE !" bentaknya membuatku yang sudah sangat tersiksa ini harus menjulurkan lidah, menelan semua harga diriku dan menjilati sperma di lantai kotor itu.

Pria itu mendorong kepalaku sampai mukaku menempel dengan sperma di lantai saat aku menjilatinya. Sungguh menjijikan dan memalukan. Kemudian pria itu menjambak rambutku dan mengangkat wajahku ke hadapannya, "enak ga sperma gw ? bilang makasih !"

Aku hanya mengangguk-angguk sambil menangis, "i-iya tuan enak...... ter-terima kasih....huhuhhu"
Ia kemudian mendorongku hingga terjatuh dan kemudian berjalan mendekatiku yang terjatuh dan mengarahkan penisnya lalu mengencingiku. Ya dia mengencingiku. Aku hanya bisa menangis dan tersembab ketika dikencingi, ini sangat menghancurkan harga diriku. Aku benar-benar hanya toilet.

"Ah gw juga mau pipis !" ujar seorang buruh lain yang juga ikutan mengencingi wajahku. Aku hanya bisa pasrah diperlakukan seperti toilet ini. Aku hanya bisa menangis dan berharap mereka segera membunuhku saja.

"Gantian-gantian !" ujar seorang pria lain yang menyepakku untuk aku segera bangun setelah beberapa buruh selesai mengencingiku. "Loe bau, sini ke belakang dulu ikut gw" aku hanya pasrah dituntun oleh si buruh dengan posisi memalukan. Si buruh menarik putingku dan aku mengekor berjalan dibelakangnya keluar dari gedung dimana angin malam langsung menyapaku.

Rasa pengap dalam gedung hilang dan digantikan udara malam yang cukup sejuk dan melegakan. ia menarikku ke samping gedung dimana banyak sampah dan ada juga sebuah keran dan selang. Ia menyemprotku dengan selang dan menggosok badanku hingga kembali bersih dan bebas dari bau pesing.

Kemudian istirahat singkat inipun berakhir dengan dia dengan kasar memaksaku menungging dan men-doggy-style-ku di luar bangunan itu. Aku hanya pasrah dan vaginaku terasa sakit sekali dan aku yakin ada lecet karena kebrutalan si buruh perempuan sadis.
"P=pak...." ujarku ditengah dia menyodokku.
Buruh yang sedang mengenjot aku dari belakang ini langsung memelintir kedua putingku dengan kasar "kamu panggil kita Tuan, kita bos loe. Loe cuma budak seks kita !" bentaknya sambil memelintir payu daraku dengan semakin brutal. Aku hanya bisa menjerit-jerit minta ampun
"Aaargh....arrrgh....sakit...sakit.....sakit.... ampun.....ampun..... i-iya tuan...tuan..... budak seks ini tidak sopan.....mohon maaf... aaargh....ampun....ampun.....huhuhuuhh....."
Akhirnya si buruh kasar yang menggenjotku ini melepaskan pelintirannya dari putingku tapi dia tetap memainkan kedua payudaraku dengan kasar.


"T-tuan..." ujarku memelas "t-tolong jangan kasar-kasar, saya akan layani semua....huhuhu"
"eh lonte ! loe cuma benda, mau kita kasar ato enggak urusan kita. loe cuma seonggok daging yang kalo kita mau umpanin loe ke anjing juga urusan kita. Loe nurut aja." ujarnya kasar.

"i-iya tuan..." ujarku pasrah. Aku tahu bahwa kehidupanku benar-benar telah hancur.

"Pokoknya loe jangan macem-maccem ato video loe bakal tersebar."

Setelah ia memuntahkan spermanya di dalam rahimku, aku kembali disiram dan dalam keadaan basah aku kembali digiring dengan ditarik puting kembali memasuki ruangan gudang dimana mereka masih meeting dan melanjutkan pemerkosaan berikutnya.

"Ah uda balik, sekarang giliran gw" ujar buruh yang lain mengambil alih aku dan langsung dengan kasar mendorongku jatuh dan mulai memasukan penisnya ke mulutku. Sambil mulutku sibuk melayani penis, maka mereka mengubah posisiku agar aku seperti anjing dengan kepala menghisap pensi dan ada buruh lain men-doggy style aku dari belakang.

Ini adalah malam terburuk.
mereka memaksaku deepthroat dan juga menyemburkan sperma di dalam mulutku, pemerkosaan sadis bergilir ini hanya berlangsung selama 40 menit karena aku tidak kuat lagi, setelah 40 menit aku hanya tersungkur di lantai. Mereka mencambukku tapi aku hanya bergelinjut tapi tidak bisa bergerak.

Mereka membalikku dan mencambuk payudara dan vaginaku lagi memaksaku berdiri.
"Berdiri Lonte !" bentak si perempuan berkerudung yang sadis itu. "Bangun..."

Aku hanya terbaring lunglai, aku ingin berdiri dan mengikuti mereka karena rasa sakit yang menyerangku begitu hebatnya dari cambukannya tapi aku bahkan tidak bisa bergerak selain reflek kesakitan dimana tubuhku bereaksi sendiri. Kupikir aku akan mati saat itu.

Semua menjadi blank dan sedikit sedikit kulihat mereka menetesi paydaraku dengan lilin dan aku hanya merasakan rasa sakit tapi tidak bisa apa-apa.

Mereka mulai bosan dan meninggalkanku melewati malam.
beberapa kali aku setengah tersadar ketika mereka kembali mengencingiku dan beraktifitas dan mengobrol untuk demo di pagi hari.

ini adalah akhirnya dari hidupku ?

hanya ada keheningan yang tenang untuk beberapa saat dan tiba-tiba aku tersentak kaget.

Aku bangun dalam keadaan telanjang, badanku penuh dengan sisa tetesan lilin yang menempel, sperma kering, serta bau pesing.

"Ah udah bangun nih Lonte," ujarnya. "Sekarang jam 9 pagi, kita telat demo gara-gara loe." ujar si perempuan sadis berkerudung.


Kulihat hanya ada 5 orang perempuan yang ada di sekelilingku. 2 dari mereka berkerudung dan 3 lagi membiarkan rambutnya terikat rapi. Para buruh pria sedang sibuk di ujung sedang menyiapkan atribut demo di sisi gudang lain.

Dua dari mereka membawa tongkat pel yang entah darimana dan membasahinya lalu mengepel badanku yang tergeletak di lantai. Mereka menggosok badanku dengan kain pel seadanya hanya untuk mempermalukanku. jujur aku merasa sangat sedih diperlakukan sepeerti ini. Setelah puas mengambil gambarku dipermalukan seperti itu mereka menyuruhku berdiri.

"Cepet mandi dan bersihin diri loe yang bau pesing !" ujar si perempuan itu melempar sabun colek kepadaku. Aku disuruh mandi dengan sabun colek, ini sungguh menyedihkan. "loe mandi ditempat kmaren malem loe dibersihin," perintahnya.

Aku hanya pasrah berjalan dalam kondisi tangan masih terikat rantai yang dari semalam belum dibuka. Aku berjalan sementara kelima wanita yang menemaniku membawa sebuah tas dan juga tampak cekikikan merencakan kejahatan untukku.

Aku hanya bisa pasrah ketika sduah sampai ke tempat pencucianku. Dengan tangan terikat kusobek sabun coleknya dan mulai sebisanya mandi di sana menggunakan selang sementara 5 perempuan itu menontonku mandi sambil salah satu dari mereka merekamku.

"nanti videonya di share ya di grup buruh," ujar seorang wanita. "Biar cewek ini tau rasanya gimana jadi lebih rendah dari pelacur. Sok pinter banget ngajar-ngajarin kita dan ngejek-ngejek buruh bego di sosial media. Biar tau rasa, yang sok jago dan sok pinter gini cuma lonte. Nanti kita share juga di sosial media biar tau rasa"

"J-jangan.... please aku akan lakuin keinginan kalian tapi jangan gitu," ujarku memohon mendengar komentar mereka.

"c-cepet mandinya !" bentak si perempuan sadis yang dari semalam menyiksaku.
"I-iya nona..." ujarku buru-buru. Badanku yang lengket dan berbau pesing akhirnya kembali wangi. Aku hanya menggunakan sabun colek dari leher ke bawah, untuk wajahku aku hanya menggunakan air. Rambutku juga hanya kucuci menggunakan air.

Mereka berbaik hati dan memberikanku shampoo sachet.Aku segera membersihkan rambutku dan berkeramas serta menggunakan shampo sissa untuk mencuci wajah dan badanku.

"Su-sudah nona" uajrku yang mengigil karena airnya cukup dingin.

"itu lubang kloset memek kamu blom dibersihin, sini kita bersihin." ujar si perempuan sadis itu sambil mengeluarkan sikat kloset dari tas yang dibawa. Melihatnya aku langsung panik dan berusaha lari tapi dengan sigap keempat perempuan lain menangkapku dan memegang tanganku.

"Bilang ke kamera : Tolong bersihkan lubang kloset memek tempat pembuangan peju ini,"

"jangan.... please...jangan.... masih sakit banget vaginaku karena dicambuk dan diperkosa semaleman... please kasih belas kasihan. Kalian juga perempuan.... pasti ngerti gimana sakitnya....AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

Si perempuan sadis itu menempelkan jepitan kertas di puting kananku dan memutarnya dengan kasar.
"Masih gak mau nurut ?? siapa yang peduli kalo kamu kesakitan. kamu matipun kami gak peduli. Tinggal dibakar aja di sini trus sisa tengkorakmu dihancurkan dan dihaluskan jadi debu ! Ato kami bawa ke tempat kremasi dimana ada teman-teman kami yang buruh juga kerja di sana. Kamu jadi abu !"

Aku hanya bisa terisak akan penderitaan ini dan akhirnya aku menatap kaemra.
"Nona,nona, silahkan bersihkan lubang kloset tempat pembuangan peju ini." ujarku ke kamera dan berikutnya mereka dengan kejam langsung menyodokan sikat kloset WC ke dalam liang vaginaku. Awalnya susah untuk amsuk tapi mereka tidak peudli merangsang vaginaku dan memasukannya dengan sadis.

Aku menangis dan meringgis ketika mereka mulai memasukan ujung sikat itu dan ketika mereka mendorongnya masuk aku menjerit melolong sejadi-jadinya. Bereka mengubek-ngbek liang vaginaku dengan sikat itu beberapa kali dan akhirnya mencabutnya dengan Kasar.

"hancur vaginaku... hancur......" jeritku menangis. "hancur....hancur......huhuhuuhu...."

Belum selesai aku meratapi dan menangisi vaginaku yang kini mungkin tidak ada pria yang mau menikahiku akrena aku inis udah sangat rusak tiba2 sebuah tampran membungkamku "Loe kudunya berterima aksih, loe merusak video kita. Abis beres dibersihin bilangnya : "Terima kasih telah membersihkan lubang kloset Lisa supaya bisa digunakan kembali." bentaknya.

"ulang retake dari awal ! Kalo gak sebagus tadi kita ulang terus !" bentaknya

Air mataku tidak bisa berhenti dan aku merasa benar-benar sudah hancur tidak ada lagi sisa kemanusiaanku. Aku hanyalah toilet.
"Nona, silahkan bersihkan lubang kloset tempat pembuangan peju. Lonte Lisa kotor ini patut dibersihkan..." ujarku merendahkan diri agar semua ini cepat berakhir.

"ah...ah...hhhh....hhhhh AAAAAAARGHHHH !!! AAAARGGGGHHHH " kau hanya terus menjerit ketika proses mengerikan penghancuran vaginaku diulang sekali lagi. Kali ini mereka mengubek-ubek dengan lebih aksar, kurasa ada lecet-lecet di dalam liang vaginaku yang bertambah parah.

Setelah semenit yang berasa berjam-jam mereka mencabutnya.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAaaarghhh. hhhh....hhhh..hhh..." aku menghela nafas lega walau vaginaku masih terasa hancur.
"T-terima ...terima kasih telah membersihkan lubang kloset Lisa si lonte supaya bisa diperkosa kembali. terima kasih..." ujarku menutup rekaman memalukanku.

"Pinter......" uajr si perempuan itu. "Kamu emang bakat jadi lonte lacur budak seks !" ujarnya sambil meludahiku.
"Sana bersihkan wajahmu, kita akan segera gabung ikut demo !" ujarnya lagi.

Kemudian aku digiring berjalan ke tempat para pria di pojokan gudang. Kulihat ada banyak spanduk dan ada berbagai peralatan lain juga. Kulihat ada sebuah anvil besi besar di sana. Ada juga rantai dan berbagai peralatan dan palu besar dan juga peralatan lainnya.

Apa yang akan mereka lakukan padaku ?

Aku sepertinya akan dibunuh. Aku sduah sangat takut sekali.

"Oh Lisa udah beres ya. Tolong rambutnya dirapihin ya. Alat demo kita yang ini kan harus tampil baik !" ujar si cowok tersenyum.

beberapa cewek kemudian merapikan rambutku, mereka mengatur rambutku agar terlihat rapi dengan kepangan kecil di kedua sisi yang dijadikan seperti mahkota disatukan di belakang kepalaku, sebagian besar rambutku tetap terurai.

[PIC]

Kemudian mereka memakaikan semacam collar besi ke leherku, kemudian aku ditidurkan di anvil besi besar dan mereka mamalukan baut besar untuk mengunci collar besi itu. Hanya hanya bisa pasrah menrima nasibku. "Bagaimana cara membuka besi ini ?"tanyaku ketakutan.
"Ya harus di las, tapi ini akan permanen di diri kamu budak !" ucap mereka.

Aku hanya bis menangis dan kemudian mereka memakaikan juga semacam borgol besi di kakiku juga yangmereka palu bautnya. borgol besi di kedua pergelangan kakiku ini disatukan oleh rantai 40cm dan di kaki kananku ada rantai lain ke bola besi yang berat.

Belum habis mereka kemudian mengikat tanganku dengan tali di punggungku danikatannya cukup erat sehingga aku harus membusungkan dadaku memamerkan payudaraku. Kemudian mereka menjepitkan nipple clamp yang terhubung dengan rantai ke masing-masing putingku dan menjepitnya dengan keras. Mereka mengetesnya juga dengan menarik-narik rantai kecil yang menghubungkan kedua nipple clamp tersebut.

Berikutnya mereka mengambil spidol permanen dan menuliskan
"TOLAK OMNILAWBUS PERBUDAKAN BURUH !" ditulis dengan besar dibawah Payu daraku sampai di atas vaginaku.

kemudian mereka memperlihatkan butt plug yang terhubung dengan rantai dan papan yang bertuliskan "JANGAN BUNGKAM SUARA KAMI" Tentunya butt plug itu mereka paksa masukan ke dalam lubang duburku yang amsih perawan. Sakitnya luar biasa tapi akhirnya masuk dan membuatku sangat tidak nyaman.

Aku tau apa yang akan terjadi. Aku akan menjadi salah satu pengganti spanduk.
"Kamu adalah performance art kita untuk menolak perbudakan buruh !"
"Matamu akan ditutup sehingga identitasmu akan aman harusnya," ujar si cewek sadis memperlihatkan diriku yg sudah difoto di hpnya.

Kulihat aku berdiri dengan collar besi, kedua puting dihubungkan dengan rantai, rambut yang tertata rapi. vagina tanpa buluku yang sudah kulaser. aku memang sudah tidak lagi memiliki bulu di vaginaku karena rajin perawatan laser sejak awal kuliah.

Tak lupa perempuan sadis itu memintaku menggigit rantai yang menghubungkan keuda payudaraku itu.
"Kesempatanmu adalah 10X menjatuhkan ini. Kalau kamu menjatuhkan rantai ini lebih dari 10X aku akan membuka penutup matamu supaya kamu terkenal."

Ia kemudian menutup mataku dengan kain putih sehingga matau tidak terlihat lagi, tapi aku samar-samar bisa melihat bayang-bayang tipis yang ada di hadapanku.

Mereka kemudian membawaku ke lokasi demo dengan menggunakan truk terbuka dan aku menjadi salah satu alat peraga demo mereka di monas.

"Gila itu performance dari mana ?"
"keren gila !"
"Lonte dari mana ini ?"
"Ini mah artis bokep horni !"
komentar buruh-buruh sambil memainkan tubuh telanjangku. Selama demo aku habis dipegang oleh orang-orang asing yang tidak aku lihat wajahnya dengan jelas. Tangan-tangan memainkan dan menarik puting dan juga memasukan jari mereka ke vaginaku. ada yang menjilati vaginaku di tengah teriknya demo. Aku sangat ngeri aku kena Corona karena di keramaian yang sangat berdesakan itu.

Mungkin beberapa TV nasional juga melihat dan meliputku. Suara cekrekan HP yang menandakan foto terdengar berkali-kali selama aku jadi alat peraga demo itu. Entah sudah ebrapa banyak yang melihat tubuh telanjangku. Yang memisahkan aku dan identitasku hanyalah kain putih yang menutup mataku.

Aku diarak dan dipermalukan selama kampanye. Tidak banyak yang bisa kuingat karena rasanya sangat mengerikan. Rasa sakit bekas siksaan dan juga panasnya dan sesaknya manusia membuatku berkali-kali hampir pingsan. Belum lagi sentuhan-sentuhan sensual ekploitasi yang terjadi padaku dari ratusan atau bahkan ribuan tangan.

"Kenapa mbak melakukan ini ?"tanya seorang wartawan

"Ini adalah bentuk protes teman kami ini untuk mendapat sorotan" uajr si perempuan sadis itu menjadi wakil bicaraku sementara aku menangis dalam diam dan mengigit rantai yang menyiksa kedua payudaraku.

"karena kenyataannya inilah bentuk yang mereka lakukan kepada kami para buruh. memperlihatkan bahwa buruh indonesia murahan dan budak yang siap dipakai ! sini investor, perbudak kami. Itu kan yang pemerintah lakukan dengan Undah undang ini !" ujar si perempuan disambut riuhan para buruh.

Sementara aku hanya bisa menangis karena aku tahu saat ini aku diliput tv nasional.

Setalah kamera mati, si wartawan itu juga turut menyentuh-nyentuh tubuhku terang-terangan.

Aku dioper dari sana kemari beredar seperti mereka mengoper spanduk. beberapa kali mereka memperbaiki tulisan di tubuhku dan aku hanya bisa berdiam diri mengigit rantai yang menyiksa kedua payudaraku karena tidak boleh jatuh lebih dari 10X.

9 kali tepatnya rantai itu terlepas dari mulutku. Bahkan niple clampku lepas beberapa kali. Dan ketika sore aku dibawa pulang untuk diperkosa kembali oleh para buruh, kedua nipple clampku sudah hilang entah dimana. Aku diperkosa di bak truk besar secara bergiliran.

2 Hari setelahnya mereka masih menyiksaku dan memperkosaku seacra bergilir. Sebelum mereka melepasku, aku kembali duduk telanjang tanpa pakaian di sebuah kursi, ada meja kayu di hadapanku dan si perempuan berkerudung berdiri di hadapanku.

"Nah Lisa, tanda tangan di sini !" ujar si perempuan sadis memberikan kertas kontrak yang ada dihadapanku. Aku hanya bisa mengambil bolpen dan........

-----------------------------------------------------------------------------------

"Lis," suara Mona menghentikan lamunanku yang sedang menatap jam dinding di rumah Mona yang kami sewa untuk usaha kami.

"Eh Mon," ujarku melihat ke TV yang sedang menayangkan tubuh telanjangku yang diparadekan saat demo minggu lalu. Tentunya di TV aku disensor habis-habisan.
"Polisi masih mencari siapa perempuan pelaku porno aksi saat demo kemarin dan ketika ditanya pra buruh tidak ada yang mengaku mengenalnya. Mereka selalu bilang dia datang sendiri dan pulang sendiri tidak ada yang mengetahuinya. Polisi bilang masih dalam proses penyelidikan."

"Gila ya itu cewek, pake badannya buat demo. Sinting emang ! apa untungnya bagi dia ? Murahan banget." ujar Mona mengomentari. "Mungkin hyper sex kali. kelainan" ejeknya sambil ketawa. "yang kayak gini nih yang bikin kesannya cewek tuh muarahan. Pengen gw siksa kalo ketemu cewek ginian biar gak ngerugiin orang."

"Ah....i-iya...." ujarku.

"Sejak u sakit kemaren u jadi lebih diem," ujar Mona. "Masih sakit emangnay Lis ?" tanya Mona cemas. ya aku berbohong kalau aku sakit selama minggu lalua dan charger HPku rusak makanya aku tidak bisa dihubungi hampir 4 hari. Tentinya aku tidak bercerita kepada seorangpun kalau aku diperkosa dan diparadekan di saat demo. Bahkan polisi seakrang sedang memburuku.

Untuk urusan Buruh, koordinasi mereka sangat rapih sampai saat ini polisi sepertinya tidak mencurigai ke arahku. Apalagi aku kan mahasiswi dan entrepreneur pasti tidak akan ada yang menyangka kalau aksi itu paksaan.

Aku dan Mona kembali bekerja mempacking beberapa barang bersama dengan para staffku. "Btw, skirpsi loe dah ga ada revisi ?" tanya Mona.
"gak ada sih, udah beres semua minggu lalu. kan gw pake bisnis kita jadi sumbernya makanya cepet di ACC tanpa revisi," ujarku. "Tinggal tunggu wisuda."
"Enak bener tengah semester Skripsi dah beres ! Dunia ini emang gak adil !" Mona langsung manyun.
"Suruh siapa loe cari topik berat-berat." timpalku.
"Loe tidur ama dosen pembimbing loe ya !" tukas Mona becanda.
"Heeee sembarangan ngomong !" uajrku melempar paket baju yang sedang kupacking ke muka Mona. Kami tertawa dan ngomongin ebberapa teman dan dosen sambil packing dan mengurus beebrapa hal untuk toko online kami.

"Stok lusa harus diitung ulang deh," ujar Mona yang kesulitan mencari satu barang. "Ini yang pesen ada 4 orang stok tinggal 3, gimana coba ?"

"Biasa staff, pasti salah itung pas awal masukin stok." keluhku.

"Ci HPnya bunyi," ujar salah satu staffku yang sedang packing melihat HP di mejaku yang nyala mati.
"Oh iya !" aku melihat HPku dan ternyata hanya alarm menunjukan jam 4 sore. Seketika aku menghela nafas.
"Gw cabut ya, gw mau balik dulu. Dah jam 4." ujarku.

"Biasa u di sini sampe malem sekarang cuma sampe jam 4 ?" protes Mona.
"gw kan emag sering pulang sore makanya Skripsi gw cepet beres. Mau masak buat makan malem, beres-beres. lagian cuma packing urusan anak-anak ajalah. Kan dah dibayar gajinya biar gw bisa leha-leha dikit !" ujarku sekenanya ke Mona.

"Ya udah ati-ati," ujar Mona.
"Jangan kecapean, loe baru sembuh !" ujarnya lagi.

"I-iya..." aku berjalan keluar ke mobil Ertiga silver stone yang kuparkirkan di depan rumah Mona. Ya walau sebetulnya papakus empat menawarkanku menggunakan BMW dan beberapa sedan lainnya aku memilih Ertiga karena beberapa alasan yang penting. Ertiga sudah pabrik buatan Indonesia, jadi spare partnya murah dan mudah didapet. Dan mobil Suzuki pajak dan perawatannya jauh lebih murah daripada mobil eropa atau seamcam honda dan toyota. Jadi uang jajanku bisa kugunakan lebih banyak untuk modal usaha. Selain itu karena aku berjualan barang jadi kadang ada pembelian B2B juga yang perlu mengantar barang, mobil Ertiga yang kapasitasnya besar lebih mudah. Avanza terlalu amhal, dan Mobilio perwatannya mahal, jadi setelah mengobrol dengan banyak orang akhirnya kupilih Ertiga Silver Stone yang juga supaya kalau aku malas mencuci tidak terlalu terlihat kotor.

Sesuai kata Gary Vee bahwa yang penting fungsinya, jangan gengsi apalagi masih pake duit papa. Papaku sebetulnya protes katanya kalau aku pakai mobil beginian nanti cowok yang deketin aku gak kaya. Kalo pake BMW yang deketin at least yang levelnya diatasku ato selevel ekonominya. Tapi aku bilang bahwa aku mau kaya sendiri bukan jadi istrinya orang kaya. Ntar dia selingkuh ato mati ato bangkrut aku gimana kalau aku tidak bisa menghasilkan uang sendiri. Tapi aku bilang aku mau budgetnya BMW tapi sisanya aku pakai Usaha. Papaku langsung setuju dengan syarat aku ahrus mengajukan bisnis planku kepadanya dan dia harus approve. Tapi nyebelinnya setelah usahaku lumayan papa bilang aku harus bayar cicilan hutangku untuk beli mobil dan modal usaha. Gak apke bunga sih, tapi akta papa supaya aku bisa bangga sendiri nanti di masa depan kalau ini semua hasil jerih payahku, papa cuma minjemin aja, bukan kasih modal.

Mungkin hidupku sudah nampak sangat gemilang dengan kondisiku sekarang, ya omset perusahaan kecilku sekarang dengan berjualan pakaian dengan aku dan mona menjadi modelnya sudah mencapai 500-600 jutaan Dengan harga pakaian 100-200rb dan sehari terjual sekitar 100-150 paket.

Untungnya sebetulnya hanya 20% satu transaksi keuntunganku paling ebsar adalah 50rb. Jadi keuntungan bersihku dengan Mona sekitar 100-150juta. ubayarkan pegawai Packing dan staff 10 Orang dengan oeprasional sekitar 50juta perbulan. Sisanya aku bagi dua. Lumayan banget untuk anak kuliah sepertiku.

Tapi sejak kengerian kemarin semua sekarang berubah. Aku tidak lagi pulang ke apartemenku, melainkan aku pergi beberapa KM menuju area pabrik dimana aku diperkosa. Aku baru saja kemarin menyewa sebuah kosan sederhana murah. hidupku sudah berubah drastis sejak dilepaskan oleh para buruh.

Aku kini dalam genggaman mereka, kalian tentu ingat si perempuan sadis berkerudung yang selalu menyiksaku. namanya Nur. Nur memintaku menyerahkan buku tabunganku dan menyita semua uangku. Lebih tepatnya diambil olehnya. beruntung aku tidak bodoh. Aku memiliki 2 tabungan, yang satu kugunakan untuk sehari-hari dan yang satu kugunakan untuk menabung dan simpanan. Kebanyakan uangku disimpan di tabungan yang menabung, tabungan ini juga sebetulnya uangnya tidak begitu banyak karena kebanyakan dalam bentuk deposito dan juga obligasi pemerintah. Sehingga aku hanya menyerahkan tabungan harianku yang langsung dikurasnya habis. Isinya hanya ada 20 jutaan dan sekejap mereka ambil.

tanpa mereka ketahui aku segera mengamankan tabungan utamaku dan menyimpannya dalam brankas bank. Aku bilang aku hanya anak kuliah karena aku memang masih berkuliah dan aku mengaku semua hartaku adalah harta papaku. Mereka percaya dan hanya mengambil tabungan harianku yang menurut mereka cukup banyak jumlahnya untuk mahasiswi. Kubilang aku sudah mau lulus jadi aku memang mencari kerja dan tidak lagi mendapat uang jajan lagi.

Nur kini memiliki akses untuk mengecek mutasi rekeningku dan aku harus hidup dari pendapatan gajiku saja tidak boleh aku mendapat uang dari papaku atau dari siapapun. Setiap dia melihat transaksi mutasi uang masuk ke rekeningku yang bukan gajiku dia akan menyitanya. Sisanya aku bebas gunakan untuk kehidupanku. Lalu dari mana aku mendapatkan gajiku ?

Aku sekarang dipaksa kerja sebagai buruh oleh Nur. Bukan buruh biasa, melainkan buruh seks. Gajiku sesuai dengan gaji buruh UMK yaitu 4.2juta sekian. bagaimana para Buruh itu menggajiku ?

Nur menjualku kepada buruh-buruh di pabrik-pabrik sekitar dengan harga cukup murah. Yaitu 50 ribu sekali crot bebas di lubang manapun atau 300ribu sejam bebas crot di semua lubangku. ya sungguh hargaku bukanlah harga pelacur hotel kelas menengah, hargaku adalah harga pelacur kelas buruh. Sungguh menyedihkan.

Jika aku sedang tidak laku, Nur dan teman-teman buruhnya akan menyiksaku dan memvideokanku untuk dijual videonya dengan harga 20rb/copy di secret chat telegram agar tidak bisa di forward dan dishare oleh penerima video tersebut.

Aku sekarang tinggal di sebuah kosan sederhana sementara apartemen papaku yang biasa kutinggali kubiarkan saja kosong. Sebetulnya ini lebih menyedihkan dari kosan sederhana campuran tempat tinggal para buruh pabrik. Nur mengaturkan agar aku tinggal di tempat ia ngekos. Dan akrena merupakan kos campuran dan sudah tidak ada kamar lagi maka Nur dan si pemilik Kos yang kejam menyewakan gudangnya padaku seharga 500rb per bulan. ukurannya 1,6 x 2 meter. Sangat kecil, hanya sebesar ranjang Queen Size. Dan tidak ada kasur, mereka hanya memberiku sebuah kardus untuk alas tidurku. Aku boleh membeli kasur jika sudah gajian akhir bulan nanti.

Di 'kamar'ku ini hanya ada kardus sebagai alas tidurku, kemudian sebuah mangkuk anjing bertuliskan 'LISA'. Sebuah rantai yang sudah dicor ke dinding untuk digembok ke collar yang harus selalu kugunakan di kamar. Dan ada sebuah koper tempat menyimpan pakaianku. Hanya da 3 pasang celana dalam yang boleh kugunakan saat mens. 2 Bra berwarna pink dan putih yang boleh kugunakan sesekali jika diijinkan. 10 baju atasan berupa kemben, tanktop, sabrina, crop top, dan pakaian mini lainnya. Tidak ada tshirt yang tersedia. Serta rok pendek yang kumiliki 5 buah. Sisanya ditingalkan di apartemen. Aku harus hidup dengan itu semua dibawah kekejaman Nur. Nur tinggal di kamar sebelahku dan ukuran kamarnya 2x3 meter dengan kasur busa dan sebuah lemari serta ada kipas angin dan jendela serta ada beberapa barang-barnag miliknya. Ia juga hidup sederhana tapi setidaknya tidak menyedihkan.

Aku hanya bisa pasrah memarkirkan mobilku di lapangan parkir dan berjalan ke kosan yang berjarak sekitar 200 meter dari lapangan parkir yang kubayar juga 150rb per bulan.

Aku masuk ke kosanku, dan pergi ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi aku hanya boleh berbalutkan handuk untuk berjalan kembali ke kamar. Aku kembali ke kamarku dan mengelap kering diriku dan memilih pakaian. Kuputuskan menggunakan rok mini putih dan kemben kuning muda. Lalu aku kembali berjalan ke luar Kos dan menuju tempat kerjaku. Ya Ironis dan kejam, tempat kerjaku adalah gedung gudang tak terpakai tempat aku disiksa.

Aku berjalan dan jam menunjukan pukul 6 kurang 15 menit ketika aku sampai ke gedung itu. Di pintu masuk komplek pabrik ketika aku masuk si satpam sudah mengenaliku. "langsung ke gedung belakang ya," ujarnya sambil tangannya meremas payudaraku. Aku hanya pasrah. "i-iya"

Aku berjalan menundukan kepalaku ke bagian gedung di samping belakang yang terbengkalai. Kulihat gudang tak terpakai yang sudah reot itu. Tempat terkutuk penyiksaanku.

Kulihat ada seorang yang pernah menyiksaku. Aku tidak tahu nama mereka karena saking banyaknya orang yang menggunakanku, aku hanya ingat beberapa wajah mereka.
"Ma-malam tuan," ujarku menundukan kepalaku ketika mau measuki gudang itu. Aku sambil menunduk dan melewati si pria yang menjaga pintu masuk gudang tersebut. Pintunya sebetulnya sudah tidak ada, hanya ada lubang pintu dan pintu yangs duah terlepas.

"enak aja !" tiba-tiba aku ditarik kembali keluar secara kasar.
"Buka baju loe di sini ! masuk ke tempat kerja berpakaian harus seragam. Seragam loe adalah bugil !" bentaknya. "Buka baju loe di sini, dan sebelum masuk ijin masuk dulu. Dalam keadaan telanjang u harus menyembah siapapun yang jaga dan nunggu dipersilahkan masuk. Loe gak pernah diajarin sopan santun ya ?" ia menampar pipiku dengan kasar kemudian menjambak rambutku lalu ia meludahi wajahku.

Kemudian dia mendorongku.
"buka baju loe, ato gw cabik-cabik baju loe biar pulang telanjang !" ancamnya

"i-iya tuan," ujarku pasrah. Ya ini memag SOPku sejak aku bekerja di sini 2 hari lalu, karena penjaganya bergilir kupikir aku akan lolos, tapi ternyata mereka sudah sepakat untuk SOPku.

Aku membuka pakaianku kemudian melipatnya dan menyimpannya di lantai ambang pintu untuk keset. ya setiap pulang dari pemerkosaan aku akan berpakaian menggunakan baju yang sduah jadi keset semalaman. Sungguh menyedihkan sekali bukan hidupku ini ?

"Tuan, ijinkan lonte ini bekerja," ujarku menyembah hingga kepalaku mencium ke sepatu si penjaga pintu. Dia kemudian menginjak kepalaku dengan kaki kirinya, "pinter kamu Lisa. Sana merangkak masuk kamu !"

Dia melepaskan injakannya dan membiarkanku merangkak masuk seperti anjing ke gudang kotor itu.
Inilah kehidupanku setiap malam mulai sekarang. Entah hari ini ada berapa banyak siksaan dan perkosaan yang harus kuhadapi, tapi aku terpaksa menjalaninya hingga mereka melepasku.

Kulihat para buruh mulai bermunculan siap menggilirku...... dan penderitaan panjangpun akan dimulai.


============================

"Aaaaarhhh" aku menjerit merasakan setruman di tubuhku, "Ctar !!!.... Ctar...!!!" suara cambukanpun tak berhenti menghiasai tubuhku yang bergelinjut karena tersetrum dan tercambuk.

Tubuhku telanjang bulat, hanya menggunaan collar anjing berwarna hitam. Kedua tanganku terikat di atas kepalaku. aku berdiri jingjit dalam posisi telanjang. di kedua putingku terdapat jepit buaya merah dan hitam yang tersambung pada kabel dan bermuara di suatu alat listrik yang menyambung lagi pada sebuah accu. Alat itu mengatur agar aku tersetrum 1-30 detik secara random dan beristirahat 5-30 detik secara random. Selain itu ada sepasang jepit buaya juga yang menjepit masing-masing bibir vaginaku. Sementara lubang anusku dimasuki oleh butt plug yang terikat pada rantai sepanjang 20cm, tergantung diujungnya sebuah Papan bertuliskan "LONTE"

Bukan hanya itu,  ada juga dua buah kipas angin yang sudah dibongkar. Motor kipasnya diikatkan kepada cambu yang sudah diatur agar berputar dan mencambuk horisontal membelah buah dadaku yang dijepit oleh jepit buaya. Satu lagi kipasnya diatur untuk mencambuki pantatku. Dan yang menyedihkan adalah, aku hanya seorang diri dicambuk dan menderita di sana. Hanya ada sebuah kamera HP live yang menyala dan juga merekamku.

Nur dan kawan-kawannya telah hampir setengah jam meninggalkanku dalam keadaan seperti ini. Mereka entah ada di mana me,biarkanku tersiksa menjerit-jerit sampai parau. Aku kehausan dan menderita tapi rasa sakit yang menderaku tidak kunjung berhenti.

Putingku sudah terasa sangat sakit dan terasa sobek. Listrik yang menyengatku melalu puting dan bibr vagina membuatku bergelinjut tak karuan. Apalagi tubuhku tergantung dan hanya bisa mencapai lantai dengan berjingjit dengan ujung jempolku. Benar-benar setengah jam rasa neraka. Belum lagi cambukan dari kipas angin yang tidak berhenti-hentinya mencambuk dadaku dan pantatku. Payudaraku sudah terasa lecet dan pantatku sudah merah.

"Aku mohon.... hentikan.....AAAAarghhh" aku masih berusaha, berharap Nur tidak benar-benar meninggalkanku. Tapi 5 menit berikutnya hanya ada penderitaan tanpa henti.

Aku sudah merasa akan mati ketika Nur muncul menginjak pakaianku yang jadi keset di pintu gedung gudang reyot ini.

"Belum mati juga," ujarnya enteng.

Aku hanya menangis sesengukan, "ampun.... maafkan budak ini.....huhuhu..."

Nur mematikan kipas dan alat penyetrumku. Sementara aku tergantung lunglai.
"T-terima kasih....." ujarku lirih. Itu sudah SOPku jika aku habis disiksa aku harus mengucapkan terima kasih. Jika aku lupa mengatakannya maka Nur akan menghukumku dengan sadis dengan menjepit lidahku, menyetrum lidahku, menyuruhku menjilati lantai kotor di gedung reyot ini, mebersihkan toilet urinoir di WC pria menggunakan lidahku, pernah juga selama seminggu aku harus makan ditemani sperma fresh baik sarapan, makan siang, atapun makan malam, aku tentunya ahrus memvideokan semua kegiatan makanku selama seminggu itu dan melaporkannya pada Nur. Tapi yang paling kejam yang pernah terjadi adalah menjilati penis anjing liar dan menelan spermanya.Sejak itu sesadis apapun hukumannya aku akan selalu berterima kasih.

"Ayo bilang ke viewermu," ujarnya sambil menyuruhku melihat ke kamera yang terpasang mengabadikan momen penyiksaan menyedihkanku selama setengah jam itu.

"Te-terima kasih, tuan dan nona sudah membeli video dan menikmati penderitaan saya. Sudah sepantasnya saya menderita semua tuan dan nona bisa menikmatinya." Ujarku perih.

Nur kemudian mematikan HP yang merekamku dan menyuruh bawahannya seorang pria untuk melepasku yang 'tergantung'

Kini Nur bukan lagi seorang buruh. Sudah 2 tahun sejak aku menjadi buruhnya Nur. Selama 2 tahun banyak yang terjadi pada kehidupanku.

Awalnya setelah beberapa bulan aku menjadi buruh sex salah satu videoku sepanjang 2 menit menjadi viral. Awalnya video ini sangat laku dijual oleh Nur dengan harga 20ribu rupiah. Tapi ada sekitar 300,000 orang buruh yang membelinya dari Nur sehingga Nur kaya Mendadak.

Video yang sangat memalukan dimana aku sedang menghisap penis anjing kampung dengan mulutku dan saat bersamaan aku di doggy style oleh salah seorang buruh.

Video itu dimulai dengan aku memperkenalkan diri dalam keadaan telanjang dan hanya menggunakan collar anjing.

"Saya Lisa, saya adalah budak sex yang akan menghibur tuan-tuan semua" ujarku dalam nada yang sangat pasrah dan menyedihkan.

Dengan mata sayu kemudian aku mendekati seekor anjing dan mengelusnya lalu mulai memijat penis anjing itu dan mulai mengoralnya. Sambil itu ada seorang buruh mendekatiku dan menggunakanku.

Video berdurasi 2 menit itu entah bagaimana bisa bocor dan tersebar luas. Bahkan keluargaku, Mona, dan teman-temanku banyak yang mengontakku. Aku selalu menyanggahnya, kubilang itu orang yang mirip saja dan kebetulan namanya sama. Aku mencoba berakting tertawa menanggapinya dan berusaha cuek walau batinku sebaliknya.

Tiap malam saat itu aku menangis di gudang kosanku yang hanya beralaskan kardus.
 
Tak lama setelah video viralku mereda, kejadian yang mengerikan terjadi padaku.

Siang itu aku sedang menggunakan rok setengah lutut berwarna krem peach, kemben putih dan luaran seperti jaket tipis panjang tanpa kancing berwarna kuning salem. Tentunya aku tak menggunakan pakaian dalam sama sekali.

"Jadi barangnya sudah pada habis ya," ujarku memperhatikan laptopku.

"Lisa, kamu foto pake baju ini donk. Ini stoknya masih sisa dan kelaurnya sedikit !" ujar Mona menyerahkan sebuah terusan sehari-hari kepadaku.

"Oh bentar," ujarku mengambil terusan berwarna biru nautica dan putih itu.
 

"Padahal lucu" ujarku melihat rok putih yang menutup sampe setengah betis itu. Bagian atasnya tube dress dengan pitu biru tua. Ada seperti kerah tapi untuk menutupi payudara pada tube dressnya. tubenya agak rendah sehingga bagian atas payudaraku sedikit terlihat. Baju ini juga sudah ada branya didalamya sehingga dadaku terlihat lebih naik. Karena cukup seksi, ada tambahan seperti shawl berwarna putih kebiruan yang diikatkan seperti pita di leher. Manis sekali bajunya dan aku menggunakan sepatu putihku untuk difoto sebagai katalog.

Di tengah proses memfoto, tiba-tiba suara mobil polisi terdenagr dan beberapa polisi masuk ke rumah yang pintunya memang jarang ditutup jika siang karena banyak orang untuk operasional.

"Saudari Lisa, anda kami tangkap dengan tuduhan porno aksi." ujar seorang polisi gendut berkumis. Sekitar selusin polisi langsung mengelilingiku dan Mona yang sedang memotretku.

"Apa apa ini Pa ?" tanya Mona
"K-kenapa ya ???" ujarku terbata-bata.

"Teman anda, nona Lisa ditangkap atas tuduhan porno aksi. buktinya sudah kami kantongi." ujar polisi.

"porno aksi ?"

"teman kamu telanjang saat demo, dan juga menyebarkan video porno dirinya. Kami memiliki semua buktinya !" ujar si polisi

Polisi itu kemudian memperlihatkan bagaimana mereka merekamku diam-diam pada malam sebelumnya dimana aku sedang merekam video porno bersama Nur dan beberapa buruh yang menyiksaku. Kemudian mereka melihatku pulang dengan baju yang sudah jadi keset dan juga ada foto aku masuk ke kosan dis ubuh hari. Dan di pagi hari aku keluar dari kosan dan menggunakan mobilku dengan menggunakan rok peach setengah lutut dan kemben putih dan berangkat ke rumah Mona.

"Kami telah mengikuti Lisa ini seminggu dan dia memang pelaku porno aksi." ujar si polisi. "bawa dia !"

Aku tiba-tiba seperti mematung tidak bisa berkata-kata. "a...aku....dipaksa....." belum selesai aku ingin berargumen, Mona mundur dan melihatku dengan pandangan yang sangat jijik seketika. Seolah semua persahabatan kita selama ini seolah lenyap seperti ia merasa dikhianati.

Mereka menarikku tanganku dengan paksa, dan sungguh terkejut mereka mengangkat rokku dan mendapatiku tidak berpakaian dalam.
"Tuh kan Lonte ini ! gak pake celana dalam ini Lonte"

aku dipermalukan di depan sahabat dan karyawanku.

"Buka bajumu di sini Lonte !" bentak si Polisi. "Toh kamu emang gak pantes pake baju."

"T-tapi...."

"nurut Lonte !" sebuah tamparan mendarat di pipiku dari si polisi.

"udah nurut aja, kamu berani berbuat ya berani bertanggung jawab donk. Lonte !" ujar Mona menimpali yang langsung membuat hatiku sedih.

"Cepet buka !" ujar polisi lain membentakku.
Aku hanya pasrah, kubuka shawlku, kemudian kubuka gaun nauticalku dan aku benar-benar telanjang bulat. terlihat bekas cambukan merah-merah di pantat, payudara dan perutku. Bukan luka parah hanya bekas-bekas cambukan yang akan hilang dalam 1 atau 2 hari baisanya. Segera polisi-polisi itu memborgol tanganku di belakang. Kemudian dengan kasar menjambakku dan menarikku berkeliling rumah ke 10 staffku.

mereka meminta semua staffku untuk meremas payudaraku dan meludahi wajahku. Ini sangat memalukan dan menyedihkan. Setelah itu salah satu Polisi menggiringku dengan menarik putingku keluar dari rumah dan aku hanya pasrah berjalan. DI luar wartawan sudah berkumpul bersama para tetangga dan memotretku yang ditarik dalam keadaan telanjang.  tetangga-tetangga juga mengabadikanku dengan HP mereka dan videoku kembali Viral.

Sejak hari itu aku hidup telanjang, bahkan dalam persidangan aku tetap tidak diijinkan berpakaian. Ketika aku mens, mereka memberikanku tampoon dan tetap saja aku harus telanjang. Aku ditahan di kantor polisi sekitar 2 minggu dengan beberapa kali persidangan. Keluargaku menjauhiku dan tidak bisa berbuat apa-apa. Aku divonis 2 tahun penjara.

3 minggu pertama aku masuk di penjara wanita dan dibully oleh para napi di sana. Mereka semua seperti Nur kejamnya. Mulai dari sipir dan sesama napi semua kejam terhadap perempuan cantik yang masuk penjara karena porno aksi.

Mereka memperlakuaknku seperti objek seks dan samsak. Aku dipukuli, dipaksa makan dari lantai. Mereka menumpahkan makananku ke lantai pada saat makan siang dan aku harus makan seperti anjing dari lantai. terkadang mereka meludahi, mengencingi, atau menginjak makananku dulu dan aku harus makan itu semua.

Terkadang mereka juga menyiksa vaginaku dengan memasukan berbagai macam barang, mulai dari sisir, penggaris, sikat wc dan banyak hal lain yang mereka masukan ke dalam vaginaku untuk mengurangi rasa bosan mereka.

Bukan saja itu, mereka sering menyiksaku. Sipir kadang datang di malam hari membangunkanku hanya untuk menggantung, mencambuk, dan menyetrumku untuk kesenangan mereka, kadang teman-teman napi juga melakukannya.

Wajah dan tubuhku penuh lebam. ini seperti aku hidup dengan 100 Nur selama 3 minggu di sana. Setidaknya setiap hari seseorang akan menendang atau menghantam selangkanganku 3 sampai 5 kali sehari. Belum lagi siksaan di payudara yang sangat banyak.

Nur datang di akhir minggu ketiga dan dia berhasil membuat deal dengan para polisi dan sipir.

Aku dikeluarkan dari penjara itu dan dirawat di rumah sakit hingga 2 minggu. Kemudian neraka yang lain datang.

Sejak aku 'dikaburkan' dari penjara mereka membuat Deal dimana setiap aku mens, aku akan kembali ke penjara dan hidup di penjara sampai mensku selesai. Tentunya aku akan disiksa di penjara dan mereka akan mengabadikanku disiksa dan konten-kontenku disiksa dipenjara akan dijual dan para sipir dan polisi mendapatkan uang banyak dari sana.

Sisanya aku akan tetap kembali hidup di luar penjara dengan Nur menjadi majikanku dan aku tetap menjadi buruh seksnya. Tiap hari ke gudang dan dibayar UMR. Masih dengan SOP yang sama dimana aku menanggalkan bajuku sebagai keset dan di subuh hari aku pulang kembali.

Aku tinggal di kosan milik Nur sekarang, Nur sudah kaya karena menjual video-video mesumku dan membeli kos-kosan dan menyewakannya pada para buruh yang lain.

harus kuakui Nur memiliki jiwa entreprenur yang hebat. Bagaimana dia memeras buruhnya (aku ini) menjadi sumber uang dan aku tetap miskin dan malah sekarang hutangku pada nur semakin banyak karena aku dibebaskan olehnya dari penjara dan bebrapa kali harus masuk rumah sakit karena disiksa berlebihan. Semua biaya itu dia jadikan hutang.

Gajiku hanya tinggal setengah UMR karena hutang yang begitu banyak dan membayar kosanpun aku tidak sanggup, aku sering kelaparan karena tidak punya uang.

Mobilku sudah dijual ke Nur untuk membantu meringankan hutangku ke Nur yang menggunung. Sebetulnya aku masih memiliki satu rekening rahasia tapi jika aku mengeceknya dan mengambil uang dari sana maka Nur pasti akan merampas uangku. Karenanya kubiarkan saja tabungan rahasiaku sampai aku dibuang Nur jika itu pernah terjadi.  

Kembali ke hari ini, hari ini aku masih menjadi buruh seks di gudang mengerikan ini.

Mereka menurnkanku setelah melepas penjepit listrik yang mengigit puting dan bibir vaginaku.

Aku bergetar karena terlalu lama disetrum, tubuhku masih trauma dan mungkin aku sudah setengah gila karena terlalu lama disetrum.

"Makasih nona.... terima kasih nona..." aku masih berkomat-kamit dan bergetar mengatakannya, berharap Nur memberikan sedikit belas kasihan pada hidupku yang benar-benar sudah hancur ini.

Aku hanya dibiarkan sebentar sebeluma da seorang buruh datang, "mana pereknya ?" tanyanya dengan logat madura yang kental.

"Oh bang, di sini," ujar Nur langsung mendekati si pria yang jalannya agak sempoyongan. sepertinya pria itu baru meminum miras oplosan. Mereka berakap-cakap sebentar dan tak lama si buruh ssetengah mabuk itu mendekatiku, kulihat kumis tebalnya menghiasi wajah tua yang mungkin sekitar 40 akhir. Badannya agak gemuk dengan perut buncit. Ketika mendekat aku mencium bau alkhohol yang keluar.

"1X aja ya Bang, yakin gak mau sejam aja ?" tanya Nur.

"sekali aja !" ujar si abang sambil melepaskan celananya memperlihatkan penis hitamnya yang penuh bulu.

"bikin gw enak, perek," ujarnya menjambak aku yang masih tersungkur dan mengigil karena trauma rasa sakit. Dia mengarahkan wajahku ke pensinya yang berbau peseing. Aku hanay bisa pasrah membuka mulutku dan mulai menjilatinya agar menegang sambil menahan jijik. Entah walau sudah puluhan bahkan ratusan penis yang memasuki mulutku, aku tetap selalu merasakan rasa jijik.

Aku menjilati dan menghisap penisnya sampai menjadi sangat tegang. Kemudian dia menarik rambutku dengan kasar dan mendorongku lalu memperkosaku dengan gaya missionary.

Ia bermain kasar dan sambil ia menyodok vaginaku, tangannya menampar wajahku dan memilik putingku dengan kasar.

"perek cina !"
"kamu laknat ! gak bisa menghargai jerih payah orang. Gw kerja mati-matian buat perusahaan loe, loe gak tau terima kasih. Bisanya cuma ngomel doank ! Laknat !" sepertinya dia sedang kesal dengan atasannya dan melampiaskannya padaku.

"huhuhu ampun tuan...Aaaaaaaaaaa Aaaaaa " ujarku saat ia memelintir putingku dengan kasar.

"Hei Perek ! kaum lu emang pantesnya diginiin." ia menamparku lagi dengan kasar. Kemudian ia meludahi wajahku.

"huhuhu.... ampun... ampun... maaf...maaf....maafkan saya Tuan... AAAAAAAAA...." ia kembali memelintir kedua putingku.

"Ampun.... ampun...." ujarku sambil dia terus menggenjot vaginaku yang sudah kesakitan. Sebelum aku disiksa, hari ini aku sudah melayani 7 orang sebelumnya dari sore.

"maaf ? loe pikir pake maaf semua beres ??" ia kembali menamparku

"huhuhuh....ampun....ampunnn..."

"cewek kayak loe tuh cocoknya minum peju gw ! cepet mohon minta peju gw !" ujarnya sambil memelintir kembali payudaraku sehingga vaginaku menjepit penisnya lebih keras.

"Ampun...Aaaaaaa... Aaaa.... i-iya...i-iya tuan....tolong jangan kasa....AAAAAAAAr.....ampun... ampun....

"Bilang apa ?" tanyanya lagi sambil menamparku.

"Tolong ijinkan buruh seks ini meminum peju tuan."

Ia kemudian mencabut penisnya dari liang vaginaku dan kemudian memasukannya ke mulutku dan memaksaku menelan muntahan spermanya. Ini sungguh menyedihkan.

Kupikir ini sudah selesai tapi kemudian penisnya yang masih keras kembali dihunuskan kembali ke vaginaku. Dna ia kembali memompaku dengan kasar.

"Goyang, jangan males perek !" ujarnya

Aku hanya pasrah, kupikir dia hanya membayar satu kali tapi ya sudahlah......

Ia terus menggenjotku sembari terus menampar dan menyiksa putingku. Sampai akhirnya ia kembali menembakan spermanya di liang vaginaku.

Ia mencabutnya dan memintaku membersihkan sisa sperma di penisnya dengan mulutku. Barulah dia pergi. Kulihat Nur sempat mengobrol dengannya dulu sebentar.

Kemudian aku yang masih kesakitan dan kekelahan didatangi Nur. Nur menendang vaginaku keras-keras sehingga aku merong-rong kesakitan.

Apa lagi salahku ? kenapa dia memperlakukanku sesadis ini ?

"huhuhu ampun...ampunn...."

"Hei Bego !" bentak Nur "Kata siapa loe boleh kasih dia bonus servis gratis ?"

"Ah ?" aku bingung

"Abang tadi bilang loe kasih gratis crot 1X di mulut karena loe pengen minum sperma..."

"-i-itu boho...(ng)" blom sempat aku bicara ia sudah menjambakku dan menamparku. "TOLOL ya kamu !" bentaknya.

"Gajimu kupotong karena kamu seenaknya kasih crot gratis sekali. Inget ini mulut, ini memek semua punya gw. Loe itu budak dan buruh. 8 jam u dibayar di sini dan gw yang in-charge. u gak boleh kasih jasa-jasa gratisan. Ngerti lonte ?" tanyanya kasar.

Aku hanya bisa menangis dan mengangguk.
"Sebagai hukuman karena u kasih gratisan nelen sperma, loe bakal nelen sperma anjing sebagai hukuman besok." titahnya.

"Lanjut kerja yang bener sekarang ! Nanti sejam lagi baru ada pelanggan lagi." bentaknya sambil ia beranjak dan beberapa cowok medekatiku, mereka akan memvideokanku untuk konten penyiksaan lain.

Selanjutnya mereka tanpa perasaan sama sekali menjenggut rambutku dan menarikku lalu menyiapkan scene dimana aku disiksa untuk direkam.

"Biarkan aku istirahat dulu sebentar...please.... aku dah gak kuAAaaaaaarghh" mereka menendang vaginaku dengan kasar.
"Buruh istirahat melulu. Cambuk dia sepuluh kali !" ujar salah satu pria yang menarikku.

Aku diseret dan didorong ke lantai, kemudian salah satu temannya mencambuk payudaraku sepuluh kali dengan sadis. Selanjutnya mereka ingin membuat video penyiksaan dimana aku dalam keadaan telanjang diberi waktu 30 menit untuk mengumpulkan kerikil dan batu seberat 50kg.

Mereka meletakan baskom besar dan timbangan  yang biasa untuk kolian di tengah gudang disorot dengan lampu.

Kupikir 50kg kalau aku membawa sekali jalan 2kg atau 3 kg tentu ini akan mudah. Tapi aku terlalu naif.

Mereka memasangkan borgol besi di kedua pergelangan kakiku. Kedua borgol ini tersambung dengan rantai berat sepanjang 40cm. Sehingga kakiku tidak bisa membuka terlalu lebar. Tentunya mereka juga memasangkan collar besi juga di leherku. Dan kemudian ada rantai yang dari collar leherku yang disambungkan dengan gembok besi ke rantai di kakiku. mereka mengaturnya sehingga aku tidak bisa berdiri dan hanya bisa jalan seperti jalan bebek. sambil berjongkok. Kemudian kedua tanganku diborgol di punggungku dengan borgol polisi biasa.

Aturannya sederhana, dalam 30 menit ini aku harus mengumpulkan 50kg kerikil dan batu. Jika aku gagal maka aku akan dihukum dengan  ditembak air soft gun dari jarak 25meter. setiap kurang 1 kg aku akan ditembak oleh 1 peluru plastik.

Tapi yang lebih mengerikan adalah aku tidak boleh membawa batu menggunakan tangan. Aku harus transportasi kerikil-kerikil dan batu itu menggunakan lubang di tubuhku. yang berarti aku harus membawanya di mulutku, di liang vaginaku, dan di duburku.

Ini sangat mengerikan. Aku hanya bisa pasrah melaksanakan game mengerikan ini. Mereka tentunya mengawasiku dengan kamera dan permainanpun dimulai. Aku harus berjalan sambil jongkok tanpa alas kaki ke luar dari gudang ini. Sungguh melelahkan, untuk keluar dari gedung reyot ini saja hampir 1 menit. Kemudian aku mencari batu-batu kerikil disekitar gedung. Pertama aku menggunakan mulutku dan bisa mengambil satu atau dua kerikil.

berikutnya tanganku yang diborgol di belakang meraih-raih batu kerikil untuk kumasukan ke dalam liang vaginaku. Memasukan kerikil ke dalam liang vagina tidaklah lucu. Rasanya mengerikan sekali. Aku hanya bisa menangisi kepedihan ini dan mengerjakannya.

Tentunya setelah 30 menit berlalu tidak banyak yang bisa kuberikan, hanya ada sekitar 5kg sekian karena aku mencari batu yang agak berat. Sungguh menyedihkan berikutnya mereka menghukumku dengan menembakan air softgun ke tubuhku sambil direkam tentunya.

Bentol-bentol merah menghiasi payudara dan perutku. Tentunya ketika aku ditembaki mereka memasangkan faceshield dari kaca helm bening agar tidak kena wajah.

Setelah itu aku masih harus melayani pelanggan 2 orang lagi yang masing-masing mengambil paket 1X crot sebelum aku bisa pulang.

Aku mengambil baju kemben dan rok mini yang sudah kotor terinjak-injak sebagai keset. Kemben putih yang penuh dengan injakan dan agak basah, serta rok pendek kuning muda yang juga samanya tampak menyedihkan. Aku berjalan pulang ke kosan yang berjarak 1km dari pintu pabrik.

Sedangkan Nur menggunakan mobilku yang sudah menjadi miliknya karena hutangku padanya sangat banyak.

Seperti yang sudah kuceritakan sebelumnya aku bahkan tidak sanggup membayar kosan, makan saja sulit sehingga aku tinggal di gudang salah satu kosan Nur dan selama aku tinggal di sana, aku juga menjadi pembantu di sana dan memiliki tugas membersihkan bangunan kos itu seperti kerjaan pembantu lainnya.

Ketika bekerja aku hanya diijinkan memakai baju dari karung sebagai status rendahku dan semua penghuni kosan bebas menggunakanku. Bahkan kamarku yang merupakan gudang pintunya diganti menjadi pintu jeruji sehigga aku benar-benar tidak memiliki privasi. Aku hanya boleh telanjang ketika di gudang. Aku hanya boleh berpakaian goni dan karung di wilayah kosan ketika bekerja. Baju karungpun sangat minim dan compang camping mereka buat sehingga vagina dan buah dadaku sebetulnya bergerak sedikit saja kelihatan. Jika aku hendak keluar barulah aku boleh berpakaian seksi.

Selama dua tahun ini ya aku masih bolak balik ke penjara ketika mens dan juga disiksa setiap malam. Aku juga bekerja seperti pembantu, kadang anak-anak kosan yang kebanyakan buruh juga memakai dan mengerjaiku.

Pernah juga ketika bulan puasa aku diberikan baju goni yang lebih tertutup dan ketika mereka berbuka. Aku akan diikat terbalik seperti huruf Y dan mereka akan menancapkan bunga di dalam vaginaku menjadikanku pot bunga untuk acara buka bersama mereka.

Pernah juga aku dipaksa mengepel menggunakan lidahku atau baju sehari-hariku.

Belum lagi aku yang sekarang sudah melayani mulai dari anjing liar sampai gelandangan sebagai bahan konten video-video pornoku yang beredar di deep web dan juga situs-situs porno mancanegara. Nur semakin kaya dan juga mulai membuka bisnis legal, dia tahu buruhnya ini masa pakainya tidak akan lama. Aku sudah mendengar rencana-rencana mereka akan melenyapkanku selamanya jika sudah tidak produktif dengan menjualku sebagai budak ke sultan-sultan timur tengah ataupun kepada orang kaya di luar negeri sana.

Keluargaku masih menyangka aku dalam penjara begitu juga Mona yang kini bisnisnya sudah semakin besar. Jika tidak ada Nur dan kejadian ini mungkin aku sudah kaya raya dan menikmati hidup seperti Mona yang kulihat di instagramnya. Alih-alih hidupku seharusnya gemerlapan, kini hanya ada kegelapan. Akupun sadar keluargaku sudah membuangku karena aku mempermalukan keluarga. Tidak sekalipun mereka menjengukku di penjara.

Entah berapa lama lagi aku akan bertahan dalam penderitaan seperti ini. Aku sudah ingin mati saja dengan kehidupan yang seperti ini. Apakah masih ada harapan untukku ?

 ----------------------------

17 August 2024

Pendahuluan : Budak ini diperintahkan oleh master untuk mengupdate blog "Budak harus memohon maaf ke warga Indonesia lain di blog bud...